Anda di halaman 1dari 4

Lampiran : Pedoman Pengawasan dan pemantauan pemberitaan, penyiaran, dan iklan kampanye

pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil
Walikota Tahun 2015.
A. Pemberitaan dan Penyiaran Kampanye
1. Dalam pemberitaan dan penyiaran kampanye pemilihan, lembaga penyiaran wajib menyediakan
waktu yang cukup, adil, berimbang, proporsional, dan netral, serta tidak mengutamakan
kepentingan kelompok dan golongan tertentu sebagaimana ketentuan peraturan perundangundangan.
2. Dalam memberitakan dan menyiarkan kegiatan kampanye, lembaga penyiaran wajib mematuhi
kode etik jurnalistik, P3SPS, dan peraturan perundang-undangan.
3. Prakiraan hasil perhitungan cepat pemilihan hanya diumumkan atau disiarkan melalui lembaga
penyiaran oleh lembaga survei dan/ atau jajak pendapat yang telah memperoleh izin dari KPU
dan/ atau KPU Provinsi dan/ atau KPU Kabupaten/Kota, dan disiarkan paling cepat 2 jam setelah
pemungutan suara selesai di seluruh TPS di wilayah Kabupaten/Kota dan/ atau Provinsi yang
bersangkutan.
4. Lembaga penyiaran yang akan menyiarkan hasil perhitungan cepat pemilihan, wajib
menyampaikan informasi kepada khalayak tentang sumber dana, metodologi, dan menyatakan
bahwa hasil perhitungan cepat hanya bersifat perkiraan dan bukan hasil resmi penyelenggara
pemilihan.
5. Lembaga penyiaran publik, Lembaga penyiaran swasta, dan Lembaga penyiaran berlangganan
wajib memberikan alokasi waktu yang sama dan memperlakukan secara berimbang dalam
memberitakan dan menyiarkan kegiatan kampanye pasangan calon.
6. Lembaga penyiaran komunitas dapat menyiarkan proses pemilihan sebagai bentuk layanan
kepada masyarakat.
7. Pasangan calon dilarang memanfaatkan Lembaga penyiaran komunitas untuk kepentingan
kampanye pasangan calon.
8. Narasumber penyiaran monolog dan dialog wajib mematuhi kode etik jurnalistik, P3SPS, dan
peraturan perundang-undangan.
9. Tata cara penyelenggaraan siaran monolog dan dialaog diatur lebih lanjut bersama-sama antara
KPU dan KPI.
10. Lembaga penyiaran dilarang :
a. Menjual pemblokiran segmen
b. Melakukan pemblokiran waktu untuk kampanye, dan/atau
c. Menerima program sponsor dalam format atau segmen apapun yang dapat dikategorikan
sebagai iklan kampanye.
11. Pasangan calon yang sesuai dengan profesinya secara rutin, dapat mengisi program acara di
Lembaga penyiaran sepanjang tidak mengandung muatan kampanye, baik secara lisan maupun
gestur tubuh.
12. Daerah yang tidak mempunyai Lembaga penyiaran atau tidak terjangkau frekuensi (blank spot)
maka penangan iklan kampanye dapat diproduksi dan ditayangkan dalam bentuk yang lain
13. Daerah yang memiliki Lembaga penyiaran tapi tidak mampu menjangkau seluruh wilayah
pemilihan, maka KPU Provinsi dan/ atau KPU Kabupaten/Kota setempat berkoordinasi dengan
KPID
14. Pada masa tenang Lembaga penyiaran dilarang :
a. Menyiarkan pemberitaan, rekam jejak, program-program, informasi, dan/atau bentuk lainnya
yang mengarah kepada kepentingan kampanya yang menguntungkan atau merugikan
pasanga calon.
b. Menyiarkan iklan kampanye pemilihan
c. Menyiarkan hasil survei atau jejak pendapat tentang pasangan calon

B. Iklan Kampanye
1. Pasangan calon dilarang memasang iklan kampanye dan iklan komersil di Lembaga penyiaran
selain iklan kampanye pemilihan yang telah difasilitasi oleh KPU Provinsi dan dari/ atau KPU
Kabupaten/Kota
2. Dalam penayangan iklan kampanye pemilihan di Lembaga penyiaran, KPU Provinsi dan/ KPU
Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan KPI terkait status izin penyelenggaraan penyiaran (IPP)
3. Dalam penayangan iklan kampanye pemilihan, KPU Provinsi dan/ KPU Kabupaten/Kota bersama
lembaga penyiaran wajib mentaati ketentuan :
a. Untuk setiap pasangan calon paling banyak komulatif 10 spot, durasi paling lama 30 detik
untuk setiap statsiun Televisi, setiap hari selama tahapan kampanye, melalui media masa (14
hari sebelum masa tenang).
b. Untuk setiap asangan calon paling banyak 10 spot durasi paling lama 60 detik, untuk setiap
stasiun radio setiap hari selama tahapan kampanye melalui media massa (14 hari sebelum
masa tenang)
4. Lembaga penyiaran yang memuat dan menayangkan iklan kampanye dalam bentuk komersil atau
layanan masyarakat wajib mematuhi etika pariwara Indonesia dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
5. Lembaga penyiaran wajib menentukan standar tarif iklan kampanye komersial yang berlaku sama
untuk setiap penayangan iklan kampanye pasangan calon yang difasilitasi oleh KPU.
6. Tarif iklan kampanye layanan masyarakat harus lebih rendah dari tarif iklan kampanye komersial.
7. Lembaga penyiaran menyiarkan iklan kampanye layanan masyarakat non partisan paling sedikit 1
kali dalam sehari dengan durasi 60 detik
8. Iklan kampanye layanan masyarakat dapat di produksi sendiri oleh Lembaga penyiaran atau dibuat
oleh pihak lain.
9. Jumlah waktu tayang iklan kampanye layanan masyarakat tidak termasuk jumlah tayangan iklan
kampanye yang difasilitasi oleh KPU.
10. Pasangan calon dilarang menayangakan iklan layanan masyarakat dalam bentuk apapun di
Lembaga penyiaran.
11. Pasangan calon dilarang menayangkan iklan ucapan selamat.

Anda mungkin juga menyukai