KELOMPOK 8 (DELAPAN)
N
O
1
1411111008
SRI WAHYUNI
1411111014
1411111019
ZAMZAINI AHYATI
1411111021
RANI TRISNAWATI
1411111032
INTAN PERTIWI
1411112007
ILHAM MUNANDAR
1211113021
NO. BP
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan syukur selalu penulis perbaharui kepada Allah S.W.T,
atas segala rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya pada penulis, khususnya
dalam menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Sifat-Sifat Produk Pertanian .
Laporan ini penulis susun berdasarkan data-data yang diperoleh saat
melakukan praktikum di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil
Pertanian pada tanggal 10 September sampai dengan 22 oktober 2015. Atas
selesainya laporan Praktikum ini penulis mengucapkan terimakasih kepada tim
dosen, dan kepada tim asisten dan rekan-rekan kelompok sekalian.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan
akhir praktikum ini, Oleh Karena itu, penulis harapkan adanya perbaikan dan
penyempurnaan pada saat praktikum periode berikutnya. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN....................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................2
1.3 Manfaat................................................................................2
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM.................................3
I.Objek 1 (SIFAT FISIK GABAH DAN BERAS)................................3
2.1.1 Tujuan dan Manfaat....................................................3
2.1.2Tinjauan Pustaka..........................................................3
2.1.3 Bahan dan Alat...........................................................7
2.1.4 Metoda........................................................................7
2.1.5.Hasil dan Pembahasan................................................9
2.1.6 Kesimpulan dan Saran..............................................14
II.Objek 2 (SIFAT FISIK BIJI-BIJIAN).............................................15
2.2.1 Tujuan dan Manfaat..................................................15
2.2.2 Tinjauan Pustaka.......................................................15
2.2.3 Bahan dan Alat.........................................................18
2.2.4 Metoda......................................................................18
2.2.5 Hasil dan Pembahasan..............................................20
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page ii
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page iii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page iv
DAFTAR GRAFIK
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page v
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sifat fisik hasil pertanian berbeda dengan sifat fisik hasil industri dimana
sifat bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu alat
khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan caracara penanganannya.
Sifat pertanian meliputi bentuk, ukuran, luas permukaan, warna,
penampakan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bahan pangan pada
umumnya pada bentuk cairan dan padatan, meskipun demikian bukan berarti
bahan-bahan air tidak mengandung bahan padatan dan begitu pula sebaliknya
dalam bahan padatan terdapat bahan cair.
Bahan-bahan produk pertanian merupakan salah satu aspek terpenting
untuk mengetahui kajian dan penerapan yang ada pada bahan pertanian secara
elementer yang telah dimulai periode perang kedua.
Beberapa
topik
mengenai
produk
pertanian
terus
mengalami
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 1
1.2 Tujuan
Dalam pelaksanaan praktikum sifat-sifat produk pertanian, adapun tujuan
sebagai berikut :
1. Praktikan mengetahui sifat fisik pada gabah dan beras.
2. Praktikan dapat mengetahui ciri mutu yang baik dari bahan produk
pertanian.
3. Praktikan dapat mengetahui karakteristik bahan pertanian.
4. Praktikan dapat mengetahui dasar-dasar pengetahuan tentang bahan
produk pertanian.
1.3 Manfaat
1. Dapat membedakan ciri fisik yang baik di komsumsi dari bahan
pertanian.
2. Dapat membedakan karakteristik dari bahan pertanian.
3. Dapat memahami secara jelas mengenai sifat-sifat produk pertanian baik
secar fisik dan mekanik.
4. Dapat memahami secara jelas mengenai praktikum yang dilakukan pada
masing-masing objek.
5. Dapat menggunakan alat-alat yang berhubungan dalam pengukuran sifat
fisik bahan pertanian.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 2
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
I.
Tinjauan Pustaka
Gabah adalah bulir padi. Biasanya mengacu pada bulir padi yang telah
dipisahkan dari tangkainya. Secara anatomi biologi, gabah merupakan buah padi
sekaligus biji, dalam perdagangan komuditas, gabah merupakan tahap yang
penting dalam pengolahan padi sebelum di konsumsi. Terdapat definisi teknis
perdagangan untuk gabah, yaitu hasil tanaman padi yang telah dipisahkan dari
tangkainya dengan cara perontokan.
Butir padi atau gabah terdiri atas satu bagian yang dapat dimakan, disebut
caryopsis dan satu bagian lagi yang merupakan suatu struktur kulitnya yang
disebut sekam. Bagian kulitnya merupaka 18 28 % dari berat bulir gabah pada
tingkat kadar air 13 % berat basah. Buah padi adalah caryopsis yang di dalamnya
terdapat biji tunggal yang bersatu dengan dinding pericarp matang, membentuk
butiran biji. Caryopsis disebut rown rice karena warna pericarpnya kecoklatan.
Secara umum struktur gabah terbagai dalam beberapa bagian, yaitu daun
sekam, pericarp, tegmen atau testa, alauron, embrio atau germ, dan endosperm.
Lapisan pembungkus endosperm dinamakan kulit ari. Testa dan lapisan aleuron
disebut lapisan dalam, sedangkan pericarp disebut lapisan luar. Lapisan-lapisan
kulit ari ini hanya dapat dilihat secara minoskopis. Warna kulir ari ini dari putih
sampai kehitam-hitaman. Penghilangan sebagian atau keseluhan lapisan ini akan
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 3
menentukan derajat sosoh. Endosperm hampir seluruhnya terdiri dari sel-sel pati,
membentuk biji yang dapat dimakan.
Kualitas fisik gabah terutama ditentukan oleh kadar air dan kemurnian
gabah. Kadar air gabah adalah jumlah kandungan air di dalam butiran gabah yang
biasa dinyatakan dalam satuan (%) dari bera basah (wet basis). Sedangkan tingkat
kemurnian gabah merupakan persentase berat gabah terhadap beras keseluruhan
campuran gabah. Makin banyak benda asing atau gabah hampa atau rusak di
dalam campuran gabah maka tingkat kemurnian gabah makin menurun.
Kemurnian gabah dipengaruhi oleh adanya butir yang tidak benas seperti butir
hampa, muda, berkapur, benda asing atau kotoran yang tidak tergolong gabah,
seperti debu, butir-butir tanah, batu-batu kerikil, potongan kayu, potongan logam,
tangkai padi, biji-bji lain, bangkai serangga hama, serat karung, dan sebagainya.
Termasuk pula dalam kategori kotoran gabah adalah butir-butir gabah yang telah
terkelupas dan gabah patah. Kualitas gabah akan mempengaruhi kualitas dan
kuantitas beras yang dihasikan. Kualitas gabah yang baik akan berpengaruh pada
tingginya rendemen giling. Rendemen giling adalah persentase berat sosoh
terhadap berat gabah yang diling.
Beras merupakan makanan pokok hampir seluruh atau sebagian besar
penduduk Asia. Kebiasaan umum yang melekat pada masyarakat Indonesia bahwa
aktivitas makan itu adalah makan nasi . Jadi beras ini mempunyai peran penting
dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan produksi beras tidak hanya terbatas
pada peningkatan produksi panen, tetapi dilakukan pula peningkatan produksi
beras melalui peraikan padi yang dilakukan, meliputi hal-hal seperti
pengangkutan, perontokan, pengeringan, penggilingan dan penyimpanan.
Jenis beras berdasarkan SNI adalah 6128 : 2008
Syarat umum:
1.
2.
3.
4.
5.
Syarat khusus:
1. Derajat sosoh
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 4
2. Kadar air
3. Butir kepala, butir patah, butir menin
4. Benda asing dan butir gabah
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting
dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu
alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan
cara penangananya. Karakteristik fisik pertanian antara lain adalah bentuk ukuran,
volume, luas permukaan, sudut curah, densitas, porositas, warna, penampakan,
berat dan kadar air. (Suharto,1991).
Angle of Repose merupakan sifat teknik dari suatu bahan bebentuk
granular yang dituang dalam suatu permukaan horizontal maka akan terbentuk
suatu gundukan berbentuk kerucut. Susut antara permukaan gundukan terhadap
permukaan horizontal inilah yang disebut dengan Angle of Repose. (Khatir,2006).
Angle of Friction adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan kayu
dengan bidng horizontal, pada saat gabah diatas permukaan tersebut meluncur
karena gaya berat. Gaya berat adalah massa pertikel yang menempati suatu unit
volume tertentu.
1. Bentuk dan Ukuran
Terdapat berbagai kriteria untuk menjelaskan bentuk dan ukuran, antara
lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
dimanifestasikan dalam bentuk besaran berat, luas, lebar, tebal, volume, panjang,
dan diameter. Kriteria untuk bentuk dan ukuran:
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 5
1) Charted Standards
Charterd standards yaitu membandingkan dengan bentuk-bentuk standar.
a. Mengukur penampang memanjang dan melintang gambar standar,
dengan contoh bentuk round, oblate, oblong, cone, dll.
b. Sederhana, tetapi subjektif.
2) Roundness ( Kebundaran )
Roundness yaitu ukuran ketajaman pojok / ukuran keruncingan sudut dari
suatu bahan padat.Dengan Persamaan:
a.
b.
c.
AP
Luas Proyeksi Objek Terkecil
=
AC
Luas Proyeksi Objek Terbesar
r
Rd=
NR
r
Rd=
R
3) Sphericity ( Kebulatan )
Rd=
de
de
volume bahan
1
= (abc)
1
3
4) Densitas
a. Densitas bulk adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume
tertentu. Densitas bulk ditentukan oleh berat wadah yang diketahui
volumenya dan merupakan hasil perbandingan dari berat granular
dengan volume wadah.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 6
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 7
2.
3.
4.
5.
2.1.4 Metoda
1. Ukur panjang (dmayor), lebar (dmoderate), dan tebal ( dmmor) untuk padi dan
beras dengan menggunakan vernier caliper atau jangka sorong. Sample
pada masing-masing bahan yang digunakan sebanyak 10 butir. Data
yang didapat selanjutnya dimasukkan pada table sampel bahan dan
hitunglah nilai rata-ratanya.
2. Tentukan jenis padi berdasrkan ukuran panjangnya
a. dmayor> 7,5 mm
: sangat panjang
b. 6,5 > dmayor> 7,5 mm
: panjang
c. 5,5 > dmayor < 6,5 mm
: sedang
d. dmayor < 5,5 mm
: pendek
3. Tentukan jenis beras berdasrkan ukuran panjangnya
a. dmayor> 7,0 mm
: sangat panjang
b. 6,0 < dmayor< 7,0 mm
: panjang
c. 5,0 < dmayor < 6,0 mm : sedang
d. dmayor< 5,0 mm
: pendek
4. tentukan subjenis atau rasio diameter untuk padi (dmayor/dmoderate)
a. rasio > 3,0 mm
: slender
b. 2,0 < rasio < 3,0 mm
: bold
c. rasio < 2,0 mm
: round
m
V
1
d2 t
4
t
d
7. Tentukan angle of friction, yaitu letakkan 10 butir masing-masing bahan
6. Angel of Repose = arc tan
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 8
( )
( )
( )
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 9
Rata-Rata
Bahan
1
0,7025
Gaba dmayor
dmoderate
0,23
h
dminor
0,105
dmayor
0,53
Beras dmoderate
0,215
dminor
0,13
*satuan dalam cm
2
0,71
0,2225
0,145
0,642
0,215
0,13
3
0,815
0,225
0,145
0,545
0,22
0,13
4
0,72
0,13
0,13
0,605
0,217
0,13
5
0,72
0,23
0,105
0,525
0,21
0,125
Beras
dmayor (cm)
5,3
6,43
5,45
6,0
5,2
Kriteria Jenis
Sedang
Panjang
Sedang
Panjang
Sedang
Gabah
dmayor
7,0
7,1
8
7,2
7,2
Kriteria Jenis
Panjang
Sangat Panjang
Sangat Panjang
Sangat Panjang
Sangat Panjang
Gabah
Beras
Bulk Density(g/cm3)
Angle of Repose(o)
0,433
0,540
Manual
Rumus
Angle of Friction(o)
30o
28o
10,417o
10,41o
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 10
0,733
0,207
0,126
0,568
0,215
0,129
Triplek
Plat Tipis
Triplek rumus
Plat tipis rumus
GMD rata-rata (cm)
Sphericity rata-rata
% Head Rice
% Large Broken
% Small Broken
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
26o
25o
29o
28o
21,4
20,8
28,67
0,2564
0,35
25,45
0,250
0,4406
31,73 %
17,31 %
50,96 %
Page 11
2.1.5.2 Pembahasan
Pada praktikum objek 1 ini yaitu mengenai sifat fisik beras dan gabah, kita
menggunakan beberapa alat seperti timbangan digital, jangka sorong, busur,
papan triplek maupun plat tipis, sedangkan bahan yang digunakan adalah
beberapa butir beras maupun gabah. Untuk mengetahui ukuran bahan, disini kita
menggunakan alat jangka sorong dalam menentukan dmayor(panjang), dmoderate(lebar)
dan dminor(ketebalan). Selanjutnya kita mengambil lima sampel dari masingmasing bahan untuk diukur.
Dibutuhkan kejelian dan kecermatan dalam melihat dan menentukan nilainilai tersebut, karena objek bahan yang digunakan cukup kecil. Setelah diukur,
maka didapatlah nilai dmayor,dmoderate dan dminor yang berbeda-beda pada kelima
sampel dari masing-masing objek tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh,
maka nilai dmayor(panjang) tertinggi pada gabah adalah pada sampel ketiga, yaitu
sebesar 0,815 cm, sedangkan nilai dmayor (panjang) tertinggi pada beras adalah pada
sampel kedua, yaitu sebesar 0,642 cm.
Selanjutnya menentukan angle of repose atau sudut kemiringan bahan
terhadap bidang datar. Disini gabah dan beras dituangkan keatas permukaan meja
dan membentuk gundukan berbentuk kerucut. Kemudian dengan mengunakan
busur, kami menentukan besar sudut kemiringan yang terbentuk dari dasar
gundukan bahan tersebut. Selain menggunakan busur, besar sudut kemiringan
juga dapat diukur dengan menggunakan rumus. Setelah nilai Dmayor, Dmoderate , Dminor
didapatkan kemudian dimasukkan kedalam rumus, maka didapatkan nilai angle of
repose yang berbeda antara cara manual (menggunakan busur)
dengan cara
menggunakan rumus dimana dengan cara manual angle of repose dari gabah
secara manual yaitu 30 sedangkan dengan cara rumus angle of repose dari gabah
adalah 10,417. Hasil tersebut sangat berbeda jauh satu sama lain, itu disebabkan
ketelitian dalam melihat dan mengukur nilai kurang jeli dan kurang akurat.
Sedangkan pada beras didapatkan nilai 28o dengan cara manual,dan 10,41o dengan
menggunakan rumus. Hasil tersebut cukup jauh (tidak mendekati) satu sama lain,
yang mungkin disebabkan oleh kurang teliti dan jelinya praktikan dalam melihat
dan melakukan pengukuran.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 12
Page 13
kesalahan yang terjadi disebabkan karena kesalahan praktikan dalam melihat dan
menentukan nilai pada busur pada saat bahan mulai meluncur turun.
Selanjutnya menentukan nilai sphericty (kebulatan) pada bahan, yaitu
dengan membagi nilai GMD terhadap dmayor.. Nilai maksimum dari sphericity ini
adalah = 1, apabila lebih dari 1, maka terdapat kesalahan pada saat melakukan
pengukuran. Pada gabah, nilai sphericity rata-rata dari kelima sampel tersebut
adalah sebesar 0,35, sedangkan pada beras, nilai sphericity rata-rata dari kelima
sampel tersebut adalah sebesar 0,4406. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
sphericity pada beras lebih besar dibandingkan dengan nilai sphericity pada beras,
artinya beras lebih berbentuk kebulatan dibandingkan dengan gabah.
Untuk perhitungan % head rice, % small broken dan % large broken
hanya di pakai untuk pengukuran beras saja, sedangkan untuk penghitungan
gabah tidak di hitung % head rice nya di karenakan gabah itu belum terpisah dari
sekamnya.
Adapun aplikasi dari praktikum objek 1 ini di bidang teknik pertanian
adalah Salah satunya untuk mendesain alat yang layak di gunakan untuk hasil
produksi pertanian dan mengevaluasi alat dan mesin pertanian yang sesuai untuk
digunakan. Berguna juga untuk menentukan lamanya proses penyimpanan
produksi pertanian serta mutunya. Contoh alatnya yaitu hopper yang digunakan
untuk meluncurkan bahan atau produk dengan kemiringan tertentu tanpa
mengurangi atau menimbulkan kerusakan mekanis pada bahan.
