Anda di halaman 1dari 34

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 0

BASIDIOMYCOTA

Oleh :
Andi Amal Hayat Makmur

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 1

BAB I PENDAHULUAN
Pada awalnya, para peneliti mengklasifikasikan materi ke dalam 3 Kerajaan
(Kingdom) yaitu Animalia, Tumbuhan dan Mineral. Cendawan dimasukkan ke dalam
Kerajaan Tumbuhan karena kesamaannya dengan ciri-ciri yang dimiliki tumbuhan,
misalnya tidak memiliki kemampuan untuk bergerak (motil), memperoleh makanan
melalui absorbs dan proses reproduksinya melalui spora. Selanjutnya cendawan
tidak lagi dimasukkan ke dalam kelompok tumbuhan karena mereka tidak memiliki
pigmen fotosintesis seperti yang dimiliki oleh kelopok tumbuhan dan alga. Mereka
memasukkan cendawan ke dalam kelompok Phycomycetes yang secara harfiah
berarti cendawan alga. Kelompok ini tidak bertahan lama, seperti halnya kelompok
cendawan tingkat rendah yang tidak memiliki kekerabatan dekat dengan kelompok
Omycota, Hytridiomycota dan Zygomycota. Pada awalnya, klasifikasi cendawan
didasarkan pada ciri-ciri morfologinya. Namun dengan ditemukannya mikroskop,
klasifikasi dapat lebih jauh dikaji berdasarkan ciri-ciri lainnya secara lebih detail,
misalnya keberadaan tubuh buah dan system reproduksi.
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan dan teknologi,cendawan
dibagi menjadi 3 (tiga) Kerajaan besar yaitu Kerajaan Protozoa, Chromista
(Straminipila) dan Kerajaan Eumycota yang hanya berisi cendawan sejati.
Cendawan sejati (Eumycota) terdiri dari 5 Divisi (Filum) yaitu Ascomycota,
Basidiomycota, Chytridiomycota, Glomeromycota dan Zygomycota.
Basidiomycota merupakan cendawan yang memiliki ciri khas yaitu cendawan
yang menghasilkan tubuh buah makroskopis yang merupakan struktur reproduksi
seksual yang juga dikenal oleh banyak orang sebagai jamur. Sebagian dari
Basidiomycota juga mencakup ragi atau bentuk yang bersel tunggal dan spesies
aseksual. Basidiomycota ditemukan di hamper semua ekosistem darat, habitat air
tawar dan laut. Terdapat sekitar 30.000 spesies basidiomycota yang telah diketahui
dan 37% diantaranya termasuk golongan jamur atau Fungi. Jamur dari Divisi
Basidiomycota memiliki 25.000 spesies. Nama dari Divisi ini diambil dari bentuk

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 2

diploid yang terjadi pada siklus hidupnya, yaitu basidium. Basidiomycota hidup
sebagai dekomposer pada kayu atau bagian lain pada tumbuhan.
Kelompok fungi basidiomycota ini sering disebut jamur oleh orang awam
karena banyak jenis jenis yang tubuh buahnya besar dan dapat dilihat dengan
kasat mata. Kelompok tersebut yang memiliki tubuh buah besar yang biasa disebut
dengan istilah cendawan. Banyak di antara cendawan (mushrooms) sudah
dimanfaatkan oleh manusia misalnya Agaricus bisporus, Pleurotus flabellatus dan
Falmmulina velutipes, akan tetapi banyak juga yang beracun, bahkan dengan
kadar racun yang dapat mematikan.
Basidiomycota terdiri dari anggota mikro maupun makro. Basidiomycota
yang makro adalah Basidiomycota yang memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang
besar sehingga mudah untuk diamati. Bentuk jamur ini ada yang seperti payung,
kuping, bola dan setengah lingkaran. Sementara Basidiomycota yang mikro
merupakan basidiomycota yang basidiokarpnya kecil dan halus, yang umumnya
adalah patogen pada tanaman.
Basidiomycota terdiri dari 4 (empat) Kelas yaitu Homobasidioycetes,
Heterobasidiomycetes, Ustilaginomycetes, Hymenomycetes dan Urediniomycetes.
Dalam Kelas Urediniomycetes terdiri atas sub-kelas Urediniomycetidae dengan
ordo

Uredinales

dan

Septobasidiales,

sub-kelas

Microbotryomycetidae

dan

Agaricostilbomycetidae. Kelompok cendawan Basidioycota memiliki peranan


sebagai saprotrofik yang mengurai bahan organik, berasosiasi dengan tanaman
seperti mikoriza, bisa dikonsumsi oleh manusia dan ada yang beracun serta yang
paling banyak mendapat perhatian adalah perannya sebagai patogen tanaman.
Pada ordo Uredinales memiliki spesies yang banyak menjadi patogen
tanaman dan memiliki siklus hidup rumit karena membutuhkan inang yang berbeda
untuk melengkapi siklus hidupnya. Salah satu spesies yang paling berbahaya dan
menyebabkan

penyakit

pada

tanaman

adalah

Hemileia

vastatrix

yang

menyebabkan penyakit karat pada daun kopi. Penyakit karat daun menyerang
tanaman kopi terutama dari jenis Arabika yang ditanam pada ketinggian di bawah

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 3

1.000 mdpl. Serangan ini menyebabkan daun-daun berguguran sehingga tanaman


menjadi gundul, pucuk-pucuk pada cabang mati dan akhirnya tanaman mati secara
keseluruhan.
Mengingat

kompleksitas

dan

besarnya

peran

jamur

dalam

Filum

Basidiomycota dalam kehidupan manusia, maka diperlukan informasi dan


pengetahuan yang cukup terhadap jamur yang tergoloing dalam Filum ini sehingga
bisa menjadi referensi dalam pengembangan dan pemanfaatannya di lapangan.

BAB II PEMBAHASAN

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 4

Kata Basidiomycota berasal dari (basidium = kubus dan mykes = jamur).


Nama Basidiomycota berasal dari kata basidium, yaitu suatu tahapan diploid
dalam daur hidup Basidiomycota yang berbentuk seperti gada. Pada umumnya
jamur ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan
polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang lain. Merupakan
kelas jamur yang hifa.miselium bersekat, dan bila telah kawin (hifa berinti
gandanya) menghasilkan suatu tubuh buah tipe basidiokarp dengan badan
penghasil spora generatifnya. Spora yang dihasilkan oleh basidium disebut
basidiospora. Contohnya : Jamur Merang (Volvariella volvacea), Jamur Kuping
(Auricularia auricular), Jamur Linggi (Ganoderma sp) dan lainnya.

Basidiospo
ra

Basidiu
m
A. Karakteristik dari Basidiomycota
Karakteristik dari Basidiomycota adalah:
1. Umumnya tubuhnya bersifat makroskopis. Hanya beberapa jenis yang
tubuhnya bersifat mikroskopis.
2. Sel-selnya tidak berklorofil.
3. Dinding sel tersusun dari khitin, belum ada diferensiasi jaringan.
4. Hifanya bersekat, Sel-selnya memiliki sebuah atau dua buah inti. Hifa
yang mempunyai sebuah inti disebut hifa primer, sedangkan yang
mempunyai dua buah inti disebut hifa sekunder.

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 5

5. Hidupnya ada yang saprofit, parasit pada tumbuhan, dan ada pula yang
hidup bersimbiosis membentuk mikorhiza pada akar tumbuhan.
6. Memiliki basidium berbentuk gada yang mengandung 4 basidiospora di
ujungnya.
7. Habitatnya di air dan tanah.
B. Habitat
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa
makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi, dan batang
pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya
tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar
tumbuhan membentuk mikoriza. Habitat mereka ada di terrestrial dan
akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia.
C. Struktur tubuh
Basidiomycotina adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa
vegetative Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya),
misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. Jalinan hifa generative
jamur ini ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak membentuk
tubuh buah. Tubuh buah pada Basidiomycotina disebut basidiokarp.
Basidiokarp berukuran makroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti payung,
kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan
ada yang tidak. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaranlembaran (bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan
menghasilkan spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan spora
generative. Spora (basidiospora) yang jumlahnya empat berada di luar
basidium. Spora dapat disebarkan oleh angin dan jika jatuh di tempat yang
sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru. Contohnya yaitu jamur kuping
(Auricularia polytricha), jamur merang (Volvariella volvaceae).
Jamur

basidiomycota

terdiri

dari

kumpulan

benang

miselium

yang

berkelompok membentuk tubuh jamur. Tubuh jamur berupa tubuh buah,


sebagai hasil perkembangan dari zigot. Zigot dihasilkan oleh perkawinan

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 6

antara hifa positif dan hifa negatif. Tubuh buah menghasilkan spora yang
terdapat pada basidium.
Miselium pada basidiomycetes ada tiga jenis, yaitu:
1. Miselium primer : miselium berinti satu yang haploid dari basidospora
2. Miselium sekunder : mselium berinti dua dan merupakan konjugasi dua
miselium primer atau persatuan antara dua basidiospora.
3. Miselium tersier : miselium yang terdiri atas miselium sekunder yang
telah terhimpun dan merupakan jaringan yang telah teratur pada
permukaan basidiokarp dan yang menghasilkan basidiospora.

Gambar Struktur Tubuh Jamur


Penjelasan Bagian Struktur Tubuh Jamur :
Tudung (pileus), merupakan bagian yang ditopang oleh stipe dan di
bagian bawahnya mengandung bilah-bilah. Pada jamur muda, pileus
dibungkus oleh selaput (vileum universal) dan menjelang dewasa
pembungkus tersebut akan pecah
Bilah (lamella/gills), merupakan bagian di bawah tudung berbentuk
helaian berbilah-bilah
Tangkai tubuh buah (stipe) merupakan massa miselium yang sangat
kompak dan tumbuh tegak
Cincin / Annulus, merupakan bagian yang melingkari tangkai yang
berbentuk seperti cincin
Volva, merupakan bagian sisa pembungkus yang terdapat pada dasar
tangkai.

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 7

Keterangan :
a. Cuspidate (berpuncak runcing)
b. Plane W / slight umbo (sedikit menonjol)
c. Plane W / flattened umbo (tonjolan rata)
d. Plane / papillate ( berpapila)
e. Mammilate / pappilate (berpapila cembung)
f. Campanulate (berbentuk lonceng)
g. Convex / hemispheric (cembung / setengah bulat)
h. Broadly paraboloic (berbentuk parabola)
i. small paraboloic (parabola kecil)
j. Conic (berbentuk kerucut)
k. Plane (lebar)
l. Broadly convex (cembung melebar)

Keterangan :
a. Smooth (halus)
b. Veluntious (berbulu sangat rapat)
c. Villose (berbulu panjang)
d. Minutely / pubescent (berbulu jarang / berbulu rapat)
e. Radially fibrillose (berfibri)
f. Tessellated / netted (berbentuk jaring)
g. Areolate / cracked (berbercak)
h. Innately scaley / squamulose (berduri)
i. Squamose scales (bersisik kasar)
j. Pruinose / granular (berlapis butiran)
k. Warty / scurfy (berbutir kasar / berbutir halus)
l. Rugose / rugulose (berkerut)
m. Scrobiculate (berlekuk)

Keterangan :
a. Porioid (berpori)
b. Crisped (beralu)

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 8

c. Intervenose (bergaris melintang)


d. Anastamosed (bersilangan)
e. Regular (teratur / tertata)
f. Back forked (bercabang dari tepi)
g. Margin stipe (bercabang ke tepi)

Keterangan :
a. Free (tidak menempel)
b. Adnaxed (menempel)
c. Adnate (menempel lurus)
d. Adnate with tooth (menempel dengan tepi bergigi)
e. Decurrent / Attached toodllar (seperti payung)
f. Sinuate (menempel dengan pangkal berlekuk)
g. Arcuate (menempel sampai dasar)

Keterangan :
a.
b.
c.
d.

Equal (berukuran sama dari pangkal sampai ujung)


Solid (kuat / meruncing pada bagian dasar)
Tapered at base at apex (meruncing pada bagian pangkal & ujung)
Flared (berbentuk obor dengan rongga)

Ta k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 9

e. Bulbous base (berdasar bulat)


f. Clavate (bagian dasar membulat)
g. Compressed (tidak berbentuk bulat)

Keterangan :
a.

Marginate depressed (tepi menggulug kedalam)

b.

Scaly (bersisik)

c.

Napiform (tidak ada selubung tetapi bagian dasar membulat)

d.

Saccate (memiliki kantong)

e.

Concentric ringed (cincin esentrik)

f.

Circumsessile (memiliki sesil melingkar)

g.

Sheathing (terselubung)

Keterangan :
a. Caespitose (bercabang)
b. Rhizoids (rhizoid)
c. Inserted / insititious base (menempel langsung pada dasar)
d. Strigose (berserabut)
e. Mycenal pad (menempel langsung tapi berserabut)
f. Attached to rhiomorph (menempel pada rhizoid)
D. Reproduksi

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 10

Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi


aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia. Seperti Zygomycotina
dan Ascomycotina, reproduksi seksual Basidiomycotina terjadi melalui
perkawinan antara hifa yang berbeda jenis menghasilkan spora seksulal
(spora generative), yaitu spora basidium (basidiospora).

Tahapan reproduksi seksual pada Basidiomycota adalah sebagai berikut :


Penjelasan :
Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari
basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan.
Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu
hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n)
yang berpasangan (dikariotik).
Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid
dikariotik.
Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut
basidiokarp.
Pada ujung-ujung

hifa

basidiokarp

terjadi

membentuk basidium yang berinti diploid (2n).

kariogami

sehingga

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 11

Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi


empat inti yang haploid (n).
Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada
ujungnya.
Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu
-

sterigma dan berkembang menjadi basidiospora.


Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang
sesuai, akan tumbuh menjadi hifa yang haploid.

E. Klasifikasi
Divisi Basidiomycotina adalah takson dengan Kingdom Fungi yang termasuk
spesies yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium.
Basis = dasar, idion, mykes = jamur, berkembangbiak seksual dengan
basidiospora melalui basidium, hifa bersekat, kebanyakan berukuran
makroskopis, spora terdapat dalam basidiospora, pada permukaan bawah
tudung, disela-sela gill. Tubuh buah (basidiocarp) mudah dilihat mata,
dengan bentuk piala (Cyatus), kuping (Auricula), payung dan memiliki
pembungkus (Volvariella), kulit mengkilat (Ganoderma), dll.

Salah satu contoh klasifikasi pada filum Basidiomycota dapat dilihat pada
Agaricus campestris Linneaus, sebagai berikut :
Kingdom : Eumycota (Fungi)
Divisi : Basidiomycota
Sub Divisi : Basidiomycotina
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Agaricales
Famili : Agaricaceae
Genus : Agaricus
Spesies : Agaricus campestris Linneaus
Berdasarkan bentuk dan susunan basidiumnya dapat dibedakan menjadi 5
(lima) kelas, yaitu :
1) Kelas Homobasidiomycetes

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 12

Dalam golongan ini termasuk cendawan-cendawan yang dikalangan umum


dikenal dengan nama jamur, yang terdapat pada kayu yang lapuk, di
tanah atau di tempat-tempat yang lain.
Beberapa jenis jamur ini hidup bersimbiosis pada akar tumbuh-tumbuhan
dan merupakan suatu golongan organisme yang kita kenal dengan nama
mikoriza. Beberapa dari jenis jamur dari golongan ini dalam musimmusim tertentu (di Eropa dalam musim akhir panas, di Indonesia dalam
musim hujan) membentuk tubuh buah yang besar yang seringkali
mempunyai bentuk seperti payung terbuka dan dapat mencapai garis
tengah 1 m dan berat 50kg (Polyporus giganteus). Tubuh buah berbagai
jenis jamur ini banyak yang dapat dimakan misalnya jamur merang
(Volvariella volvacea).
Basidiospora

mempunyai

jenis

kelamin

yang

berbeda.

Pada

perkecambahan spora tadi terjadilah dua macam miselium yang bersekat


dengan satu inti dalam tiap sel. Perkecambahan ini tiada terbatas. Jika
dua sel vegetatif yang berlainan jenis kelamin bertemu, maka dua sel itu
menjadi satu (somatogami) dan terjadilah satu sel dengan sepasang inti
di dalamnya. Jadi pada miselium yang tumbuh dari basidiospora itu tidak
dihasilkan alat-alat kelamin yang khusus.
a. Ordo Hymenomycetales
Tingkat perkembangannya masih sederhana, belum membentuk tubuh
buah. Umumnya basidium bebas, namun pada anggota yang tingkat
perkembangannya lebih tinggi, hifa pendukung basidium teranyam
membentuk tubuh buah dan basidium terkumpul membentuk himenium
yang didukung himenofor. Himenium terletak bebas di atas tubuh buah
(gimnokarp). Spora sangat banyak dan secara aktif dilontarkan
basidium. Pada Hymenomycetales tingkat tinggi, himenofor menonjol,
membentuk rigi-rigi, lamela atau papan-papan, sehingga permukaan
himenium lebih luas. Berdasarkan ada tidaknya himenofor, ordo ini
dibedakan menjadi dua subordo, yaitu Aphyllophorales dan Agaricales.
1. Subordo Aphyllphorales

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 13

Tubuh buah tanpa himenofor yang menonjol. Himenium terletak


bebas di atas tubuh buah dan sudah terbentuk sejak tubuh buah
masih muda. Sub ordo ini dibedakan dalam beberapa family, antara
lain :

Famili Polyporaceae
Tubuh buah berbetuk seperti kipas, himenofor membentuk poripori, dari luar tampak berlubang-lubang. Sisi dalam lubang-lubang
itu dilapisi himenium. Tubuh buah dapat berumur beberapa
tahun, setiap kali membentuk lapisan himenofor baru. Umumnya
hidup sebagai saprofit, misalnya: Ganoderma applanatum (jamur
kayu): tubuh buah berbentuk setengah lingkaran, banyak terdapat
pada kayu-kayu lapuk. Ganoderma pseudoferreum (jamur akar
merah). Polyporus giganteus: tubuh buah besar.

Famili Exobasidiae
Jamur ini tidak memiliki tubuh buah. Kebanyakan hidup
endoparasitik pada tumbuhan lain. Pada inangnya jamur ini
menimbulkan badan-badan seperti kutil-kutil. Suatu jenis dari
jamur dari suku ini menyebabkan penyakit pada tanaman the dan
terkenal dengan nama penyakit cacar teh. Jenis jamur ini adalah
Exobasidium vexans.

Famili Corticiaceae
Tubuh buah merata dan melekat pada substratnya seperti kerak.
Heminofora datar atau sedikit berkerut. Kebanyakan hidup
sebagai parasit. Contohnya : Thelephora iaciniata.

Famili Clavariaceae
Tubuh buah tegak, berbentuk gada atau cabang-cabang, seluruh
tubuh buah diselubungi oleh lapisan himenium. Tubuh buah yang
bercabang-cabang mempunyai bentuk seperti batu karang.
Contoh : Clavaria zivelli

Famili Hydnaceae

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 14

Himenofora mempunyai tonjolan-tonjolan berupa duri-duri atau


gigi. Terdapat pada sisi bawah tubuh buah yang berupa suatu
kipas atau suatu payung dengan tangkai kira-kira di tengahtengah. Contoh : Hydnum helveolum.
2. Subordo Agaricales
Tubuh buah biasanya berbentuk payung dengan tangkai sentral. Pada
waktu muda tubuh buah itu diselubungi oleh suatu selaput yang
dinamakan velum universale.

Apabila tubuh buah membesar,

selaput hanya tersisa di pangkal tangkai tubuh buah dan disebut


bursa. Dari tepi tubuh buah ke tangkai terdapat juga suatu selaput
yang menutupi sisi bawah tubuh buah. Selaput ini dinamakan velum
partiale. Apabila tubuh buah membesar selaput ini akan robek dan
merupakan suatu cincin (anulus) pada bagian atas tangkai.
Himenofor terletak pada sisi bawah tubuh buah, membentuk lamela
yang tersusun radial, dapat juga membuat tonjolan berupa buluhbuluh. Himenium menutupi permukaan bawah tubuh buah dan mulamula terletak di bawah velum partiale. Letak himenium yang
demikian itu disebut angiokarp. Lapisan himenium terbentuk
serempak. Dalam subordo ini contohnya diantaranya :

Famili Agaricaceae
Tubuh

buah

kebanyakan

berbentuk

payung,

mymenofora

membentuk lamel atau papan-papan dengan lapisan himenium


pada kedua sisimya. Kebanyakan dari susku ini hidup sebagai
safrofit, sebagaian kecil sebagai parasit. Contohnya : Volvariella
volvaceae (jamur merang), dapat dimakan, sering dipiara pada
tangkai butir padi atau jerami.

Famili Boletacea
Himenofora merupakan tonjolan-tonjolan yang berbentuk buluhbuluh, oleh sebab itu dulu digolongkan dalam polyporacea. Jamur
ini merupakan penyususn utama mikoriza yang adanya seringkali
merupakan syarat mutlak untuk kelangsungan pertumbuhan jenisjenis tumbuhan tertentu misalnya anggrek. Contohnya: Boletus
luteus, mikoriza pada Pinus silvestris.

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 15

b. Ordo Gasteromycetales
Tubuh buah tertutup, bentuk kurang lebih bulat. Pada waktu masak,
dinding paling luar (peridium, homolog velum universale) pecah dan
spora keluar secara pasif. Tubuh buah membentuk massa kompak yang
dinamakan gleba. Kebanyakan bersifat saprofit di dalam tanah yang
subur, namun tubuh buah biasanya terdapat di atas tanah.
Ordo ini terbagi menjadi beberapa family, antara lain:

Famili Lycoperdon
Peridium gleba mengalami diferensiasi menjadi eksoperidium
(pseudo- parenkim) dan endoperidium (tipis). Apabila tubuh buah
masak, eksoperidium lepas dan endoperidium membuka dengan
suatu lubang pada ujungnya. Gleba dapat pula terdiferensiasi
sehingga bagian atas fertil dan bagian bawah steril. Apabila spora
masak, gleba berubah strukturnya. Misalnya:
Lycoperdon pratense (jamur kelentos/puffball). Gleba berbentuk
bulat, tidak terlalu besar, mula-mula putih kasar, akhirnya abuabu rata. Sering tumbuh diantara rumput-rumput.
Scleroderma aurantium (jamur melinjo), eksoperidium kotor
kekuning- kuningan, gleba dapat dimakan.

Famili phallaceae
Tubuh buah yang masih muda merupakan suatu benda yang kurang
lebih berbentuk bulat telur, dan diselubungi oleh dinding peridium
yang terdiri atas dua lapis. Antara kedua lapis terdapat lapis
tengah yang menyerupai lendir. Anyaman hifa dalam peridium
mengalami

diferensiasi

menjadi

tangkai

yang

payungnya

berbentuk lonceng. Contoh : Dictyophora indusiata.


2) Kelas Heterobasidiomycetes
Basidium dibagi menjadi empat sel oleh sekat-sekat melintang, masingmasing menonjolkan satu spora, tetapi ada pula basidium yang terbagi
oleh sekat-sekat membujur atau hanya terdiri dari satu sel saja.
Di mana kelas ini terbagi menjadi beberapa ordo, antara lain :
a. Ordo Auriculariales

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 16

Tubuh buah menyerupai daun telinga, permukaan atas cekung berupa


lapisan himenium. Basidium terbagi dalam empat sel oleh sekat-sekat
melintang dan masing-masing sel menonjol sterigma dengan satu
spora.

Famili Auriculariaceae
Pada pangkal basidium terdapat suatu badan yang membesar,
disebut probasidium (hipobasidium) dan merupakan sel terujung hifa
dikaryotik. Dalam probasidium terjadi peleburan nukleus, lalu
dibentuk basidium bersekat, yang didahului pembelahan meiosis.
Probasidium dapat berdinding tipis atau tebal.
Fungi ini kebanyakan hidup sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan
yang telah mati. Spesies yang terkenal adalah Auricularia polytricha
(jamur kuping). Tubuh buah berwarna coklat, menyerupai daun
telinga, sisi atas melipat dan mempunyai lapisan himenium. Sisi
bawah mempunyai rambut-rambut pendek yang tersusun amat
rapat. Biasa terdapat pada dahan-dahan yang kering. Tubuh buah
dapat dimakan.

3) Kelas Hymenomycetes (Jamur karat)


Kelompok jamur ini memiliki anggota yang banyak dikenal oleh
masyarakat luas tidak hanya oleh para ahli cendawan karena diantaranya
merupakan cendawan makroskopis yang dapat dikonsumsi. Mereka
memiliki ciri berupa hifa dengan septa yang berpori dan struktur
membrane yang disebut parenthesome pada salah satu sisi dari pori. Pada
ordo Ceratobasidiales dan Tulasnellales, terdapat genus yang merupakan
pathogen tanaman yaitu Rhizoctonia dan spesies saprofit yang merupakan
anggota dari Hymenomycetes dan diduga memiliki kekerabatan yang
dekat dengan ordo Auriculariales.
Banyak genus yang memiliki basidia bersepta dam siklus hidup dimorfik
yang mencakup fase ragi, hal ini menunjukkan ciri khas leluhur
Basidiomycota. Adapula yang badianya tidak bersepta dan tidak memiliki
silus hidup dimorfik seperti kelompok sebelumnya. Kelompok ini misalnya
cendawan rak dan cendawan tanduk, keduanya merupakan mikoriza,

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 17

pelapuk kayu dan sampak atau bertindak sebagai pathogen tanaman dan
bersimbiosis dengan serangga.
4) Kelas Ustilaginomycetes (Jamur api)
Ustilaginomycetes umumnya hidup sebagai parasit pada tumbuhan.
Miselium tumbuh dalam ruang antar sel inang dan dapat terpisah-pisah
membentuk

klamidospora

yang

berfungsi

sebagai

probasidium.

Basidiospora setelah berkecambah segera atau beberapa lama kemudian


mengadakan kopulasi, serta membentuk miselium dikaryotik.
Pada beberapa spesies terjadi pembentukan hubungan klem seperti
Hymenomycetales, yang mula-mula hidup sebagai saprofit. Fase haploid
tidak mampu menginfeksi, tetapi fase diploid dapat meluas dalam
jaringan inang. Setelah mencapai tempat-tempat tertentu, misalnya
bakal buah Gramineae, fungi membentuk miselium yang rapat, sel-selnya
membesar membentuk rangkaian seperti rantai mutiara dan akhirnya
melepaskan diri dari hifa sebagai spora yang berdinding tebal, berwarna
kehitam-hitaman. Tempat berkumpulnya spora ini berwarna hitam seperti
arang. Spora itu dapat terhembus angin, seperti serbuk arang, sehingga
disebut jamur api. Klasifikasi Ustilaginales didasarkan atas susunan
basidiumnya. Di dalamnya termasuk suku/famili :

Famili Ustilaginaceae
Pembentukan spora dimulai dengan leburnya sepasang nukleus
haploid menjadi satu nukleus diploid, dilanjutkan dengan pembelahan
meiosis membentuk empat nukleus yang haploid. Lalu nukleus
dipisahkan oleh sekat-sekat, sehingga terbentuk basidium berisi
empat sel, seperti pada Auriculariales dan Uredinales, dan dinamakan
juga promiselium. Setiap sel ditonjolkan sterigma membentuk satu
basidiospora atau juga disebut sporidium.

