R. Ardiyansyah (ERC1C012117)
Program Strata 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Jambi Kampus Program
Reguler Mandiri UNJA Telanaipura Jambi
Wiwik Tiswiyanti, S.E., M.M., Ak.,CA
Dosen Pembimbing Program Strata 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas
Jambi Kampus ProgramReguler Mandiri UNJA Telanaipura Jambi
Misni Erwati, S.E., M.Si
Dosen Pembimbing Program Strata 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas
Jambi Kampus ProgramReguler Mandiri UNJA Telanaipura Jambi
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of PAD, General Allocation Fund, Special
Allocation Fund, and financial independence simultaneously and partially to the
Human Development Index of the Regency/City in Jambi Province Year 2009 - 2013.
The populations used in this study are the Regency/City in Jambi Province Year 2009 2013. The analysis method in this research using panel data regression. The results
showed that the PAD, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, and local
financial independence simultaneously affected to the Human Development Index in the
Regency/City in Jambi in 2009 - 2013. The results of this study also showed that
partially General Allocation Fund and Special Allocation Fund influence on the Human
Development Index while the PAD and local financial independence does not affect the
Human Development Index
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kemampuan
daerah
dalam
mengolah sumber daya yang dimiliki
dapat dijadikan sebagai sumber
kekayaan bagi daerah. Pengelolaan
daerah dapat menciptakan lapangan
kerja baru dan dapat merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi, dan
dapat menambah dana alokasi umum,
belanja
modal
dan
kualitas
pembangunan manusia pendapatan bagi
daerah.
Landasan yuridis yang mengatur
tentang pelaksanaan otonomi daerah
telah di perbarui sebanyak 2 kali.
Landasan yuridis yang mengatur
tentang
Otonomi
Daerah
dan
desentrialisasi Fiskal yang telah di
perbarui dengan di keluarkannya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang
Pemerintahan
Daerah
memberikan kewenangan penuh bagi
masing-masing daerah, baik di tingkat
provinsi,
maupun
di
tingkat
kabupaten/kota untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga daerahnya
dengan sedikit mungkin intervensi
pemerintah pusat. Kebijakan tersebut
dikenal dengan nama Otonomi Daerah.
Daerah otonom dapat memiliki
pendapatan yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan urusan
rumah tangganya secara efektif dan
efisien dengan memberikan pelayanan
dan pembangunan. Tujuan pemberian
otonomi daerah tidak lain adalah untuk
lebih meningkatkan kesejahteraan dan
pelayanan
kepada
masyarakat,
pengembangan
kehidupan
berdemokrasi, keadilan, pemerataan,
Khusus
dan
Kemandirian
Keuangan Daerah Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian
ini berharap dapat bermanfaat bagi
pihak yang terkait secara langsung
maupun tidak. Manfaat yang diperoleh
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan oleh
pemerintah
kabupaten/kota
di
Provinsi Jambi dalam menyusun
kebijakannya
guna
terkait
pendapatan asli daerah, dana
alokasi umum, dana alokasi khusus,
kemandirian keuangan daerah yang
diukur
dengan
indeks
pembangunan manusia.
2. Sebagai referensi kepada peneliti
lain guna mengembangkan dan
menambah pengetahuan untuk
penelitian selanjutnya.
3. Bagi peneliti, dapat menambah
wawasan
penulis
khususnya
tentang pendapatan asli daerah,
dana alokasi umum, dana alokasi
khusus, kemandirian keuangan
daerah
terhadap
indeks
pembangunan manusia.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor
Publik
Definisi akuntansi sektor publik
dari sudut pandang ilmu ekonomi
menurut Mardiasmo (2002:2) yaitu
suatu
entitas
yang
aktivitasnya
berhubungan dengan usaha untuk
menghasilkan barang dan pelayanan
publik dalam rangka memenuhi
Tujuan
Akuntansi
Sektor
Publik
Akuntansi
Sektor
Publik
merupakan alat informasi yang baik
bagi pemerintah sebagai manajemen
maupun alat informasi bagi publik.
Untuk itu Akuntansi Sektor Publik
harus memiliki tujuan yang jelas.
Menurut
American
Accounting
Assosiation (1970) dalam Glynn (1993)
yang dikutip oleh Ulum (2004:5)
menyatakan bahwa tujuan akuntansi
pada organisasi sektor publik adalah
untuk:
1. Memberikan
informasi
yang
diperlukan untuk mengelola secara
tepat, efesien, dan ekonomis atas
suatu operasi dan alokasi sumber
daya yang dipercayakan kepada
organisasi. Tujuan ini terkait
dengan pengendalian manajemen
(management control);
2. Memberikan
informasi
yang
memungkinkan bagi manajer untuk
melaporkan
pelaksanaan
tanggungjawab mengelola secara
tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang
menjadi
wewenangnya;
dan
memungkinkan
bagi
pegawai
pemerintahan untuk melaporkan
perkiraan
sumber
daya
yang
dibutuhkan, biasanya dibandingkan
dengan periode masa lalu dan
menunjukkan kebutuhan pada masa
yang akan datang.
2.2 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut Mardiasmo (2002:
132), pendapatan asli daerah adalah
penerimaan yang diperoleh dari sektor
pajak daerah, retribusi daerah, hasil
perusahaan
milik
daerah,
hasil
pengeloalaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan
asli daerah yang sah. Di dalam UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan
Keuangan
Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah disebutkan bahwa sumber
pendapatan
daerah
terdiri
dari
Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil
Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan
Asli Daerah sendiri terdiri dari:
1.
2.
3.
pajak daerah,
retribusi daerah,
hasil pengolahan kekayaan daerah
yang dipisahkan,
4. lain-lain PAD yang sah
.
Klasifikasi PAD yang terbaru
berdasarkan Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 terdiri dari:
Pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan daerah yang dipisahkan,
dan lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah. Jenis pajak daerah dan
retribusi daerah dirinci menurut objek
pendapatan sesuai dengan undangundang tentang pajak daerah dan
retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan
dirinci menurut objek pendapatan yang
Pembangunan
harus
memberikan
dampak terhadap peningkatan kualitas
hidup manusia secara menyeluruh, baik
menyangkut pemenuhan kebutuhan
fisik maupun non fisik. Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau
disebut
juga
dengan
Human
Development Index (HDI).
2.8.1
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini tergolong pada
penelitian
kuantitatif.
Penelitian
kuantitatif merupakan metode untuk
menguji teori-teori tertentu dengan cara
meneliti hubungan antar variabel (Noor,
2013:38).
Penelitian
kuantitatif
didasarkan pada paradikma positivisme
yang
bersifat
logico-hypothecoverifikatif dengan berlandaskan pada
asumsi mengenai obyek empiris (Juju
Suriasumantri, 1978 dalam Sugiyono,
2007).
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi merupakan kelompok
elemen yang lengkap, yang biasanya
Sampel Penelitian
Sampel Sampel adalah suatu
himpunan bagian (subset) dari unit
populasi
(Kuncoro,
2013:103).
Pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan metode total sampling
dimana seluruh anggota populasi
dijadikan sebagai sampel penelitian.
sampling dimana populasi yang akan
dijadikan sampel penelitian.
III.3 Jenis Data
Sumber data penelitian ini adalah
data
sekunder.
Penelitian
ini
menggunakan data panel (gabungan
data cross section dan time series). Data
tersebut berupa softcopy Laporan
Realisasi Anggaran dan softcopy Indeks
Pembangunan Manusia kabupaten/kota
di Provinsi Jambi diperoleh dari website
resmi Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan (www.djpk.kemenkeu. go.id)
dan
Badan
Pusat
Statistik
(www.bps.go.id).
III.4 Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah semua variable
independen
baiksecara
simultan
maupun secara parsial mempengaruhi
variable dependen yang mana dilakukan
Ho1 : 1 = 0
Menunjukkan variabel
X1 (Pendapatan Asli Daerah) tidak
berpengaruh terhadap variabel Y
(Indeks Pembangunan Manusia).
