Anda di halaman 1dari 2

Memperkenalkan Wayang Kamasan Kepada Remaja

(Melalui Pendekatan Animasi 2D dan Film Semi Dokumenter)


TONY WARTONO 17406023
Wayang dikenal sejak zaman pra-sejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Perwujudan
wayang saat ini, tak lepas dari budaya masyarakat Indonesia zaman dahulu yang memeluk
kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang.
Banyak peninggalan-peninggalan budaya nenek moyang bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam
bentuk arca atau gambar. Salah satunya berkembang menjadi kesenian wayang.
Wayang merupakan salah satu budaya rupa Indonesia. Bisa dikatakan seni wayang merupakan
salah satu seni animasi zaman dahulu. Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang
terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada
tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita
narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of
Humanity).
Menurut Encyclopedie Van Nederlands Indiedactie van D.G. Stebbe, ada 7 macam jenis wayang yang
dikenal di Indonesia diantaranya :
1.
Wayang Kulit (Wayang Purwa).
2.
Wayang Gedhog.
3.
Wayang Klithik/Krucil .
4.
Wayang Golek .
5.
Wayang Topeng .
6.
Wayang Wong/Wayang Orang .
7.
Wayang Beber.
Wayang terakhir merupakan wayang yang dipercaya merupakan bentuk asli wayang atau bisa
dikatakan wayang yang telah ada sebelum wyang-wayang di Pulau Jawa dan Bali mendapat
pengaruh dari budaya Hindu dan Buddha. Pada umumnya ke tujuh wayang tersebut di atas hanya
tersebar di Pulau Jawa dan sedikit di Bali. Wayang yang terdapat di Pulau Bali memiliki bentuk yang
serupa dengan wayang beber. Wayang ini dikenal dengan nama Wayang Kamasan atau lebih
dikenal dengan Seni Lukis Wayang Kamasan.
Seni Lukis Wayang Kamasan merupakan satu-satunya wayang yang terdapat di Pulau Bali,
khususnya di Desa Kamasan, Klungkung. Wayang Kamasan merupakan salah satu bentuk karya
seni klasik yang dianggap penting dalam kebudayaan Bali. Wayang ini (dengan style dari lukisan
Kamasan) memiliki karakteristik tersendiri berbeda dengan wayang pada daerah Jawa, dan
sekitarnya. Seni lukis ini dianggap sebagai induk seni lukis dalam kebudayaan Bali. Karya seni ini
tidak dapat dipisahkan dari nilai keagamaan, terutama nilai ritual. Selain untuk kepentingan ritual
keagamaan, seperti untuk ider-ider (kain hiasan), kober (bendera), dan lelontekan (panji), lukisan
wayang juga digunakan sebagai dekorasi, seperti penghias dinding ruangan. Kegunaan ini justru
semakin melestarikan seni lukis wayang klasik Kamasan hingga kini. Salah satu bukti yang
menunjukkan betapa populernya lukisan wayang Kamasan adalah hiasan langit-langit Taman Gili
dan Kertha Gosa, dua bangunan dari zaman Kerajaan Semarapura. Kedua bangunan kuno itu kini
menjadi salah satu obyek wisata andalan Klungkung.
Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi, Banyak masyarakat dini
khususnya kaula muda yang tidak begitu paham akan dunia pewayangan. Baik dari segi cerita
maupun seni perwujudan wayang itu sendiri.

Wayang Kamasan yang merupakan seni wayang yang telah mendunia sejak dulu, sayangnya tidak
begitu diketahui oleh masyarakat Indonesia sendiri, khususnya di luar daerah Bali. Bahkan
penduduk Bali di luar daerah Desa Kamasan sendiri, banyak yang hanya mengetahui wayang ini
secara garis besar, baik cerita maupun seni lukis Kamasan itu sendiri (khususnya anak muda).
Dalam buku Walter Spies dan Balinese Art (diterbitkan oleh Museum Tropical, Amsterdam),
disebutkan bahwa seni lukis Wayang Kamasan dan seni lukis Bali banyak terdapat di beberapa
museum Belanda. Dari sini kita ketahui bahwa orang luar memiliki ketertarikan lebih besar akan
seni wayang Indonesia, dibandingkan oleh warga negara kita. Jangan sampai warisan budaya nenek
moyang kita ini jatuh ke tangan negara lain.
Untuk itu melalui tulisan ini, penulis mencoba untuk membuat media interaktif guna
memperkenalkan seni lukis wayang kamasan termasuk cerita pewayangan dan cerita rakyat purwa
lainnya, khususnya kepada kaula muda, baik di Bali maupun di luar Bali.

Anda mungkin juga menyukai