5) Kelas Urediniomycetes (Jamur karat)


Kelompok jamur ini kebanyakan hidup sebagai parasit, terutama pada
Gramineae. Serangannya menimbulkan bercak-bercak coklat seperti
karat, sehingga disebut jamur karat.
Reproduksi Uredinales dapat menghasilkan lima jenis spora, yaitu :

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 18

State 0 = spermogonium menghasilkan spermatia (n+) dan hypha


receptif(n-)

State I = aecium menghasilkan aeciospores (n + n)

State II = uredinium menghasilkan urediniospores (n + n)

State III = telium menghasilkan teliospores (n + n 2n)

State IV = basidium menghasilkan basidiospores (n)

Tidak semua spesies dapat menghasilkan kelima macam spora tersebut,


tetapi teliospora dan basidiospora hampir selalu dibentuk.
Terdiri dari beberapa family, namun famili yang terpenting adalah :

Famili Melampsoraceae
Teliospora berkecambah di luar inang, esium tidak mempunyai
pseudo-

peridium.

Misalnya

Melamspora

caryophellacearum

keturunan yang berasal dari esiospora menimbulkan sapu setan dan


kanker pada Abies alba, sedang uredospora dan telespora menyerang
Caryophyllaceae. Contoh lain ialah Peridermium strobi.

Familia Pucciniaceae
Teliospora bertangkai, soliter, jarang sekali dalam suatu baris.
Anggota famili ini yang amat merugikan tergolong dalam genus
Puccinia. Serangannya dapat menurunkan hasil Gramineae antara 510%. Puccinia graminis (fungi karat hitam), bersifat kosmopolit dan
tidak hanya menyerang Gramineae, tetapi juga rumput-rumput liar.
Contoh lain anggota familia ini ialah Puccinia sorghi, Puccinia
thwaitesii, Hemileia vastatrix, Gymnosporangium clavariaeforme dan
Phragmidium rubuidaei.

F. Peranan Jamur Basidiomycota


1. Peranan Positif (menguntungkan)
Dewasa ini budidaya jamur (mushroom) yang dapat dikonsumsi telah
banyak dilakukan orang yaitu dengan menggunakan limbah pertanian
sebagai media tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible
mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 19

gizi serta menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Berikut


contoh basidiomycota yang menguntungkan :
a. Jamur tiram atau hiratake (Pleurotus sp.), sebagai bahan dasar
masakan dan makanan ringan. Sumber protein nabati yang tidak
mengandung kolesterol dan mencegah timbulnya penyakit darah tinggi
dan jantung, mengurangi berat badan dan diabetes. Kandungan asam
folatnya (vit. B-komplek) tinggi dan dapat menyembuhkan anemia dan
obat anti tumor, mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi dan
pengobatan kekurangan zat besi.
b. Jamur kancing atau champignon (Agaricus bisporus). Jamur kancing
segar bebas lemak, bebas sodium, serta kaya vitamin dan mineral,
seperti vitamin B dan potasium. Jamur kancing juga rendah kalori, 5
buah jamur ukuran sedang sama dengan 20 kalori. Selain sebagai
sumber protein nabati, juga dapat mengurangi resiko penyumbatan
pembuluh darah koroner pada penderita penyakit hipertensi dan
jantung akibat kolesterol. Jamur ini juga dimanfaatkan sebagai bahan
baku kosmetik dan formula obat penghalus kulit. Jamur kancing
dimasak utuh atau dipotong-potong lebih dulu. Jamur kancing cepat
berubah warna menjadi kecoklatan dan hilang aromanya setelah
dipotong dan dibiarkan di udara terbuka. Jamur kancing segar
sebaiknya cepat dimasak selagi masih belum berubah warna.
c. Jamur Merang (Volvariella volvaceae) Sebagai bahan dasar masakan
dan

makanan

pencegahan

ringan.

penyakit

Kandungan
anemia,

antibiotiknya

menurunkan

berguna

darah

untuk

tinggi

dan

pencegahan penyakit kanker. Eritadenin dalam jamur merang dikenal


sebagai penawar racun.
d. Jamur kuping (Auricularia auricular), Jamur yang banyak dipakai untuk
masakan. Dapat dibuat sebagai sari buah dan jamur kuping, kuah jamur
kuping, dsb. Lendir yang terkandung di dalamnya berkhasiat untuk
menetralkan senyawa berbahaya (beracun) yang terdapat di dalam
bahan makanan, membuat sirkulasi darah lebih bebas bergerak dalam
pembuluh jantung. Jamur kuping bisa mengurangi dahak, memperkuat
energi

bermanfaat

mengkuatkan

tubuh,

bagi

kecerdasan,

menyuburkan

menghilangkan

kekeringan

rambut, melancarkan

darah,

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 20

merawat lambung, dan yang lebih penting dapat menyapu bersih aneka
macam sampah beracun di dalam tubuh.
e. Jamur Ling zhi (Ganoderma lucidum).
Ling zhi memiliki sifat rasa pedas, pahit, dan hangat. Mengonsumsi
ramuan dari ling zhi memiliki efek bersifat melindungi organ tubuh,
membangun

(constructive),

mengobati,

dan

berdampak

positif

terhadap penyembuhan organ lain yang sakit. Sejauh ini belum pernah
ditemukan efek negatif yang ditimbulkan setelah mengonsumsi ramuan
ling zhi.
Beberapa manfaat dari jamur ling zhi, diantaranya :
Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit
Menjaga dan mempertahankan vitalitas tubuh sehingga tetap sehat

dan bugar
Meningkatkan dan memelihara proses metabolism tubuh
Membersihkan senyawa-senyawa yang bersifat toksin dari dalam

tubuh
Menurunkan kandungan gula dan kolesterol dalam darah
Memperkuat kerja jantung.
f. Jamur shiitake (Lentinus edodes). Jamur ini biasa digunakan sebagai
bahan makanan. Spora Shiitake dikenal dapat meredakan efek
serangan influenza, menghambat pertumbuhan sel kanker, leukemia
dan rheumatik. Enzim-enzim yang terkandung di dalam jamur dapat
memproduksi asam amino tertentu yang mampu mengurangi kadar
kolesterol dan menurunkan tekanan darah, dapat menghambat
pertumbuhan sel virus, dan lain-lain.
g. Jamur enokitake (Flammulina velutipes), dikenal juga sebagai jamur
musim dingin (winter mushroom). Jamur maitake (Grifola frondosa),
mengeluarkan aroma harum kalau dimasak, dikenal dalam bahasa
Inggris sebagai hen of the woods.
h. Jamur matsutake (Tricholoma matsutake), jamur langka yang belum
berhasil dibudidayakan dan diburu di hutan pinus wilayah beriklim
sejuk.
Daftar jamur yang menguntungkan manusia :
No
1

Nama Jamur
Jamur kuping

Peran
Dapat dimakan

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 21

(Auricularia polytricha)
2

Jamur merang
(Volvariella volvacea)
Jamur shitake
(Lentinulla edodes)
Jamur kayu
(Ganoderma)

