Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PEMBAHASAN
1.1 Beberapa Pokok Pemikiran Awal Tentang Manajemen Strategik
A. Manajemen Strategik Sebagai Suatu Bidang Kajian Yang Menyeluruh
Strategi merupakan salah satu hal penting karena ia memberikan landasan
untuk mencapai suatu tujuan dalam berbagai bentuk. Didasari atau tidak, ia
mempunyai andil dalam setiap pengambilan keputusan manajerial dan juga secara
teoritis menjadi suatu hal yang tak bisa dipisahkan dari setiap ilmu manajemen.
Oleh karena itu, Manajemen Strategik (Strategic Manajemen), perencanaan
komprehensif (comprehensive plan) atau apa sajalah nama yang diberikan untuknya
perlu dikaji saksama.
Ia berusaha mengintegrasikan seluruh cabang manajemen dalam kesatuan
yang selaras guna mencapai suatu tujuan besar yang disepakati bersama. Menurut
John Andrew Pearce dan Richard Benjamin Robinson, Manajemen Strategik
merupakan Ilmu yang mengkaji kumpulan keputusan dan tindakan sebagai hasil dari
penerapan rencana guna mencapai tujuan suatu perusahaan. Berdasarkan namanya,
kita dapat menyatakan bahwa strategi merupakan tumpuan utama bidang kajian ini.
Strategi itu sendiri berasal dari istilah Yunani, strategos, yang memiliki arti harfiah
Jenderal. Sehingga, secara harfiah pula, strategi dimaknai sebagai seni berperang
para jenderal yang memimpin suatu peperangan. Sebagai mana dikatakan oleh Robert
Ernest Wood, Ketua Dewan Komisaris Sears, Roebuck & Co, dalam satu segi, bisnis
atau usaha merupakan medan pertempuran. Dalam pengertian kekinian, strategi
terkait erat dengan bagaimana manajemen puncak suatu organisasi atau perusahaan
yang harus mengatur siasat sedemikian rupa sehingga persaingan yang ketat mampu
dimenangkan.
Adapun mengenai batasan mengenai pengertian strategi itu sendiri, terdapat
beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar yang barang kali antara satu dan
yang lainnya mengandung perbedaan sudut pandang. Alfred Chandler memandang
1

strategi sebagai Penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang suatu perusahaan dan
alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Sementara Kennet
Andrew dalam the concept of corporate strategy mengartikan strategi sebagai Upaya
untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan
peluang serta ancaman dalam lingkungan yang dihadapi. Sedangkan menurut
pendapat Kinichi Ohmae seorang pakar pemasaran sekaligus konsultan manajemen
tersohor dan penulis buku The End of Nation State- Strategi adalah Keunggulan
bersaing guna mengubah kekuatan perusahaan menjadi sebanding atau melebihi
kekuatan pesaing melalui cara yang paling efisien. Adapun Benjamin Tregoe dan
John Wiliam Zimmerman mendefinisikan strategi sebagai Kerangka yang
membimbing dan mengembalikan pilihan-pilihan yang menetapkan arah serta
karakteristik suatu organisasi.
Seringkali, strategi diucapkan atau diidentikkan dengan taktik. Apa yang
terjadi itu tidak mutlak salah mengingat batasan perbedaan antara keduanya memang
samar. Hanya saja, secara teoritis dan teks book, keduanya dibedakan. Perbedaan
antara strategi dan taktik diantaranya adalah:
a. Dari sudut pandang tingkat perilaku, strategi dikembangkan pada manajemen
tingkat puncak dan berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam level
ini, sedangkan taktik dirumuskan pada tingkat manajemen yang lebih rendah.
b. Berdasarkan
tingkat
keteraturannya,
perumusan
strategi
adalah
berkesinambungan namun tidak teratur karena harus menyesuaikan diri
dengan dinamika yang terjadi. Sementara taktik ditentukan atas dasar siklus
periodik dengan jangka waktu relatif tetap, seperti halnya anggaran tahunan.
c. Atas dasar jumlah alternatif kemungkinan, strategi mempunyai lebih banyak
pilihan daripada taktik.
d. Dari segi rentang waktu, strategi lebih mengarah kepada jangka panjang,
sedangkan taktik lebih mengacu pada hasil dalam jangka pendek.
e. Mengingat bahwa taktik diterapkan pada tingkat hierarki managerial yang
lebih rendah, ia cenderung lebih rinci tergambar.

Secara tersirat strategi adalah faktor penting karena perusahaan akan selalu
menghadapi
berbagai tantangan, termasuk juga (terutama) kondisi eksternal.
Manajemen Strategik mempunyai beberapa bidang kajian sekaligus tugas utama
yakni:
a. Perumusan misi perusahaan (company mission) termasuk pula falsafah dasar
dan tujuan yang hendak dicapainya.
b. Pengembangan suatu profil perusahaan (company profile) yang
menggambarkan secara tepat kemampuan dan kondisi internal perusahaan.
c. Penilaian terhadap terhadap kondisi eksternal yang bisa menjadi peluang
menjadi ancaman.
d. Analisis pilihan-pilihan yang hendak ditentukan oleh perusahaan dengan
memerhatikan sumber daya yang senyatanya dimiliki.
e. Identifikasi pilihan yang dinilai paling optimal yang sesuai dengan misi
perusahaan.
f. Perumusan sekumpulan tujuan jangka panjang dan strategi global.
g. Pengembangan tujuan jangka pendek yang tidak bertentangan dengan tujuan
jangka panjang dan strategi keseluruhan.
h. Penerapan alternatif strategi dengan alokasi sumber daya yang telah
direncanakan.
i. Evaluasi keberhasilan dan kegagalan proses strategis agar keputusan yang
ditentukan pada masa datang lebih baik.
Manajemen Strategik mencakup pula aliran keputusan (stream of decission),
pengembangan strategi yang paling efektif, cara merumuskan strategi, bagaimana
mentukan keputusan, dan merancang program penting, demikian juga, ia
berhubungan dengan penentuan keputusan pada masa sekarang yang akan mampu
mewarnai masa depan. Mengingat luasnya bidang garap yang dicakup dan
rumitnya tugas yang diemban, tidak mengherankan jika Manajemen Strategik
disebut pula perencanaan menyeluruh (comprehensive planning), manajemen
sistematis (systematic management) atau perencanaan strategi

(strategy

planning), selain itu ia juga merupakan semacam falsafah, cara hidup dan
komitmen.
Mempelajari atau menerapkan Manajemen Strategik menjadi semakin
bermakna karena dalam kenyataanya suatu organisasi atau perusahaan sering kali
menghadapi masalah anatra lain:
a. Alamat sumber daya dan dana yang selalu terbatas dibandingkan dengan
tujuan yang hendak dicapai.
b. Upaya memadukan nilai dan tujuan, atau bahkan ambisi masing-masing
individu sehingga selaras dengan tujuan dan nilai yang dianut oleh
perusahaan.
c. Identifikasi risiko yang mungkin terjadi, tingkat pertumbuhan yang masuk
akal, dan kondisi persaingan yang senyatanya.
d. Penciptaan hubungan yang bagus antara seluruh tingkatan dan kelompok
manajemen dalam organisasi atau perusahaan.
e. Penciptaan aliran informasi yang mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Secara pribadi seorang manajer atau pimpinan perlu juga mempelajarinya karena
ia sangat mungkin menemui masalah, trade off, atau bahkan dilema, diantaranya:
a.
b.
c.
d.