Berdasarkan data yang diperoleh praktikan dalam praktikum sebelumnya
gabah memiliki sudut yang lebih besar daripada sudut luncur beras dikarenakan
ukuran gabah yang lebih panjang dan permukaan padi yang kasar daripada beras.
Angle of friction banyak digunakan untuk membuat mesin yang akan
digunakan untuk proses pengolahan atau pasca panen, sedangkan angle of repose
digunakan untuk mengetahui berapa besar atau banyaknya tumpukan agar bahan
memiliki tumpukan maksimum atau pada batas maksimumnya.
Di dapatkan hasil persentase dari head rice sebesar 31,73%, pada large
broken 17,31% dan small broken sebesar 50,96% .Banyaknya kerusakan pada
beras yang small broken itu di akibatkan kualitas dari beras yang tidak bagus dan
juga saat panen padinya belum terlalu matang atau belum berwarna kuning.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 14
bidang permukaan, maka nilai angle of friction akan semakin kecil, begitu juga
sebaliknya.
Nilai sphericity (kebulatan) pada beras lebih besar dibadingkan dengan nilai
pada gabah, ini berarti beras lebih berbentuk kebulatan dibandingkan dengan
gabah. Persentase kerusakan yang terjadi pada beras berdasarkan sampel yang
diambil sangat besar, yaitu nilai small broken 50,96%, dan large broken 17,31 %,
sedangkan nilai beras yang utuh atau head rice sebesar 31,73%.
2.1.6.2 Saran
Praktikan harus lebih teliti dan jeli dalam menggunakan dan membaca nilai
pada jangka sorong pada saat pengukuran agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan perhitungan nilai data. Gunakan bahan yang masih dalam keadaan
baik. Praktikan harus lebih teliti dan cermat dalam melihat dan menentukan
besaran nilai sudut pada busur, baik dalam menentukan nilai angle of repose
maupun nilai angle of friction. Praktikan harus lebih hati-hati dalam mengangkat
bidang permukaan plat maupun triplek agar bahan (gabah dan beras) tidak tumpah
atau
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 15
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 16
Tiga jenis bijian utama padi, jagung, dan gandum berasal dari tanaman
jenis rumputan yang menghasilkan biji dan kernel. Kadar air ketiga jenis bijain ini
ketika dipanen bervariasi, yaitu antara 18 38 % tetapi agar dapat disimpan
dengan aman kadar air harus diturunkan samapai 13 14 %, tergantung pada
kondisi dan lama penyimpanan. Dengan demikian pengeringan langsung setelah
panen adalah umum laju pengeringan semakin tinggi, bila bulk desity semakin
rendah. Panas spesifik semakin rendah, porositas semakin tinggi dan luas
permukaan spesifik semakin tinggi.
Tingkat susut biji-bijian juga dipengaruhi oleh faktor fisik, biologis dan
fisiologis dari bijian itu sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor fisik, misalnya terjadi karena :
a. Panen, dimana kemungkinan terjadi
ceceran
bijian
dirontokan
sehingga
ikut
terbuang
bersama
tangkai.
c. Pengeringan disebabkan oleh pengeringan yang tidak
sempurna atau tidak merata sehingga banyak kerusakan
atau yang tidak tergiling dengan baik saat penggilingan.
d. Pengangkutan dan penyimpanan, disebabkan oleh
adanya
produk
yang
tercecer
akibat
penggunaan
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 17
Page 18
perlakuan dan pengerjaan fisik yang baik, hati-hati serta teliti dan membutuhkan
tempat penyimpanan yang lebih baik sebelum barang tersebut menjadi busuk dan
rusak. Maka sudah pasti nilai dan kualitas barang tersebut menurun, barangbarang bulky relative membutuhkan biaya penyimpanan dan biaya pengangkutan
yang tinggi.
Sifat fisik bahan yang sangat berpengaruh terhadap disain hoper adalah
angle of repose. Sifat ini adalah sifat teknik dari suatu bahan yang berbentuk
granular yang dituang kedalam suatu permukaan secara horizontal, dan inilah
yang disebut dengan angle of repose suatu bahan.
Kriteria untuk bentuk dan ukuran :
1. Chartedstandart,
dimana
digunakan
untuk
mengukur
bahan
padat.
Ada
beberapa
metoda
untuk
massa
volume
1
d
4
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 19
merupakan
salah
satu
tahap
yang
selalu
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 20
Kedelai 1 kg
Kacang tanah 1 kg
Kacang merah 1 kg
Kacang hijau 1 kg
2.2.3.2 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
2.2.4 Metoda
1. Ukur panjang (dmayor), (dmoderat) dan tebal (dminor) bahan dengan menggunakan
vernier caliper atau jangka sorong. Sampel pada masing-masing bahan yang
digunakan sebanyak 10 butir. Data yang didapat selanjutnya dimasukkan pada
2.
3.
Tentukan sphericity
Yaitu : S = (GMD/dmayor)
4.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 21
Sampel
Bahan
Kacang
Merah
Kacang
tanah
Kedelai
Kacang
hijau
Rata-rata
dmayor
1,613
1,525
1,405
1,5143
dmoderet
0,735
0,705
0,637
0,692
dminor
0,635
0,615
0,850
0,7
dmayor
1,8325
1,135
1,315
1,427
dmoderet
0,725
0,6275
0,4025
0,585
dminor
0,715
0,535
0,6
0,616
dmayor
0,64
0,6175
0,62
0,625
dmoderet
0,7225
0,7025
0,71
0,711
dminor
dmayor
0,537
0,6
0,537
0,3275
0,525
0,505
0,544
0,56
dmoderet
0,4125
0,32
0,4025
0,378
dminor
0,4075
0,32
0,4075
0,378
*satuan dalam cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Kedelai
0,615
Kacangtan
Kacang
Kacanghij
ah
merah
au
0,801
1,943
0,43
Page 22
Sphericity
0,984
0,56
0,128
0,767
Berat bahan(gram)
1000 gr
1000 gr
1000 gr
1000 gr
Volume tabung(cm3)
1085,68
1406,538
1342,72
1044,34
0,921
0,710
0,744
0,957
20
10
10,97
8,081
(GMD/dmayor)
Angle of Repose(o)
Busur
Rumus
Angle of Friction(o)
Plat
Triplek
Rumus (plat)
Rumus (triplek)
25
30
8,698
8,47
14
15
21
20
17
17,692
14
18
12
14,359
21,8
15,429
14,036
16,856
19,29
16,804
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 23
2.2.5.2 Pembahasan
Pada objek 2 ini yang berjudul sifat biji-bijian dengan tujuan dari
praktikum kali ini adalah untuk menentukan bulk density, angle of repose, angle
of friction dari biji-bijian. Dan kriteria yang di praktikumkan pada objek dua ini
yaitu Geometri mean diameter, volume tabung, bulk density, angle of repose dan
angle of friction.
Setelah melakukan praktikum pada objek 2 kami mengukur Dmayor,
DModerate, Dminor menggunakan alat ukur jangka sorong, busur dan juga mistar.
Sebelum mendapatkan hasil pengukuran hasil GMD, sphericity, volume tabung,
bulk density, angle of repose dan angle of friction terlebih dahulu kami mengukur
Dmayor, Dmoderate, dan Dminror
Page 24
menentukan cara rumus terlebih dahulu mendapatkan nilai tinggi tumpukan dan
diameter setiap bahan tersebut.
Dalam menentukan angle of friction dengan menggunakan plat dan
tripleks terdapat juga perbedaan sudut kemiringan laju luncurnya bahan ke bawah,
dimana perbedaan itu terjadi karena adanya perbedaan keadaan permukaan dari
benda tersebut. Plat memiliki permukaan yang lebih halus di bandingkan pada
permukaan tripleks. Menurut literatur semakin halus permukaan bidangnya maka
akan semakin cepat bahan tersebut meluncur dan semakin kecil sudut angle of
frictionnya. Berdasarkan praktikum yang telah di laksanakan di dapatkan hasil
pengukuran angle of friction dari kacang kedelai sebesar 15 menggunakan
tripleks, sedangkan menggunakan plat sebesar 14. Dan ketika pengukuran
kacang tanah di dapatkan hasil angle of friction nya sebesar 21 menggunakan
tripleks dan 14 menggunakan plat, pada kacang merah menggunakan tripleks
sebesar 20 dan menggunakan plat sebesar 18.dan pada kacang hijau sebesar 17
menggunkan tripleks dan plat sebesar 12.
Selanjutnya pada pengukuran sphericity dari data objek 3 yang kami
dapatkan hasil dari sphericity kacang kedelai sebesar 0,984, pada kacang tanah
sebesar 0,56, pada kacang merah sebesar 0,128 dan pada kacang hijau sebesar
0,769. Dapat disimpulkan bahwa Sphericity yang terbesar pada kacang kedelai
dan yang terkecil pada kacang merah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
kacang kedelai memiliki tingkat kebulatan paling tinggi diantara biji-bijian yang
di praktikumkan.
Pada pengamatan geometri mean diameter pada biji-bijian yang di
praktikumkan di dapatkan GMD terbesat pada sampel kacang merah karna kacang
merah memiliki ukuran yang lebih besar dari bahan lainnya. Sedangkan bahan
GMD yang paling kecil itu terdapat bada sampel kacang tanah. Dari hasil GMD
sangat berpengaruh dalam menentukan nilai kebulatan setiap bahan atau
sphericity.
Adapun nilai GMD dari kacang kedelai 0,615 cm, kacang tanah 0,801 cm,
kacang merah 1,943 cm dan pada kacang hijau 0,43 cm.
Berat bahan yang digunakan dalam praktikum objek ini sebanyak 1000
gram. Kemudian hasil dari volume tabung yang di dapatkan pada kacng kedelai
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 25
sebesar 1085,58 cm3, pada kacang tanah 1406,538 cm3, kacang merah 1342,73
cm3, dan pada kacang hijau sebesar 1044,34 cm3.
Hasil pengukuran angle of repose dan angle of friction dengan cara
pengukuran menggunakan busur berbeda dengan menggunakan rumus. Adapun
hasil angle of repose menggunakan rumus yaitu pada kacang kedelai di dapatkan
sebesar 8,698, pada kacang tanah sebesar 8,47, pada kacang merah sebesar
10,97 dan pada kacang hijau sebesar 8,081. Hasil pada pengukuran angle of
friction pada bahan dengan menggunakan rumus yaitu pada kacang kedelai
sebesar 14,036 dengan menggunakan tripleks dan 17,692 pada plat besi. Pada
kacang tanah didapatka hasil angle of frictionnya 16,856 pada tripleks dan
14,359 pada plat besi. Pada kacang merah didapatkan hasil menggunakan tripleks
sebesar 19,29 dan menggunakan plat sebesar 21,8 sedangkan pada kacang hijau
didapatkan sebesar 16,804 menggunakan tripleks dan 15,429 menggunakan plat.
Triplek memberikan gaya gesekan terhadap benda jatuh atau gaya grafitasi bumi
lebih besar dari pada plat yang permukanannya licin.
Angle of friction dilakukan dengan cara yaitu media permukaan kasar dan
licin. Media yang kasar memberikan perlawanan gaya terhadap grafitasi bumi
lebih besar dari pada media yang licin.
Adapun rata-rata Dmayor, Dmoderate,Dminor dari kacang kedelai yaitu sebesar
0,625 cm, 0,711 cm, dan 0,544cm. Pada kacang tanah sebesar 1,427 cm, 0,585
cm, 0,616 cm, pada kacang merah sebesar 1,5143 cm, 0,692 cm dan 0,7 cm. Pada
kang hijau di dapatkan hasilnya sebesar 0,56 cm, 0,378 cm dan 0,378 cm.
Pada perhitungan Bulk Density dari masing-masing sampel biji-bijian,
kacang merah, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau memiliki berbagai macam
perbedaan dalam memperoleh hasil bulk density dari masing-masing bahan. Hal
itu disebabkan karena kesalahan dari perhitungan ataupun pengukuran yang
dilakukan.
Adapun aplikasi pada objek 2 ini di bidang pertanian untuk menentuka
lamanya proses penyimpanan, merancang alat untuk biji-bijian setelah pascapanen
seperti pembuatan alat hoper atau berbentuk corong yang berfungsi untuk
mencegah rusaknya produk hasil pertanian saat di proses dan untuk menentukan
grading (peluncuran benda ) agar bahan produk pertanian tidak rusak.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 26
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 27
ke adalam
keseragaman bentuk.
Karakteristik dari suatu bahan hasil pertanian sangan penting untuk
klasisifikasi standar bentuk dan ukuran, oleh karena itu dibuatlah suatu standar
yang telah disepakati bersama untuk mempermudah penanganan dan pengolahan
produk tersebut. Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menjelaskan
bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian, yaitu bentuk acuan, kebundaran,
kebulatan,dimensi sumbu baha, serta kemiripan bahan hasil pertanian terhadap
benda geometri tertentu.
Karakteristik fisik hasil pertanian akan mempengaruhi bentuk, ukuran, berat
atau volume. Konsumen tertentu memiliki peneriman tertentu mempertimbangkan
karakteristik isi. Bentuk, ukuran, barat dan warna yang seragam menjadi pilihan
konsume. Untuk mencegah kerusakan seminimal mungin diperlukan pengetahuan
tetang karakteristik, watak atau sifat teknik bahan hasil pertanian yang berkaitan
dengan karakteristik fisik, mekanis dan termis.
Buah dan sayuran adalah jenis makanan yang memiliki kandungan gizi,
vitamin dan mineral yang pada umunya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari.
Dibandingkan dengan suplemen obat-obat kimia, buah dan sayuran jau lebih
aman tanpa efek samping yang berbahaya. Serat dan sisi harga umunya jauh lebih
mrah dibandingkan suplemen yang memiliki fungsi yang sama.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 28
Page 29
Dalam beberapa hal bentuk dapat diaprosimaksikan dengan salah satu dari
bentuk geometris berikut ini :
4
(a2b)
3
4
(ab2)
3
1. Sphoroid prolat v =
2. Sphoroid oblat v =
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 30
Varietas
Agroekosistem
Teknik hasil budidaya
Penanganan pasca panen
Pengolahan hasil
Distribusi dan pemasaran
Keadaan cuaca tempat tumbuh
Kondisi penyimpanan.
Seperti yang telah disebutkan diatas ada beberapa faktor selain itu mutu
apel, cabe merah, jeruk, dan wortel dari penampang fisiknya dari luar seperti
warna yang cerah dan bersih dari hama dan penyakit, bebas dari bau apek, asam
atau bau lainnya, serta bebas dari bahan kimia yang membahayakan.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 31
Hal lain yang paling utama adalah teknis pemanenan komoditi buah dan
klimaterik seperti jeruk harus di panen setelah ia benar-benar sudah matang.
Apabila jeruk tersebut dipanen saat masih muda maka ia akan membusuk karena
tidak bisa melakukan reobsorpsi udara lagi seperti buah klimateri contoh pisang
dan mangga.
Sifat fisik lain buah dan sayur yang sering diamati adalah aroma, rasa,
bentuk, berat, ukuran dan kekerasan. Biasanya dalam kehidupan sehari-hari sifat
fisik ini diamati secara subjektif, sedangkan berat ditentukan secara objektif
dengan menggunakan timbangan.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 32
Wortel 3 buah
Cabe merah 3 buah
Apel hijau 3 buah
Jeruk 3 buah
Air secukupnya
2.3.2.2 Alat
1.
2.
3.
4.
2.3.4 Metoda
1. Ukur panjang (dmayor), lebar (dmoderat), tebal (dminor) untuk buah dan
sayuran dengan menggunakan vernier caliper atau jangka sorong.
Sampel untuk masing-masing bahan adalah 3 butir. Masukkan data ke
tabel dan hitung rata-ratanya.
