Anda di halaman 1dari 6

PENYEHATAN AIR B

KONSEP SEDERHANA PENGOLAHAN AIR GAMBUT MENJADI AIR BERSIH

Disusun Oleh :
Kelompok B Sub III
D-IV Semester 5
1. ANASTASIA ARIESTHA D.
2. DHEA ELOK APRILIANI
3. FATHUL ALIM
4. NURUL JUBAEDAH
5. SIMAS PRATIWI FATIMAH

P27833313028
P27833313032
P27833313035
P27833313040
P27833313045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESLING PRODI D IV SEMESTER 5
TAHUN 2015

Kasus

Desa C merupakan wilayah yang masuk dalam kategori rawan kekeringan, sehingga
ketika musim kemarau tiba, penduduk di desa ini kesulitan dalam memperoleh air bersih.
Satu-satunya sumber air yang bisa dimanfaatkan oleh penduduk adalah air gambut yang
berwarna coklat.
Pertanyaan:
1. Identifikasi sumber air yang bisa digunakan sebagai air baku untuk diolah menjadi air
bersih!
2. Indentifikasi karakteristik air baku tersebut!
3. Buatlah konsep pengolahan air bersih secara sederhana untuk memenuhi kebutuhan
penduduk desa C ( pertimbangkan efisiensi dan efektivitas desain )
Penyelesaian :
1. Sumber air yang bisa digunakan sebagai air baku untuk diolah menjadi air bersih pada
kasus desa C adalah air gambut karena hanya sumber air tersebut yang dapat
dimanfaatkan oleh penduduk untuk diolah menjadi air bersih.
2. Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah berawa maupun
dataran rendah terutama di Sumatera dan Kalimantan, yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Intensitas warna yang tinggi (berwarna merah kecoklatan)
b. pH yang rendah sekitar 3-5
c. Kandungan zat organik yang tinggi
d. Kekeruhan dan kandungan partikel tersuspensi yang rendah
e. Kandungan kation yang rendah
Warna coklat kemerahan pada air gambut merupakan akibat dari tingginya kandungan
zat organik (bahan humus) terlarut terutama dalam bentuk asam humus dan
turunannya. Asam humus tersebut berasal dari dekomposisi bahan organik seperti
daun, pohon atau kayu dengan berbagai tingkat dekomposisi, namun secara umum
telah mencapai dekomposisi yang stabil. Dalam berbagai kasus, warna akan semakin
tinggi karena disebabkan oleh adanya logam besi yang terikat oleh asam-asam organik
yang terlarut dalam air tersebut. Struktur gambut yang lembut dan mempunyai poripori menyebabkannya mudah untuk menahan air dan air pada lahan gambut tersebut
dikenal dengan air gambut.
Air gambut tergolong air yang tidak memenuhi persyaratan air bersih seperti yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Beberapa unsur yang tidak
memenuhi persyaratan adalah sebagai berikut :

1. Segi estetika yaitu dengan adanya warna, kekeruhan dan bau pada air gambut
akan mengurangi efektifitas usaha desinfeksi, karena mikroba terlindung oleh
zat padat tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Hal
ini tentu berbahaya bagi kesehatan bila terdapat mikroba yang pathogen.
Disamping itu penyimpanan terhadap standar yang diterapkan akan
mengurangi penerimaan masyarakat terhadap air tersebut yang selanjutnya
dapat mendorong masyarakat untuk mencari sumber air lain yang
kemungkinan tidak aman.
2. pH rendah pada air gambut menyebabkan air terasa asam yang dapat
menimbulkan kerusakan gigi dan sakit perut. Kandungan zat organik yang
tinggi dapat menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme dalam air yang
dapat menimbulkan bau apabila zat organik tersebut terurai secara biologis
dan jika dilakukan desinfeksi dengan larutan khlor akan membentuk senyawa
organokhlorine yang bersifat karsinogenik.
3. Tingginya kadar besi (Fe) pada air merupakan suatu hal yang harus
diperhatikan dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat. Mengingat bahwa
tingginya kadar Fe akan mengurangi segi estetika dan akan mengurangi
efektifitas usaha desinfeksi karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi
tersebut. Tingginya kadar besi pada air menyebabkan air berwarna merah
kecoklatan dan berbau logam sehingga menimbulkan keengganan untuk
mengkonsumsinya .
4. Endapan mangan (Mn) akan memberikan noda-noda pada bahan/benda-benda
yang berwarna putih. Adanya unsur ini dapat menimbulkan bau dan rasa pada
minuman.

3. Konsep Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Bersih


1. Netralisasi (Bak Penampung)
Netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk
air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang paling murah dan mudah adalah
dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk

menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses
selanjutnya.
2. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar kotoran
dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organik, lumpur
halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara yang
paling mudah dan murah adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus
kimianya Al2(SO4)3.18 H2O. (berupa kristal berwarna putih).
3. Aerasi
Aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat besi dan
mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara
memben tuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan.
Disamping itu proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun
yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon Dioksida dan gas-gas
racun lainnya.
4. Sendimentasi
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran yang
terjadi mengendap semua (+ 45 - 60 menit). Setelah kotoran mengendap air akan
tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan
dengan membuka kran penguras yang terdapat di bawah tangki.
5. Penyaringan
Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan
semua. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan
mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang
dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses
penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah
diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir, kerikil
dan arang aktif. Pasir berfungsi menyaring kotoran berukuran kecil yang terbawa
bersama air, kerikil berfungsi menyaring kotoran serta menyangga lapisan pasir
dan karbon aktif berfungsi untuk menghilangkan bau, dan rasa pada air.
6. Desinfeksi
Disinfeksi dilakukan dengan menggunakan sinar matahari karena jika
menggunakan larutan khlor akan membentuk senyawa organokhlorine yang
bersifat karsinogenik.
Bagan Konsep Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Bersih
Bak. penampung
(Pemberian Air
kapur)

Koagulasi
(Pemberian
tawas)

Proses
Aerasi

Sediment
asi

Filtrasi

desinf
eksi

Gambar konsep Pengolahan Air Gambut Menjadi Air Bersih Secara Sederhana

DAFTAR PUSTAKA
Benefiled, L.D., Judkins, J.F., and weand, B.L., Process Chemistry For water And
Waste Treatment, Prentice-Hall, Inc., Englewood, 1982.
Departement

Kesehatan,

Peraturan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomer

416/menkes/per/ix/1990 tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.


Fair, G.M., Geyer, J.C., and Okun, D.A., Element Of Water Supply And Waste Water
Disposal, Second Edition, John Wiley And Sons, 1971.

Hamer, M. J., Water And Waste water Technology, Second Edition, John Wiley And
Sons, New York, 1986.
Kusnaedi, (2010), Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum, Penebar Swadaya.
Syarfi, Syamsu Herman, (2007), Rejeksi Zat Organik Air Gambut Dengan Membran
Ultravitrasi, Jurnal Sains Dan Teknologi, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai