Adhd
Adhd
Adhd
Attention-deficit/hyperactivity disorder
Klasifikasi dan rujukan luar
Bidang
psikiatri
ICD-10
F90.
ICD-9-CM
314.00, 314.01
OMIM
143465
DiseasesDB
6158
MedlinePlus
001551
eMedicine
med/3103 ped/177
Patient UK
ADHD
MeSH
D001289
[sunting di Wikidata]
1Epidemiologi
2Patogenesis
o
3Gejala Klinis
3.13 Gejala Utama ADHD
3.1.11. Inatensi
3.1.22. Hiperaktif
3.1.33. Impulsive
3.2Gejala-gejala Lain
3.2.25. Cemas
4.44. Adolescent
5Tatalaksana
o
Gangguan pada masa kehamilan (infeksi, genetic, keracunan obat, alkohol, dan rokok,
serta stress psikogenik)
yaitu
singkatan
sebuah
dari Attention
gangguan
pada
Defi cit
Hyperactivity
perkembangan
otak
yang
perhatian.
Kondisi
ini
dulunya
sikenal
pada
orang
dewasa.
Namun
gejalanya
biasanya
mulai
menimbulkan
(under-achievement),
konsekuensi
kegagalan
yang
di
serius
sekolah
seperti
atau
mal-prestasi
pekerjaan,
susah
menjalin hubungan atau interaksi sosial, rasa tidak percaya diri yang
parah, dan juga depresi kronis.
Gejala ADHD
Gejala atau pertanda ADHD bisa berbeda bagi setiap orang. Gejalanya
biasanya mulai tampak saat masa anak-anak. Berikut ini adalah tiga
gejala utama ADHD yang umum pada anak-anak:
Hiperaktif
Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa diam.
Tanda-tandanya yang biasanya tampak adalah:
Susah
berdiam
diri,
menggeliat,
gelisah,
dan
sering
berdiri
atau
bermasalah
pada
perhatian
Tampak
tidak
mendengarkan
ketika
orang
lain
berbicara
kepadanya
Impulsif
Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau bertindak tanpa
berpikir (spontan). Gejala yang dapat dikenali misalnya:
Bertindak
impulsif
tanpa
memikirkan
konsekuensinya,
seperti
Cepat bosan
Gelisah
Penyebab ADHD
Penyebab
peneliti
pasti
ADHD
belum
diketahui
memusatkan
objek
secara
penelitiannya
pasti,
pada
namun
para
kinerja
dan
Faktor
genetik/keturunan
Ketidakseimbangan
kimia
merupakan
faktor
yang
mempengaruhi
Kinerja
otak
Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang
mengontrol perhatian tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan
dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.
kondisi
ini
tidak
bisa
disembuhkan,
terdapat
beberapa
berarti tindakan atau strategi untuk membantu mengontrol gejalagejala ADHD. Tujuannya adalah membantu penderitanya meningkatkan
kemampuan sosial, meningkatkan kemampuan dalam belajar/bekerja,
meningkatkan rasa percaya diri anak, dan menjaga penderitanya dari
tingkah laku yang dapat membahayakan diri sendiri.
Pengobatan bagi penderita ADHD bisa berupa obat-obatan ataupun
terapi. Obat-obatan yang sering diberikan oleh dokter biasanya berupa
stimulan, yang digunakan untuk membantu mengontrol sikap hiperaktif
dan impulsif pada anak, serta membantu meningkatkan fokus atau
perhatian.
Penanganan berupa terapi (psikoterapi) juga umum diberikan pada
penderita
ADHD.
Terapi
yang
diberikan
bisa
berupa
pelatihan
Orang
tua
dan
keluarga
juga
biasanya
akan
diberikan
Gangguan kepribadian skizotipal. Selain tingkah laku yang aneh dan cara
bicara mereka yang tidak wajar, penderita gangguan kepribadian jenis ini kerap terlihat
cemas atau tidak nyaman dalam situasi sosial. Penderita juga kerap berkhayal,
misalnya percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan telepati yang mampu memengaruhi
emosi dan tingkah laku orang lain atau percaya bahwa suatu tulisan di koran adalah
sebuah pesan tersembunyi bagi mereka.