2. Tentukan geometric mean diameter (GMD)
GMD = (dmayor x dmoderat x dminor)
3. Tentukan spherecity
GMD
S=
D mayor
4. Menentukan volume buah
Timbang tabung air + air (wwc) dan Timbang tabung air + air + buah
yang ditenggelamkan (wwcf)
5. Hitung volume
( wwcf wwc )
V=
dw
6. Hitung density dengan persamaan berikut = Density =
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 33
berat
volume
Apel
Jeruk
Cabe
merah
Wortel
1
7,415
7,02
6,83
172,298
6,525
6,61
4,625
108,998
8,5
0,62
0,245
2,349
13
4,202
1,107
104,331
dmayor(cm)
dmoderat(cm)
dminor(cm)
Berat (g)
dmayor(cm)
dmoderat(cm)
dminor(cm)
Berat (g)
dmayor(cm)
dmoderat(cm)
dminor(cm)
Berat (g)
dmayor(cm)
dmoderat(cm)
dminor(cm)
Berat (g)
Sampel
2
7,312
7,305
7,212
150,151
6,43
6,51
4,015
104,160
9,5
0,825
0,11
2,472
14
3,002
0,605
55,480
3
7,235
7,047
6,315
166,113
5,835
5,802
4,517
94,15
10
0,632
0,205
2,315
13,5
4,3025
0,72
103,97
Rata-rata
7,3206
7,124
6,785
162,854
6,254
6,307
4,385
102,436
9,333
0,692
0,186
2,378
13,5
3,835
0,810
87,927
Apel Hijau
1
2
3
7,084
7,276 6,853
0,955
0,995 0,947
0,21
0,2
0,2
500
500
500
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 34
1
5,842
0,895
0,15
500
Jeruk
2
5,510
0,860
0,12
500
3
5,347
0,916
0,11
500
WWCF (ml)
DW(gr/ml)
Density (g/cm3)
710
700
700
650
1000
1000
1000
1000
820,389 750,755 830,565 726,65
620
1000
8689
610
1000
855,909
1
3,925
0,301
Wortel
2
2,940
0,21
3
3,471
0,257
Cabe Merah
1
2
3
1,091
0,951
1,089
0,128
0,100
0,108
79,925
40,976
78,124
2,155
4,963
2,783
1,305
1,353
1,33
1,090
0,498
0,831
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 35
2.3.5.2 Pembahasan
Pada objek 3 ini sebelum kami mendapat nilai sphericity dari tiap bahan
terlebih daulu kami mengukur dmayor, dmoderatedan dminor
digunakan.
Dalam objek ketiga ini mengenai sifat-sifat fisik buah dan sayuran yaitu
apel, jeruk, cabe merah, dan wortel. Pada buah apel dan jeruk sperecity nya
masing-masing adalah 0,955dan 0,895 mendekati kebulatan sempurna yaitu 1.
Sedangkan pada cabe merah 0,144 dan wortel 0,3011 sehingga jauh dari kebulatan
sempurna.
Pada objek tiga ini membahas tentang sifat fisik buah dan sayur dengan
cara menentukan geometri mean diameter, menentukan sphericity, Bulk density,
dan volume dari buah dan sayuran tersebut.
Terlihat pada percobaan yang praktikan lakukan bahwa GMD tertinggi dari
percobaan yaitu pada Apel mencapai 7,084 cm. Jeruk dan cabe lebih kecil GMD
nya dari apel yang hanya mencapai 5,842 dan 1,224 cm. GMD terkecil dari
percobaan yaitu pada bahan cabe merah hanya mencapai 1,224 cm dikarenakan
cabe merupakan bahan berdiameter kecil. Adapun Spericity dari tiap bahan
percobaan yaitu Spericity Apel hijau 0,955, Spericity Jeruk 0,895, Spericity cabe
merah 0,144 dan Spericity Wortel yaitu0,301. Pada setiap objek yang
dipraktikumkan, terdapat sphericity dari keseluruhan kecil dari nilai 1. Ini
menunjukkan bahwa pada bahan percobaan yang dilakukan tidak ada yang
sempurna bulatnya karna kebulatan sempurna itu nilaiya adalah 1.
Dari keempat bahan yang dipraktikumkan mendapat nilai geometric mean
diameter, spherecity, volume, dan density yang berbeda karena dipengaruhi oleh
bentuk dan berat buah dan sayur tersebut. Semakin besar berat bahan maka
semakin besar pula volume. Dari keempat bahan tersebut, yang memiliki massa
paling besar adalah apel hijau 1 yaitu mencapai 172,298 gram, sementara massa
yang terkecil adalah cabe merah 3 hanya mencapai 2,315 gram.
Bulk density berbeda karena pengaruh volumenya juga berbeda, kalau apel
dan jeruk diukur volumenya dengan tabung yang berisi air sedangkan pada wortel
dan cabe menggunakan r1, r2, dan h. Dimana r1 adalah dmoderate/2, r2 adalah
dminor/2, dan h adalah d mayor. Semua itu dipengaruhi oleh kriteria setiap
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 36
Page 37
produk yang lainnya karna semakin banyak kandungan air dari suatu buah-buah
dan sayur- sayuran maka semakin besar pula massanya.
Dari data yang telah didapatkan bahwa dalam menghitung berapa besarnya
dmayor, dmoderat, dminor suatu bahan harus dilakukan dengan teliti, karena apabila
terjadi satu kesalahan saja maka akan berpengaruh pada lainnya.
GMD tiap-tiap bahan berbeda hal ini disebabkan oleh perbedaan dari
bahan itu sendiri. Volume tiap-tiap bahan juga berbeda antar bahan satu dengan
bahan lainnya, itu disebabkan oleh dari sifat bahan yang digunakan. Apabila kadar
airnya tinggi maka pada buah dan sayur akan menyebabkan cepat membusuk pada
bahan tersebut. Contohnya pada buah sawo matang, tomat matang dan pada sayur
timun dan labu jipang. Sayur lebih cepat membusuk dibandingkan dengan buahbuahan seperti apel dan jeruk itu di karenakan ketahan sifat fisik dari bahan
sayuran lebih rendah dibandingkan dengan buah-buahan.
Adapun aplikasi pada praktikum objek tiga ini di bidang teknik pertanian
yaitu untuk mengetahui ketahanan fisik, mutu dari suatu buahan dan sayuran
melalui pendekatan fisik. Dan berguna untuk penciptaan alat yang di gunakan
untuk bagimana penyimpanan yang layak untuk ketahan dari bahan produk
pertanian dan merancang alat pengering untuk mengurangi kadar air yang
dikandung oleh buahan dan sayuran agar tidak cepat membusuk dan tidak cepat
rusak. Karna jika mutu suatu produk pertanian itu bagus maka akan meningkatkan
nilai jual yang tinggi.
Dari hasil praktikum yang kami laksanakan bahwa apel dan jeruk itu
mendekati kebulatan sempurna karna nilai sphericity nya mendekati angka 1
sedangkan wortel dan cabe itu termasuk pada bentuk prolat.
Setelah kami melaksanakan praktikum kemudian kami menimbang dari
tiap-tiap bahan tersebut akan tetapi sehari sertelah praktikum bari dapat di lakukan
di karenakan saat itu lisatrik mati yang menyebabkan kimi harus menunggu hidup
lampu dulu karena timbangan yang digunakan untuk menimbang massa dari
bahan praktikum tersebut dengan timbanga digital.
Sifat fisik buah dan sayur ini sangat penting diketahui untuk menangani
bagaimana untuk mengawetkan dan mencegah kerusakan dari bahan produk
pertanian agar menjadi tahan lama.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 38
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 39
Kebulatan maksimal
adalah 1 kecuali pada cabe dan wortel jauh dari kebulatan sempurna karena
spherecity nya hanya mencapai 0,144 . Volume setiap bahan juga berbeda karena
dipengaruhi massa bahan dan massa jenis air
2.3.6.2 Saran
Dalam praktikum hal pertama yang harus dilakukan adalah membaca dan
memahami prosedur praktikum di dalam modul tersebut, agar tidak terjadi
keasalahan dalam praktikum. Sewaktu praktikum kita harus teliti dan serius agar
tidak salah dalam membaca dan mengukur bahan dan sebelum praktikum alat
yang digunakan harus di periksa dahulu dalam keadaan baik dan peranan
terpenting adalah pada saat melakukan perhitungan pada data yang di dapat agar
didapatkan nilai hasil yang sesuai dan tepat.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 40
Page 41
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 42
1. kita bisa melihat lebih dalam stuktur dalam suatu bahan, misalnya hubungan
antara molekul dan bentuknya dalam suatu larutan terhadap kekentalan,
hubungan antara tingkat cross-linkpage polymers dengan elastisitasnya.
2. Test reologi sering diterapkan untuk mengontrol bahan dasar dan mengontrol
proses suatu pengolahan. Contohnya sifat reologi pada pengolahan roti.
3. Pengetahuan reologi diperlukan didalam desain alat tertentu seperti pompa
pimpa air, dan lain sebagainya.
4. Penerimaan konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh sifat
reologinya. Misalnya mudah tidaknya jam atau selai di oleskan, liat dan
empuknya daging.
Bahan pertanian merupakan benda hidup, bahan biologis, dimana
komposisi, kandungan lengas nan teksturnya berubah terus menerus selama
pertumbuhan masak bahkan dalam penyimpanan. Bahan pertaian dapat terus
menerus terpapar gaya selama pemrosesan, sari pemanenan, pengeamasan,
pemrosesan, transportasi dan penyimpanan. Sehingga pengetahuan tentag sifat
rheologi penting untuk mencegah kerusakan dan mengefisienkan proses
penanganan bahan pertanian.
Salah satu bahan hasil pertanian adalah produk pangan. Produk pangan
jadi atau produk pangan masih dalam proses pengolahan memiliki bentuk dan
tekstur yang bermacam-macam. Ada produk pangan yang berbentuk cair, padat,
semi padat dan juga yang memiliki sifat elastik dan kental. Produk pangan yang
berbeda-beda tekstur tersebut memiliki respon yang berbeda apabila dikenakan
gaya. Suatu jenis produk pangan dapat berubah sifat rheologinya setelah diolah
kembali. Dengan perubahan sifat tersebut maka pengukuran mutu teksturpun
berbeda. Parameter penting mutu pada produk pangan diantaranya kekenyalan,
kelengketan dan elastisitas.
Viskosias adalah salah satu kajian dalam rhologi yang dibutuhkan dalam
penelitian terhadap bahan dan produk pertanian. Perlakuan elastis suatu bahan
dapat dihitung dari seberapa besar perubahan panjang yang terjadi setelah gaya
ditekan. Benda yang bersifat plastik akan mengalami perubahan bentuk yang
kontinu apabila dikenakan gaya. Walaupun dapat kembali ke bentuk semula tetapi
bentuk benda tersebut tidak dapat kembali kebentuk yang sesempurna
sebagaimana benda elastis.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 43
pertanian
Sebagaimana
padat
dalam
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
yang
tidak
pengukuran
Page 44
bersifat
kekerasan,
deformasi.
gaya
yang
adhesi.
Pada
dasarnya
produk
pangan
yang
lengket
menjadi
lengket
pada
bahan
pembungkus
atau
menunjukan
seberapa
kuat
suatu
produk
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 45
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 46
Calibratian Mass
Mistar
Papan
Pisau atau cutter
2.4.4 Metoda
2.4.4.1 Menentukan hubungan antara gaya dan deformasi
1. Ukur tinggi dan diameter awal sawo tanpa beban. Masing- masing 3
sampel.
2. Tempatkan papan dan beban di atas sawo
3. Ukurlah beberapa deformasi yang terjadi pada sawo dengan mengukur
diameter dan dan tinggi sawo selama di beri beban serta perhatikan
skala pada mistar.
4. Tambahkann beban dan ulangi prosedur di atas
5. Catat hasil pengamatan pada table.
6. Lakukan hal yang sama pada tomat merah dan terong pirus.
2.4.4.2 Menentukan hubungan gaya terhadap waktu
1. Setelah dilakukan perlakuan terhadap produk, maka bahan disimpan
pada suhu pendingin dan suhu ruangan
2. Sampel masing-masing 2 buah di suhu pendingin dan di suhu ruangan.
3. Amati perubahan yang terjadi pada produk akibat diberi gaya dan
terjadi deformasi selam 4 atau 4 hari.
Produk
Beban
X0(cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
X1(cm
Page 47
L0(cm
L1(cm
Poisson
Tomat
merah I
Tomat
Merah II
Tomat
Merah III
Rata-Rata
)
5,2
)
5,2475
5,2025
5,4125
6,235
6,125
6,14
5,54
5,545
5,54
)
5,3
X0(cm
X1(cm
)
3,435
)
3,8175
3,625
3,82
4,213
4,21
4,325
4,218
4,2175
100
200
500
100
200
500
100
200
500
100
200
500
6,12
5,45
)
4,8
5
4,7
5,5
5,5
5,4
5,3
4,8
4,7
Ratio
0,121
0,0084
0,361
0,538
0,234
0.135
0,875
0,146
0,146
0,5133
0,372
0,214
L0(cm
L1(cm
Poisson
)
5,6
)
5,5
5,3
5,3
5,4
5,3
5,5
6
5
Ratio
6,250
1,032
2,091
0,528
0,338
2,57
1,451
0,132
5,7
5,2
Produk
Terung
pirus I
Terung
Pirus II
Terung
Beban
100
200
500
100
200
500
100
200
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
4,135
4,12
Page 48
5,6
6,1
Pirus III
Rata-Rata
500
100
200
500
4,138
5,5
0,041
2,743
0,500
1,567
Produk
Sawo I
Beban
X0(cm
X1(cm
L0(cm
L1(cm
Poisson
)
4,63
)
4,735
4,74
4,81
4,42
4,42
4,428
4,528
4,543
4,545
)
4,3
)
4,2
3,8
3,5
4,7
4,6
4,3
4,6
4,4
4
Ratio
0,976
0,249
0,208
0,028
0,0185
0,024
0,316
0,223
0,126
0,44
0,163
0,119
100
200
500
2
Sawo II
100
200
500
3
Sawo III
100
200
500
Rata-Rata
100
200
500
Gambar Grafik Deformasi
4,415
4,4425
4,9
4,9
sawo 1
600
500
400
300
200
100
0
0,208
0,249
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 49
0,976
sawo 2
600
500
400
300
200
100
0
0,0185
0,024
0,028
sawo 3
600
500
400
300
200
100
0
0,126
0,223
0,316
sawo rata-rata
600
500
400
300
200
100
0
0,119
0,163
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 50
0,44
tomat 1
600
500
400
300
200
100
0
0,0084
0,121
0,361
tomat 2
600
500
400
300
200
100
0
0,135
0,234
0,538
tomat 3
600
500
400
300
200
100
0
0,146
0,146
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 51
0,875
tomat rata-rata
0,214
0,372
0,5113
terong pirus 1
600
500
400
300
200
100
0
1032
2091
6250
Terong pirus 2
600
500
400
300
200
100
0
0,338
0,528
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 52
2,57
terong pirus 3
600
500
400
300
200
100
0
0,04
0,132
1.451
1.567
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 53
2.743
grafik deformasi
sawo
tomat
poison ratio terong
pirus
beban (gr)
2.4.5.2 Pembahasan
Pada pratikum objek 4 ini, yakni mengenai sifat dari produk pertanian
dengan bahan sawo, Terong Pirus dan Tomat Merah . Diperoleh hasil yang
berbeda-beda yaitu dengan memberikan beberapa beban diantaranya yaitu 100 g,
200 g dan 500 g. Namun pada beban yang diberikan sebesar 100 g tidak memiliki
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 54
perbedaan dengan diameter awal dari pada bahan. Dan kami rubah perlakuan
terhadap bahan tersebut dengan memberikan beban sebesar 200 g disini, kami
mulai melihat pengaruh pada bahan tersebutakan tetapi tidak terlalu kelihatan
perubahan deformasinya. Bahan yang kami berikan beban sebesar 200 g tersebut
membuat diameter dari pada sawo tersebut membesar, dan terakhir kami berikan
beban sebesar 500 g ternyata kami memperoleh nilai diameter dari pada sawo
tersebut lebih besar dari diemeter awalnya.
Pada saat melakukan praktikum, terdapat perbedaan antara komoditi
terong pirus dan tomat merah. Ini dikarenakan tomat merah lebih lunak atau lebih
banyak mengandung air daripada terong pirus. Sehingga walaupun jenis nya
berbeda, akan ada pengaruh pada benda.
Di dalam praktikum ini, yang paling mudah mengalami deformasi adalah
buah sawo. Sebab sawo memiliki kulit yang lebih tipis, produknya lebih lunak,
dan kandungan air nya juga paling banyak.
Cara yang kami lakukan saat praktikum yaitu dengan menggunakan
pendekatan fisik mekanis bahan yaitu dengan meletakkan beban di atas bahan
produk pertanian percobaan tersebut. Pengaruh tekanan terhadap deformasi
tekanan secara tidak langsung akan mempengaruhi bentuk-bentuk fisik dari bahan
tersebut dan berkurangnya tingkat kekerasan bahan tersebut. Semakin besar beban
yang kita berikan maka semakin besar pula diameter bahan dan tinggi dari bahan
akan berkurang.