Fleksibilitas janga pendek dengan perencanaan jangka panjang.


Efisiensi biaya dengan inovasi.
Integritas dalam dinamika global dengan adaptasi terhadap aspek global.
Bersaing atau bekerjasama dengan pihak lain.

B. Tingkat dan Tahapan Perkembangan Strategi


Penerapan strategi pada suatu organisasi atau perusahaan terkait erat dengan
kerumitan dan ketidakpastian yang dihadapi, di samping tujuan utama. Oleh karena
itu, pelaksanaannya harus benar-benar memerhatikan beberapa pertimbangan di
anataranya adalah: perkembangan lingkungan eksternal. Demikian juga, masingmasing tingkatan manajemen memerlukan strategi dalam karakter tertentu. Sejak
awal tahun 50-an, strategi telah mengalami beberapa metamorfosa atau tahap
perkembangan. Tahapan itu antara lain:

a. Perencanaan strategi yang lebih menitikberatkan pada aspek keuangan dan


anggaran.
b. Perencanaan strategi perusahaan yang ditunjang oleh proyeksi atas penjualan
dan arus investasi, peluang produk, serta peluang pasar.
c. Analisis industri dan posisi persaingan dengan bantuan serangkaian modal
strategi yang dirumuskan oleh konsultan manajemen.
d. Mengeploitasi keunggulan strategi tertentu yang dimiliki oleh perusahaan atas
dasar penelusuran ke dalam secara seksama.
Penerapan strategi yang dipandang berhasil, pada umumnya ditentukan oleh
kepiawaian para perumusannya. Selain itu, ia juga merupakan kombinasi dan
perpaduan asersi antara empat karakteristik utama yang terdiri atas:
a. Tujuan yang mudah dipahami oleh setiap pribadi yang terlibat dalam
perusahaan.
Yang dimaksudkan di sini adalah bahwa setiap anggota organisasi atau
perusahaan dengan mengetahuai apakah yang hendak dicapai oleh lembaga
tempat mereka bernaung itu serta bagaimana mereka melakukan berbagai
tindakan yang menunjang tujuan tersebut atau setidaknya bersedia untuk tidak
melakukan perbuatan yang merugikan.
b. Penilaian dan analisis secara cermat atas lingkungan internal serta eksternal.
Seringkali kemampuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan secara rinci serta peluang dan ancaman yang ada merupakan
setengah dari keberhasilan, sehingga perusahaan tinggal mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang ada sembari berusaha keras menghindari
tindakan yang mengandung risiko.
c. Penilaian dan alokasi sumber daya yang tepat.
Apa saja sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan dialokasikan
untuk kegiatan yang mana harus dipikirkan secara cermat agar tidak terjadi
kemubaziran disatu sisi serta kekurangan sumber daya di sisi lain.
d. Kemampuan melakukan improvisasi sesuai dengan perkembangan keadaan.
Setiap langkah yang dirumuskan belum tentu akan bertemu dengan
keadaan yang diinginkan. Manakala keadaan telah berubah, perumus
5

kebijaksanaan harus mampu melakukan modifikasi atau bahkan perombakan


atas strategi yang direncanakan itu. Barangkali, apabila digambarkan dalam
suatu bagan, interaksi antara empat karakteristik penentu keberhasilan strategi
adalah sebagai berikut:

Penerapan strategi yang berhasil

Kemampuan melakukan improvisasi sesuai pekembangan keadaan

Gambar

Tujuan yang mudahPenilaian


dipahamiterhadap
semuanya
keadaan lingkungan
secara
cermat
Penilaian dan
alokasi
sumberdaya secara tepa
Karakteristik Penentu Keberhasilan Pelaksanaan Strategi

Sedangkan bila ditinjau dari hierarki pengambilan keputusan manajerial,


strategi terbagi atas tiga tingkatan: yakni strategi ditingkat perusahaan (corporate
level), strategi tingkat unit usaha (business unit level), dan yang paling rendah adalah
strategi di tingkat fungsional (fungsional level). Ketiga memilik kekhususan dan
rentang kendali yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pada tingkat perusahaan, perumusan strategi dan pengambilan keputusan
pelaksanaannya dilakukan oleh dewan direksi (board of directors), dan direktur
utama (president directors), dewan komisaris (board of comissionaries), atau pejabat
pelaksana kepala (chief eksekutif officer) keputusan yang diambil lebih berorientasi
pada nilai (value oriented) dan bersifat konseptual. Mereka bertanggungjawab atas
upaya untuk membangun citra perusahaan memunculkan dan memperlihatkan
kepedulian sosial perusahaan, mengeksploitasi kemampuan khusus perusahaan dan
mengembangkan rencana jangka panjang.

Sedangkan pada tingkat unit usaha, pengambilan keputusan dilakukan oleh


manajer pengelola usaha. Para manajer harus menjadi jembatan penghubung antara
pelaku di tingkat perusahaan dengan tingkat fungsional. Mereka dituntut untuk dapat
menerjemahkan sedemikian rupa sehingga strategi yang dijalankan pada tingkatan
perusahaan mampu direspon oleh pelaksana di tingkat pelaksana. Konon, keputusan
yang mereka tentukan lebih berisiko namun juga cepat memberikan keuntungan.
Keputusan strategi yang dirumuskan oleh manajer usaha antara lain adalah di mana
perusahaan akan memasarkan produknya, segmen pasar yang dipilih, serta bagaimana
harus meningkatkan pangsa pasar yang ada.
Sementara para pengambil keputusan pada tingkat fungsional tediri atas
manajer keuangan dan akuntansi, sumberdaya manusia, pemasaran, atau penelitian
dan pengembangan. Mereka herus mengembangkan rencana tahunan dan strategi
jangka pendek di bidang yagn diampu. Hal tersebut mencangkup pula juga pemberian
nama produk, penelitian untuk pengembangan pasar, dan penentuan peralatan
produksi yang akan dibeli. Merekalah pelaksana strategi perusahaan yang lebih
bersifat visioner, sehingga strategi mampu diterjemahkan dalam langkah yang bersifat
operasional. Secara logika bahasa, para manajer fungsional melakukan sesuatu
dengan benar (doing something right), sedangkan manajer pada tingkat perusahaan
melakukan sesuatu yang benar (doing something righting). Sebagaimana empat
karakteristik penentu keberhasilan pelaksanaan strategi di atas, tingkatan strategi
dapat digambarkan sebagai berikut:

Strategi tingkat perusahaan

Strategi
usaha dibidang
Strategi
keuangan
usaha dibidang pengadaan tenaga kerja
Strategi usaha manufaktur produk
elektronika

7
Strategi penilaian dan pengembangan
Strategi keuangan dan akuntansi
Strategi sumber daya manusia

Gambar
Tingkatan Strategi

C. Aspek Formal dalam Manajemen Strategi


Sebagai bagian dari aktivitaas organisasi atau perusahaan, manajement
strategik tidak dapat terlepas dari tinjauan yang bersifat formal. Aspek formal
manajemen strategik tersebut berkaitan dengan sejauh mana partisipasi, tanggung
jawab, wewenang dan keleluasan dalam menentukan keputusan dilimpahkan. Hal
tersebut dipandang urgen karena berkaitan dengan biaya, kelengkapan sarana,
ketepatan, dan keberhasilan perencanaan.
Ada beberapa hal yang menetukan besarnya cakupan aspek formal dalam
manajemen strategis. Di antaranya adalah ukuran organisasi atau perusahaan, gaya
manajemen yang dianut, kompleksitas lingkungan, proses produksi, dan problematika
yang dihadapi. Perusahaan kecil mengikuti model kewiraswastaan (emterpreneurial
model). Sedangkan perusahaan besar menganut sistem perencanaan menyeluruh yang
disebut model perencanaan (planning model). Sementara yang bersifat adaftif
merupakan anutan perusahaan skala menengah.
Secara ideal, setiap tingkatan manajemen harus memiliki orang yang mampu
memutuskan suatu keputusan dan merumuskan strategi. Untuk tingkatan perusahaan,
langkah itu dilaksanakan oleh pejabat pelaksanakepala (chief executive officier), pada
tingkat unit usaha dilakukan oleh manajer produk dan pada level fungsional
dilakukan oleh kepala bagian fungsional. Mengingat bahwa setiap keputusan yang
dirumuskan oleh setiap tingkat berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup

perusahaan, manajer puncak harus tetap berperan dalam mengawasi pelaksanaannya.


Pihak manajemen puncak mengemban tanggung jawab yang luas untuk semua unsur
perencanaan utama mereka harus memberikan pengarahan jangka panjang terhadap
perusahaan.
Dengan mengimplementasikan aspek-aspek yang terkait dengan manajemen
strategis, para manajer akan mampu bekerja secara lebih sistematis karena didukung
oleh perencanaan yang baik. Selain itu ada beberapa manfaat yang dapat diraih
diantaranya:
a. Perusahaan akan mampu mengantisipasi potensi permasalahan yang terjadi.
b. Perusahaan dapat mengantisipasi perubahan dan dinamika lingkungan.
c. Posisi perusahaan dalam lingkup yang lebih besar dalam diidentifikasikan
dengan lebih cepat.
d. Perumusan tujuan dapat dilakukan dengan lebih jelas.
e. Pengalokasian sumber daya secara lebih efektif dapat dilaksanakan.
f. Beberapa faktor yang menjadikan perusahaan berhasil dalam kancah
persaingan akan mampu diidentifikasikan.
D. Beberapa Pokok Pemikiran Awal Tentang Manajemen Strategik
Mengenai apa sajakah yang dianggap sebagai komponen manajemen strategis,
di antara para pakar masih saja terdapat sedikit perbedaan. Dalam artian bahwa
barang kali satu unsur tercakup dalam klasifikasi komponen manajemen strategik dari
seorang pakar namun berdasarkan batasan pakar lain tidak termasuk dalam kelompok
suatu komponen. Bisa juga namanya yang lain. Namun, secara umum, yang tergolong
kedalam komponen manajemen strategik diantaranya adalah:
a. Misi perusahaan (company mission)
Misi perusahaan adalah ungkapan maksud dan tujuan yang unik atau yang mampu
membedakan antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Selain itu ia akan
mampu

mengidentifikasi

ruang

lingkup

perusahaan.

Singkatnya,

misi

menggambarkan produk perusahaan, pasar, dan ruang lingkup lainnya yang


mencerminkan prioritas pengambilan keputusan strategis. Biasa juga misi ini
dipandang terkait dengan pertanyaan Dalam bisnis apakah kita berperan?
9

Sepertinya, misi perusahaan mengandung muatan ideal, yakni cita-cita mulia yang
hendak dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan.
b. Lingkungan eksternal (eksternal environment)
Merupakan gambaran dari keadaan yang memengaruhi pilihan strategis
perusahaan namun secara tipikal berapa diluar kemampuan pengendalian
perusahaan. Ia terdiri atas faktor ekonomi makro, kultural, politik, yuridis legal,
sikap serta penerimaan masyarakat, nilai yang dianut oleh suatu suku atau bangsa,
pendidikan dan pemerintahan. Aspek-aspek itu memang sulit dikendalikan oleh
suatu organisasi atau perusahaan karena memiliki daya determinasi yang besar
sehingga perusahaan atau organisasi itu harus melakukan adaptasi dengannya.
c. Profil perusahaan (company Profil)
Memberikan gambaran tentang kuantitas dan mutu dari keuangan perusahaan,
sumber daya manusia, dan sumber daya fisik yang dimiliki perusahaan, atau
dengan kata lain, profil perusahaan berusaha menjelaskan kemampuan dan
kelemahan internal yang sesungguhnya melekat padanya. Melalui profil
perusahaan ini, upaya untuk melinai secara cermat kekuatan serta kelemahan yang
dimiliki oleh manajemen perusahaan dan struktur organisasinya dilakukan.
d. Analisis dan pilihan strategis (strategyc analisis and chice)
Adalah upaya untuk mengidentifikasi kan peluang yang dianggap menarik guna
menentukan satu atau beberapa pilihan yang paling optimal. Proses ini mampu
menggabungkan bserangkaian pilihan yang bersifat taktis jangka pendek dengan
tujuan jangka penjang perusahaan. Analisis dan pilihan strategis juga mampu
menentukan letak posisi persaingan perusahaan dalam lingkungan eksternal yang
dihadapinya.
e. Tujuan jangka panjang (long term objectifes)
Merupakan keadaan yang ingin dicapai dalam suatu rentang waktu relatif lama
yang

ditentukan

oleh

perusahaan

tersebut.