Dapat dimakan

Dapat dimakan
Sebagai obat atau makanan
suplemen

2. Peranan Negatif (merugikan)


Tidak semua basidiomycota menguntungkan, ada pula yang merugikan, antara
lain : Puccina graminis atau jamur karat, Ustilago maydis atau penyakit
gosong dan Amanita muscaria atau jamur beracun.
a. Jamur karat (Hemileia vastatrix)
Jamur ini termasuk Ordo Uredinales (Rust Fungi). Jamur ini tidak
mempunyai basidiokarp. Hidup parasit pada kopi, jagung, rumput,
gandum, murbei dan lain-lain. Miselium jamur ini tidak menelusup jauh
dari tempat infeksinya dan membentuk bercak seperti karat, sehingga
disebut jamur karat.
b. Jamur gosong (Ustilago maydis)
Jamur penyebab penyakit gosong bengkak pada jagung (corn smut).
Cendawan ini merupakan dimorfik, artinya dalam siklus hidupnya dapat
terjadi dua bentuk, yaitu membentuk sel khamir dan membentuk
miselium. U. maydis umumnya menyerang tongkol jagung dengan masuk
ke dalam biji dan menyebabkan pembengkakan serta terbentuknya
kelenjar. Pembengkakan akan mengakibatkan kelobot rusak dan kelenjar
pecah hingga spora U. maydis dapat menyebar.
c. Jamur beracun (Amanita muscaria)
Jamur ini adalah jamur beracun yang termasuk ke dalam golongan
basidiomycota. Jamur ini memiliki warna yang bervariasi, mulai dari
merah terang, jingga, kuning, hingga putih. A. muscaria dapat ditemukan
di berbagai daerah di seluruh dunia karena jamur ini mampu tumbuh di

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 22

berbagai suhu, mulai dari suhu dingin seperti di kutub hingga daerah
tropis sekalipun. Namun, ciri khas dari jamur ini adalah adanya bercakbercak putih di bagian kepala. A. muscaria memang terkenal sangat
beracun karena dalam 2-3 jam setelah menghirup jamur ini dapat terjadi
diare, vertigo, koma, muntah, dan beberapa efek lainnya. Pada bagian
tubuh buah dari jamur ini, terdapat senyawa asam ibotenat dan muscimol
yang bersifat halusinogen dan psikoaktif. Senyawa tersebut dapat
mempercepat mengganggu sistem saraf, denyut jantung, mulut kering
dan halusinasi.
Daftar jamur yang merugikan manusia :
No

Nama Jamur

Peran

Jamur karat
(Hemileia vastatrix)

Merupakan parasit pada daun tanaman


pertanian

Puccinia arachidis

Parasit pada kacang tanah

Ustilago maydis

Parasit pada jagung

Amanita ocreata

Beracun jika dimakan

Amanita phalloides

Beracun jika dimakan

Amanita muscaria

Dapat menyababkan halusinasi jika


dimakan

G. Penyakit Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix)


1. Sejarah Penyakit
Penyakit karat daun yang disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix.
Penyakit ini merupakan penyakit utama pada tanaman kopi Arabika.
Penyakit karat daun pada Kopi pertama kali di temukan di Brazil pada

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 23

tahun 1970. Pada tahun 1882 Ward menemukan penyebaran penyakit ini
di kawasan Srilangka, Asia selatan, Asia Tenggara, dan Afrika. Penyakit ini
pernah menghancurkan semua tanaman kopi se-Asia Selatan pada rentang
waktu tahun 1880 sampai 1890. Penyebab cepatnya penyebaran penyakit
adalah karena sistem tanam yang masih monokultur. Karat kopi
menghancurkan semua pohon kopi di Srilangka karena semua pohonpohon seragam yang berasal dari kopi Arabica yang rentan. Pada tahun
1876 penyakit ini mulai dikenal di Indonesia khususnya daerah Jawa dan
Sumatra. Pada tahun 1885 perkembangan perkebunan kopi di Indonesia
berhenti akibat penyakit ini. Antara tahun 1986 dan 1990 produksi kopi
merosot menjadi 25% dari semula.
Pada tahun 1970-an, penyakit karat daun merusak pertanaman kopi
arabika di Amerika dan menurunkan produksi 80%. Pada tahun 1980,
penyakit ini merusak perkebunan kopi di Sri Lanka dengan kehilangan
hasil lebih dari 50%. Di Uganda, diperkirakan penyakit ini menyebabkan
kehilangan hasil 30%, sedangkan di Brasil menurunkan hasil 30% bila
tindakan pengendalian tidak dilakukan. Kehilangan hasil akibat penyakit
ini juga terjadi di India sebesar 70%, di Kolumbia 15-25% dan di Papua
New Guinea sampai 70%. Di Indonesia, penyakit ini mulai mengganas pada
tahun 1880-an dan merusak sebagian besar perkebunan kopi arabika.
Meskipun telah dilakukan rehabilitasi kopi arabika dengan robusta,
penyakit ini masih menjadi masalah di seluruh wilayah penghasil kopi di
Indonesia dan menurunkan produksi 20- 70%. Berdasarkan data tersebut,
kehilangan hasil kopi dunia oleh penyakit ini diperkirakan US$1-2 miliar/
tahun.

2. Faktor Penyebaran
Secara spesifik, perkembangan penyakit karat daun kopi dipengaruhi oleh
patogen H. vastatrix, kondisi tanaman kopi dan lingkungan kebun. Di
daerah tropis, H. vastatrix bertahan sebagai uredospora (spora jamur

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 24

karat), uredium (badan buah penghasil uredospora) dan miselium


(kumpulan hifa jamur karat) pada daun sakit untuk melanjutkan infeksi
pada tanaman. Dari beberapa struktur jamur tersebut, uredospora paling
berperan dalam perkembangan penyakit karat daun. Uredospora jamur H.
vastatrix berwarna oranye, panjang 25-35 m dan lebar 12-28 m,
berbentuk seperti ginjal dan berduri pada bagian yang cembung.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan penyakit antara
lain adalah suhu, kelembapan udara, curah hujan dan sinar matahari.
Suhu di atas 150C di sekitar tanaman kopi menghambat perkembangan
penyakit. Hujan berperan dalam meningkatkan kelembapan sehingga
cocok bagi perkecambahan uredospora dan penyebaran jamur H.
vastatrix. Sinar matahari langsung ke permukaan daun menghambat
proses perkecambahan uredospora dan memperpanjang periode inkubasi
penyakit karat daun. Tingkat kerusakan tanaman kopi pada perkebunan
rakyat di Indonesia yang mencapai 58% mengindikasikan lingkungan
pertanaman kopi mendukung perkembangan penyakit karat daun.
Penyebaran uredospora dari pohon ke pohon dapat terjadi karena
sentuhan dan bantuan percikan air yang menyebabkan uredospora sampai
pada sisi bawah permukaan daun. Oleh karena itu habitat H. vastatrix
dapat berada di terrestrial (darat) dan akuatik (air). Infeksi cendawan
terjadi lewat mulut-mulut daun (stomata) yang terdapat pada sisi
permukaan bawah daun. Dalam proses infeksinya uredospora mula-mula
membentuk buluh kecambah, kemudian membentuk apresorium di depan
mulut stomata daun. Selanjutnya jamur mengadakan penetrasi kedalam
jaringan jamur. Selain melaui bantuan air, beberapa agensia lain yang
berpotensi membantu menyebarkan uredospora Hemileia vastratrix
adalah angin, vektor spesies trips tertentu, burung dan manusia.