Kami juga mengukur pengaruh beban yang diberikan terhadap bahan
dengan perlakuan yang berbeda beda. Didalam praktikum komoditi yang paling
mudah mengalami deformasi adalah buah sawo, karena buah sawo ini memili
kulit yang tipis dibandingkan dengan komoditi lainnya dan buah sawo ini
memiliki kandungan air yang cukup tinggi dari bahan lainnya.
Menurut literatur Heri Andreas dapat disimpulkan bahwa deformasi sangat
di pengaruhi oleh waktu, suhu, tekanan dan ruang. Bila di kenai gaya maka akan
terjadi deformasi.
Parameter deformasi dapat dihitung apabila diketahui fungsi pergeseran dari
benda tersebut persatuan waktu. Analisis geometrik deformasi dapat dilihat dari
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 55
analisis geometrik yaitu bila kita hanya tertarik pada status geometrik (ukuran dan
dimensi dari benda yang terdeformasi.
Analisis fisik dapat kita lihat dari menentukan status fisis dari benda yang
terdeformasi, regangan, dan hubungan antara gaya dan regangan yang terjadi.
Pertimbangan dalam mengambil nilai dan teoritisnya jarang yang didapat
hasil yang signifikan dikarenakan dalam mengambil nilai tidak tepatnya jangka
sorong dengan beban yang mengakibatkan bahan atau produk yang akan diteliti
sebenarnya akan semakin kecil.
Kematangan buah juga menyebabkan kurangnya hasil yang didapat.
Mungkin dikarenakan pada pemberian beban yang tidak begitu jauh
perbedeaannya. Kematangna buah yang terlalu masak akan menyebabkan bahan
produk pertanian akan pecah atau hancur akibat diberikan beban. Untuk mencari
poison ratio, kita menggunakan rata-rata diameter akhir dan rata-rata diameter
awal serta diameter tinggi dan tinggi awalnya.
Kita bisa melihat lebih dalam stuktur dalam suatu bahan, misalnya
hubungan antara molekul dan bentuknya dalam suatu larutan terhadap kekentalan,
hubungan antara tingkat cross-linkpage polymers dengan elastisitasnya.
Pengaruh tekanan terhadap deformasi secara tidak langsung akan
mempengaruhi bentuk-bentuk fisik dari bahan tersebut. Adapun yang berdampak
pada bahan karena di beri gaya dan tekanan menyebabkan perubahan diameter
maupun tinggi dari suatu produk .Selain itu akan berdampak juga pada kekerasan
benda .
Pada saat praktikum terdapat perbedaan antara komoditi terong pirus dan
tomat merah dimana tingkat kekerasan terong pirus lebih tinggi dibandingkan
dengan tomat merah dikarenakan tomat merah memiliki kandungan air yang lebih
banyak dibandingkan dengan terong pirus dan bahan tomat merah ini lebih lunak
daripada terong pirus.
Setelah melakukan praktikum pada sampel terong pirus menjadi poisson
ratio yang paling besar yang di beri beban 100 gram maka didapatkan nilai
sebesar 2,743 sedangkan pada sawo di dapatkan poisson ratio yang paling besar
pada sawo yang di beri beban 100 gram dengan nilai yang di dapatkan sebesar
0,44 .Perlu di ketahui bahwa poisson ratio berbanding lurus dengan perubahan
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 56
diameter dan tinggi awal. Namun berbanding terbalik dengan diameter awal dan
perubahan panjang.
Analisis fisik dapat kita lihat dari menentukan status fisis dari benda yang
terdeformasi, regangan dan hubungannya antar gayya dan regangan yang terjadi.
Pertimbangan dalam mengabil nilai dan teoritis nya jarang didapat yang
signifikan dikarenakan dalam mengambil nilai tidak tepatnya jangka sorong
dengan beban yang mengakibatkan bahan atau produk yang akan diteliti
sebenarnya akan semakin kecil.
Kematangan buah juga menyebabkan kurangnya hasil yang didapat.
Mungkin dikarenakan pada pemberian beban yang tidak begitu jaub perbedaan
nya.
Untuk mencari poisson ratio, kita menggunakan rata-rata diameter akhir dan
rata-rata diameter awal serta diameter tinggi dan tinggi awalnya. Poisson ratio
berbanding lurus dengan perubahan diameter dan berbanding terbalik dengan
perubahan tinggi atau panjang. Semakin tinggi perubahan diameter dan tinggi
awal, maka akan semakin tinggi pula poisson ratio nya. Namun, jika semakin
tinggi perubahan tinggi dan diamater awalnya, maka poisson ratio nya pun
semakin kecil.
Adapun aplikasi dari praktikum objek 4 mengenai sifat rheology produk
pertanian ini yaitu agar dapat merancang alat dan mesin yang dapat
meminimalisasi kerusakan mekanis yang disebabkan oleh tekanan, benturan,
geseran, maupun regangan pada produk pertanian. Untuk itu, kita mampu
menciptakan inovasi untuk penyimpangan maupun pengemasan produk pertanian
sesuai ketahanan produk tersebut setelah diberi gaya baik gaya angkat maupun
gaya hambat dan untuk proses transportasi suatu produk pertanian bagaimana cara
yang tepat untuk mengatasi kerugian saat bahan pertanian di tumpuk-tumpukkan
di dalam mobil transportasi tersebut.
2.4.6 Kesimpulan dan Saran
2.4.6.1 Kesimpulan
Semakin besar beban yang di berikan maka akan semakin besar diameter
daripada bahan yang digunakan. Maka nilai deformasi yang akan diperoleh juga
akan besar pula. Dan semakin besar beban yang diberikan maka, akan berdampak
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 57
pula pada ketinggian daripada benda tersebut maka akan semakin rendah tinggi
dari benda tersebut begitu juga sebaliknya.
Suhu dan waktu juga mempengaruhi daripada nilai deformasi pada bahan.
Rheologi juga mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap suatu produk
.misalnya mudah tidaknya selai dioleskan, liat dan empuknya daginng dan
sebagainya.
2.4.6.2 Saran
Dari sekian percobaa yang telah kami lakukan, terjadi banyak macam
kesalahan dalam pratikum objek empat ini baik itu dari segi membaca alat ukur
dalam melakukan pratikum tersebut. Maka, disini kami dapat memberikan
beberapa saran untuk bisa melakukan pratikum selanjutnya dengan baik
diantaranya : Para pratikan diharapkan untuk lebih serius lagi dalam melakukan
pratikum, para pratikan diharapkan dapat menggunakan alat ukur dengan baik
seperti jangka sorong dan timbangan digital dan pratikan diharapkan sebelum
melakukan pratikum dapat menguasai materi terlebih dahulu.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 58
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 59
partikel ke bawah dengan jumlah gaya buoyant dan gara drag yang menarikya ke
atas.
Bila densitas partikel lebih besar dari densitas fluida, maka partikel akan
bergerak ke bawah (tenggelam ke dalam fluida). Bila densitas partikel lebih kecil
dari densitas fluida, maka partikel akan bergerak naik di atas fluida (mengapung
di permukaan fluida). Ketika aliran udara digunakan untuk memisahkan sekam,
dedak, atau jerami dari gabah, diperlukan pengetahuan tentang keepatan terminal
dari partikel-partikel yang dipisahkan. Tujuannya untunk mengetahui besarnya
kecepatan udara yang baik untuk pemisahan biji-bijian dari benda sing. Dengan
penjelasan tersebut, jelas bahwa kecepatan terminal telah digunakan untuk
karakteristik aerodinamis yang penting dari material-materialdalam penerapan
bahan-bahan asing dari produk yang diinginkan.
Bila densitas partikel lebih besar dari densitas fluida,maka partikel akan
bergerak kebawah (tenggelam kedalam fluida). Bila densitas partikel lebih kecil
dari densitas fluida,maka partikel akan bergerak naik diatas fluida (mengapung
dipermukaan
fluida).
Ketika
aliran
udara
digunakan
untuk
pemisahan
Page 60
m Bulk
V bulk
pemisahan
biji-bijian
atau
benih
apada
umumnya
udara
Fd.
Secara
matematis,terminal
2. m. g
. A . Cd
Dimana :
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 61
kecepatan
tanpa
Vt = Kecepatan terminal
m = Massa dari benda jatuh
g
= Percepatan Gravitasi
Cd = Koefisien Drag
Page 62
dengan cara membandingkan antara hasil yang diperoleh secara teoritis dengan
data aktual dari sistem terkontrol sehingga jadi secara teknis. Adapun parameterparameter aerodinamis yang menentukan dalam proses pemisahan beras, bekatul
dan sekam adalah kecepatan terminal, drag koefisien, kecepatan angkutan, serta
sifat fisik produk seperti massa jenis, diameter, luas proyeksi, serta sifat fisik
udara meliputi viskositas udara, massa jenis udara.
Untuk itu pada rancangan bangun pemisah beras, bekatu da sekam perlu
diasukan dalam sifat aerodnamis pada bahan dan udara sehingga bisa
mendapatkan pemisah beras, bekatul dan sekam secara sempurna dan efisien.
Hasil kuantitatif karakteristik yang kemudian dapat diperoleh dan dipergunakan
sebagai dasar dalam merancang bangun pemisah beras, bekatul dan sekam dengan
menggunakan sistem siklon. Adapun tujuan dari pemisahan ini adalah untuk
menentukan parameter-parameter aerodinamis pada pemisahan beras, bekatu dan
sekam.
Data
kuantitatif
sangat
penting
untuk
menentukan
karakteristik
aerodinamis pada sistem siklon. Untuk mengetahui seberapa jauh kesalahan nilai
kuantitatif aerodinamis pada sistem siklon yang diperoleh dari pengukuran
laboratorium dengan melalui pembuatan model matematika secara keseluruhan.
Sistem siklon kemudian melakukan input data dan kemudian membandingkan
hasil antara hasil yang diperoleh secara teoritis dengan cara aktual dalam sistem
siklon terkontrol.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 63
I
II
III
m(g)
g(cm/s)
0,017
0,016
0,018
980
980
980
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
(g/cm
3
)
0,00118
0,00118
0,00118
Page 64
A(cm2
)
0,046
0,046
0,046
Cd
0,04
0,04
0,04
Vt
(m/s)
39,177
38,01
40,31
Gabah
I
II
III
0,023
0,017
0,024
980
980
980
0,00118
0,00118
0,00118
0,069
0,069
0,069
0,04
0,04
0,04
37,20
31,98
38,01
Blower
Percobaan
Terbuka
Tertutup
Setengah Terbuka
I
II
I
II
I
II
Vt
Anemom
eter (m/s)
10,3
12,8
6,8
5,2
7,2
7,7
2.5.5.2 Pembahasan
Pada pratikum dengan objek 5 membahas dan mempelajari tentang proses
aerodinamika pada gabah dan beras. Sifat aerodinamika merupakan sifat dimana
pada proses pemisahan gabah dan beras dengan menggunakan kecepatan angin
atau udara.
Terminal velocity adalah kecepatan konstan atau mantap suatu biji jatuh
bebas dimana gaya ke bawah karena gravitasi sama dengan gaya tekanan udara.
Pada percobaan sifat aerodinamis bahan pertanian ini praktikan
menggunakan bahan yaitu gabah dan beras. Sedangkan alat yang digunakan yaitu
blower, anemometer, dan tabung.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 65
Page 66
m/s. Dari perbandingan kedua data tersebut, sangatlah terlihat jauh berbeda hasil
yang didapat. Ini disebabkan kurang serius dalam melakukan pengamatan dengan
anemometer. Selain itu, faktor lingkungan juga mempengaruhi nilai terminal
velocity yang diukur dengan anemometer.
Proses pemisahan gabah dan beras pada umumnya menggunakan berat
antara bahan tersebut dengan kotoran maupun benda lain yang akan di buang atau
di pisahkan. Dimana tenaga yang digunakan adalah tenaga udara. Apabila
beratnya besar, maka bahan tersebut sulit untuk keluar dari wadah.
Pada saat blower tertutup maka hembusan angin atau udara tidak akan
optimum sehingga pemisahan gabah tidak optimum pula karena tidak sesuai
dengan terminal velocitynya. Pada saat blower terbuka setengah akan terjadi
perubahan hembusan angin atau udara. Maka pembersihan akan lebih baik dari
dari blower tertutup karena koefisien dragnya kecil atau aliran fluida yang
diterima benda akan kecil. Pada saat blower terbuka maka hembusan angin atau
udara akan makin besar sehingga akan mempermudah pembersihan gabah dan
beras. Dimana koefisien dragnya yaitu 0,04. Menunjukkan bahwa hambatan
fluida yang diterima benda saat berjalan adalah kecil.
Pada menentukan hasil terminal velocity menggunakan gabah dan beras
terdapat perbedaan antara anemometer dengan penggunaan rumus. Ini disebabkan
karena pengamatan yang dilakukan kurang teliti dan banyak kesalahan lainnya.
Sehingga menyebabkan perbedaan data yang diperoleh.
Dari perbandingan hasil pengukuran dengan menggunakan anemometer,
sangat lah berbeda jauh dengan pengukuran kecepatan velocity pada rumus. Ini
disebabkan kurang seriusnya praktikan dalam melakukan pengamatan pada
anemometer. Selain itu, faktor lingkungan luar (faktor eksternal) juga
mempengaruhi nilai terminal velocity yang diukur dengan anemmeter. Faktor
eksternal yang dimaksud salah satu nya adalah udara atau angin. Apabila udara
atau angin yang masuk pada ruangan dengan kecepatan tinggi, maka akan sangat
mempengaruhi pengukuran pada anemometer sehingga pengukuran yang didapat
pada anemometer juga tinggi. Namun jika udara atau angin yang masuk dari luar
dengan kecepatan rendah, maka hanya akan sedikit mempengaruhi nilai
pengukuran pada anemometer. Untuk itu, agar pengaruh udara dari luar tidak
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 67
maksimal, perlu dilakukan pengukuran nya pada ruangan yang agak tertutup atau
hanya sedikit ventilasi yang terbuka sehingga mampu meminimalisasi udara yang
masuk dari luar.
Perlu diketahui juga, keadaan ruangan saat mengukur dengan anemometer
juga mempengaruhi terminal velocity. Sebab, udara atau angin dari luar
tergantung pada keadaan suatu ruagan. Jika ruangan tersebut sedikit ventilasi atau
sama sekali tidak adanya ventilasi dan kaca jendela banyak yang tertutup, maka
udara dari luar yang masuk ke ruangan pun juga sedikit begitu juga sebaliknya.
Seperti pada praktikum mengenai objek 4 ini, keadaan di Laboratoriun Teknik
Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian sangat sedikit ventilasi dan kaca jendela
yang terbuka. Sehingga meminimalisasi udara dari luar yang masuk.
Adapun aplikasi dari praktikumk objek ini dalam bidang Teknik Pertanian
adalah untuk menciptakan teknologi baru untuk memisahkan produk pertanian
yang bagus dengan partikel-partikel kotornya berdasarkan berat jenis dan
kandungan air yang dikandungnya. Selain itu, kita mampu merancang alat yang
dapat memisahkan prduk pertanian dengan partikel-partikel kotornya dengan tidak
memberikan kerugian. Maksudnya, kita harus menciptakan alat yang dapat
memisahkan produk dengan partikel-partikel kotornya seefisien mungkin agar
ketika melakukan pemisahan, tidak terjadi produk yang bagus ikut terbuang.
Contoh alat nya yaitu sprayer.
2.5.6 Kesimpulan dan Saran
2.5.6.1 Kesimpulan
Terminal Velocity pada blower dapat dihitung dengan menggunakan dua
cara yaitu dengan menggunakan anemometer dan menggunakan rumus.
Kecepatan fluida pada blower yang tertutup, terbuka setengah dan terbuka penuh
mempunyai nilai yang berbeda. Pada gabah yang kosong maka akan diterbangkan
keluar tabung oleh fluida pada mesin blower sedangkan pada gabah yang berisi
penuh tidak terbuang keluar.
Terminal velocity pada gabah dan beras dengan menggunakan blower dan
menggunakan rumus sangat berbeda jauh, itu terjadi karena praktikan tidak jeli
tau kurang teliti dalam mengukur menggunakan anemometer .
2.5.6.2 Saran
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 68
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 69
cara
menentukan
nilai
rendemen
produk.
3. Dapat mengetahui cara menentukan nilai terminal velocity.
4. Dapat mengetahui sifat hidrodinamis dari suatu produk
pertanian.