Di

antaranya

mencakup

kemampulabaan, tingkat pengembalian investasi, posisi dalam pasar, kepeloporan


dalam bidang teknologi, produktivitas, tanggung jawab sosial, dan pengembangan,
serta optimalisasi kemampuan sumber daya manusia.
f. Strategi utama (gran strategy)

10

Strategi utama adalah rencana umum menyeluruh dari serangkaian tindakan utama
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjangnya.
Berkaitan

dengan

hal

ini,

terdapat

beberapa

pendekatan

dasar

untuk

mengidentifikasikannya yakni:
1. Konsentrasi (Concentration)
Strategi ini merupakan yang paling umum dan sering diterapkan.
Konsentrasi adalah strategi yang berusaha mengarahkan sumber daya dan
dana perusahaan yang ada untuk mengembangkan satu produk di mana ia
dibuat melalui teknologi dan dipasarkan dalam

pasar tertentu. Adapun

mengenai pasar global yang ditempuh bila perusahaan menerapkan strategi


-

konsentrasi adalah:
Perusahaan berusaha meningkatkan pemakaian produk yang dipasarkan

kepada para konsumen.


Pelanggan yang dimiliki oleh pesaing harus berusaha direbut.
Pembeli baru yang belum menjadi konsumen bagi produk yang dihasilkan

harus berusaha ditarik.


2. Pengembangan pasar (Market Developnent)
Melalui perluasan pasar wilayah pemasaran beserta segmennya

harus

diperluas. Perluasan pasar dilakukan dengan menambah jangkauan


pemasaran untuk barang yang telah diproduksi, di antaranya dengan
menambah pasar yang dianggap sebagai sasaran, saluran distribusi, dan
intensitas kegiatan promosi. Selain itu, perluasan pasar dilaksanakan pula
dengan menarik segmen pasar baru dengan mengembangkan beberapa
produk yang dinilai memiliki daya tarik bagi konsumen.
3. Pengembangan produk (Product Development)
Mengembangkan produk bisa berarti merubah produk yang dihasilkan secara
substansial atau hanya sebatas modifikasi ari produk yang telah ada. Produk
diubah secara substansial dalam artian bahwa perusahaan menciptakan
produk baru yang benar-benar berbeda dari semula, misalnya saja ketika
perusahaan produk rumah tangga menghentikan produksi produk sabun
mandi dan menggantikannya dengan pembersih kaca. Sedangkan modifikasi

11

dilakukan dengan menyempurnakan atau memperbaiki tampilan barang yang


ditampilkan seperti halnya hanya wujud fisik, aroma, serta kelebihan
lainnya.
4. Inovasi (Innovations)
Inovasi dilakukan dengan memanfaatkan daya cipta divisi penelitian dan
pengembangan, karyawan perusahaan atau siapa saja yang dipandang mapu
memberikan masukan mengenai barangay atau jasa baru yang harus
dihasilkan oleh perusahaan. Tentu saja, tidak setiap masukan akan senantiasa
diterima karena perusahaan harus memperhitungkan berbagai kemungkinan
atas diterimanya usulan untuk memproduksi produk baru tersebut.
5. Integrasi horizontal (Horizontal Integration)
Terjadi manakal perusahaan menambah unit usaha strategis yang dipunyai
yang menghasilkan barang sama dengan yang sebelumnya ada. Pada
umumnya integrasi horizontal ditempuh dengnan akuisisi, yaitu membeli
perusahaan pesaing yang menghasilkan produk sejenis. Akan tetapi,
pengertian produk sejenis ini tidaklah berarti harus sama dalam segala aspek.
Berdasarkan konteks aktual, integrasi horizontal bisa terjadi bila produk
yang dihasilkan oleh unit usaha baru memiliki keterkaitan dengan barang
yang diproduksi semula.
6. Integrasi vertikal (Vertical Integration)
Suatu perusahaan dipandang melakukan integrasi vertical manakala ia
melakukan perluasan usaha pada bidang yang menjadi garapan pemasok
ataupun konsumennya. Sebagai contoh, perusahaan membuat komponen
kendaraan bermotor mungkin saja mendirikan anak perusahaan yang
membuat baja lempengan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku guna
menghasilkan komponen kendaraan

seperti halnya sekrup, baut, serta

komponen lainnya. Selain itu perusahaan dapat pula mendirikan anak


perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan kendaraan bermotor.
7. Usaha patungan (Join Venture)
12

Usaha patungan dilakukan apabila dua atau beberapa perusahaan merasa


perlu bekerjasama mendirikan suatu usaha di mana modal serta perangkat
yang diperlukan diusahakan bersama.
8. Diversifikasi konsentratis (Concentric Diversification)
Diversifikasi konsentratis terjadi manakala perusahaan memutuskan untuk
melaksanakan ekspansi usaha dengan menambah unit usaha baru baik
melalui pertumbuhan internal maupun akuisisi pada bidang yang terkait
langsung atau tidak langsung dengan bidang usaha yang dimiliki
sebelumnya.
9. Diversifikasi konglomerasi (Conglomerate Diversification)
Dilakukan dengan membentuk unit usaha baru yang tidak memiliki
keterkaitan dengan bidang usaha inti yang sebelumnya menjadi penopang.
Melalui strategi ini, perusahaan ingin menyebar atau mengurangi risiko yang
timbul dari dinamika usaha, walaupun dalam praktiknya ada banyak
perusahaan yang gagal justru setelah melakukan ekspansi usaha melalui
diversifikasi konglomerasi.
10. Likuidasi (Liquidation)
Pada intinya, likuidasi ditempuh dengan membubarkan perusahaan apabila
keadaan yang terjadi padanya benar-benar sudah parah atau tidak bisa
ditolong lagi.
g. Tujuan Tahunan (Annual Objectives)
Hasil yang hendak diraih oleh suatu perusahaan dalam satu tahun terbentuk
sehingga ini juga dapat disebut tujuan berdimensi jangka pendek.
h. Strategi fungsional (Fungsional strategy)
Yakni strategi yang dilaksanakan oleh setiap unit fungsional perusahaan seperti
halnya bagian keuangan, departemen pemasaran, departemen produksi atau
penelitian dan pengembangan.
i. Kebijakan (Policies)

13

adalah untuk melaksanakan suatu tindakan atau arahan untuk mencapai tujuan.
Kebijakan menjelaskan bagaimana pencapaian tujuan harus dilaksanakan.
Berkenaan dengan strategi organisasi, kebijakan memberikan arahan kepada
perusahaan, atau pihak manajemen dalam rangka menerapkan strategi yang
diterapkan oleh organisasi.
j. Institusionalisasi Strategi (Institutionalization strategy)
Tujuan, strategi tahunan, strategi fungsional, dan kebijakan khusus dinilai penting
untuk

mengimplementasikan

strategi

perusahaan

keseluruhan.

