Anda di halaman 1dari 9

Mempunyai 50 ribu karyawan yang tersebar di berbagai pusat pengembangan IT-nya di

negara-negara Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Menjadi rekanan dari 654 perusahaan
global, termasuk General Electric, Nestle, Qantas Airways, Fujitsu, dan 185 perusahaan
Fortune 500 lainnya. Sahamnya listed di Indias National Stock Exchange, The New York
Stock Exchange dan Euronext di Eropa. Merupakan perusahaan penyedia perangkat lunak
resmi di event FIFA World Cup 2010 di Afrika Selatan dan 2014 di Brazil.
Pada Maret 2008, Satyam melaporkan kenaikan revenue sebesar 46,3 persen menjadi 2,1
milyar dolar AS. Di Oktober 2008, Satyam mengatakan bahwa revenue-nya akan meningkat
sebesar 19-21 persen menjadi 2,55-2,59 milyar dolar pada bulan Maret 2009.
Melihat semua reputasinya, pantas saja jika Satyam dinobatkan menjadi raksasa IT terbesar
keempat di India.
Satyam didirikan dan dipimpin oleh Ramalinga Raju, lulusan MBA Ohio University dan
alumnus Harvard University. Ramalinga Raju mendapatkan berbagai penghargaan di
antaranya Ernst & Young Entrepreneur of the Year for Services (tahun 1999), Dataquest IT
Man of the Year (2000), dan CNBCs Asian Business Leader Corporate Citizen of the Year
award (2002). Pada 2004, jumlah kekayaan Ramalinga Raju mencapai 495 juta dolar.
Riding a tiger
Sungguh ironis, pada 7 Januari 2009, Ramalinga Raju tiba-tiba mengatakan bahwa sekitar
1,04 milyar dolar saldo kas & bank Satyam adalah palsu (jumlah itu setara dengan 94% nilai
kas & bank Satyam di akhir September 2008).
Dalam suratnya yang dikirimkan ke jajaran direksi Satyam, Ramalinga Raju juga mengakui
bahwa dia memalsukan nilai pendapatan bunga diterima di muka (accrued interest), mencatat
kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya (understated liability) dan menggelembungkan
nilai piutang (overstated debtors).
The gap in the balance sheet has arisen purely on account of inflated profits over a period of
last several years. What started as a marginal gap between actual operating profit and the
one reflected in the books of accounts continued to grow over the years. It has attained
unmanageable proportions as the size of company operations grew significantly.
Pada awalnya, Satyam fraud dilakukan dengan menggelembungkan nilai keuntungan
perusahaan. Setelah dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan yang
sebenarnya dan yang dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama semakin besar.
Begitu kompleksnya situasi yang dihadapi Ramalinga Raju karena fraud yang dilakukannya,
ia mengatakan dalam suratnya..
It was like riding a tiger, not knowing how to get off without being eaten.
Pada 14 Januari 2009, auditor Satyam selama 8 tahun terakhir Price Waterhouse India
mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak reliable karena
dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Satyam. Institusi akuntan di
India ICAI, meminta PwC memberikan jawaban resmi dalam 21 hari terkait skandal Satyam.

Ini bukan pertama kalinya PwC tersangkut masalah di India. Pada 2005, The Reserve Bank of
India melarang PwC untuk mengaudit bank selama 8 tahun karena melakukan audit yang
tidak memadai atas non-performing asset dari Global Trust Bank. PwC menghadapi
investigasi terkait kegagalannya mengidentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air
mineral grup perusahaan Greencore.
Satyam kini
Menyusul skandal fraud dalam laporan keuangan Satyam, pada 10 Januari 2009 harga saham
Satyam jatuh menjadi 11,5 rupees, atau hanya senilai 2% dari harga saham tertingginya di
tahun 2008 sebesar 544 rupees.
Satyam adalah pemenang penghargaan the coveted Golden Peacock Award for Corporate
Governance under Risk Management and Compliance Issues di tahun 2008. Gelar itu
kemudian dicabut sehubungan dengan skandal fraud yang dihadapinya.
Adapun Raju dan saudaranya, B. Rama Raju, yang juga terkait Satyam fraud, kemudian
ditahan dengan tuduhan melakukan konspirasi kriminal, penipuan, pemalsuan dokumen, dan
menghadapi ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Belajar dari sejarah kejayaan dan kejatuhan Satyam, lebih ironis lagi ketika mengetahui
bahwa kata Satyam berasal dari bahasa Sanskirt yaitu Satya, yang artinya kejujuran.
Kasus besar yang sangat kencang gaungnya pun menimpa profesi audit ini , satyam,
yang merupakan perusahaan teknologi informasi outsourcing terbesar keempat di India.
Mempunyai 50 ribu karyawan yang tersebar diberbagai pusat pengembangan IT-nya di
negara-negara Asia, Amerika, Eropa, dan Australia. Menjadi rekanan dari 654 perusahaan
global, termasuk General Electric, Nestle, Qantas Airways, Fujitsu.
Satyam yang diketahui telah melakukan fraud terhadap laporan keuangan. Pada
awalnya, Satyam melakukan fraud dengan menggelembungkan nilai keuntungan perusahaan.
Setelah dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan yang sebenarnya dan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama semakin besar. Pada Maret 2008,
Satyam melaporkan kenaikan revenue sebesar 46,3 persen menjadi 2,1 milyar dolar AS. Di
Oktober 2008, Satyam mengatakan bahwa revenue-nya akan meningkat sebesar 19-21 persen
menjadi 2,55-2,59 milyar dolar pada bulan Maret 2009.
R, mantan pemimpin Satyam, pada 7 Januari 2009, mengakui perbuatannya, telah
memalsukan keuntungan perusahaan. Dalam surat pengakuan, ia mengatakan telah
membesar-besarkan laba perusahaan selama bertahun-tahun dan meningkatkan neracanya
hingga lebih dari US$ 1 miliar.
Atas pengakuan itu, ia menghadapi dakwaan konspirasi, kecurangan, hingga
pemalsuan. Ia kemudian menarik kembali pengakuannya. Namun polisi menetapkan surat itu
merupakan pengakuan penipuan yang sifatnya sukarela.