2.6.2 Tinjauan Pustaka
Sifat hidrodinamis mempunyai peran penting dalam pengangkutan bahan
secara pneumatik atau hidrolis dalam pemisahan benda asing dari bahan-bahan
yang tidak diperlukan. Hidrodinamis melakukan pemisahan secara alami
berdasarkan densitas atau daya apung. Sifat hidrodinamis adalah sifat bahan
pertanian yang mengalami proses pengankutan dan pemisahan bahan yang tidak
dierlukan dengan menggunakan air. Mekanika fluida dan hidrolika adalah bagian
dari mekanika terpakai yang merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dasar
bagi mahasiswa teknik pertanian.Mekanika fluida dapat di defenisikan sebagai
ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan hukum yang berlaku pada fluida.
Fluida (air dan udara) sering kali digunakan sebagai medium dalam
penanganan hasil-hasilpertanian seperti transportasi, pemisahan, pengeringan dan
lain sebagiannya. Bila densitaspertikel lebih besar dari densitas fluida, maka
partikel akan bergerak kebawah (tenggelamkedalam fluida). Bila densitas partikel
lebih kecil dari densitas fluida, maka partikel akanbergerak naik keatas fluida
(mengapung dipermukaan fluida). Ketika aliran air digunakanuntuk memisahkan
produk biji-bijian dengan kotoran maka diperlukan pengetahuan tentang
kecepatan terminal dari partikel-partikel yang akan dipisahkan. Tujuannya untuk
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 70
mengetahuijumlah air yang baik untuk pemisahan biji-bijian dari benda asing
dengan penjelasantersebutr, jelas bahwa kecepatan termal telah digunakan sebagai
karakteristik aero dinamikdan hidrodinamis yang penting dari material-material
dalam penerapan sebagai alatpengangkutan dan pemisahan bahan-bahan asing
dari produk yang diinginkan.
Proses pemisahan biji-bijian pada umumnya menggunakan prinsip
perbedaan antara biji-bijian tersebut dengan kotoran maupun benda lain yang akan
dibuang atau dipisahkan,dimana tenaga yang digunakan adalah hembusan udara.
Selain itu pemisahan biji-bijian jugadapat dengan menggunakan sortasi basah atau
yang disebut dengan proses perendaman buahatau bahan, sehingga kotoran pada
bahan mengapung. Pembersihan dengan hembusan udaraakan optimum apabila
hembusan udara yang digunakan sesuai dengan kecepatan terminal(terminal
velocity) niji-bijian tersebut.
Hal terpenting untuk mendesain suatu pemisahan biji-bijian secara
pneumatik adalah terminalvelocity. Terminal velocity adalah kecepatan konstan
atau mantap suatu biji jatuh bebasdimana gaya ke bawah karena gravitasi sama
dengan gaya karena tekanan udara. Membuatpemodelan untuk memprediksi
terminal velocity suatu bijian dengan mengunakan jaringansaraf tiruan.
Terminal velocity terjadi pada saat gravitasi Fg sama dengan hambatan
udara Fd. Secaramatematis, terminal kecepatan tanpa mempertimbangkan daya
apung efek diberikan oleh
Vt=
2 mg
ACd
adalah
proses
memisahkan
konstaminan
dari
bahan,
Page 71
adalah mineral, bagian tanaman yang tidak dibutuhkan, bagian hewan yang tidak
diolah, bahan kimia yang berbahaya, serta mikroba yang tumbuh, cleaninng juga
merupakan tahap yang dapat mengkontrol kandungan mikroba yang terdapat
dalam bahan pangan serta bertujuan untuk menghindari kerusakan alat.
Cleaning bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel
pada bahan. Kotoran yang menempel pada bahan akan menjadi sumber
kontaminasi. Kontaminasi b iasanya terjadi saat pemanenan, penyimpanan
sebelum proses, penundaan panen dan pengolahan serta selama transportasi dan
transit. Jenis kontaminan berdasarkan wujudnya dapat dikelompokkan menjadi
kotoran tanah, kotoran berupa sisa pemungutan hasil, kotoran berupa benda-benda
asing, kotoran berupa serangga atau kotoran biologis lainnya, dan kotoran berupa
sisa bahan kimia.
Kebersihan sangat mempengaruhi penampakan dari bahan dan hasil proses
pengolahan tersebut. Oleh karena itu sebelum proses, suatu bahan pangan harus
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang tidak
diperlukan. Air yang diperlukan untuk kegiatan pencucian sesuatu hendaknya
diperhatikan dan harus memiliki persyaratan tertentu. Secara fisik, air haru jernih,
tidak berwarna dan tidak berbau. Secara kimiawi air yang digunakan hendaknya
tidak mengandung senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya.
Dilihat dari segi mikrobiologi, air yang digunakan untuk mencuci harus
bebas dari mikroorganisme yang menjdai wabah penyakit. Ada dua metode
cleaning pada proses pengolahan pangan, yaitu drycleaning dan wetcleaning.
Dry cleaning adalah penghilangan partikel yang tidak dikehendaki
misalnya kerikil atau padatan yang lain. Pemisahan dapat dilakukan menggunakan
aliran udara pada kecepatan tertentu. Produk yang mempunyai densitas yang lebih
rendah akan terpisah dari kontaminan yang densitasnya tinggi atau sebaliknya.
Salah satu contoh adalah pemisahan daun atau kulit dan biji-bijian dengan
menggunakan aliran udara. Dry cleaning dipengaruhi oleh kadar air dan bahan.
Semakin kering bahan yang dipisahkan maka semakin mudah menggunakan
metode ini. Selain itu, kecepatan aliran udara dan ukuran pertikel juga
mempengaruhi dry cleaning.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 72
ultrasonic, menyaring
(filtration), mengendapkan
(settling).
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 73
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 74
Wadah plastik
Nampan
Timbangan digital
Saringan santan
2.6.4 Metoda
1.
2.
3.
4.
5.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 75
Bahan
Kacang Hijau
Kedelai
m (g)
0.068
0.100
0.055
0.157
0.224
0.239
g
(cm/s)
(g/cm
3
980
980
A
(cm2)
Bahan
Rendemen
1
2
Kacang Hijau
Kacang Kedelai
(%)
99,737
99,2042
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 76
Cd
Vt (cm/s)
0.150
0.4
46,160
0.355
Rumus
0.4
7
49,264
2.6.5.2 Pembahasan
Pada praktikum objek 6 ini dengan judul sifat hidrodinamis produk
pertanian, kita menggunakan bahan pertanian berupa kacang hijau dan kedelai
yang dibeli langsung dari petani. Hal ini dikarenakan supaya kotoran-kotoran
yang ada pada saat petani mengolahnya masih ada. Jika membeli di pasar atau
kepedagang maka kacang hijau dan kedelai tidak bisa digunakan untuk praktikum
sifat hidrodinamis produk pertanian karena pada praktikum ini kita akan
memisahkan kotoran-kotoran yang ada pada kacang hijau dan kedelai dengan
menggunakan media air.
Pada kacang hijau dan kacang kedelai kita menggunakan massa awal 1000
g, setelah disaring menggunakan penyaring maka massa bahan yang terapung
didapat 2,624 g.awalnya kacang dimasukkan ke dalam air dan kotoran-kotoran
nya disaring. kacang yang terapung itu berarti kacang yang rusak. Untuk mencari
kacang hijau yang rusak tadi menggunakan penyaring dan wadah plastik. Maka
untuk mencari massa kedua, massa awal dikurangi dengan massa yang rusak dan
didapatkan 997.379 g. Untuk rendemen pada kacang hijau di dapatkan 99.737%.
Sedangkan pada kedelai massa awalnya juga 1000 g. Lalu kita mencari
massa rusaknya dengan mengurangi massa yang ditimbang dengan wadah lalu
didapatkan massa rusaknya adalah 7,958 g, sehingga didapatkan massa kedua
sebesar 992.042 g. Sedangkan rendemen kedelai adalah 99.204%. massa kotoran
pada kacang kedelai lebih banyak dari massa kotoran kacang hijau disebabkan
karena pada saat kacang kedelai dituang ke dalam air, kami mengaduk kacang
kedelai tersebut secara berulang-ulang kali. Seharusnya, itu tidak boleh dilakukan
sebab kita hanya mengambil massa kotoran tersebut saat kedua bahan
digoyangkan sekali saja setelah dituang di dalam air.
Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa rendemen kacang hijau lebih
besar dari nilai rendemen kedelai. Nilai rendemen dipengaruhi oleh banyaknya
kotoran yan terapung di atas air. Jika kotoran yang terapung tersebut banyak maka
dapat dinyatakan bahan tersebut berkualitas buruk. Namun jika bahan yang
terapung hanya sedikit makan beban tersebut dapat dikatakan berkualitas baik.
Kualitas bahan pertanian dapat dilihat dari besarnya nilai rendemen. Dari hasil
rendemen yang telah didapatkan yaitu kacang hijau 99.373% dan pada kedelai
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 77
99.2042% maka dapat dikatakan bahan pertanian tersebut berkualitas baik. Karena
dari massa awal bahan 1000 g hanya terdapat 7,958 g bahan yang terapung atau
kotoran nlai rendemen kedua bahan tersebut berbeda karena bahan yang
digunakan berbeda.
Data yang kami dapat, diperoleh nilai terminal velocity pada kacang hijau
sebesar 46.160 cm/s sedangkan pada kedelai didapatan terminal velocitynya
49.264 cm/s. Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa terminal velocity dari kacang
kedelai lebih besar dibandingan dengan kacang hijau dengan selisihnya 3.104
cm/s. Faktor yang dapat mempengaruhi nilai terminal velocity kedelai lebih besar
dibandingkan dengan kacang hijau karenamassa kacang kedelai lebih besar dari
kacang hijau. Selain itu, faktor yang menentukan terminal velocity adalah luas
permukaan bahan. Kemudian dilihat dari sisi ukurannya, ukuran kedelai dan juga
massanya lebih besar dari besar dibandingkan dengan ukuran dan massa kacang
hijau. Nilai diameter dari kedelai lebih besar dari pada kacang hijau, ini
dibuktikan dengan nilai rata-rata dari diameter kacang hijau sebesar 0.439 cm dan
kedelai sebesar 0.673 cm.
Dari nilai terminal velocity antara kedua bahan pertanian tersebut, terdapat
perbedaan yang dapat dilihat dari nilai-nilai rendemen antara kacang hijau dan
kedelai 0.1688%. Pada terminal velocity kacang hijau sebesar 46.160 cm/s
sedangkan pada kedelai sebesar 49.264 cm/s. Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain karena kesalahan pengukuran, kurang ketelitian dalam
menimbang,salah dalam membaca alat ukursehingga terdapat berbagai macam
perbedaan. Pemisahan kotoran dengan menggunakan media air pada produk
pertanian yang disebut sifat hidrodinamis.
Proses pemisahan kacang hijau dan kacang kedelai dengan partikelpartikel kotor di dalam nya pada umumnya menggunakan berat antara bahan
tersebut dengan kotoran maupun benda lain yang akan di buang atau di pisahkan.
Dimana tenaga yang digunakan adalah air.
Kebersihan saangat mempengaruhi penampakan dari bahan dan hasil
proses pemisahan tersebut. Oleh karena itu sebelum proses, kami menggunakan
air yang bersih. Air yang diperlukan untuk kegiatan pencucian harus jernih,
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 78
berwarna, dan tidak berbaudan yang pasti ya harus bebas dari senyawa-senyawa
kimia.
Pada pembersihan cara basah yang telah dilakukan, kami menggunakan
metode menggoyangkan. Jadi, ketika produk tersebut dituang ke dalam air yang
berisi 2 liter, maka cukup sekali saja menggoyangkan bahan tersebut ke dalam
wadah plastik sehingga kotoran-kotoran yang mengendap di bawah naik ke atas.
Kami hanya diizinkan untuk sekali saja menggoyangkan bahan di dalam wadah
plastik, tidak boleh diaduk berulang-ulang kali agar mendapatkan kotoran-kotoran
yang murni ketika sekali saja digoyangkan.
Ketika kacang hijau dan kacang kedelai dimasukkan ke dalam air 2 liter,
maka akan ada partikel-partikel yang mengapung ke atas. Nah, partikel-partikel
yang mengapung itu lah yang merupakan partikel-partikel kotor yang harus
dipisahkan dari bahan yang bagus. Massa jenis partikel-partikel kotor tersebut
lebih kecil daripada massa jenis fluida (air). Oleh karena itu, partikel-partikel
kotor tersebut mengapung ke atas.
Adapun aplikasi dari kegiatan praktikum objek enam ini mengenai sifat
hidrodinamis produk pertanian dengan menggunakan air dalam proses pemisahan
kotoran terdapat pada suatu bahan atau produk pertanian dan dapat menentukan
kualitas bahan pertanian dari nilai rendemen yang didapatkan dari bahan
pertanian, dengan begitu dapat diketahui kualitas bahan pertanian di Indonesia.
Alatnya adalah alat sortasi yang dikenal dengan sortasi basah karena
pemisahannya dengan menggunakan air atau dikenal dengan sebutan wet
cleaning. Selain itu, kita mampu membuat alat yang dapat memisahkan
memisahkan produk pertanian yang bagus dengan partikel-partikel kotor nya
berdasarkan berat jenis dan kandungan air yang dikandungnya dan kita mampu
merancang alat yang dapat memisahkan prduk pertanian dengan partikel-partikel
kotornya
dengan
tidak
memberikan
kerugian.
Maksudnya,
kita
harus
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 79
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 80
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari praktikum tentang sifat-sifat produk pertanian yangsudah di lakukan
dapat disimpulkan bahwa pengukuran dmayor
dmoderat, d
minor
dilakukan untuk
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Page 81
DAFTAR PUSTAKA
Allidawati dan Bambang, K. 1993. Metode Uji MutuBeras dalam Program
Andasuryani, Dan Mislaini.2014.Sifat-Sifat Produk Pertanian.Padang: Universits
Andalas
Andoko ,Agus .2001.Bertanam Millet Untuk Pakan Burung .Jakarta:Pt Penebar
Swadaya.
Astawan.2004.Sifat
Fisik
Gabah
Dan
Beras.Bandung:Bina
CiptaBadanLitbangPertanian.
Badan Standarisasi Nasional .1999. StandarNasionalBerasGiling No, 01-6128BalaiBesarPenelitianTanamanPadi, Subang.
Bourne,Malcon.2002.Food Texture And Viskosity.New York:Academic Press.
Damardjati, D.S. dan Endang Y.P. 1991. Mutu Beras dalam Padi. Surabaya: Bina
Cipta
Ghamari,S,A.M. Dkk.2010.Modeling The Terminal Velocity Of Agrcultural Seeds
With Artificial Neural Networks,African Journal Of Agricultural
Research,Vol 5(5),Pages 389-398,March2010
Haryadi.2006.Gabah Dan Beras.Jakarta:AksaraHolland.
Ibrahim.2005.Teknik Penangan Hasil Pertanian.Pustaka Girantuna:Bandung
Kanoni , Sri.1999.Handout Viskositas.Tphp.Yoyakarta:Universitas Gajah Mada.
Khalid,A.1991.Desain Dan Uji Teknis Alat Pengukur Kecepatan Terminal BijiBijian ,Skripsi,Fakultas Teknologi Pertanian,Ipb:Bogor
Khatir,Rita.2006.Penuntun Praktikum Fisiologis Dan Teknologi Penanganagan
Pasca Panen.Faperta Unsyiah:Banda Aceh
Kusmiadi, R. 2008. Hubungan Varietas dengan Kandungan, Artikel Internet,
Lewis,M.J.1987.Physical
Properties
Of
Foods
And
Food
Processing
Ridwan
Muhammad.2014.Sifat
Bahan
Hasil
Pertanian.http//Muhammad
Ridwan.Student.Unej.Ac.Id.(Diakses 21 Oktober)
Setyono, A., Bram, K., JumalidanPrihadi W.2008. EvaluasiMutuBeras di
Silaban ,Jansen Bernard.Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian.