Ia

harus

dilembagakan dalam arti bahwa ia harus diberikan semacam ruh pada perusahaan
melalui tiga komponen perusahaan yaitu struktur, kepemimpinan dan budaya
dengan istilah lain strategi harus diupayakan untuk dihayati oleh segenap anggota
atau perilaku dalam satu organisasi.
k. Pengendalian dan penilaian (Control and Evaluation)
Upaya untuk menelaah apakah rencana yang ditetapkan telah mencapai sasarannya
telah dilakukan. Hal tersebut memiliki arti penting sebagai alat untuk mengukur
ketepatan pencapaian sasaran. Untuk itu perusahaan harus mampu membentuk
semacam mekanisme untuk menentukan apakah rencana berjalan sesuai. Bisa
juga suatu perusahaan membentuk divisi auditing tersendiri atau menyerahkan
kepada konsultan yang dipilih dari luar perusahaan.

1.2 Konsep Dasar Manajemen Strategik


A. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu kegiatan,
pelaksanaannya dalam managing Pengelolaan-, sedang pelaksanaannya disebut
manager atau pengelola.

14

Manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan dasar yang


dibuat oleh manajemen puncak dan di implementasikan oleh seluruh jajaran suatu
organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
Mengapa manajemen strategik itu sangat penting ? ada tiga alasan pertama
yang paling penting adalah bahwa hal itu dapat membedakan seberapa baik kinerja
perusahaan. Mengapa beberapa perusahaan berhasil sementara yang lainnya gagal,
meskipun menghadapi kondisi lingkungan yang sama? (ingatlah contoh WalMart dan
Kmart kita.) Riset telah menemukan hubungan yang positif antara perencanaan
strategik dan kinerja.
Dengan kata lain, terlihat bahwa organisasi yang mengunakan manajemen
strategik mempunyai tingkat kinerja yang lebih tinggi. Dan itu membuatnya cukup
penting bagi para manager!
Alasan lain mengapa hal tersebut penting berhubunngan dengan fakta bahwa
manager di semua jenis dan ukuran organisasi terus menghadapi situasi yang
berubah. Mereka menghadapi ketidakpastian dengan mengunakan proses manajemen
strategik untuk memeriksa faktor-faktor yang relevan dan memutuskan tindakan apa
yang akan diambil.
Terakhir, manajemen strategik merupakan hal yang paling penting karena
organisasi bersifat kompleks dan beragam. Setiap bagian harus bekerja untuk
mencapai tujuan organisasi: manajemen strategik akan membantu melakukan hal ini.
Sebagai contoh, dengan lebih dari 2,1 juta karyawan di seluruh dunia yang bekerja
dalam berbagai departemen, area fungsional, dan toko, WalMart mengunakan
manajemen strategik untuk membantu mengoordinasikan serta memfokuskan usaha
para karyawan pada apa yang penting.
B. Hakikat Manajemen Strategik
Manajemen

strategik adalah seni dan ilmu penyusunan,

penerapan,

dan

peng-evaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan


suatu perusahaan mencapai sasarannya. Sesuai definisinya, manajemen strategis
berfokus pada proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan

15

perencanaan untuk mencapai sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk


menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen
strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu
bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga tahapan dalam manajemen
strategis, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi.
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya
disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi
tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan
terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar. Inti dari manajemen
strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana
sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk
memenuhi tujuan strategis. Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi
dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses
yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan
dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin
sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus
dimodifikasi. Seiring dengan adanya informasi baru telah tersedia, dia harus
digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
C. Tahap Tahap Manajemen Strategik
Proses manajemen strategik terdiri dari tiga tahap. Tahap-tahapnya sebagai
berikut

1. Perumusan strategi, Pada tahap ini mencakup kegiatan mengembangkan visi dan
misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka
panjang organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, dan
memilih strategi tertentu untuk digunakan.

16

2. Pelaksanaan strategi, Tahap ini mengharuskan perusahaan untuk menetapkan


sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumber daya sehingga perumusan strategis dapat dilaksanakan. Pelaksanaan strategis
mencakup pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan struktur
organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha usaha pemasaran, penyiapan
anggaran, pengembangan dan pemanfaatan sistem informasi, serta menghubungkan
kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi.
3. Evaluasi strategi, Tahap ini adalah tahap akhir dari manajemen strategis tiga
kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah :
a. Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan
perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini
b.

Mengukur kinerja, dan

c. Melakukan tindakan-tindakan korektif. Evaluasi strategi perlu dilakukan


karena keberhasilan saat ini bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di
hari esok.

D. Sifat dan Nilai Manajemen Strategik


Mengelola aktivitas internal perusahaan hanya merupakan sebagian dari
tanggung jawab eksekutif saat ini. Eksekutif modern juga harus menanggapi berbagai
tantangan yang berasal sari lingkungan eksternal perusahaan, baik yang jauh maupun
yang dekat. Untuk menangani segala sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan dan
profitabilitas perusahaan secara efektif, eksekutif menggunakan proses manajemen
yang menurut mereka dapat berfungsi secara optimal di lingkungan yang kompetitif
dengan memaksimalkan antisipasi terhadap perubahan lingkungan serta permintaan
internal kompetitif yang tidak terduga.
Manajemen Strategis didefinisikan sebagai satu set keputusan dan tindakan
yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih
tujuan suatu perusahaan. Manajemen strategis terdiri dari sembilan tugas penting:
17

