GENETIKA TUMBUHAN
ACARA V
PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL
Semester:
Ganjil 2015
Oleh:
Muhammad Sofyan A
A1L014139/ 6
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persilangan dua DNA melalui perkawinan dua organisme akan menghasilkan
individu yang bervariasi. Beberapa ciri tampak menyatu, tetapi seringkali hilang,
dan muncul pada generasi berikutnya. Ada individu yang tampak sama dengan
individu asal, tetapi terdapat kemungkinan individu yang sama sekali berbeda
dengan individu asal. Misteri Ilmu Genetika tersebut berhasil diungkap oleh
Mendel pada tahun 1865. ( Raven, 1996 )
Hukum Mendel pertama kali ditemukan oleh Gregor Johan Mendel. ia
menggunakan tanaman kacang ercis (Pisum Sativum) untuk penelitiannya. Ia
menggunakan kacang ercis karena tanaman tersebut hidupnya tidak lama,
memiliki bunga sempurna, dan memiliki tujuh sifat yang jelas perbedaannya.
Prinsip-prinsip yang ditemukan Mendel di terima secara umum namun
penelitipeneliti berikutnya sering menemukan perbandingan fenotipe yang aneh,
seakanakan tidak mengikuti hukum Mendel. Beberapa peneliti genetika
menunjukkan adanya penyimpangan terhadap kedua hukum Mendel tersebut.
Ternyata penyimpangan ini hanya merupakan penyimpangan semu karena pola
dasarnya sebenarnya sama dengan Hukum Mendel.
Persilangan dihibrid (perkawinan dua individu dengan dua tanda beda) dapat
membuktikan kebenaran hukum Mendell II yaitu bahwa gen-gen yang terletak
pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan
empat macam fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Pada kenyataannya,
seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang jauh dari harapan yang mungkin
disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen, gen yang bersifat
homozigot letal, dan sebagainya.
Penyimpangan
semu
Hukum
Mendel
adalah
peristiwa
munculnya
B. Tujuan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
efek alel resesif dari lokus yang sama akan tertutupi, sehingga fenotip yang
tampak adalah alel dominan.
2.
Kekodominan yaitu alel-alel suatu gen dari lokus yang sama memberikan
kelas yang jelas dengan nisbah yang sederhana. Namun penelitian lebih lanjut
menunjukkan bahwa tidak semua pewarisan sifat itu mengikuti hipotesis Hukum
Mendel II. Variasi nisbah dari nisbah Mendel ini dapat terjadi karena adanya
interaksi gen pada saat pembentukan gamet (Crowder,1986).
Beberapa cara penurunan sifat tidak mengikuti hokum Mendel II dengan rasio
klasik F2 = 9 : 3 : 3 : 1 . Akan tetapi kedua pasang gen ini akan mengadakan
interaksi (kerjasama) yang menghasilkan fenotip baru., atau ada pula terjadi
penutupan ekspresi oleh pasangan gen lain yang disebut epistasis. Ada beberapa
macam epistasis yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
III.
METODE PRAKTIKUM
B. Prosedur Kerja
1.
hingga homogen.
2.
3.
5.
I.
A. Hasil
B. Pembahasan
memengaruhi
dalam
menghasilkan
fenotip.
Meskipun
demikian,
Kriptomeri
Kriptos (Yunani) berarti tersembunyi, sehingga kriptomeri dikatakan sebagai
gen dominan yang seolah-olah tersembunyi jika berdiri sendiri dan akan tampak
pengaruhnya apabila bersama-sama dengan gen dominan yang lainnya. Peristiwa
kriptomeri ini pertama kali ditemukan oleh Correns (Tahun 1912) setelah
menyilangkan bungaLinaria marocanna berwarna merah (Aabb), dengan bunga
Linaria maroccana berwarna putih (aaBB). Keturunan F1nya adalah bunga
berwarna ungu (AaBb) yang berbeda dengan warna dari bunga kedua induknya
(yaitu merah dan putih). Rasio fenotip F2nya adalah 9 ungu: 3 merah: 4
putih. Lantas
dari
penelitian plasma
manakah
sel,
warna
ternyata
ungu
warna
tersebut
merah
timbul?
disebabkan
Dari
oleh
hasil
adanya
pigmen antosianin dalam lingkungan asam. Di lingkungan basa, pigmen ini akan
memberikan warna ungu. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin,
baik di dalam lingkungan asam atau basa, maka akan terbentuk warna putih.