Ha1 : 1 0
Menunjukkan
X1
(Pendapatan
Asli
Daerah)
berpengaruh terhadap variabel Y
(Indeks Pembangunan Manusia).
b. Hipotesis Kedua
Ho2 : 2 = 0
Menunjukkan variabel
X2 (Dana Alokasi Umum) tidak
berpengaruh terhadap variabel Y
(Indeks Pembangunan Manusia).
Ha2 : 2 0
Menunjukkan X2 (Dana
Alokasi Umum) berpengaruh
terhadap variabel Y (Indeks
Pembangunan Manusia).
c. Hipotesis Ketiga
Ho3 : 3 = 0
Menunjukkan variabel
X3 (Dana Alokasi Khusus) tidak
berpengaruh terhadap variabel Y
(Indeks Pembangunan Manusia).
Ha3 : 3 0
Menunjukkan X3 (Dana
Alokasi Khusus) berpengaruh
terhadap variabel Y (Indeks
Pembangunan Manusia).
d. Hipotesis Ketiga
Ho4 : 4 = 0
Menunjukkan variabel
X4
(Kemandirian
Keuangan
Daerah)
tidak
berpengaruh
terhadap variabel Y (Indeks
Pembangunan Manusia).
Ha4 : 4 0
Menunjukkan
X4
(Kemandirian Keuangan Daerah)
berpengaruh terhadap variabel Y
(Indeks Pembangunan Manusia).
atas
HASIL PENELITIAN
PEMBAHASAN
DAN
4.1.2
V.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini,
maka peneliti menyumbangkan saran
sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya supaya
melakukan
penelitian
dengan
menggunakan periode penelitian
yang
lebih
lama
sehingga
diharapkan akan meningkatkan
signifikansi hasil penelitian.
2. Bagi peneliti selanjutnya supaya
menambahkan
variabel-variabel
lain
sebagai
variabel
yang
mempengaruhi
Indeks
Pembangunan Manusia seperti
faktor
pertumbuhan
ekonomi,
potensi sumber daya, jumlah
belanja modal dan lain sebagainya
3. Bagi peneliti selanjutnya supaya
melakukan
penelitian
dengan
menggunakan variabel kemandirian
keuangan daerah sebagai variabel
intervening yang menghubungkan
antara variabel PAD, DAU dan
DAK dengan Indeks Pembangunan
Manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukriy dan Abdul Halim,
2004, Pengaruh Dana Alokasi
Umum dan Pendapatan Asli Daerah
terhadap
Belanja
Pemerintah
Daerah
Studi
kasus
Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali.
Jurnal
Ekonomi
STEI
Nomor.2/Th.XII/25/April-Juni
2004: 90-109: Yogyakarta.
Ardiansyah, dkk. 2014. Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum Dan Dana Alokasi
Khusus
Terhadap
Indeks
Pembangunan
Manusia
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa
Tengah. SNA XVII. Lombok.
Badan Pusat Statistik. 2014. Indeks
Pembangunan
Manusia
dan
Komponennya,
20102012.
http://www.bps.go.id, diakses pada
tanggal 08 Juni 2014.
Christy, F Andrea dan Priyo H
Adi.2009. Hubungan antara Dana
Alokasi Umum, Belanja Modal,
dan
Kualitas
Pembangunan
Manusia. Dalam Jurnal National
Conference UKWMS, 10 Oktober.
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga: Surabaya.
Direktorat
Jenderal
Perimbangan
Keuangan. 2010. LGF Realisasi
(Annual).
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/
diakses pada 20 Mei 2014.
Ida, Bagus Firda Rizky 2014. Pengaruh
Kemandirian Keuangan Daerah
Dan Keserasian Alokasi Belanja
Terhadap Indeks Pembangunan
Manusia. SNA ISSN: 2303-0178.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariat Dengan Program SPS,
Edisi
4,
Badan
Penerbitan
Universitas Diponegoro: Semarang.
2001. Manajemen
Daerah.
UGM.
Otonomi,
Jakarta.
Ghalia
Indonesia,