1. Merumuskan misi perusahaan termasuk pernyataan yang luas mengenai


maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan
2. Melakukan suatu analisa yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas internal
perusahaan
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan termasuk faktor persaingan dan
faktor kontekstual umum lainnya
4. Menganalisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan cara
menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal
5. Mengidentifikasikan

pilihan

paling

menguntungkan

dengan

cara

mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan


6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan
menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut
7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah ditentukan
8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber daya
yang dianggarkan dimana penyesuaian antara tugas kerja,manusia, struktur,
teknologi dan sistem penghargaan ditekankan
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan
keputusan di masa mendatang
Sebagaimana diindikasikan oleh kesembilan tugas tersebut, manajemen strategis
mencakup perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian atas
keputusan dan tindakan terkait strategis perusahaan. Strategi bagi para manajer
adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi
dengan kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan.
E. Prinsip Manajemen Strategik
Prinsip dari Manajemen Strategis adalah:

18

a. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan


keputusan dan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai
perusahaan
b. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif
c. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan
terhadap perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi
d. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak
stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan yang
berlaku
F. Dimensi Keputusan Strategik
Dari keputusan-keputusan yang dihadapi oleh suatu usaha, manakah yang
bersifat strategis dan oleh karenanya perlu mendapatkan perhatian dari manajemen
strategis? Umumnya masalah strategis memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut:
1. Masalah strategis memerlukan keputusan manajemen puncak
Karena keputusan strategis mencakup berbagai bidang operasi suatu perusahaan,maka
keputusan ini memerlukan keterlibatan manajemen puncak. Biasanya hanya
manajemen puncak yang memiliki perspektif yang dibutuhkan untuk memahami
implikasi implikasi luas dari keputusan tersebut dan wewenang untuk menyetujui
alokasi sumber daya yang diperlukan.
2. Masalah strategis memerlukan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar
Keputusan strategis melibatkan alokasi yang substansial atas sumber daya manusia,
aset fisik, atau dana yang harus dialihkan dari sumber-sumber internal atau diperoleh
dari luar perusahaan. Keputusan-keputusan tersebut membuat perusahaan memiliki
komitmen terhadap tindakan-tindakan selama periode waktu yang cukup panjang.
3. Masalah strategis sering kali mempengaruhi kesejahteraan jangka panjang perusahaan
Keputusan strategis biasanya membuat perusahaan memiliki komitmen dalam jangka
waktu panjang, yang umumnya adalah lima tahun. Ketika perusahaan telah membuat
19

komitmen untuk strategi tertentu, citra dan keunggulan kompetitif biasanya terkait
dengan strategi tersebut.
4. Masalah strategis berorientasi masa depan
Keputusan strategis dibuat berdasarkan apa yang diprediksi oleh manajer, bukan
berdasarkan apa yang mereka ketahui. Dalam keputusan-keputusan semacam itu,
penekanan terutama ditempatkan pada pengembangan proyeksi yang akan
memungkinkan perusahaan memilih pilihan strategi yang paling menjanjikan. Dalam
lingkungan perdagangan bebas yang bergolak dan kompetitif, suatu perusahaan hanya
akan berhasil jika mengambil tindakan yang proaktif terhadap perubahan.
5. Masalah strategis biasanya memiliki konsekuensi multifungsi dan multi bisnis
Keputusan strategis memiliki implikasi yang rumit terhadap hampir seluruh bidang
perusahaan. Keputusan mengenai hal-hal seperti bauran konsumen, penekanan
kompetitif, atau struktur organisasi umumnya melibatkan sejumlah unit bisnis
strategis (SBU), divisi atau unit program perusahaan.
6. Masalah strategis memerlukan pertimbangan atas lingkungan eksternal perusahaan
Seluruh

perusahaan

bisnis

beroperasi

salam

sistem

terbuka.

Perusahaan

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi-kondisi eksternal yang sebagian besar


berada di luar kendali perusahaan. Oleh karena itu, agar berhasil menempatkan
perusahaan dalam situasi yang kompetitif,para manajer strategis harus melampaui
operasinya. Mereka harus mempertimbangkan tindakan-tindakan yang mungkin
dilakukan oleh pihak-pihak lain yang relevan.
G. Tiga Tingkatan Strategik
Hirarki pengambilan keputusan dari suatu perusahaan umumnya terdiri atas
tiga tingkatan. Tingkat korporasi, yang terutama terdiri atas dewan komisaris,
eksekutif puncak, dan direktur administratif, berada di puncak hierarki. Mereka
bertanggung jawab atas kinerja keuangan serta pencapaian tujuan non keuangan
perusahaan, seperti mempertahankan citra perusahaan dan memenuhi tanggung jawab

20

sosialnya. Sebagian besar sikap pada tingkat korporasi mencerminkan pandangan


pemegang saham dan masyarakat secara luas.
Bagian tengah dari hirarki keputusan adalah tingkat bisnis, yang terutama
terdiri dari manajer bisnis dan korporasi. Para manajer ini menerjemahkan pernyataan
arah dan maksud yang dirumuskan pada tingkat korporasi menjadi tujuan dan strategi
yang nyata bagi setiap divisi bisnis individual.
Bagian paling bawah dari hierarki pengambilan keputusan adalah tingkat
fungsional yang terutama terdiri atas manajer produk, manajer geografis atau manajer
area fungsional. Mereka mengembangkan tujuan tahunan serta strategi jangka pendek
untuk bidang-bidang seperti produksi, operasi, penelitian dan pengembangan.
H. Karakteristik dari Keputusan Manajemen Strategik
Keputusan Strategis mengandung karakteristik khusus yang membedakan keputusan
strategis dengan keputusan keputusan yang lain. Berikut adalah karakteristik khusus
yang terkandung alam Keputusan Strategik menurut Hunger dan Wheelen (2003:3)
yaitu :
1. Rare, keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak
dapat ditiru oleh organisasi, perusahaan, atau instansi lainnya.
2. Consequential, keputusan-keputusan strategis yang memasukan sumber daya
penting dan menuntut banyak komitmen dari instansi terkait.
3. Directive, keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang
dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa
yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.
I. Formalitas dalam Manajemen Strategik
Istilah formalitas di sini mengacu pada tingkat sejauh mana partisipan,
tanggung jawab, wewenang dan diskresi dalam pengambilan keputusan di spesifikasi.
Secara

khusus,

formalitas

dikaitkan

dengan

ukuran

perusahaan

dan

21

perkembangannya. Menurut Henry Mintzberg, dikenal adanya tiga formalitas di


dalam Manajemen Strategis yaitu :
1. Model Kewirausahaan

Di dalam model kewirausahaan, pendekatan informal, intuitif dan terbatas


terhadap manajemen strategis yang umumnya digunakan oleh manajer sekaligus
pemilik dari perusahaan-perusahaan yang lebih kecil serta menghasilkan jumlah
produk atau jasa yang terbatas.
2. Model Perencanaan

Model perencanaan digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang sangat besar


yang melakukan evaluasi strategis sebagai bagian dari sistem perencanaan formal
menyeluruh.
3. Model Adaptif

Model ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan menengah yang beroperasi di


lingkungan relatif stabil. Untuk perusahaan yang menggunakan model adaptif,
identifikasi dan evaluasi atas strategi-strategi alternatif sangat terkait dengan
strategi yang saat ini sedang berjalan.