Faktor A, apabila mengandung pigmen antosianin dalam plasma sel dan faktor a
jika tidak ada antosianin dalam plasma sel. Faktor B, apabila kondisi basa dan b
dalam kondisi asam. Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap
sifat b. Oleh karena itu, tanaman yang berbunga merah disimbolkan dengan
Aabb atau AAbb, sedangkan tanaman yang berbunga putih disimbolkan
dengan aaBB atau aabb.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa bunga merah memiliki
antosianin di mana dalam lingkungan plasma sel bersifat asam. Sedangkan bunga
putih tidak memiliki antosianin di mana lingkungan plasma sel bersifat basa.
2.
Polimeri
Polimeri atau karakter kuantitatif adalah persilangan heterozigot dengan
banyak sifat beda yang berdiri sendiri, tetapi memengaruhi bagian yang sama dari
suatu organisme. Peristiwa polimeri ditemukan oleh Lars Frederik Nelson dan
Ehle, setelah melakukan percobaan dengan menyilangkan gandum berbiji merah
dengan gandum berbiji putih. Persilangan itu menghasilkan keturunan heterozigot
berwarna merah lebih muda bila dibandingkan dengan induknya yang
homozigot (merah). Oleh karena itu, biji merah bersifat dominan tidak
sempurna terhadap warna putih. Setelah generasi F1 disilangkan sesama,
pada generasi F2 diperoleh perbandingan fenotip 3 merah : 1 putih.
Kapankah peristiwa polimeri dapat terjadi? Peristiwa ini terjadi pada
pewarisan, warna kulit manusia. Warna kulit disebabkan oleh zat warna kulit
(pigmen). Jika faktor pigmen kulit manusia dilambangkan dengan P, genotip
orang berkulit putih p1p1 p2p2 p3p3. Apabila pria kulit putih menikah dengan
wanita kulit hitam (negro), maka keturunan F1 akan mempunyai kulit mulad
(coklat sawo matang), yang berfenotip P1p1P2p2P3p3. Derajat kehitaman
kulit bergantung pada banyaknya faktor pigmen P.
3.
Epistasis-hipostasis
Kalian tentunya masih ingat tentang istilah epikotil (epi = di atas) dan
Epistasis Dominan
Epistasis dominan terjadi pada persilangan umbi lapis bawang
berwarna merah
dengan
umbi
berwarna
kuning.
Gen A menyebabkan
umbi berwarna merah dan gen B menyebabkan umbi berwarna kuning. Dapat
disimpulkanbahwa epistasis dominan terjadi bila sebuah gen dominan
mengalahkan pengaruh gen lain yang bukan alelnya. Rumusnya adalah gen
A bersifat epistasis terhadap gen B dan b. Oleh karena itu, meskipun dalam
genotip terdapat gen B atau b, gen A tetap menutup ekspresi dari gen B dan b.
b.