Suharto.1991.Teknologi Pengawetan Pangan.Jakrta:Pt Rineka Cipta
Syariefr,danA.irawati .1988.Pengetahuan Bahan untuk Hasil Industry Pertanian
mediyatamasaranaperkasa:Jakarta
Tien,Muhtadi.2010.Ilmu Bahan Makanan .Bogor: Alfa Beta
Tjitrosomo,Siti Sutarmi.2013.Botani Umum II .Bandung:Angkasa
Universitas Gajah Mada.2012.Penuntun Praktikum Fisologi Dan Teknologi
Penanganan Pasca Panen.Yogyakarta;Ugm
Winarno.2004.kimia pangandangizi.jakarta:ptgramedia
Mannaperuma,J,D.1991.physical and thermal properties of pistachious.journal of
agricultural engineering research 49:311-321
Mohsenin,nabil
s.1986.physical
properties
of
materials;structure,physicalcharakteristik,and
plant
and
mechanical
animal
properties,
(diakses
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
LAMPIRAN
DATA
I. Objek 1 (SIFAT FISIK GABAH DAN BERAS)
A. BERAS
1. Ukuran
Beras 1
dmayor
= Su +
6 mm 0,05
=0,5 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,53 cm
dmoderate = Su +
3 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,215 cm
dminor
= Su +
( Sn 0,05
)=0,1 cm+( 6 mm10 0,05 )
10
= 0,13 cm
Beras 2
dmayor
= Su +
8,5mm 0,05
=0,6 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,642 cm
dmoderate = Su +
3 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,215cm
dminor
= Su +
6 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,13 cm
Beras 3
dmayor
= Su +
( Sn 0,05
)=0,5 cm+( 9 mm10 0,05 )
10
= 0,545 cm
dmoderate = Su +
4 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,22 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
dminor
= Su +
( Sn 0,05
)=0,1 cm+( 6 mm10 0,05 )
10
= 0,13 cm
Beras 4
dmayor
= Su +
1 mm 0,05
=0,6 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,605 cm
dmoderate = Su +
3,5 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,217 cm
dminor
= Su +
6 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,13 cm
Beras 5
dmayor
= Su +
5 mm 0,05
=0,5 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
=0,525 cm
dmoderate = Su +
( Sn 0,05
)=0,2 cm+( 2 mm100,05 )
10
= 0,21 cm
dminor
= Su +
Rata-rata dmayor
(0,53+0,642+0,545+ 0,605+0,525)cm
5
= 0,568 cm
Rata-rata dmoderate
= 0,215 cm
Rata-rata dminor =
(0,13+0,13+ 0,13+0,13+0,125)cm
5
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 0,129 cm
2. Bulk Density
Dik : d = 21,4 cm
m = 1500 g
t = 7,722 cm
V=
=
1
. .d2.t
4
1
.3,14.(21,4 cm)2.7,722 cm
4
= 2776,04 cm3
Maka BD =
=
m
v
1500 g
2776,04 cm 3
= 0,540
g
cm3
3. Angle of Repose
Dengan manual = 28o
Dik : d = 42 cm
t = Su +
4,5 mm 0,05
=7,7 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 7,7225 cm
=arc tan .
t
d
= arctan
7,7225 cm
42 cm
= 10,41
4. Angle of Friction
Dengan busur
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
1. plat/besi = 28o
2. triplek = 25o
Dengan rumus
t
d
20 cm
= arctan
42 cm
= 25,42
2. Triplek : =arc tan .
= arctan
t
d
16 cm
42 cm
= 20,8
Utu h
h eadrice
X2 =
setengah
smallroken
X3 =
seperempat
largebroken
= 132
= 72
X = 416
= 212
%Head Rice
132
100 =31,73
416
%Small Broken
72
100 =17,31
416
%Large Broken
212
100 =50,96
416
6. GMD
Beras 1
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
cm
Beras 2
cm
= 0,261 cm
Beras 3
cm
= 0,249 cm
Beras 4
cm
= 0,257 cm
Beras 5
cm
= 0,239 cm
Maka GMD
(0,245+0,261+0,249+ 0,257+0,239)cm
5
1,251 cm
5
= 0,250 cm
7. Sphericity
Beras 1
0,245 cm
0,53 cm
= 0,462
Beras 2
0,261cm
0,642cm
= 0,406
Beras 3
0,249 cm
0,545 cm
= 0,456
Beras 4
0,257 cm
0,605 cm
= 0,424
Beras 5
0,239 cm
0,525 cm
= 0,455
Maka Spehericity
= 0,4406
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
B. GABAH
1. Ukuran
Gabah 1
dmayor
= Su +
( Sn 0,05
)=0,7 cm+( 0,5mm10 0,05 )
10
= 0,7025 cm
dmoderate = Su +
6 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,23 cm
dminor
= Su +
1 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,105 cm
Gabah 2
dmayor
= Su +
2 mm 0,05
=0,7 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
=0,710 cm
dmoderate = Su +
4,5 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,2225 cm
dminor
= Su +
9 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,145 cm
Gabah 3
dmayor
= Su +
3 mm 0,05
=0,8 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,815 cm
dmoderate = Su +
5 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,225 cm
dminor
= Su +
( Sn 0,05
)=0,1 cm+( 9 mm10 0,05 )
10
= 0,145 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Gabah 4
dmayor
= Su +
4 mm 0,05
=0,7 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,72 cm
dmoderate = Su +
( Sn 0,05
)=0,1 cm+( 6 mm10 0,05 )
10
= 0,13 cm
dminor
= Su +
6 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,13 cm
Gabah 5
dmayor
= Su +
4 mm 0,05
=0,7 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,72 cm
dmoderate = Su +
6 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 0,23 cm
dminor
= Su +
( Sn 0,05
)=0,1 cm+( 1 mm100,05 )
10
= 0,105 cm
Rata-rata Dmayor =
= 0,733 cm
Rata-rata Dmoderate =
(0,23+0,222+0,225+ 0,13+0,23)cm
5
= 0,207 cm
Rata-rata Dminor =
= 0,126 cm
2. Bulk Density
Dik : d = 21,4 cm
m = 1500 g
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
( Sn 0,05
)=9,6 cm+( 5 mm10 0,05 )
10
t = Su +
= 9,625 cm
V=
=
1
. .d2.t
4
1
.3,14.(21,4 cm)2.9,625 cm
4
= 3460,174 cm3
m
v
1500 g
3460,174 cm3
= 0,433
g
cm3
3. Angle of Repose
Dengan Manual : 30o
Dik : d = 42 cm
t = Su +
4,5 mm 0,05
=7,7 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
= 7,722 cm
=arc tan .
t
d
= arc tan
7,722
42
= 10,417 o
4. Angle of Friction
Dengan busur
1. plat/besi : 29o
2. triplek : 26o
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Dengan rumus
1. Plat/besi: =arc tan
t
d
23
42
= tan-1 (0,547)
= arc tan
= 28,67
2. Triplek : =arc tan
t
d
= arc tan
16,5
42
= 21,4
5. GMD
Gabah 1
cm
= 0,257 cm
Gabah 2
cm
= 0,281 cm
Gabah 3
cm
= 0,255 cm
Gabah 4
cm
= 0,23 cm
Gabah 5
cm
= 0,259 cm
Maka GMD
= 0,2564 cm
6. Sphericity
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Gabah 1
0,257 cm
0,7025 cm
Gabah 2
0,281cm
0,71cm
= 0,395
Gabah 3
0,255 cm
0,815 cm
= 0,312
Gabah 4
0,23 cm
0,712cm
= 0,319
Gabah 5
0,259 cm
0,72cm
= 0,359
Maka Spehericity
= 0,35
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 0,365
= Su + (Sn x 0,005)
=1,8 + (6,5 x 0,005)
=1,8325 cm
dmoderat Su =0,7 cm
Sn= 5 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,7 + (5 x 0,005)
=0,725 cm
dminor Su =0,7 cm
Sn=3 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,7 + (3 x 0,005)
=0,715 cm
Kacang Tanah 2
dmayor Su =1,1 cm
Sn=7 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=1,1+ (7 x 0,005)
=1,135 cm
dmoderat Su =0,6 cm
Sn=5.5 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,6 + (5.5 x 0,005)
=0,6275 cm
dminor Su =0,5 cm
Sn= 7 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,5+ (7 x 0,005)
=0,535 cm
Kacang Tanah 3
dmayor Su =1,3 cm
Sn=3 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=1,3 + (3 x 0,005)
=1,315 cm
dmoderat Su =0,4 cm
Sn=0,5 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,4 + (0,5 x 0,005)
=0,4025 cm
dminor Su =0,6 cm
= Su + (Sn x 0,005)
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Sn=0 mm
=0,6 + (0 x 0,005)
=0,6 cm
1.8325+1.135+1.315
3
Rata-rata dmayor=
4.2825
3
= 1.427 cm
0.725+ 0.6275+0.4025
3
Rata-rata dmoderat =
= 0.585 cm
Rata-rata dminor =
0.715+ 0.535+0.6
3
= 0.616 cm
1.
GMD
1/3
= (0.514)1/3 = 0.801 cm
2. Sphericity =
GMD
dmayor
0,801cm
1,427 cm
= 0,56
3. Massa bahan = 1000 gram
4. Volume
Tinggi := su + (sn x 0,005)
= 3,9 + (2,5 x 0.005) cm
= 3,9125 cm
Diameter : 21,4 cm
Massa = 1 kg = 1000 gram
Volume =
1
d2t
4
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
1
4
5. Bulk Density
massa
volume
=
=
1000 gram
1406,53 cm 3
= 0,710 gram/cm3
6. Angle of Repose
Menggunakan busur : 30o
Diameter = 42,9 cm
Tinggi : Su
Sn
= 6,4 cm
= 6,5 mm
= su + (sn x 0,005)
= 6,4 + (6,5 x 0,005)
= 6,4325 cm
= arc tan
t
d
= arc tan
6,4325 cm
42,9 cm
= 8,47o
7. Angle of Friction
Menggunakan plat/besi: = arc tan
=arc tan
t
d
11
42,9
=14,359
Menggunakan triplek :
= arc tan
t
d
=arc tan
13
42,9
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 16,856
B. KACANG HIJAU
Kacang Hijau 1
dmayor
= Su + (Sn x 0,005)
= 0,6 + (0 x 0,005)
= 0,6 cm
dmoderat
= Su + (Sn x 0,005)
=0,4 + (2,5 x 0,005)
=0,4125 cm
dminor
= Su + (Sn x 0,005)
=0,4 + (1,5 x 0,005)
=0,4075 cm
Kacang Hijau 2
dmayor
= Su + (Sn x 0,005)
=0,3 + (5,5 x 0,005)
=0,3275 cm
dmoderat
= Su + (Sn x 0,005)
=0,3 + (4 x 0,005)
=0,32 cm
dminor
= Su + (Sn x 0,005)
=0,3 + (4 x 0,005)
=0,32 cm
Kacang Hijau 3.
dmayor
= Su + (Sn x 0,005)
=0,5 + (1 x 0,005)
=0,505 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
dmoderat
= Su + (Sn x 0,005)
=0,4 + (0,5 x 0,005)
=0,4025 cm
dminor
= Su + (Sn x 0,005)
=0,4 + (1,5 x 0,005)
=0,4075 cm
Rata-rata
0,6+0,575+0,505
3
dmayor=
1,68
3
= 0,56 cm
Rata-rata
dmoderat=
1.135
3
= 0,378 cm
Rata-rata
dminor
1.135
3
= 0,378 cm
1.
1/3
= (0,08)1/3
= 0,43 cm
2. Sphericity =
GMD
dmayor
0,43 cm
0,56 cm
= 0,769
3. Berat Benda = 1000 gram
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
4. Volume
Tinggi := su + (sn x 0,005)
= 2,9 + (1 x 0.005) cm
= 2,905 cm
Diameter : 21,4 cm
Massa = 1 kg = 1000 gram
Volume =
=
1
d2t
4
1
4
= 1044,34 cm3
massa
volume
5. Bulk Density =
=
1000 gram
1044,34 cm3
= 0,957 gram/cm3
6. Angle of Repose
Menggunakan busur : 19o
Diameter = 38 cm
Tinggi : Su
Sn
= 5,4 cm
=6,5 mm
= su + (sn x 0,005)
= 5,4 + (6,5 x 0,005)
= 5,432 cm
= arc tan
t
d
= arc tan
5,432 cm
38 cm
= 8,081o
7. Angle of Friction
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
t
d
11,5
38
=16,804
Menggunakan plat/besi : = arc tan
=arc tan
t
d
10,5
38
= 15,429
C. KEDELAI
Kedelai 1
dmayor Su =0,6 cm
Sn=8 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,6 + (8 x 0,005)
=0,64cm
dmoderat Su =0,7 cm
Sn= 4,5 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,7 + (4,5 x 0,005)
=0,7225 cm
dminor Su =0,5 cm
Sn= 7,5 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,5 + (7,5 x 0,005)
=0,537 cm
Kedelai 2
dmayor Su =0,6 cm
Sn= 3,5 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,6 + (3,5 x 0,005)
=0,6175 cm
dmoderat Su =0,7 cm
Sn=0,5 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,7 + (0,5 x 0,005)
=0,7025 cm
dminor Su =0,5 cm
= Su + (Sn x 0,005)
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Sn= 5 mm
=0,5 + (5 x 0,005)
=0,525 cm
Kedelai 3.
dmayor Su =0,6 cm
Sn= 4 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,6 + (4 x 0,005)
=0,62 cm
dmoderat Su =0,7 cm
Sn= 2 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,7 + (2 x 0,005)
=0,71 cm
dminor Su =0,5 cm
Sn= 5 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,5 + (5 x 0,005)
=0,525 cm
0,64+0,6175+0,62
3
Rata-rata dmayor=
=
1,8775
3
= 0,625 cm
Rata-rata dmoderate=
=
= 0,711 cm
0,537+0,537+0,525
3
Rata-rata dminor=
=
1.587
3
= 0,529 cm
1.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
1/3
= 0,615 cm
2. Sphericity =
GMD
dmayor
0,615 cm
0,625 cm
= 0,984
3. Berat Benda = 1000 gram
4. Volume
Tinggi := su + (sn x 0,005)
= 3 + (4 x 0.005) cm
= 3,02 cm
Diameter : 21,4 cm
Massa = 1 kg = 1000 gram
Volume =
=
1
d2t
4
1
4
= 1085,68 cm3
5. Bulk Density
=
=
massa
volume
1000 gram
1085,685 cm 3
= 0,921 gram/cm3
6. Angle of Repose
Menggunakan busur : 25o
Diameter = 36 cm
Tinggi : Su
Sn
= 5,5 cm
=2 mm
= su + (sn x 0,005)
= 5,5 + (2 x 0,005)
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 5,51 cm
= arc tan
t
d
= arc tan
5,51 cm
36 cm
= 8,698o
7. Angle of Friction
Menggunakan triplek : = arc tan
=arc tan
t
d
9
36
=14,036
Menggunakan plat/besi : = arc tan
=arc tan
t
d
11,5
36
= 17,692
D. KACANG MERAH
Kacang Merah 1
dmayor Su = 1,6 cm
Sn= 2 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=1,6 + (2 x 0,005)
=1,613 cm
dmoderat Su =0,7 cm
Sn= 7 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,7 + (7 x 0,005)
=0,735cm
dminor Su =0,6 cm
Sn= 7 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,6 + (7 x 0,005)
=0,635 cm
Kacang Merah 2
dmayor Su = 1,5 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= Su + (Sn x 0,005)
Sn= 5 mm
= 1,5 + (5 x 0,005)
= 1,525 cm
dmoderat Su =0,7 cm
Sn= 1 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,7 + (1 x 0,005) = 0,705 cm
dminor Su =0,6 cm
Sn= 3 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,6+ (3 x 0,005)
=0,615 cm
Kacang Merah 3
dmayor Su = 1,4 cm
Sn= 1 mm
= Su + (Sn x 0,005)
= 1,4 + (1 x 0,005)
=1,405 cm
dmoderat Su =0,6 cm
Sn= 7,5 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,6 + (7,5 x 0,005)
=0,637 cm
dminor Su =0,5 cm
Sn= 7 mm
= Su + (Sn x 0,005)
=0,5 + (7 x 0,005)
=0,850 cm
1,613+1,525+1,405
3
Rata-rata dmayor=
=
4,543
3
= 1,514 cm
Rata-rata dmoderate=
=
0,735+ 0,705+0,637
3
2.077
3
= 0,692 cm
0,635+ 0,615+0,850
3
Rata-rata dminor=
=
2,1
3
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 0,7 cm
1.
