Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN HUKUM ISLAM


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Filsafat Hukum Islam
Dosen Pengampu: Abu Hapsin, Ph.D.

Disusun Oleh:
Syaadah

NIM. 1402046001

Abu Hasan Tamim

NIM. 1402046039

Roif Hasan Bahyhaqi

NIM. 1402046052

Dwi Mulyasari

NIM. 1402046062

PROGRAM STUDI ILMU FALAK


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Masuknya filsafat berkembang di pesisir samudra Mediterania

bagian timur pada abad 6 M yang ditandai dengan pertanyaan


pertanyaan untuk menjawab persoalan seputar alam, manusia, dan
Tuhan. Dari mediterania bergerak menuju Athena, yang menjadi
tanah air filsafat. Ketika Iskandaria didirikan oleh Iskandar Agung,
filsafat mulai merambah dunia timur, dan berpuncak pada tahun 529
M. Ketika filsafat bersentuh dengan islam, maka yang terjadi bahwa
filsafat terinspirasi oleh pokok pokok yang bermuara pada sumber
sumber hukum islam. Filsafat islam merupakan filsafat yang seluruh
filosofinya adalah Muslim.
Para filosofnya hidup dan bernafas dalam realita Al-Quran dan
As-Sunah. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam
dengan filsafat lain. Pertama, meskipun semua filosof muslim
menggali kembali karya-karya filsafat Yunani, namun kemudian
mereka menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah
agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih mencari Tuhan,
dalam filsafat islam justru Tuhan sudah ditemukan.
1.2

Rumusan Masalah
Telah dikemukakan dalam latar belakang diatas maka kami

merumskan masalah sebagai berikut :


a. Apa yang dimaksud dengan Filsafat, Hukum Islam dan Filsafat
Hukum Islam ?
b. Apa saja Objek dari Filsafat Hukum Islam ?
c. Apa Hubungan dari Filsafat dengan Hukum Islam ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Filsafat, Hukum Islam dan Filsafat Hukum

Islam
2.1.1

Pengertian Filsafat
Kata filsafat atau falsafah berasal dari perkataan yunani

philoshopia yang berarti cinta kebijaksanaan (philein = cinta, shopia


= hikmah, kebijaksanaan). Ada yang mengatakan bahwa filsafat itu
berasal

dari

kata

philos

(keinginan)

dan

shopia

(hikmah,

kebijaksanaan), dan ada juga yang mengatakan berasal dari kata


phila

(mengutamakan,

lebih

suka)

dan

shopia

(hikmah,

kebijaksanaan). Jadi kata filsafat berarti mencintai atau lebih suka


atau keinginan kepada kebijaksanaan orangnya disebut philosophos
yang dalam bahasa Arab disebut Failasuf.
Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa filsafat berarti
alam berfikir, dan berfilsafat adalah berfikir. Tetapi tidak semua
kegiatan berfikir bisa disebut berfilsafat. Berfikir yang disebut
berfilsafat adalah berfikir dengan insaf, yaitu berfikir dengan teliti
dan menurut suatu aturan yang pasti. Harun Nasution mengatakan
bahwa inti sari filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika)
dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama) dan
dengan sedalam dalamnya sehingga sampai ke dasar dasar
persoalan. Ini sesuai dengan tugas filsafat yaitu mengetahui sebab
sebab sesuatu, menjawab pertanyaan pertanyaan fundamental,
dan pokok serta bertanggung jawab, sehingga dapat memecahkan
masalah masalah yang dihadapi.1

1 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,


1997, hal. 1 2

Filsafat adalah kata majemuk dari bahasa Yunani, yakni


philosophia dan philosophos. Phio berarti bercinta dan sophia berarti
pengetahuan. Jadi, secara sederhana cinta pada pengetahuan.2
2.1.2

Pengertian Hukum Islam


Kata hukum islam tidak ditemukan sama sekali didalam Al-

Quran dan literatur hukum dalam islam. Yang ada dalam Al-Quran
adalah kata Syariah, Fiqh, hukum Allah dan yang seakar dengannya.
Kata kata hukum islam merupakan terjemahan dari term islamic
law dari literatur barat.
Hasbi Ash-Shiddiqie memberikan definisi hukum islam dengan
koleksi daya upaya fuqoha dalam menerapkan syariat islam sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Pengertian hukum islam dalam
definisi ini mendekati pada makna fiqh.
Untuk lebih memberikan kejelasan tentang arti hukum islam,
perlu diketahui lebih dahulu arti kata hukum. Sebenarnya tidak ada
arti yang sempurna tentang hukum. Namun, untuk mendekatkan
kepada pengertian yang mudah difahami, meski masih mengandung
kelemahan, definisi yang diambil oleh Muhammad Muslehuddin dari
Oxford English Dictonary perlu di ungkapkan. Menurutnya, hukum
adalah the body of rules,wether proceeding from formal enactment
or from costum, wich a or subject. (sekumpulan aturan,baik yang
berasal dari aturan formal maupun adat, dan diakui oleh masyarakat
dan bangsa tertentu sebagai mengikat bagi anggotanya.)
Bila hukum dihubungkan dengan islam, maka hukum islam
berarti : seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan
sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang di akui
dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semmua ummat yang
beragama islam.

