Aku melihat seorang nelayan menaiki sampan kecilnya ditepi dermaga Pelabuhan Tangga
Rajo Hulu, dia melepas pelan talli ikatan sampannya dari tiang didekatnya, saat itu aku
berdiri dengan mata sayu bermandikan kesedihan akibat terlalu banyak duka yang
menggelantung dihati, bingkai hatikupun telah robek karena duka itu, lalu aku pergi ke
Jembatan beton yang menjadi kebanggan warga kotaku, Aku perhatikan semua detail
yang tergambar dimataku, nelayan itu menggulung jaringnya dan melipat-lipatnya hingga
menjadi buntalan sebesar pelukan orang dewasa, aku terus memandang setiap gerakan
nelayan itu, aku melihatnya masih memegang jaring ditangannya, tak melepasnya,
meskipun tali perahunya telah terlepas dari tiang didermaga, mungkin dia agak melamun
atau diamenyadari aku melihatnya, sehingga mungkin juga dia ingin melakukan aksi
dramatis didepankun aku tak tahu, tapi perahunya mulai bergerak sendiri, sang nelayan ini
belum juga megang dayaung disamping kaki, aku masih memperhatikan nelayan itu kini
dia melepas jaring ikan ditangannya dan meletakkan diburitan perahu kecilnya, dia lalu
mengambi ayung yang tergeletak diam diperahunya, pelan tampaknya dua belah dayaung
itu dipasang disebelah kiri dan kakan perahunya telah posisi yang tepat untuknya
mendayung dengan alat itu, suatu gerakan yang dinamis terlihat dan sangat cekatan dia
mengemudikan perahunya yang tanpa mesin itu,
Lelaki nelayan yang keperkirakan usianya mendekati lima puluh tahun itu, menelusuri alur
sungai Pengabuan, aku masih diatas jembatan, menatap kepergiannya tanpa suara, namun
hatiku mulai terhibur dengan adegan yang kulihat didepan mataku, nelayan itu perahu
kecilnya dan jaring ikan serta dayung ditangannya semua itu bagiku adalah nyanyian
kehidupan yang sedang dilagukan oleh nelayan yang aku lihat itu, tubuhnya yang tinggi
kurus dengan kulit tubuh yang terpapar sinar matahari setiap hari membuatnya berwarna
kelam pekat, namun sorot mata nelayan itu menandakan dia adalah pria tangguh,
percikan air sungai Pengabuan yang membasahi kulit lengannya saat mendayung perahu
telah memberinya energi alam untuk bertahan hidup dari biota didalam Sungai Pengabuan
yang airnya berwarna kecoklatan itu,