Proses persidangan digelar setelah Mahkamah Agung India pekan sebelumnya


membatalkan jaminan yang diberikan kepada R dengan alasan kesehatan. Mahkamah Agung
menilai tuduhan penipuan tidak bisa dikesampingkan dengan jaminan. R sebelumnya
diberikan jaminan dengan alasan kesehatan pada Agustus lalu. Dia menjalani pengobatan
hepatitis di rumah sakit di Hyderabad.
R, 54 tahun, pada 7 Januari 2009 mengundurkan diri dari Satyam. Penipuan yang
tidak terdeteksi hingga akhirnya ia ungkapkan itu mengakibatkan kerugian hingga US$ 1
miliar.
Sanksi yang diterima oleh Satyam Computer Service adalah gelar penghargaan
Golden Peacock Award for Corporate Governance under Risk Management and Compliance
Issues di tahun 2008 dicabut sehubungan dengan skandal fraud yang dihadapi. Selain itu,
harga saham pada 10 Januari 2009 menjadi 11,5 rupees atau senilai 2% dari harga saham
tertingginya di tahun 2008 sebesar 544 rupees.
Keruntuhan Satyam ikut menyeret Price Waterhouse Coopers selaku KAP yang
mengaudit Satyam selama 8 tahun terakhir yang diberikan tambahan fee yang jauh lebih
tinggi. Ini bukan kali pertamanya KAP Price Waterhouse tersangkut masalah di India. Pada
2005, The Reserve Bank of India melarang KAP tersebut untuk mengaudit bank selama 8
tahun karena melakukan Audit yang tidak memadai atas non performing assets dari Global
Trust Bank. kAP Price Waterhouse menghadapi investigasi terkait kegagalannya
mengindentifikasi fraud senilai 21 juta euro di divisi air mineral grup perusahaan Greencore.
Ada beberapa prinsip etika profesi akuntansi yang dilanggar oleh auditor internal Satyam dan
PwC India:
Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabmya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan professional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
01. Auditor harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sarna dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat, dan menjalankan
tanggung-jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri.
Auditor Satyam tidak melaksanakan tanggung jawab profesinya dan bersekongkol dengan R.
Hal ini bisa terlihat jelas dari hal bahwa tidak diperiksa secara benar manipulasi atas invoice
yang ada dalam Satyam. Dari laporan keuangan kuartal 1 tahun 2004 hingga kuartal 2 tahun
2009, terdapat 6603 invoice palsu dengan total pendapatan palsu $1,122,670,000.
Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada public, menghormati kepercayaan public, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme

01. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani
anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku
akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan
negara.
Setelah mendapat pengakuan dari R, bursa saham India langsung anjlok. Saham Satyam
merosot hingga 70,74% menjadi 52,40 rupee(dikutip dari detikfinance). 10 Januari 2009
menjadi 11,5 rupees atau senilai 2% dari harga saham tertingginya di tahun 2008 sebesar 544
rupees. Dengan kata lain, para investor dan klien satyam tidak lagi menaruh kepercayaan
mereka pada Satyam karena laporan keuangan Satyam tidak reliable.
Integritas
Untuk memelihara dan menigkatkan kepercayaan public, setiap anggota harus memenuhi
tanggungjawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
01. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja, tetapi tidak menerima kecurangan
dan peniadaan prinsip. Kecurangan dalam kasus Satyam ini jelas terlihat dari jumlah invoice
palsu yang mencapai 6603, yang tidak wajar bila disebut sebagai kesalahan yang tidak
disengaja.
Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya
01. Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di
bawah pengaruh pihak lain.
Dari hasil investigasi kasus satyam, diketahui bahwa di dalam perencanaan auditnya, auditor
internal lebih memprioritaskan atas dasar permintaan-permintaan R. Auditor eksternal
satyam, PwC India juga melanggar etika obyektivitas karena memiliki hubungan
istimewa( kemitraan) dengan satyam, tetapi tetap memeriksa Satyam sebagai kliennya.
Terlebih lagi PwC juga menerima bayaran audit fee yang jauh diatas para pesaing Satyam
dalam melakukan audit.
Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaikbaiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten
dengan tanggung-jawab profesi kepada publik.
Kompetensi auditor internal Satyam diragukan, berikut beberapa hal yang dilakukan auditor
internal Satyam dalam menjalankan pekerjaannya (dari hasil investigasi Satyam):

1.

Auditor internal tidak melakukan pengujian, meneliti atas verifikasi setiap transaksi mulai
dari awal terjadinya transaksi di setiap tahun hingga berakhirnya tahun laporan.
2. Tidak pernah memverifikasi atau memeriksa dengan benar cash and bank balance.
3. Tidak pernah melaporkan hasil pekerjaannya kepada komite audit.
4. Sejumlah bukti temuan serius diabaikan oleh ketua tim audit.
Berikut beberapa pelanggaran yang juga dilakukan oleh PwC:
1.
2.
3.
4.
5.

Auditor eksternal tidak pernah melakukan konfirmasi kepada bank yang terkait terhadap
saldo bank yang tercantum dalam satyam.
Tidak pernah memeriksa secara baik invoice dalam transaksi Satyam.
Liabilitas atas pajak tidak pernah dilaporkan dalam hasil auditnya.
Tidak pernah memeriksa atau memverifikasi atas tingkat bunga palsu.
Meskipun ditemukan bahwa system pengendalian internal satyam lemah, tetapi tidak
melaporkan hasil temuannya itu.

Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Satyam tidak seharusnya menggunakan PwC sebagai auditor eksternal karena memiliki
reputasi yang kurang baik. Seperti berita diatas, PwC gagal mendetesi fraud senilai 21 juta
euro didivisi air mineral grup perusahaan Greencore

Pengadilan di India mulai


mengadili pendiri perusahaan teknologi
informasi Satyam, B. Ramalinga Raju,
yang dituduh melakukan penipuan terbesar dalam sejarah korporasi negara
itu. Modus kasus ini mirip skandal rekayasa laporan keuangan Enron, perusahaan raksasa listrik dan gas asal
Texas, Amerika Serikat.
Pengadilan kemungkinan akan mengeluarkan daftar pemanggilan saksi,
ujar pengacara Raju, Bharat Kumar, kemarin.
Raju, mantan pemimpin Satyam, awal
tahun lalu mengakui perbuatannya, telah memalsukan keuntungan perusahaan. Dalam surat pengakuan, ia mengatakan telah membesar-besarkan laba
perusahaan selama bertahun-tahun dan
meningkatkan neracanya hingga lebih
dari US$ 1 miliar.
Atas pengakuan itu, ia menghadapi

dakwaan konspirasi, kecurangan, hingga pemalsuan. Ia kemudian menarik


kembali pengakuannya. Namun polisi
menetapkan surat itu merupakan pengakuan penipuan yang sifatnya sukarela.
Proses persidangan digelar kemarin setelah Mahkamah Agung India pekan lalu
membatalkan jaminan yang diberikan
kepada Raju dengan alasan kesehatan.
Mahkamah Agung menilai tuduhan penipuan tidak bisa dikesampingkan dengan
jaminan. Raju sebelumnya diberikan jaminan dengan alasan kesehatan pada
Agustus lalu. Dia menjalani pengobatan
hepatitis di rumah sakit di Hyderabad.
Biro Pusat Investigasi India berpendapat, jaminan Raju harus dibatalkan
karena ia dapat mempengaruhi saksi
dan mengutak-atik barang bukti. Mahkamah Agung juga memerintahkan
pengadilan yang lebih rendah untuk
menyelesaikan persidangan ini sampai
31 Juli tahun depan.
Raju, 54 tahun, awal tahun lalu mengundurkan diri dari Satyam. Penipuan
yang tidak terdeteksi hingga akhirnya ia
ungkapkan itu mengakibatkan kerugian hingga US$ 1 miliar.
Media India menjuluki kasus ini sebagai Indias Enron. Enron merupakan
perusahaan raksasa listrik dan gas di
Texas, Amerika Serikat, yang bangkrut
pada 2001 karena terbukti melakukan
rekayasa laporan keuangan dalam skala
besar.
Rasanya seperti menunggang harimau, tidak tahu kapan untuk turun tanpa dimakan, kata Raju, menggambarkan aksi penipuan yang diawali dengan
upaya untuk melancarkan perbedaan
kecil pada sistem akuntansi.
Dia menambahkan, dalam surat kepada dewan direksi Satyam, ia menulis,