2 Sirajuddin Zar, Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya, Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2004, hal. 2

Dari definisi yang dikemukakan diatas dapat difahami bahwa


hukum islam mencakup hukum syariah dan hukum fiqh, karena arti
syara dan fiqh terkandung didalamnya.
2.1.3

Pengertian Filsafat Hukum Islam

Filsafat hukum islam ialah filsafat yang diterapkan dalam hukum


islam. Ia merupakan filsafat khusus dan obyeknya tertentu, yaitu
hukum islam. Maka, filsafat hukum islam adalah filsafat yang
menganalisis hukum islam secara metodis dan sistematis sehingga
mendapatkan keterangan yang mendasar, atau menganalisis hukum
islam secara ilmiah dengan filsafat sebagai alatnya.
Menurut Azhar Basyir, filsafat hukum islam adalah pemikiran
secara ilmiah, sistematis, dapat dipertanggungjawabkan dan radikal
tentang hukum islam. Filsafat hukum islam merupakan anak sulung
dari filsafar islam.4
Dengan rumusan lain, Filsafat hukum islam adalah pengetahuan
tentang hakikat, rahasia, dan tujuan hukum islam baik yang
menyangkut materinya maupun proses penetapannya, atau filsafat
yang digunakan untuk memancarkan, menguatkan, dan memelihara
hukum islam, sehingga sesuai dengan maksud dan tujuan Allah
menetapkannya di muka bumi, yaitu untuk kesejahteraan umat
manusia seluruhya.5
2.2

Objek Kajian Filsafat Hukum Islam

Para ahli ushul fiqh sebagaimana ahli filsafat hukum islam, membagi
filsafat hukum islam kepada dua rumusan masalah, yaitu falsafat
tasyri dan falsafat syariah.
2.2.2

Falsafat Tasyri

3 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,


1997, hal. 11 - 12
4 Ibid, hal. 13 - 14
5 Ibid, hal. 14

Filsafat yang memancarkan hukum islam atau mengunakannya


dan memeliharanya. Filsafat ini bertugas membicarakan hakikat dan
tujuan penetapan hukum islam. Filsafat tasyri terbagi kepada :
a. Daaim al-ahkam ( dasar dasar hukum islam )
b. Mabadi al-ahkam ( prinsip prinsip hukum islam )
c. Ushul al-ahkam ( pokok pokok hukum islam ) atau mashadir
al-ahkam ( sumber sumber hukum islam )
d. Maqashid al-ahkam ( tujuan tujuan hukum islam )
e. Qawaid al-ahkam ( kaidah kaidah hukum islam )
2.2.3

Falsafat Syariah
Filsafat yang diungkap dari materi materi hukum islam,

seperti ibadah, muamalah, jinayah, uqubah, dan sebagainya.


Filsaafat ini bertugas membicarakan hakikat dan rahasia hukum
islam. Filsafat syariah terbagi kepada :
a. Asrar al-ahkam ( rahasia rahasia hukum islam )
b. Khashais al-ahkam ( ciri ciri khas hukum islam )
c. Mahasin al-ahkam atau mazaya al-ahkam ( keutamaan
keutamaan hukum islam )
d. Thawabi al-ahkam ( karakteristik hukum islam )6
2.3

Hubungan Filsafat dengan Hukum Islam


Seperti yang telah di definisikan diatas tentang filsafat dan

hukum islam, maka antara filsafat dan hukum islam bisa dikatakan
bahwa filsafat adalah sebuah hasil pemikiran oleh akal dan hukum
islam atau lebih khususnya syariat adalah sesuatu yang berupa dalil
dalil atau aturan aturan yang datang dari Tuhan untuk kebaikan
ummat manusia itu. Adakalanya sesuatu yang berasal dari Tuhan itu
tidak bisa disamakan dengan hasil pemikiran akal atau biasa disebut
servant. Namun aturan aturan yang datang dari Tuhan juga
terkadang memberi ruang bagi akal untuk menjelaskan sebuah dalil
naqli supaya dapat diketahui tujuan pokok dari dalil naqli tersebut,
cara ini disebut dengan tools of analysis. Dan hasil pemikiran oleh
6 Ibid, hal. 15 - 17

akal juga bisa disamakan atau disejajarkan derajat kebenarannya


dengan kebenaran dari dalil naqli (aturan yang datang dari Tuhan)7

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Jadi kata filsafat berarti mencintai atau lebih suka atau

keinginan kepada kebijaksanaan orangnya disebut philosophos yang


7 Ibid,

dalam bahasa Arab disebut Failasuf. Dan hukum islam berarti


seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Rasul
tentang tingkah laku manusia mukallaf yang di akui dan diyakini
berlaku dan mengikat untuk semmua ummat yang beragama islam.
objek kajian dari filsafat hukum islam itu sendiri meliputi :
a. filsafat syariah
b. filsafat tasyri
hubungan diantara keduannya ada tiga :
1. servant
2. tools of analysis
3. menyejajarkan antara naqli dan akal (aqli)
3.2

Penutup
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari dalam makalah ini masih

jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kami sebagai manusia biasa yang masih
dalam proses pembelajaran. Maka dari itu kami selaku penulis makalah ini
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan
kemajuan kami dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Djamil, Fathurrahman. Filsafat Hukum Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
1997.
Zar, Sirajuddin. Filsafat Islam Filosof dan Filsafatnya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 2004.
7

Anda mungkin juga menyukai