J. Pembuatan Strategi
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan strategi adalah bagaimana
organisasi mampu merumuskan sebuah visi,misi dan tujuan yang jelas dan terukur
kemudian menghubungkan dengan kondisi existing yang dihadapi (lingkungan
internal dan eksternal), menentukan sumber daya yang menjadi nilai keunggulan
strategis organisasi, menciptakan strategi-strategi yang efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi. Menurut Porter (1980) prinsip dalam pembuatan strategi
adalah bagaimana sebuah organisasi mengatasi persaingan dan memenangkan
pesaing dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki.

22

K. Manfaat Manajemen Strategik


Manajemen strategik memiliki peran yang signifikan dalam membantu
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Manajemen strategik berfungsi sebagai saran
untuk mengomunikasikan tujuan perusahaan dan jalan yang hendak ditempuh untuk
mencapai tujuan tersebut kepada pemilik, eksekutif, karyawan dan pihak lain yang
berkepentingan.

Manfaat Finansial
Manfaat paling utama adalah tendensi untuk menaikkan tingkat keuntungan
perusahaan meskipun kenaikan keuntungan tidak secara otomatis dengan menerapkan
manajemen strategik.
Manfaat Non-Finansial
Greenley menyatakan manajemen strategis memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi.
b. Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen.
c. Merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dan koordinasi yang
baik.
d. Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan yang jelek.
e. Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung dengan baik tujuan
yang telah ditetapkan.
f. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk
peluang yang telah teridentifikasi.
g. Menciptakan kerangka kerja untuk komunikasi internal diantara staf.
h. Membantu mengintegrasikan perilaku individu ke dalam usaha bersama.
i. Memberikan dasar untuk mengklarifikasi tanggung jawab individu.
j. Mendorong pemikiran ke masa depan.
k. Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi dan antusias untuk
menghadapi masalah dan peluang.
l. Mendorong terciptanya sikap positif terhadap perubahan.

23

m. Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen suatu


bisnis.
L. Pandangan Eksekutif Tentang Manajemen Strategik
Manajemen strategik dipandang sebagai alat penolong untuk mencapai kinerja
tinggi secara evolusioner ataupun revolusioner dalam meningkatkan kecanggihan dan
mencapai efektivitas biaya.
M. Proses Manajemen Strategik
Setiap perusahaan berbeda-beda dalam proses yang digunakan untuk
merumuskan dan mengarahkan kegiatan manajemen strategik. Perusahaan dengan
banyak produk, pasar, atau teknologi cenderung menggunakan sistem manajemen
strategik yang lebih rumit. Namun dari perbedaan dalam rincian dan tingkat
formalitas, komponen dasar dari model yang digunakan untuk menganalisis operasi
manajemen strategik sangat mirip. Kesamaan berbagai model umum proses
manajemen strategi dapat mengembangkan model elektik yang mewakili pandanganpandangan terkemuka di bidang manajemen strategik. Model ini mempunyai 3
fungsi yaitu:
1. Menggambarkan urutan dan tata hubungan komponen-komponen utama dari
proses manajemen strategik.
2. Merupakan kerangka (outline) yang menyajikan pandangan umum tentang proses
manajemen strategik dan komponen-komponen utama model.
3. Menawarkan satu ancaman untuk menganalisis studi kasus.
N. Komponen Model Manajemen Strategik

Misi perusahaan (company mission) adalah tujuan (purpose) unik yang


membedakannya

dari

perusahaan-perusahaan

lain

yang

sejenis

dan

mengidentifikasi cakupan operasinya . misi menguraikan produk, pasar, dan

24

bidang teknologi yang digarap perusahaan yang mencerminkan nilai dan prioritas
dari para pengambil keputusan strategiknya.

Profil perusahaan (company profile) menggambarkan kuantitas dan kualitas


sumber daya keuangan manusia dan fisik perusahaan, menilai kekuatan dan
kelemahan manajemen dan struktur organisasi perusahaan, serta membandingkan
keberhasilan masa lalu perusahaan dan titik perhatian tradisionalnya guna
mengidentifikasi kemampuan masa depan perusahaan.

Lingkungan ekstern (exernal environment) meliputi semua keadaan dan kekuatan


yang mempengaruhi pilihan strategiknya dan menentukan situasi persaingannya.
Model manajemen strategik memperlihatkan lingkungan eksternal sebagai
segmen lingkungan operasional, industri, dan lingkungan yang jauh.

Analisis dan pilihan strategik (strategic analysis and choice) proses ini
dimaksudkan untuk menyediakan kombinasi sasaran jangka panjang dan strategi
umum yang secara optimal akan memposisikan perusahaan perusahaan dalam
lingkungan eksternnya untuk mencapai misi perusahaan.

Sasaran jangka panjang (long term objectives) merupakan hasil yang diharapkan
organisasi dalam kurun waktu beberapa tahun, meliputi kemampuan laba
(profitabilitas), laba atas investasi (ROI), posisi bersaing, kepemimpinan
teknologi, produktivitas, hubungan karyawan, tanggung jawab sosial, dan
pengembangan karyawan.

Strategi umum (grand strategy) adalah rencana umum dan menyeluruh mengenai
tentang tindakan-tindakan utama yang akan dilakukan perusahaan untuk
mencapai sasaran jangka panjangnya dalam suatu lingkungan yang dinamik.

Sasaran tahunan (annual objectives) merupakan hasil yang ingin dicapai


organisasi dalam kurun waktu satu tahun, mencakup bidang yang sama dengan
bidang yang dicakup.

25

Strategi fungsional (functional strategies) merupakan kerangka besar strategi


umum untuk mengembangkan suatu strategi operasional

(rumusan rinci

mengenai cara yang akan digunakan untuk mencapai sasaran tahun berikutnya)
untuk setiap sasaran tahunan terkait.

Kebijakan (policies) keputusan bersifat umum yang telah ditetapkan sebelumnya


yang menjadi pedoman atau menjadi pengganti bagi pengambilan keputusan
manajerial yang bersifat repetitif (berulang).

Melembagakan strategi keseluruhan strategi harus dilembagakan artinya strategi


ini haruslah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari perusahaan agar dapat terimplementasi secara efektif. 4 elemen organisasi merupakan sarana fundamental
untuk melembagakan strategi perusahaan yaitu: struktur, kepemimpinan, kultur,
dan imbalan.