Gangguan kepribadian skizoid. Ciri utama penderita gangguan kepribadian
jenis ini adalah sifat yang dingin. Mereka seperti sukar menikmati momen apa pun,
tidak bergeming saat dikritik atau dipuji, dan tidak tertarik menjalin hubungan
pertemanan dengan siapa pun, bahkan dengan lawan jenis. Mereka cenderung
penyendiri dan menghindari interaksi sosial dengan orang lain.
Gangguan kepribadian paranoid. Ciri-ciri utama gangguan kepribadian jenis ini
adalah kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap orang lain secara berlebihan,
bahkan pada pasangan mereka juga. Mereka selalu takut bahwa orang lain akan
memanipulasi atau merugikan mereka, dan mereka takut pasangan mereka akan
berkhianat.
Kelompok gangguan kepribadian yang kedua adalah kelompok B. Ciri-cirinya adalah
pola pikir dan perilaku yang tidak bisa diprediksi, serta emosi yang berlebihan dan
dramatis. Jenis-jenis gangguan kepribadian kelompok B di antaranya adalah:
biasanya memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri dan tidak stabil secara emosi.
Gangguan kepribadian antisosial. Orang yang menderita kondisi ini kerap
mengabaikan norma sosial yang berlaku dan tidak memiliki rasa simpati apabila orang
lain mengalami kesusahan. Penderita malah cenderung menyalahkan orang lain atas
masalah yang terjadi dalam hidup mereka. Mereka gemar mengintimidasi orang lain
dan tidak menyesali akibat dari perbuatan mereka tersebut. Ciri lainnya adalah
ketidakmampuan mengendalikan amarah dan mempertahankan hubungan dalam
jangka panjang.
Gangguan kepribadian narsistik. Orang yang menderita kondisi ini merasa
yakin sekali bahwa dirinya lebih istimewa dibandingkan orang lain. Mereka cenderung
arogan dan terus-menerus mengharapkan pujian dari orang lain. Mereka akan
membanggakan dan melebih-lebihkan prestasi yang dicapai. Ketika merasa ada orang
lain yang lebih unggul daripada mereka, penderita gangguan kepribadian narsistik akan
merasa sangat iri.
Gangguan kepribadian histrionik. Orang yang menderita kondisi ini biasanya
terlalu mencemaskan penampilan, cenderung dramatis dalam berbicara, dan selalu
mencari perhatian. Apabila menjalin hubungan pertemanan, penderita gangguan ini
akan menganggap hubungan mereka dengan temannya tersebut sangat erat, meskipun
orang lain menganggapnya tidak.
Kelompok gangguan kepribadian ketiga adalah kelompok C. Meski ciri-ciri tiap
gangguan yang masuk dalam kelompok ini berbeda-beda, ada satu komponen yang
sama, yaitu rasa cemas dan ketakutan. Gangguan kepribadian kelompok C terdiri dari:
selalu diliputi rasa takut akan ditinggalkan orang lain. Saat mereka sedang sendiri,
mereka akan merasa tidak nyaman dan tidak berdaya. Akibat ketergantungan yang
berlebihan ini, penderita gangguan kepribadian dependen tidak akan bisa membuat
keputusan dan mengemban tanggung jawab sendiri tanpa petunjuk dan bantuan orang
lain.
Gangguan kepribadian menghindar. Ciri utama pada penderita kondisi ini
adalah penghindaran terhadap kontak sosial, terutama dalam kegiatan baru yang
melibatkan orang asing. Tidak sama seperti gangguan kepribadian skizoid,
penghindaran ini dilakukan penderita lantaran mereka malu dan tidak percaya diri.
Sebenarnya mereka ingin sekali menjalin hubungan dekat, namun mereka merasa diri
mereka tidak pantas untuk berbaur dan sangat khawatir mengalami penolakan.