3. Gejala Penyakit

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 25

Gejala penyakit karat daun kopi (Hemileia vastatrix) jarang tampak pada
buah dan batang sehingga hanya terbatas pada daun. Secara khas
penyakit ini dikenal seperti luka berwarna kuning yang ditutupi bedak
atau noda yang tampak pada permukaan bagian bawah daun. Pada luka
yang masih muda tampak noda kuning pucat dengan sporulasi yang jelas.
Noda

dapat

berubah-ubah

ukuran

dan

dapat

bersatu

selama

perkembangannya. Sporulasi terjadi mulai dari stomata dan luka ditandai


oleh kulit luar yang pecah dan setelah pecah karat tidak tampak, luka
tersebut tidak dikenal sebagai jerawat. Akibat kerusakan ini daun akan
mengering dan gugur sehingga mengakibatkan tanaman menjadi gundul.
Hal ini memperlemah tanaman sehingga terjadi pembentukan buah
secara berlebihan yang disebut Overbearing kemudian tanaman kehabisan
pati di dalam akar dan ranting-ranting, akibatnya akar dan ranting mati
bahkan pohon dapat mati.
Pada kopi robusta, penyakit ini tidak menjadi masalah, sedangkan pada
kopi arabika penyakit ini masih menjadi masalah utama. Berikut adalah
gambar-gambar gejala karat daun kopi.

Kingdom : Eumycota (Fungi)


4. Bioekologi Patogen
Divisi : Basidiomycota
a. Klasifikasi Sub Divisi : Basidiomycotina
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Uredinales
Famili : Urediniomycetes
Genus : Hemileia
Spesies : Hemileia castatrix

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 26

b. Siklus Hidup
Cendawan merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil
sehingga bersifat heterotroph dan memiliki tipe sel eukarotik. Jamur
ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benangbenang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabangcabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara
vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Jamur yang hifanya bersekat dan mengadakan pembiakan sexual
dengan

membentuk

basidium

yang

menghasilkan

basidiospora.

Basidiospora yang tubuh buahnya dibentuk di bawah epidermis dan bila


spora masak menekan epidermis hingga pecah, salah satu anggotanya
adalah H. vastatrix penyebab penyakit karat daun kopi terutama di
tempat-tempat yang sangat lembab
H.

vastatrix

termasuk

dalam

cendawan

filum

Basidomycetes.

Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan


dapat

bereproduksi

secara

generatif

dan

vegetatif.

Cara

perkembangbiakan generatifnya dengan menggunakan spora seksual,


yang disebut basidiopora atau sporofida. Basidiopora dihasilkan secara
eksternal pada struktur satu atau empat sel penghasil basidiopora yang
di sebut basidium.

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 27

H. vastatrix mempunyai siklus hidup yang sederhana. Jika uredospora


sampai pada daun yang peka, misalnya daun muda, uredospora
berkecambah dan secara cepat menginfeksi daun melalui stomata pada
permukaan daun bagian bawah. Dalam tempo 10-20 hari, pada
permukaan daun bagian bawah terbentuk uredospora baru oleh
uredium yang keluar lewat stomata. Tiap uredium menghasilkan +
70.000 uredospora dalam 3-5 bulan sebagai sumber penular penyakit
yang sangat potensial. Karena kopi merupakan tanaman tahunan,
pembentukan

daun

berlangsung

sepanjang

tahun

sehingga

memungkinkan jamur tersebut hidup dan terus berkembang setiap


saat.
Jenis kopi, umur tanaman, dan kerapatan daun memengaruhi
perkembangan penyakit karat daun. Tanaman kopi jenis arabika lebih
peka terhadap penyakit karat daun dibanding jenis robusta. Daun muda
lebih peka terhadap penyakit karat daun dibanding daun yang lebih
tua. Jika posisi daun tidak rapat, uredospora jamur H. vastatrix yang
sampai ke tanaman kopi akan banyak yang jatuh ke tanah. Sebaliknya,
jika posisi daun rapat, permukaan tanaman menjadi luas yang
memungkinkan semua uredospora yang sampai ke tanaman kopi
menempel pada daun sehingga tersedia banyak sumber penyakit. Daun
yang saling bersentuhan akan memudahkan perkembangan penyakit, di
samping meningkatkan kelembapan lingkungan yang memacu infeksi
dan perkembangan cendawan H. vastatrix.
c. Kerugian
Adanya penyakit pada tanaman kopi dapat menimbulkan kerusakan
serta kematian pada tanaman. Hal ini akan berdampak pada penurunan

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 28

hasil produksi, adanya penurunan hasil produksi ini akan menimbulkan


kerugian. Kerugian yang terjadi dapat berupa kerugian lansung dan
tidak langsung.
Kerugian langsung adalah kerugian yang dialami oleh petani akibat
adanya serangan penyakit tersebut. Kerugian langsung yang terjadi
misalnya berkurangnya kuantitas hasil pertanian dan berkurangnya
kualitas hasil pertanian, peningkatan biaya produksi, dan berkurangnya
kemampuan usaha tani. Penyakit karat daun kopi yang menyerang
bagian daun dapat menghambat proses fotosintesis tanaman kopi
sehingga hal ini akan berpengaruh pada hasil produksi biji kopi yang
dihasilkan secara signifikan. Dengan adanya penyakit, maka diperlukan
penanganan. Jelas hal ini menimbulkan kerugian besar bagi petani
untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan penyakit
Kerugian tidak langsung merupakan kerugian yang diderita oleh
masyaraka. Kerugian tidak langsung dapat berupa harga produk
komoditas kopi yang lebih mahal, lesunya sektor pendukung usahatani
kopi (perbankan, transportasi, industri, pedagang, eksportir, dan lainlain), dan menurunnya kualitas lingkungan secara keseluruhan
d. Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit karat daun pada tanaman kopi terbagi menjadi
empat cara yaitu pengendalian secara fisik, mekanis, kultur teknis,
biologis dan kimia. Pengendalian penyakit tanaman kopi secara
mekanis dengan memperkuat kebugaran tanaman melalui pemupukan
berimbang, pemangkasan cabang negatif, dan pengaturan naungan
untuk mengurangi kelembaban kebun dan memberikan sinar matahari
yang cukup pada tanaman. Pengendalian secara mekanis dapat
dilakukan dengan pengolahan tanah dan penebasan yang dapat
mengurangi persaingan alang-alang dengan tanaman pokok. Hal ini
hanya bersifat sementara dan harus sering diulangi minimum sebulan
sekali.