Saya sekarang siap tunduk pada hukum negara ini dan menerima segala
konsekuensinya.
Skandal ini memicu keprihatinan
atas tata kelola perusahaan di negara
yang tingkat korupsinya masih tinggi.
Investor asing sudah sering menyuarakan kekhawatirannya atas transaksi tidak benar oleh perusahaan India yang
dikuasai keluarga. Tapi telah ada harapan sektor teknologi informasi akan menetapkan tata kelola baru yang dapat
menjadi acuan.
Satyam merupakan perusahaan teknologi informasi
outsourcing
terbesar
keempat di India. Kliennya terdiri atas
Nestle, General Electric, dan General
Motors. Akibat kasus ini, perusahaan
kemudian diambil alih oleh Tech Mahindra dengan nilai US$ 600 juta untuk kepemilikan mayoritas.
Perusahaan kemudian berganti nama
menjadi Mahindra Satyam pada September lalu dan melaporkan kerugian
US$ 27,6 juta pada tahun fiskal hingga
Maret 2010.Membutuhkan waktu satu
hingga dua tahun bagi perusahaan untuk menjadi sehat dan dapat beroperasi
lagi, kata Presiden Direktur Mahindra
Satyam Vineet Nayyar.

YAHOONEWS|THE TIMES| SORTA TOBING


HONG KONG
Unit usaha
American International
Group (AIG) Inc, AIA, meraih dana US$ 20,5 miliar dari
penawaran saham perdananya (
initial public offering

/IPO) di lantai bursa


Hong Kong kemarin. Ini merupakan nilai IPO terbesar
ketiga di dunia.
Sebagian dana yang diperoleh dari IPO tersebut selanjutnya digunakan untuk
membantu induk usahanya,
AIG, membayar dana talangan pemerintah sebesar US$
182 miliar. AIG kolaps saat
krisis ekonomi melanda negara itu pada 2008 dan pemerintah Amerika Serikat memberikan dana talangan untuk
menyelamatkan perusahaan
asuransi raksasa tersebut.
AIG sebelumnya juga
menjual unit usahanya, yakni
American Life Insurance
Company (ALICO) ke Metlife
Inc senilai US$ 16,2 miliar.
Dana penjualan ALICO juga
digunakan untuk membayar
dana talangan kepada pemerintahan Barack Obama.
IPO meraih US$ 20,51 miliar setelah melakukan pengujian atas opsi saham tambahan (
greenshoe option
), sehingga total jumlah saham
yang ditawarkan sekitar 8,08
miliar, kata juru bicara AIA
kepada
AFP
kemarin.
Direktur penjualan DBS
Vickers di Hong Kong, Peter
Lao, mengatakan sejumlah
investor perusahaan harus
membeli sesuai dengan porsi

saham mereka, yang nilainya


mereka anggap kecil.
Sebagai perbandingan, pada Juli lalu Agricultural
Bank of China mengklaim
IPO terbesar di dunia dengan
nilai saham yang ditawarkan
sebesar US$ 22,1 miliar. Angka ini melebihi nilai IPO
Commercial Bank of China,
yang meraih US$ 21,9 miliar
pada 2006.
Sejumlah pengamat mengatakan, AIA membuat taruhan yang baik dengan menunjuk pada 15 negara di
Asia dan neraca keuangan
yang baik. AIA membukukan
laba bersih US$ 1,75 miliar
pada 2009.
Lai, dari DBS Vickers, mengatakan bahwa Cina dan
India merupakan pasar
menguntungkan bagi AIA,
yang tingkat penetrasi asuransinya rendah. Sistem keamanan sosial di kedua negara itu sangat kurang, kata
Lai. Namun ada juga yang tidak yakin AIA bisa memperluas pasarnya, meski namanya sudah lama dikenal. Pasalnya, perusahaan ini belum
punya pengalaman di Cina.

YAHOONEWS I MARIA
IKLAN
(AP)
B. Ramalinga Raju

Anda mungkin juga menyukai