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif. Orang yang mengalami kondisi ini
bisa dikatakan gila kendali. Mereka sulit untuk bisa bekerja sama dengan orang lain
dan lebih memilih untuk mengatur atau menyelesaikan tugasnya sendiri. Diakibatkan
kepribadian mereka yang perfeksionis, sering kali mereka stres apabila hasil pekerjaan
tidak sesuai dengan standar mereka yang tinggi. Apabila penderita gangguan ini adalah
seorang atasan di kantor, maka dia tidak akan bisa mendelegasikan tugas pada
bawahannya dan hasratnya untuk mengatur situasi dan pegawainya akan makin
menjadi-jadi. Kepribadian penderita cenderung kaku dan gila kerja. Sering kali mereka
mengabaikan teman dan jarang terlibat dalam kegiatan bersama. Mereka lebih asyik
mengurus aturan-aturan, perincian, jadwal, dan mengawasi ketertiban. Gangguan
kepribadian obsesif kompulsif (OCPD) berbeda dengan gangguan obsesif kompulsif
(OCD). Penderita OCPD bisa menerima perilaku mereka tersebut dan tidak
memandangnya sebagai penyimpangan yang perlu diubah. Sedangkan penderita OCD
menyadari bahwa perilaku mereka tersebut tidak normal dan cemas akan hal itu, meski
sulit bagi mereka untuk mengubahnya.
Penyebab gangguan kepribadian
Kasus gangguan kepribadian umumnya dimulai pada usia remaja dan saat memasuki
usia dewasa. Ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu atau meningkatkan risiko
terjadinya kondisi ini, di antaranya:
Untuk terapi psikologis sendiri ada ragam jenisnya. Beberapa metode terapi yang
mungkin dipakai untuk menangani gangguan kepribadian adalah:
Terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan mengubah cara berpikir dan
bertindak pasien ke arah yang positif. Terapi ini didasarkan kepada teori bahwa perilaku
seseorang merupakan wujud dari cara berpikirnya. Artinya, jika pikiran orang tersebut
negatif, maka perilakunya akan negatif, dan begitu pula sebaliknya.
Terapi psikodinamik. Terapi ini bertujuan mengeksplorasi dan membenahi
segala bentuk penyimpangan pasien yang telah ada sejak masa kanak-kanak. Kondisi
semacam ini terbentuk akibat pengalaman-pengalaman yang negatif.
Terapi interpersonal. Terapi ini didasarkan kepada teori bahwa kesehatan
mental seseorang sangat dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan orang lain. Artinya
jika interaksi tersebut bermasalah, maka gejala-gejala yang merupakan bagian dari
gangguan kepribadian, seperti rasa cemas, ragu, dan tidak percaya diri, bisa terbentuk.
Karena itulah tujuan utama terapi ini adalah membenahi segala macam masalah yang
terjadi di dalam interaksi sosial pasien.
Stres
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik
secara emosi maupun mental.
Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung.
Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus
tertentu, memicu depresi.
Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat
berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.
Berikut ini adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang:
Merokok.
Gangguan tidur
Lelah
Sakit kepala
Sakit perut
Nyeri dada
Obesitas
Hipertensi
Diabetes
Gangguan jantung
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres,
sebagian di antaranya adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau
alami sampai menimbulkan penyakit fisik. Dalam kasus ini, diagnosis dan
pemberian obat-obatan bisa dilakukan.
Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika penderitanya
mengalami rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan,
sehingga berdampak buruk terhadap kehidupan sehari-hari mereka.
Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu
kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau
wawancara kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas
ini kerap timbul pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami
kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.
Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang
mungkin bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah
berkurangnya rasa percaya diri, menjadi lekas marah, stres, sulit
berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.
Sementara itu gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan
kecemasan adalah:
Sulit tidur
Badan gemetar
Jantung berdebar
Sesak napas
Lelah
Pusing
Kesemutan
Depresi
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan
penderitanya terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa
yang umumnya berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada
depresi bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Mudah tersinggung.
Gangguan tidur.
Lemah.
Libido turun.
Sembelit.
Selain itu depresi yang dialami seseorang juga bisa disebabkan oleh
penderitaan akibat penyakit parah dan berkepanjangan, seperti kanker dan
gangguan jantung, cedera parah di kepala, efek dari konsumsi minuman
beralkohol berlebihan dan obat-obatan terlarang, hingga akibat faktor
genetika dalam keluarga.