Epistasis Resesif
Peristiwa ini terjadi jika gen resesif mengalahkan pengaruh gen dominan
dan resesif yang bukan alelnya. Rumusnya adalah gen aa epistasis terhadap B dan
b. Pada persilangan antara anjing berambut emas dan anjing berambut coklat,
dihasilkan keturunan F1 berambut hitam. Beberapa gen yang berperan adalah gen
B (menentukan warna hitam), gen b (menentukan warna coklat), gen E
(menentukan keluarnya warna), dan gen e (menghambat keluarnya warna). Dari
hasil penyilangan tersebut menunjukkan perbandingan fenotip 9 hitam: 4 emas: 3
coklat. Oleh karena itu, rumus epistasis resesif adalah aa epistasis terhadap B dan
b, dalam contoh ini, aa adalah ee (menghambat keluarnya warna).
c.
dominan
menghambat ekspresi
fenotip
resesif
yang
merupakan
disebabkan
peristiwa
oleh
gen
suatu
gen
mutan
yang
bukan alelnya. Gen mutan tersebut bersifat menghambat, sehingga disebut gen
penghalang atau inhibitor atau gen suspensor. Epistasis dominan resesif terjadi
pada persilangan lalat buah (Drossophila melanogaster). Gen P menentukan warna
mata merah, gen p menentukan warna mata ungu, gen S merupakan gen nonsuspensor, dan s merupakan gen suspensor. Perbandingan fenotipnya adalah 13
merah: 3 ungu. Rumus epistasis dominan resesif adalah A epistasis terhadap B dan
b serta bb epistasis terhadap A dan a.
4.
Gen-gen komplementer
Gen-gen komplementer merupakan interaksi antara gen-gen dominan yang
berbeda, sehingga saling melengkapi. Jika kedua gen tersebut terdapat bersamasama dalam genotip, maka akan saling membantu dalam menentukan fenotip. Jika
salah satu gen tidak ada, maka pemunculan fenotip menjadi terhalang.
Apabila F1 (keturunan pertama) hasil perkawinan 2 orang yang bisu tuli
disilangkan dengan sesamanya, maka generasi atau keturunan F2 ada yang normal
dan bisu tuli. Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan menunjukkan
sifat normal apabila kedua gen tersebut tidak terdapat bersama-sama dalam satu
genotip. Dengan demikian, jika hanya terdapat gen T tanpa gen B, atau jika hanya
terdapat gen B tanpa gen T maka akan tetap memunculkan sifat bisu tuli. Rasio
fenotip F2 yang dihasilkan adalah 9 Normal : 7 bisu tuli.
5.
bagian tubuh makhluk hidup yang sama. Kedua gen itu berada bersama-sama
dan fenotipnya merupakan gabungan dari kedua sifat gen-gen dominan tersebut.
Pada persilangan tanaman Bursa sp. yang berbuah oval dengan tanaman Bursa sp.
yang berbuah segitiga, dihasilkan keturunan pertama (F1) yaitu tanaman Bursa sp.
semua berbentuk oval.
6.
Atavisme
Munculnya kembali sifat keturunan pada generasi berikutnya setelah
sempat menghilang ini disebut atavisme. Atavisme juga terjadi pada burung
merpati (Columba livia) India. Hasil perkawinan antara sesama merpati berekor
seperti kipas, akan menghasilkan merpati berekor lurus. Merpati berekor seperti
kipas muncul kembali setelah perkawinan antara sesamamerpati berekor lurus.
Manfaat yang dapat kita ambil adalah setelah kita mempelajari tentang
genetika, kita akan mampu meminimalisir kondisi yang kurang diinginkan dalam
sebuah keluarga dengan memperhatikan calon parental untuk menurunkan
keturunan yang baik.
Praktikum kali ini kelompok kami menguji Epistasis dominan resesif yang
mempunyai rasio 13 : 3. Dalam praktikum kami menggunakan kancing berwarna
yaitu kuning dan hijau. Kuning : hijau = 13 : 3. Pengambilan di lakukan sebanyak
90x dan 160x. Pada pengambilan 90 kali diperoleh hasil X2= 0,137 dengan X
tabel 3,84 yang artinya hasil pengujian signifikan atau pengujian sesuai dengan
Hukum Mendel. Pada pengambilan 160 kali diperoleh hasil X2= 0,83 dengan X
tabel 3,84 yang artinya hasil pengujian signifikan atau pengujian sesuai dengan
Hukum Mendel.