1/3
= (7,335)1/3
= 1,943 cm
GMD
dmayor
2. Sphericity =
1,943 cm
15,14 cm
= 0,128
3. Berat Benda = 1000 gram
4. Volume
Tinggi := su + (sn x 0,005)
= 3,7 + (7 x 0.005) cm
= 3,735 cm
Diameter : 21,4 cm
Massa = 1 kg = 1000 gram
Volume =
=
1
d2t
4
1
4
= 1342,72 cm3
5. Bulk Density =
=
massa
volume
1000 gram
1342,72 cm3
= 0,744 gram/cm3
6. Angle of Repose
Menggunakan busur : 20o
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Diameter = 30 cm
Tinggi : Su
Sn
= 5,8 cm
=6,5 mm
= su + (sn x 0,005)
= 5,8 + (6,5 x 0,005)
= 5,8325 cm
= arc tan
t
d
= arc tan
5,8325 cm
30 cm
= 10,97o
7. Angle of Friction
Menggunakan triplek : = arc tan
=arc tan
t
d
10,5
30
=19,29
Menggunakan plat/besi : = arc tan
=arc tan
= 21,8
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
12
30
t
d
SU = 7,4 cm
SN =
3 x 0,05
=0,015 cm
10
SU = 7 cm
SN =
4 x 0,05
10
= 0,02 cm
SU = 6,8 cm
SN =
6 x 0,05
10
= 0,03 cm
SU = 7,3 cm
SN =
2,5 x 0,05
=0.012 cm
10
1 x 0,05
10
= 0,005 cm
SU = 7,2 cm
SN =
2,5 x 0,05
10
= 0,012 cm
SU = 7,2 cm
SN =
7 x 0,05
=0,035 cm
10
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
SU = 7 cm
SN =
9,5 x 0,05
10
= 0,047 cm
SU = 6,3 cm
SN =
3 x 0,05
10
= 0,015 cm
= 13 cm
dmoderate : SU = 4,2 cm
SN =
0,5 x 0,05
10
= 0,002 cm
SU = 1,1 cm
SN =
1,5 x 0,05
10
= 0,007 cm
SU = 3 cm
SN =
0,5 x 0,05
10
= 0,025 cm
SU = 0,6 cm
SN =
1 x 0,05
10
= 0,005 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Wortel 3
dmayor = 13,5 cm
dmoderate : SU = 4,3 cm
SN =
0,5 x 0,05
10
= 0,002 cm
SU = 0,7 cm
SN =
4 x 0,05
10
= 0,02 cm
4 x 0,05
10
= 0,02 cm
SU = 0,2 cm
SN =
9 x 0,05
10
= 0,045 cm
5 x 0,05
10
= 0,025 cm
SU = 0,1 cm
SN =
2 x 0,05
10
= 0,01 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Cabe Merah 3
dmayor = 10 cm
dmoderate:SU = 0,6 cm
SN =
6,5 x 0,05
10
= 0,032 cm
SU = 0,2 cm
SN =
1 x 0,05
10
= 0,005 cm
SU = 6,5 cm
SN =
5 x 0,05
=0,025 cm
10
2 x 0,05
10
= 0,01 cm
SU = 4,6 cm
SN =
5 x 0,05
10
= 0,025 cm
SU = 6,4 cm
SN =
6 x 0,05
=0,03 cm
10
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
dmoderate:SU = 6,5 cm
SN =
2,5 x 0,05
10
= 0,012 cm
SU = 4 cm
SN =
3 x 0,05
10
= 0,015 cm
SU = 5,8 cm
SN =
7 x 0,05
=0,035 cm
10
0,5 x 0,05
10
= 0,002 cm
SU = 4,5 cm
SN =
3,5 x 0,05
10
= 0,017 cm
GMD
7,084
=
=0,955
D mayor 7,415
WWC
= 500 ml
WWCF = 710 ml
DW
= 1000 g/ml
WWCF WWC 710 500
=
=0,21
Volume Tabung =
DW
1000
2. Spericity =
3.
4.
5.
6.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
cm3
7. Density
Massa 172,298
=
=820,389 g/cm3
Volume
0,21
Apel Hijau 2
=(dmayor x dmederat x dminor )1/3
= (7,312 x 7,305 x 7,212 )1/3
= ( 385,22 )1/3
= 7,276 cm
GMD
7,276
=
=0,955
Spericity =
D mayor 7,312
WWC
= 500 ml
WWCF = 700 ml
DW
= 1000 g/ml
WWCF WWC 700 500
=
=0,2
Volume Tabung =
DW
1000
Massa 150,151
=
=750,755 g/cm3
Density =
Volume
0,2
1. GMD
2.
3.
4.
5.
6.
7.
cm3
Apel Hijau 3
1. GMD
2.
3.
4.
5.
6.
7.
= 6,853 cm
GMD
6,853
=
=0,947
Spericity =
D mayor 7,235
WWC
= 500 ml
WWCF = 700 ml
DW
= 1000 g/ml
WWCF WWC 700500
=
=0,2 cm3
Volume Tabung =
DW
1000
Massa 166,113
=
=830,565 g/cm3
Density =
Volume
0,2
Kriteria Wortel
Wortel 1
1. GMD
= 3,925 cm
GMD
3,925
=
=0,301
2. Spericity =
D mayor
13
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
3. V.t
4. Density =
g/cm3
Wortel 2
=(dmayor x d mederat x dminor )1/3
= (14 x 3,002 x 0,605 )1/3
= ( 25,426 )1/3
= 2,940 cm
GMD
2,940
=
=0,21
2. Spericity =
D mayor
14
3,14
x 14 (1,5012 + (1,501 x 0,302 ) + 0,3022 )
3
4. Density=
Wortel 3
1. GMD
GMD
3,471
=
=0,257
D mayor 13,5
Mas sa 103,97
=
=1,330 g/cm3
Volume 78,124
4. Density=
KriteriaCabe Merah
Cabe Merah 1
1. GMD
GMD
1,091
=
=0,128
D mayor
8,5
(r1 + r2)(h2 {(r1 r2)2} 1/2
Massa 2,349
=
=1,090
Volume 2,155
g/cm3
Cabe Merah 2
1. GMD
2. Spericity =
3. Vt
GMD
0,951
=
=0,1001
D mayor
9,5
(r1 + r2)(h2 {(r1 r2)2} 1/2
Massa 2,472
=
=0,498 g/cm3
Volume 4,963
Cabe Merah 3
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
1. GMD
2. Spericity =
3. Vt
GMD
1,089
=
=0,108
D mayor
10
(r1 + r2)(h2 {(r1 r2)2} 1/2
4. Density =
Kriteria Jeruk
Jeruk 1
1. GMD
GMD
5,842
=
=0,895
D mayor 6,525
WWC
= 500 ml
WWCF = 650 ml
DW
= 1000 g/ml
WWCF WWC 650 500
=
=0,15 cm3
Vt =
DW
1000
Massa 108,998
=
=726,653 g/cm3
Density =
Volume
0,15
2. Spericity =
3.
4.
5.
6.
7.
Jeruk 2
6. GMD
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
GMD
5,510
=
=0,860
D mayor 6,403
WWC
= 500 ml
WWCF = 620 ml
DW
= 1000 g/ml
WWCF WWC 620500
=
=0,12 cm3
Volume Tabung =
DW
1000
Massa 104,160
=
=868 g/cm3
Density =
Volume
0,12
2. Spericity =
3.
4.
5.
6.
7.
Jeruk 3
1. GMD
GMD
5,347
=
=0,916
D mayor 5,835
WWC
= 500 ml
WWCF = 610 ml
DW
= 1000 g/ml
WWCF WWC 610500
=
=0,11 cm3
Volume Tabung =
DW
1000
Massa 94,15
=
=855,909 g/cm
Density =
Volume 0,11
2. Spericity =
3.
4.
5.
6.
7.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 5,2 cm + 0 mm(0,05/10)
= 5,2 cm
6. Lo
7.
8. X 100
9.
= 5,3 cm
=SU + SN ( Ketelitian)
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
X 200
X 500
L100
L200
L500
= 5,2475 cm
=SU + SN ( Ketelitian)
= 5,2 cm + 0,5mm(0,05/10)
= 5,2025 cm
=SU + SN ( Ketelitian)
= 5,4cm +2,5 mm(0,05/10)
= 5,4125 cm
= 4,8 cm
= 5 cm
= 4,7 cm
X 100 = X - Xo
= 5,2475 cm 5,2 cm
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
= SU + SN (ketelitian)
= 0,0475 cm
X 200 = X - Xo
= 5,2025 cm 5,2 cm
= 0,0025 cm
X 500 = X - Xo
= 5,4125 cm 5,2 cm
= 0,2125 cm
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
L 100 = Lo L
= 5,2 cm 4,8 cm
= 0,4 cm
L 200 = Lo L
= 5,3 cm 5 cm
= 0,3 cm
38.
L 500 = Lo L
39.
= 5,3 cm 4,7 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
40.
41.
42.
= 0,6 cm
Tomat Merah 2
43. Xo
= SU + SN (ketelitian)
44.
45.
= 6,1 cm + 4 mm (0,05/10)
= 6,12 cm
46. Lo
47.
48.
49.
50.
51.
52.
= 5,7 cm
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
= 6,125 cm
= 5,5 cm
= 5,5 cm
= 5,4 cm
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
X 100 = X - Xo
= 6,235 cm 6,12 cm
= 0,115 cm
X 200 = X - Xo
= 6,125 cm 6,12 cm
= 0,005 cm
X 500 = X - Xo
= 6,14 cm 6,125 cm
= 0,015 cm
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
L 100 = Lo L
= 5,7 cm 5,5 cm
= 0,2 cm
L 200 = Lo L
= 5,7 cm 5,5 cm
= 0,2 cm
L 500 = Lo L
= 5,5 cm 5,4 cm
= 0,1 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
83.
Tomat Merah 3
84. Xo
85.
86.
= SU + SN (ketelitian)
= 5,4 cm + 10 mm(0,05/10cm)
= 5,45 cm
87. Lo
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
= 5,2 cm
= 5,3 cm
= 4,8 cm
= 4,7 cm
X 100 = X - Xo
= 5,54 cm 5,45 cm
= 0,09 cm
X 200 = X - Xo
= 5,545 cm 5,45 cm
= 0,095 cm
X 500 = X - Xo
= 5,54 cm 5,45 cm
= 0,09 cm
L 100 = Lo L
= 5,3 cm 5,2 cm
= 0,1 cm
L 200 = Lo L
= 5,45 cm 4,8 cm
= 0,65 cm
L 500 = Lo L
= 5,3 cm 4,7 cm
= 0,6 cm
122.
123.
124.
125.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
126.
2. TERONG PIRUS
127.
Terong Pirus 1
128.
129.
130.
131.
Xo
= SU + SN (ketelitian)
= 3,4 cm + 7 mm(0,05/10cm)
= 3,435 cm
Lo
= 5,6 cm
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
= 3,8cm +3,5mm(0,05/10)
= 3,8175 cm
X 200 =SU + SN ( Ketelitian)
= 3,6 cm + 5 mm(0,05/10)
= 3,625 cm
X 500 =SU + SN ( Ketelitian)
= 3,8 cm +3 mm(0,05/10)
= 3,82 cm
164.
L 500 = Lo L
L100
L200
L500
= 5,5 cm
= 5,3 cm
= 5,3 cm
X 100 = X - Xo
= 3,8175 cm 3,435 cm
= 0,383 cm
X 200 = X - Xo
= 3,625 cm 3,435 cm
= 0,19 cm
X 500 = X - Xo
= 3,82 cm 3,435 cm
= 0,385 cm
L 100 = Lo L
= 5,6 cm 5,5 cm
= 0,1 cm
L 200 = Lo L
= 5,6 cm 5,3 cm
= 0,3 cm
165.
= 5,6 cm 5,3 cm
166.
= 0,3 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
167.
168.
Terong Pirus 2
169.
170.
171.
= SU + SN (ketelitian)
= 4,1 cm + 7 mm(0,05/10cm)
= 4,135 cm
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
Xo
Lo
= 5,6 cm
= 5,4 cm
= 5,3 cm
= 5,5 cm
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
X 100 = X - Xo
= 4,213 cm 4,135 cm
= 0,078 cm
X 200 = X - Xo
= 4,21 cm 4,135 cm
= 0,075 cm
X 500 = X - Xo
= 4,325 cm 4,135 cm
= 0,19 cm
L 100 = Lo L
= 5,6 cm 5,4 cm
= 0,2 cm
L 200 = Lo L
= 5,6 cm 5,3 cm
= 0,3 cm
L 500 = Lo L
= 5,6 cm 5,5 cm
= 0,1 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
210.
Terong Pirus 3
211.
212.
213.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
= SU + SN (ketelitian)
= 4,1 cm + 4 mm(0,05/10cm)
= 4,12 cm
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
Xo
Lo
= 6,1 cm
= 6 cm
= 5 cm
= 5,5 cm
X 100 = X - Xo
= 4,218 cm 4,12 cm
= 0,098 cm
X 200 = X - Xo
X 500
= 4,2175 cm 4,12 cm
= 0,098 cm
= X - Xo
= 4,138 cm 4,12 cm
= 0,018 cm
L 100 = Lo L
= 6,1 cm 6 cm
= 0,1 cm
L 200 = Lo L
= 6,1 cm 5 cm
= 1,1 cm
L 500 = Lo L
= 6,1 cm 5,5 cm
= 0,6 cm
249.
250.
251.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
252.
253.
3. SAWO
254.
Sawo 1
255.
256.
257.
259.
260. X 100
261.
262.
263. X 200
264.
265.
266. X 500
267.
268.
269.
270. L100
271. L200
272. L500
273.
274. X 100
275.
276.
277. X 200
278.
279.
280. X 500
281.
282.
283.
284.
285. L 100
286.
287.
288. L 200
289.
290.
292.
293.
= SU + SN (ketelitian)
= 4,6 cm + 6mm(0,05/10cm)
= 4,63 cm
258.
291.
Xo
Lo
= 4,3 cm
=SU + SN ( Ketelitian)
= 4,7 cm + 7 mm(0,05/10)
= 4,735 cm
=SU + SN ( Ketelitian)
= 4,7 cm + 8 mm(0,05/10)
= 4,74 cm
=SU + SN ( Ketelitian)
= 4,8 cm + 2 mm(0,05/10)
= 4,81 cm
= 4,2 cm
= 3,8 cm
= 3,5 cm
= X - Xo
= 4,735 cm 4,63 cm
= 0,105 cm
= X - Xo
= 4,74 cm 4,63 cm
= 0,11 cm
= X - Xo
= 4,81 cm 4,63 cm
= 0,18 cm
= Lo L
= 4,3 cm 4,2 cm
= 0,1 cm
= Lo L
= 4,2 cm 3,8 cm
= 0,4 cm
L 500 = Lo L
= 4,3 cm 3,5 cm
= 0,8 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
294.
295.
Sawo 2
296.
297.
298.
= SU + SN (ketelitian)
= 4,4 cm + 3 mm(0,05/10cm)
= 4,415 cm
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
306.
307.
308.
309.
310.
311.
312.
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319.
320.
321.
322.
323.
324.
325.
326.
327.
328.
329.
330.
331.
332.
Xo
Lo
= 4,9 cm
= 4,7 cm
= 4,6 cm
= 4,3 cm
X 100 = X - Xo
= 4,42 cm 4,415 cm
= 0,005 cm
X 200 = X - Xo
= 4,42 cm 4,415 cm
= 0,005 cm
X 500 = X - Xo
= 4,428 cm 4,415 cm
= 0,013 cm
L 100 = Lo L
= 4,9 cm 4,7 cm
= 0,2 cm
L 200 = Lo L
= 4,9 cm 4,6 cm
= 0,3 cm
L 500 = Lo L
= 4,9 cm 4,3 cm
= 4,6 cm
333.
334.
Sawo 3
335.
336.
Xo
= SU + SN (ketelitian)
= 4,4 cm + 5 mm(0,05/10cm)
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
337.
= 4,4425 cm
338.
Lo
= 4,9 cm
339.
340.
341.
342.
343.
344.
345.
346.
347.
348.
349.
350.
351.
352.
353.
X 100 = X - Xo
354.
355.
356.
357.
358.
359.
360.
361.
362.
363.
364.
365.
366.
367.
368.
369.
370.
371.
X 200
X 500
= 4,528 cm 4,4425 cm
= 0,086 cm
= X - Xo
= 4,543 cm 4,4425 cm
= 0,101 cm
= X - Xo
= 4,545 cm 4,4425 cm
= 0,1025 cm
L 100 = Lo L
= 4,9 cm 4,6 cm
= 0,3 cm
L 200 = Lo L
= 4,9 cm 4,4 cm
= 0,5 cm
L 500 = Lo L
= 4,9 cm 4 cm
= 0,9 cm
372.
POISON RATIO
1. TOMAT MERAH
373.
Tomat Merah 1
374.
P.R100
375.
X Lo
Xo L
0.0475 cm 5.3 cm
5.2 cm
0.4 cm
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
0.121
376.
377.
P.R200
X Lo
Xo L
0.0025 cm 5.3 cm
5.2 cm
0.4 cm
378.
379.
0.0084
380.
P.R500
X Lo
Xo L
0.2125 cm 5.3 cm
5.2 cm
0.6 cm
381.
382.
0.361
383.
384.
Tomat Merah 2
385.
P.R100
X Lo
Xo L
0.115 cm 5.7 cm
6.12 cm 0.2 cm
386.