Temui dokter jika Anda merasakan gejala-gejala depresi selama lebih dari
dua minggu dan tidak kunjung mereda. Terlebih lagi jika gejala depresi
tersebut sampai mengganggu proses pendidikan, pekerjaan, dan hubungan
sosial Anda dengan orang lain, bahkan hingga membuat Anda berniat
menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Penanganan depresi yang akan dilakukan oleh dokter akan disesuaikan
dengan tingkat keparahan depresi yang diderita masing-masing pasien.
Bentuk penanganan bisa berupa terapi konsultasi, pemberian obat-obatan
antidepresi, atau kombinasi keduanya.
Jika dilihat dari perputaran episode suasana hati, ada penderita gangguan
bipolar yang mengalami keadaan normal di antara mania dan depresi. Meski
begitu, ada sebagian penderita yang mengalami perputaran cepat dari fase
ke fase tanpa adanya periode normal. Tiap fase gejala yang tergolong parah
dapat berlangsung hingga beberapa minggu.
Pada gangguan bipolar, ada juga penderita yang mengalami mania dan
depresi secara bersamaan. Misalnya, ketika penderita merasa sangat
berenerjik, di saat bersamaan dirinya juga merasa sangat sedih dan putus
asa. Gejala yang jarang terjadi ini dinamakan dengan periode campuran.
Faktor pemicu lain yang tidak boleh dianggap enteng adalah stres. Banyak
kasus gangguan bipolar yang terjadi pada penderita yang sering mengalami
tekanan dalam hidupnya.
Selain stres, gaya hidup yang tidak baik diduga turut memiliki dampak
terbentuknya gangguan bipolar dalam diri seseorang, misalnya kecanduan
minuman keras dan penyalahgunaan obat-obatan.
Jika dilihat dari perputaran episode suasana hati, ada beberapa penderita
gangguan bipolar yang mengalami periode normal di antara mania dan
depresi. Meskipun begitu, ada sebagian penderita yang mengalami
perputaran cepat dari fase ke fase tanpa adanya periode normal. Tiap fase
yang tergolong parah dapat berlangsung hingga beberapa minggu.
Pada gangguan bipolar, ada juga penderita yang mengalami mania dan
depresi secara bersamaan. Misalnya, ketika penderita merasa sangat
berenerjik, di saat bersamaan dirinya juga merasa sangat sedih dan putus
asa. Gejala yang jarang terjadi ini dinamakan dengan periode campuran.
Obat-obatan
Ada sejumlah obat yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan
bipolar, tergantung gejala serta riwayat kesehatan masing-masing penderita,
di antaranya:
berupa gangguan pada ginjal dan kelenjar tiroid. Efek samping penggunaan
lithium lainnya adalah:
Gangguan pencernaan
Mulut terasa kering
Gelisah
Muntah
Diare
Antidepresan seperti fluoxetine. Pada beberapa penderita gangguan
bipolar, obat pereda depresi ini dapat memicu episode mania. Oleh karena
itu antidepresan kerap dipasangkan dokter dengan obat-obatan penstabil
suasana hati. Salah satu efek samping penggunaan antidepresan adalah
menurunnya libido atau lemah syahwat.
Antipsikotik, misalnya olanzapine dan ariprazol. Sama seperti obat-
Penglihatan kabur
Gemetar
Mengantuk
metode yang dinamakan terapi perilaku kognitif ini, pasien juga akan diajari
cara menanggulangi stres secara efektif, serta diberi nasihat-nasihat seputar
pola makan, tidur, dan olahraga yang baik untuk kesehatan.
Tidak hanya pasien, keterlibatan keluarga dalam terapi psikologis juga bisa
sangat membantu. Tujuannya adalah agar keluarga memahami kondisi yang
dialami pasien sehingga bisa bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah
yang terjadi di dalam rumah tangga yang mungkin saja menjadi penyebab
gangguan bipolar, serta mencari jalan keluarnya.