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 29

Pengendalian secara kultur teknis melaui pengaturan naungan melalui


pemangkasan yang dilaksanakan sesuai musim. Pada saat musim
kemarau tidak dilakukan pemangkasan, dan menjelang musim hujan
dilakukan pemangkasan, hal ini secara tidak langsung akan mengurangi
sumber inokulum penyebab penyakit. Pemupukan berimbang yang
sesuai

dengan

kebutuhan

tanaman

akan

mengurangi

intensitas

serangan. Selain itu pengendalian kultur teknis dapat dilakukan dengan


penggunaan tanaman penutup tanah leguminosa (PTL). Jenis-jenis PTL
yang sesuai meliputi Centrosema pubescens, Pueraria javanica, P.
triloba, C. mucunoides, Mucuna spp. dan Stylosanthes guyanensis.
Pengendalian secara biologis dapat dilakukan dengan cara menanam
jenis-jenis kopi Arabica tahan penyakit. Di Indonesia ada beberapa
jenis kopi yang tahan penyakit misalnya varietas Lini S yaitu S 795 dan
jenis USDA yaitu USDA 230762 dan Karika. Namun jenis-jenis kopi ini
terutama Kartika dilaporkan ketahannya sudah turun sehingga sehingga
perkebunan

lebih

tertarik

mengendalikan

penyakit

ini

dengan

fungisida. Fungisida yang banyak digunakan adalah senyawa tembaga


(Copper sandoz, Cupravit, Cobox atau Vitigran blue) atau fungisida
sistemik seperti trademefon (Bayleton 250 EC).
Pengendalian secara kimia sebaiknya hanya dilakukan setelah serangan
karat daun mencapai ambang toleransi 20% dari daun kopi yang
terserang. Aplikasi dilakukan dengan penggunaan fungisida kontak atau
sistemik. Pemakaian fungisida sistemik disarankan tidak lebih dari dua
kali setahun. Sedangkan fungisida kontak dapat digunakan dengan
interval 2-3 minggu. Sampai sekarang fungisida kontak yang berbahan
aktif tembaga masih cukup efektif dibandingkan dengan fungisida
sistemik dengan bahan aktif Triademefon.
Pencegahan penyakit karat daun dapat dilakukan dengan tidak
menanam kopi Arabika di bawah ketinggian 750 m dpl dan penggunaan
varietas resisten. Varietas yang dianjurkan untuk kopi Arabika adalah
Lini S (S 795 dan 1934), USDA (230762 dan 230731), dan BP 453A (CIFC
519-3).

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 30

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 31

BAB III PENUTUP


Basidiomycota sering juga disebut Basidiomycetes. Reproduksi terjadi secara
aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora
konidia sementara reproduksi seksual terjadi melalui perkawinan antara hifa yang
berbeda jenis menghasilkan spora seksual (spora generatif), yaitu spora basidium
(basidiospora). Basidiomycota mencakup sebagian besar spesies makroskopis yang
sering dikenal sebagai mushroom/cendawan sejati, terlihat amat mencolok dan
sering kita jumpai. Seluruh jamur Basidiomycota memiliki struktur tubuh bersel
banyak (multiseluler) dengan hifa bersekat. Hifa bercabang-cabang membentuk
miselium. Miselium tersusun padat membentuk tubuh buah makroskopis, namun
ada pula yang tidak membentuk tubuh buah. Tubuh buah Basidiomycota
disebut basidiokarp. Bentuk basidiokarp bervariasi, antara lain seperti payung,
lingkaran, kancing atau telinga manusia. Pada bagian bawah payung terdapat
bilah-bilah

berbentuk

lembaran

menghasilkan basidiospora sebagai

seperti
alat

insang

reproduksi

(gill)
secara

tempat basidium
seksual.

Jumlah

basidiospora yang dihasilkan bisa mencapai miliaran.


Kelompok cendawan Basidioycota memiliki peranan sebagai saprotrofik yang
mengurai bahan organik, berasosiasi dengan tanaman seperti mikoriza, bisa
dikonsumsi oleh manusia dan ada yang beracun serta yang paling banyak mendapat
perhatian adalah perannya sebagai patogen tanaman.
Hemileia vastatrix merupakan salah satu jamur dalam Ordo Uredinales,
Kelas Basidiomycetes dalam Filum Basidiomycota. H. vastatrix merupakan salah
satu jamur yang sangat merugikan secara ekonomi kepada manusia karena
perannya sebagai patogen penyebab penyakit pada tanaman kopi. Cendawan H.
vastatrix merupakan parasit obligat yang berkembang biak dengan spora yang
mudah terbawa angin. Serangan umumnya terjadi pada bagian bawah permukaan
daun. Diawali dengan gejala luka berwarna kuning yang ditutupi bedak atau noda
yang tampak pada permukaan bagian bawah daun. Pada luka yang masih muda
tampak noda kuning pucat dengan sporulasi yang jelas sehingga daun akan
mengering dan gugur yang akhirnya mengakibatkan tanaman menjadi gundul. Hal
ini berdampak pada penurunnya produksi biji kopi yang menyebabkan kerugian
secara ekonomi pada petani, sehingga sangat penting untuk memahami secara

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 32

mendalam tentang taksonomi, gejala serangan serta penyebarannya sebagai


referensi dalam menentukan teknik pengendalian.

T a k s o n o m i H a m a d a n P a t o g e n | 33

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Basidiomycetes. Rainaya. https://rainaya.wordpress.com/2012/
03/17/basidiomycetes/. (Diakses Tanggal 05 November 2014)
Anonim. 2014. Penyakit Karat Daun Kopi (Hemileia vastratrix).
http://transfarmers.blogspot.com/2014/08/penyakit-karat-daun-kopihemileia.html. (Diakses Tanggal 02 Januari 2014).
Anonim. 2014. Wheat Stem Rust. Agricultural Research Service - United State
Departement of Agriculture. http://www.ars.usda.gov/Main/docs.htm?
docid=9910. (Diakses Tanggal 05 November 2014)
Ardiyanto T. 2011. Basidiomycetes Basidiomiset Cendawan. http://taufikardiyanto.blogspot.com/2011/11/basidiomycetes-basidiomisetcendawan.html. (Diakses Tanggal 5 November 2014)
Kuswinanti, T. 2013. Menguak Tabir Mikroorganisme. IPB Press. Bogor
Sarwono, Mahfud C, Rosmahani L, Jumadi Corlina L. 2000. Pengendalian Penyakit
Karat Daun Hemileia vastatrix B. et. Br pada Tanaman Kopi Arabika
dengan
Bubur
Bordo
Berdasarkan
Ambang
Kendali.
http://pertanian.uns.ac.id/
~agronomi/agrosains/peng_penykit_kartdaun_sarwono.pdf. (Diakses Tanggal
03 Januari 2014).
Webster J, RWS Weber. 2007. Introduction of Fungi. Cambridge : Cambridge
University Press.

Anda mungkin juga menyukai