387.
0.536
388.
P.R200
X Lo
Xo L
0.005 cm 5.7 cm
5.12 cm 0.2cm
389.
390.
0.234
391.
P.R500
X Lo
Xo L
0.015 cm 5.5 cm
6.125 cm 0.1cm
392.
393.
0.0 .135
394.
Tomat Merah 3
395.
P.R100
X Lo
X o L
0.009 cm 5.3 cm
5.45 cm 0.1cm
396.
397.
0.875
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
398.
P.R200
X Lo
Xo L
0.095 cm 5.45 cm
5.45 cm 0.65 cm
399.
400.
0.146
401.
P.R500
X Lo
Xo L
0.09 cm 5.3 cm
5.45 cm 0.6 cm
402.
403.
0.146
404.
2. TERONG PIRUS
405.
Terong Pirus 1
406.
P.R100
X Lo
Xo L
0. 383 cm 5.6 cm
3.435 cm 0.1 cm
407.
408.
6.250
409.
P.R200
X Lo
Xo L
0.19 cm 5.6 cm
3.435 cm 0.3 cm
410.
411.
1.032
412.
P.R500
X Lo
Xo L
0.385 cm 5.6 cm
3.435 cm 0.3 cm
413.
414.
2.091
415.
Terong Pirus 2
416.
P.R100
X Lo
Xo L
0. 078 cm 5.6 cm
4.135 cm 0.2 cm
417.
418.
0.528
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
419.
P.R200
X Lo
Xo L
0.075 cm 5.6 cm
4.135 cm 0.3 cm
420.
421.
0.338
422.
P.R500
X Lo
Xo L
0.19 cm 5.6 cm
4.135 cm 0.1 cm
423.
424.
2.57
425.
Terong Pirus 3
426.
P.R100
X Lo
Xo L
0.098 cm 6.1cm
4.12 cm 0.1cm
427.
428.
1.451
429.
P.R200
X Lo
Xo L
0.098 cm 6.1 cm
4.12 cm 1.1 cm
430.
431.
0.132
432.
P.R500
X Lo
Xo L
0.018 cm 6.1 cm
4.12 cm 0.6 cm
433.
434.
0.041
3. SAWO
435.
Sawo 1
436.
P.R100
X Lo
Xo L
0. 105 cm 4.3 cm
4.63 cm 0.1 cm
437.
438.
0.976
439.
P.R200
X Lo
Xo L
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
0.11cm 4.2 cm
4.63 cm 0.4 cm
440.
441.
0.249
442.
P.R500
X Lo
Xo L
0.18 cm 4.3 cm
4.63 cm 0.8 cm
443.
444.
0.208
445.
Sawo 2
446.
P.R100
X Lo
Xo L
0.005 cm 4.9 cm
4.415 cm 0.2 cm
447.
448.
0.028
449.
P.R200
X Lo
Xo L
0.005 cm 4.9 cm
4.415 cm 0.3 cm
450.
451.
0.0185
452.
P.R500
X Lo
Xo L
0.013 cm 4.9 cm
4.415 cm 0.6 cm
453.
454.
0.024
455.
456.
457.
Sawo 3
458.
P.R100
X Lo
Xo L
0.086 cm 4.9 cm
4.4425 cm 0.3 cm
459.
460.
0.316
461.
P.R200
X Lo
Xo L
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
0.101 cm 4.9 cm
4.4425 cm 0.5 cm
462.
463.
0.223
464.
P.R500
X Lo
Xo L
01025 cm 4.9 cm
4.4425 cm 0.9 cm
465.
466.
0.0086
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Beras 1
dmayor
= Su +
7 mm 0,05
=0,5 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
489.
= 0,535 cm
490.
dmoderate = Su +
1 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
491.
= 0,205 cm
492.
dminor
= Su +
5,5 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
493.
= 0,128 cm
494.
495.
Beras 2
dmayor
= Su +
9 mm 0,05
=0,5 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
496.
= 0,545 cm
497.
dmoderate = Su +
2,5 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
498.
= 0,213cm
499.
dminor
= Su +
5,5 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
500.
501.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 0,128 cm
502.
Beras 3
dmayor
= Su +
0 mm 0,05
=0,5 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
503.
= 0,5 cm
504.
dmoderate = Su +
2 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
505.
= 0,210 cm
506.
dminor
= Su +
5,5 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
507.
= 0,128 cm
508.
2. GMD
509.
Beras 1
510.
511.
cm
= 0,241cm
Beras 2
512.
513.
cm
= 0,247 cm
Beras 3
514.
cm
= 0,235 cm
515.
=
(0,241+0,247+ 0,235)cm
3
517.
0,723 cm
3
518.
= 0,241 cm
516.
Maka GMD
519.
3. Luas (A) =
520.
1
. .d2.t
4
=
1
.3,14.(0,241cm)2
4
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
521.
= 0,046 cm2
522.
(0,017+ 0,016+0,018)cm
3
523.
Maka Massa =
524.
525.
= 0,017 cm
526.
Vt 1=
2. m 1. g
ACd
527.
528.
529.
0,051cm
3
2.0,017 .980
0,00118.0,046 .0,04
33,32
2,171 x 106
15,348 x 10
530.
=3.917,652 cm/s
531.
=39,17652 m/s
532.
533.
Vt 2=
2.m 1. g
ACd
534.
535.
536.
2.0,016 .980
0,00118.0,046 .0,04
31,36
2,171 x 106
14,445 x 10
537.
=3,801 x 10 3cm/s
538.
=38,01 m/s
539.
540.
Vt 3=
2. m1. g
ACd
541.
542.
543.
2.0,018 .980
0,00118.0,046 .0,04
35,28
2,171 x 106
16,251 x 10
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
544.
=4,031 x 10 3cm/s
545.
=40,31 m/s
546.
B. GABAH
1. Ukuran
547.
Gabah 1
dmayor
= Su +
8 mm 0,05
=0,7 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
548.
= 0,740 cm
549.
dmoderate = Su +
6 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
550.
= 0,230cm
551.
dminor
= Su +
1 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
552.
= 0,205 cm
553.
554.
Gabah 2
dmayor
= Su +
0,5 mm 0,05
=0,8 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
555.
=0,803 cm
556.
dmoderate = Su +
7 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
557.
= 0,235cm
558.
dminor
= Su +
8,5 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
559.
560.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 0,143cm
561.
Gabah 3
dmayor
= Su +
0,5 mm 0,05
=0,8 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
562.
= 0,803cm
563.
dmoderate = Su +
7 mm 0,05
=0,2 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
564.
= 0,235cm
565.
dminor
= Su +
0 mm 0,05
=0,1 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
566.
= 0,100 cm
567.
2. GMD
568.
Gabah 1
569.
570.
= 0,327 cm
1
Gabah 2
571.
572.
cm
cm
= 0,300cm
1
Gabah 3
573.
cm
= 0,267 cm
574.
575.
Maka GMD
576.
= 0,298 cm
577.
3. Luas (A) =
578.
579.
1
. .d2.t
4
=
1
.3,14.(0,298cm)2
4
= 0,069 cm2
580.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
(0,023+0,017+ 0,024)cm
3
581.
Maka Massa =
582.
583.
= 0,021 cm
0,064 cm
3
584.
585.
586.
Vt 1=
2. m 1. g
ACd
587.
588.
589.
2.0,023 .980
0,00118.0,069 .0,04
45,08
3,257 x 106
6
13,841 x 10
590.
591.
=37,20 m/s
592.
593.
Vt 2=
2.m 1. g
ACd
594.
595.
596.
2.0,017 .980
0,00118.0,069 .0,04
33,32
3,257 x 106
10,23 x 10
597.
=3,198x 10 3cm/s
598.
=31,98 m/s
599.
600.
Vt 3=
2. m1. g
ACd
601.
602.
603.
2.0,024 .980
0,00118.0,069 .0,04
47,04
3,257 x 106
14,47 x 10
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
604.
=3,801 x 10 3cm/s
605.
=38,01 m/s
606.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
Kacang Hijau 1
dmayor
= Su +
3,5 mm 0,05
=0,5 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
608.
= 0,518cm
609.
dmoderate = Su +
1mm 0,05
=0,4 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
610.
= 0,405 cm
611.
dminor
= Su +
0 mm 0,05
=0,4 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
612.
= 0,4cm
613.
614.
Kacang Hijau 2
dmayor
= Su +
0,5mm 0,05
=0,7 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
615.
= 0,7025
cm
616.
dmoderate = Su +
4 mm 0,05
=0,4 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
617.
= 0,42 cm
618.
dminor
= Su +
3 mm 0,05
=0,4 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
619.
620.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 0,415 cm
621.
Kacang Hijau 3
dmayor
= Su +
1 mm 0,05
=0,5 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
622.
= 0,505 cm
623.
dmoderate = Su +
8,5 mm 0,05
=0,3 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
624.
= 0,342cm
625.
dminor
= Su +
6,5 mm 0,05
=0,3 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
626.
= 0,3325cm
627.
2. GMD
628.
Kacang Hijau 1
629.
cm
= 0,438 cm
630.
631.
Kacang Hijau 2
632.
633.
Kacang Hijau 3
634.
635.
636.
Maka GMD
637.
(0,438+0,495+ 0,384)cm
3
= 0,439 cm
638.
3. Luas (A) =
639.
640.
cm
1
. .d2.t
4
=
1
.3,14.(0,439cm)2
4
= 0,1507cm2
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
cm
641.
642.
Maka Massa =
643.
644.
= 0,077 gram
Vt=
2. m1. g
ACd
645.
646.
647.
(0,068+0,109+ 0,055)cm
3
2.0,077 .980
1.0,1507 .0,047
150,92
7,0829 x 103
21.307,656
648.
=145,971cm/s
649.
=14.597,1 m/s
650.
4. Rendemen =
m2
m1
x 100%
997,3769
1000
651.
652.
=99,737%
x 100%
653.
654.
B. KACANG KEDELAI
1. Ukuran
655.
Kacang Kedelai 1
dmayor
= Su +
0 mm 0,05
=0,7 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
656.
= 0,7 cm
657.
dmoderate = Su +
3 mm 0,05
=0,6 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
658.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 0,615cm
659.
dminor
= Su +
6 mm 0,05
=0,5 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
660.
= 0,53cm
661.
662.
Kacang Kedelai 2
dmayor
= Su +
0 mm 0,05
=0,8 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
663.
=0,8cm
664.
dmoderate = Su +
2 mm 0,05
=0,7 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
665.
= 0,71cm
666.
dminor
= Su +
0 mm 0,05
=0,6 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
667.
= 0,6cm
668.
669.
Kacang Kedelai 3
dmayor
= Su +
0 mm 0,05
=0,8 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
670.
= 0,8cm
671.
dmoderate = Su +
4 mm 0,05
=0,7 cm+(
)
( Sn 0,05
10 )
10
672.
= 0,72 cm
673.
dminor
= Su +
05mm 0,05
=0,6 cm+(
)
( Sn 0,05
)
10
10
674.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
= 0,625cm
675.
2. GMD
676.
Kacang Kedelai 1
677.
678.
cm
= 0,6109 cm
Kacang Kedelai 2
679.
680.
cm
= 0,698 cm
Kacang Kedelai 3
681.
cm
= 0,711 cm
682.
683.
Maka GMD
684.
(0,6109+0,698+ 0,711)cm
3
= 0,6733cm
685.
1
. .d2.t
4
3. Luas (A) =
686.
1
.3,14.(0,6733 cm)2
4
687.
= 0,355cm2
688.
689.
Maka Massa =
690.
691.
= 0,2066 gram
Vt 1=
2. m 1. g
ACd
692.
693.
694.
(0,157+ 0,224+0,239)cm
3
2.0,2066 .980
1.0,355 .0,047
404,936
0,16685
2.426,946
695.
=49,264 cm/s
696.
=4.926,4 m/s
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
4. Rendemen =
m2
m1
x 100%
992,042
1000
697.
698.
=99,2042%
699.
KELOMPOK 8 (DELAPAN)
x 100%
700.
701.
I.
Pengukuran diameter
744.
745.
746.
747.
748.
749.
750.
751.
752.
753.
754.
755.
756.
757.
758.
759.
760.
761.
762.
763.
764.
765.
766.
767.
768.
769.
770.
Pengukuran tinggi gundukan beras
dmoderat, dminorberas
771.
772.
773.
774.
775.
776.
777.
778.
779.
780.
781.
782.
783.
784.
785.
786.
787.
788.
789.
790.
Pengukuran dmayor
791.
Pengukuran tinggi gundukan gabah
repose gabah
792.
II.
Objek 2 (SIFAT FISIK BIJI-BIJIAN)
793.
794.
795.
796.
797.
798.
799.
800.
801.
802.
803.
804.
805.
806.
807.
808.
809.
810.
811.
812.
813.
814.
815.
Angle of Repose Kacang Tanah
GundukanKacang Tanah
816.
817.
818.
819.
820.
821.
822.
823.
824.
825.
826.
827.
828.
829.
830.
831.
832.
833.
834.
835.
Angel of
Tinggi
836.
837.
Angle of Friction Kacang Tanah
Kacang Merah
838.
Angle of Friction
839.
840.
841.
842.
843.
844.
845.
846.
847.
848.
849.
850.
851.
852.
853.
854.
855.
856.
857.
858.
859.
860.
861.
862.
Pengukuran Angle of Repose Kedelai
Friction Kacang Tanah
863.
864.
865.
Angle of
866.
867.
868.
869.
870.
871.
872.
873.
874.
875.
876.
877.
Angle
of
Friction
Kacang
Hijau
878.
879.
III.
nPgukeradminorpl
Penguakdrmayorwotl
909.
nPgukeradmayorCb
PenguakdrmoderatWotl
910.
911.
912.
913.
914.
915.
916.
917.
918.
919.
920.
921.
922.
923.
924.
925.
926. Pengukuran dmayorJeruk
927.
928.
929.
930.
931.
932.
933.
934.
935.
936.
937.
938.
939.
940.
PengaukrdamodterCabe
941.
942.
Pengukuran dmoderatJeruk
Volume Apel
Pengukuran
IV.
Pengukuran L0 tomat
beban 100 g
961.
962.
963.
964.
965.
966.
967.
968.
969.
970.
971.
972.
Pengukuran L1 tomat
Pengukuran L0 sawo
Pengukuran L1 sawo
991.
992.
993.
994.
995.
996.
997.
998.
999.
1000.
1001.
1002.
Bahan dan
1003.
V.
Pengukuran X sawo
1004.
1005.
1006.
1007.
1008.
Objek 5 (SIFAT AERODINAMIS PRODUK PERTANIAN)
1009.
1010.
1026.
1011.
1012.
1013.
1014.
1015.
1016.
1017.
1018.
1019.
1020.
1021.
1022.
1023.
1024.
1025.
dmayor, dmoderate, dan dminor gabah
dmayor, dmoderate, dan dminor beras
1027.
1028.
1029.
1030.
1031.
1032.
1033.
1034.
1035.
1036.
1037.
1038.
1039.
1040.
1041. Pengukuran Terminal velocity pada Gabah dengan Blower
Terbuka
1042.
1043.
1044.
1045.
1046.
1047.
1048.
1049.
1050.
1051.
1052.
1053. Pengukuran Terminal velocity Beras dengan Blower Tertutup
1054.
1055.
1056.
1057.
1058.
1059.
1060.
1061.
1062.
1063.
1064.
1065.
1066.
1067.
1068.
1069.
1070.
1071.
1072.
1073.
Pengukuran Massa Beras
Pengukuran Massa Gabah
1074.
1075.
1076.
1077.
1078.
1079.
1080.
1081.
1082.
1083.
1084.
1085.
1086.
1087.
1088.
1089.
1090.
1091.
1092.
1093.
1094.
1095.
Pengukuran
Dminor dari Gabah
Terminal
Velocity Gabah
blower
terbuka
1096.
1097.
1098.
1099.
1100.
1101.
1102.
VI.
Objek 6 (SIFAT HIDRODINAMIS PRODUK PERTANIAN)
1103.
1104.
1105.
1106.
1107.
1108.
1109.
1110.
1111.
1112.
1123.
1129.
1130.
1131.
1132.
1140.
1145.
1146.
1137.
1138.
1139.
Penyaringan Rendemen Kacang Kedelai
1141.
1142.
1143.
1144.
Pemisahan produk yang tidak layak atau tidak bagus pada
kacang hijau
1147.
1149.
1148.
Pengukuran Massa Kotor Kedelai
1150.
1151.
1153.
1152.
Pengukuran Massa Kotor Kacang Hijau
1154.