Pengendalian dan investasi implementasi strategi pelaksanaan harus dipantau


untuk mengetahui sejauh mana sasaran perusahaan tercapai. Betapapun
diusahakan obyektif, proses perumusan strategi sebagian besar bersifat obyektif.

O. Manajemen Strategik Sebagai Proses


Proses adalah arus informasi melalui beberapa tahap analisis yang saling terkait
menuju pencapaian suatu tujuan/cita-cita. Manajemen strategik mengandung
beberapa implikasi, yaitu:
1. Suatu perubahan pada sembarang komponen akan mempengaruhi beberapa/
semua komponen yang lain.
2. Perumusan dan implementsi strategi terjadi secara berurutan .

26

3. Perlunya umpan balik dari pelembagaan, tinjauan ulang (review), dan evaluasi
terhadap tahap-tahap awal proses ini.
4. Memandang proses sebagai suatu sistem yang dinamik.

BAB II
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sejarah manajemen strategik. Anggaran & Kontrol Keuangan (1900 -an),
Perencanaan Jangka Pajang (Pasca World War II/1950an) Perencanaan strategik
Perusahaan (Mid-1960 an. Manajemen Strategik (1980-an). Untuk merealisasikan
suatu perencanaan yang baik perlu adanya dukungan dari aspek-aspek pelaksanaan,
pengawasan, struktur organisasi, sistem informasi dan komunikasi, motivasi, iklim
27

kerja, sistem penggajian dan budaya organisasi. Kelemahan perencanaan strategik


biasanya bersifat ritual dan mekanis, sifatnya rutin dan sering berpegang pada
asumsi-asumsi yang tidak realitis sehingga menyebabkan tidak termonitornya
pelaksanaan dan pengendalian dari rencana-rencana yang telah dibuat.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan perencana strategik diatas maka pada
tahun 1980-an muncullah suatu model yang namanya Manajemen Strategik. Model
ini mengkombinasikan pola berpikir strategis dalam proses mamajemen. Segala
sesuatu yang strategik tidak hanya berhenti pada proses perencanaan saja tetapi juga
dilanjutkan pada tingkat operasional dan pengawasan. Manajemen Strategik juga
mencakup trend baru, yaitu:
1) Peralihan dari perencanaan menjadi keunggulan bersaing. Pembuatan strategi
lebih

didasarkan

pada

konsep

keunggulan

bersaing

yang

memiliki

lima karakteristik, yaitu:


Kompetensi khusus. Keunggulan bersaing merupakan hal khusus yang
dimiliki atau dilakukan suatu organisasi yang memberinya kekuatan
untuk menghadapi pesaing. Kompetensi ini bisa berwujud opini atau
merek yang mempunyai persepsi kualitas tinggi. (misalnya; opini:
Pengelolaan administrasi yang rapi, terkenal bersih atau bebas
KKN/Korupsi Kolusi Nepotisme, Tepat waktu. Merek: Coca cola, IBM,

BMW, Mc Donalds).
Menciptakan persaingan tidak sempurna. Dalam persaingan sempurna
semua organisasi menghasilkan produk yang serupa sehingga bebas
keluar masuk ke dalam pasar. Suatu organisasi dapat memperoleh
keunggulan bersaing dengan menciptakan persaingan tidak sempurna
yaitu dengan cara memberikan kualitas yang tinggi di aspek-aspek

tertentu.
Berkesinambungan.

Keunggulan

bersaing

harus

bersifat

berkesinambungan bukan sementara dan tidak mudah ditiru oleh para


pesaing.

28

Kesesuaian dengan lingkungan internal. Keunggulan bersaing dapat


diraih dengan menyesuaikan kebutuhan atau permintaan pasar. Karena
lingkungan eksternal bisa berupa ancaman dan peluang, sehingga
perubahan pasar dapat meningkatkan keunggulan atau kelemahan suatu

organisasi.
Keuntungan yang tinggi daripada keuntungan rata-rata Sasaran utama
keunggulan bersaing adalah mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi

daripada keuntungan rata-rata orrganisasi-organisasi lainnya


2) Peralihan dari Elitism menjadi Egalitarianism berpikir strategik dalam
Manajemen Strategik tidak hanya dilakukan oleh para kelompok elit perencana
saja, tetapi juga ditanamkan kepada setiap anggota organisasi. Dalam Manajemen
Strategik orang yang melakukan perencanaan adalah setiap pihak yang juga akan
3)

mengimplementasikan rencana tersebut.


Peralihan dari perhitungan (kalkulasi) menjadi kreativitas Dalam Manajemen
Strategik, strategi-strateginya tidak hanya terfokus pada faktor-faktor yang
bersifat kuantitatif dan dapat diukur saja, tetapi juga mempertimbangkan
perspektif yang lebih kualitatif. Strategi lebih banyak tergantung pada aspek
perasaan (senses) daripada analisis sehingga dalam penyusunan strategi sangat

diperlukan kreatifitas.
4) Peralihan dari sifat kaku menjadi fleksibel. Manajemen strategik lebih bersifat
lentur/fleksibel

karena

manggabungkan

pandangan

dan

tindakan,

menyeimbangkan pengendalian dan learning, serta mengelola stabilitas dan


perubahan. Strategi yang dibangun merupakan strategi yang adaptif dan fleksibel
dalam menghadapi perubahan dan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.

29

DAFTAR PUSTAKA
Referensi:
1. Manajemen Strategik dalam Organisasi
Oleh: Fitri Lukiastuti Kurniawam, S.E., M.M.
Muliawan Hamdani, S.E.
2. Dasar-Dasar Manajemen
Oleh: George R. Terry
Leslie W. Rue
3. Pokok-Pokok Manajemen Strategik
Oleh: Drs. Amin Widjaja Tunggal, Ak. MBA
4. Manajemen, Edisi Kesepuluh jilid 1

30

5.
6.
7.
8.
9.

Oleh: Stephen P. Robbins


Mary Coulter
Manajemen Strategik
Oleh: Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA
Kebijakan Dan Strategi Manajemen
Oleh : George A. Steiner
Jhon B. Miner
Manajemen Stratejik Konsep, Kasus dan Implementasi
Oleh : Crown Dirgantoro
Manajemen Strategi
Oleh : Fred R. David 2006. Jakarta: Salemba Empat.
https://goenable.wordpress.com/tag/komponen-model-manajemen-strategik/
diakses pada tanggal 23 Oktober 2015

31

Anda mungkin juga menyukai