NKP Binmas
NKP Binmas
JUDUL
OPTIMALISASI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ANGGOTA DALAM
PENANGGULANGAN PERMAINAN BBM GUNA TERCIPTANYA KEPASTIAN HUKUM
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM
ini akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Hal
ini membawa implikasi suatu ancaman factual bagi kelangsungan hidup bernegara.
Kondisi tersebut biasanya dimanfaatkan oleh pihak- pihak tertentu untuk
mengambil keuntungan pribadi dengan melanggar perundang-undangan seperti
Undang-undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi yang salah
satunya dengan melakukan penyalahgunaan pendistribusian BBM maupun
penyelundupan BBM baik di dalam negeri maupun untuk dijual ke luar negeri
seperti Malaysia dan Singapura. Sebagai akibat ketidakterimaan dari masyarakat
akan meningkatkan gangguan kamtibmas berupa pelanggaran maupun tindak
kejahatan yang ada di masyarakat baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Menurut Gustav Radbruch dalam melaksanakan penegakan hukum terhadap
berbagai tindak kriminalitas yang mengganggu situasi kamtibmas pada dasarnya
bertumpu pada tiga nilai dasar yaitu kepastian, keadilan dan kemanfaatan.
Masyarakat menghendaki kestabilan situasi supaya mereka dapat menjalankan roda
aktivitas kesehariannya sesuai perencanaan yang telah dibuatnya. Polri hendaknya
mampu memberikan suatu kepastian hukum, guna tercapainya rasa keadilan dan
kemanfaatan dari adanya penegakan hukum tersebut.
Oleh karena itu, Polri diharapkan dan dituntut untuk mampu menentukan
langkah- langkah upaya dalam menanggulangi penyalahgunaan mapun
penyelundupan BBM dengan mengerahkan segala sumber daya yang dimiliki baik
kemampuan personil maupun potensi masyarakat guna terciptanya kepastian
hukum dalam rangka mewujudkan situasi kamtibmas
yang kondusif, tentunya hal tersebut memerlukan adanya suatu pengawasan dan
pengendalian dalam pelaksanaannya supaya kegiatan tersebut dapat berjalan
dengan optimal.
2. Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis mencoba
menjabarkan permasalahan yang ada pada penulisan NKP ini yaitu belum
optimalnya pengawasan dan pengendalian dalam penanggulangan permainan BBM
sehingga belum dapat menciptakan kepastian hukum.
3. Pokok-pokok Persoalan
Mengacu pada permasalahan yang ada, pokok bahasan pada penulisan NKP
ini adalah :
a. Bagaimana kemampuan anggota dalam menanggulangi penyelundupan
BBM?
b. Bagaimana perilaku anggota dalam menanggulangi penyelundupan BBM?
c.Bagaimana Sistem dan Metode yang diterapkan dalam melakukan
pengawasan dan pengendalian penanggulangan permainan BBM?
4. Ruang Lingkup
Agar permasalahan yang dibahas tidak meluas sehingga analisis dan
pembahasannya lebih tajam dan mendalam, maka ruang lingkup pembahasan akan
dibatasi pada organisasi Polsek Balai Tanjung Balai Karimun dalam optimalisasi
pengawasan dan pengendalian penanggulangan permainan BBM guna terciptanya
kepastian hukum.
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
1. Perkembangan Ekonomi Indonesia
Pelantikan presiden baru tentu akan sangat penting bagi paparan ekonomi
Indonesia. Presiden SBY akhirnya turun setelah 10 tahun berkuasa,
dimana dia meningalkan warisan pemerintahan demokrasi dan kemajuan dalam
pembangunan ekonomi. Dalam pemerintahan yang baru, Jokowi akan memainkan
peran yang cukup menentukan dalam membentuk masa depan ekonomi bangsa
melalui kebijakan-kebjikan ekonomi. Bukan hanya itu, Jokowi juga akan memainkan
peran untuk memutuskan apakah akan mengupayakan strategi globalisasi dan
memperluas integritas internasional atau akan lebih nasionalis, dengan melindungi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatia dari Presiden
terpilih ialah masalah BBM.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia adalah krisis
minyak yakni menyebabkan meningkatnya biaya produksi sehingga mendongkrak
harga penjualan dan keuangan yang akan berpengaruh terhadap tambahan biaya
yang ditanggung produsen serta dapat memperburuk kinerja industri, karena akan
menciptakan inflasi.
2. Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam pencapaian tujuan dalam hal ini
adalah optimalisasi pengawasan dan pengendalian penanggulangan permainan
BBM. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai
hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam
gangguan kamtibmas terutama permainan BBM. Namun, sampai saat ini upayaupaya yang dilakukan setelah dilakuakan pengawsan dan pengendalian masih
terdapat kelemahan-kelemahan, yang mana hal tersebut dapat digambarkan dari
indikator-indikator sebagai berikut :
1. Kemampuan yang Dimiliki Personil
a. Adanya sebagian personil yang kurang memahami terhadap perundangundangan maupun peraturan lainnya terkait BBM seperti UU RI No. 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi serta KUHAP.
b. Kurangnya kemampuan personil terhadap teknis dan taktis kepolisian terutama
dalam melakukan proses penyidikan terkait penyalahgunaan BBM.
c. Kurangnya kemampuan personil dalam mengumpulkan informasi terkait
permainan BBM.
d. Belum terwujudnya pelayanan penegakan hukum yang responsif, sehingga
menyebabkan terbentuknya kinerja yang lamban dalam menanggapi laporan
masyarakat terkait adanya permainan BBM.
2. Perilaku Personil
a. Belum terciptanya sikap transparan, akuntabel, dan indiskriminatif dari sebagian
personil dalam menangani tindak pidana sehingga dalam penyelesaian kasus BBM
masih terjadi adanya pungli.
b. Masih ditemukannya sebagian personil yang acuh/tidak peduli ketika mengetahui
terjadinya permainan BBM.
c. Masih ditemukannya sebagian personil yang menjadi backing tindak kriminalitas
masyarakat seperti melindungi masyarakat yang melakukan permainan BBM.
d. Masih ditemukannya sebagian yang bersikap tempramental, sehingga dalam
menangani tindak pidana penyelundupan BBM masih mengedepankan sikap yang
kaku dan tidak berwatak sipil.
3. Sistem dan Metode pengawsan dan pengendalian
a. Belum optimalnya dalam menjalin komunikasi dengan berbagai potensi- potensi
masyarakat seperti Pemerintah Daerah, Toga dan Tomas dalam mengantisipasi
terjadinya penyalahgunaan BBM.
b. Kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait seperti Pemda, Pertamina
belum dilaksanakan dengan optimal.
c. Belum optimalnya HTCK antar fungsi seperti Reskrim, Intelejen maupun Pol Air,
masih ditemukan mereka bekerja sendiri-sendiri berdasarkan kepentingan untuk
mencari prestasi dan nama baik di depan pimpinan.
d. Pengawasan dan pengedalian terhadap pelaksanaan tugas personil dalam
menanggulangi penyelundupan BBM belum dilaksanakan secara periodik dan
berkesinambungan.
BAB IV
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. Faktor Internal.
a. Kekuatan (strength)
1) Adanya komitmen yang kuat dari unsur pimpinan untuk
menanggulangi berbagai bentuk gangguan kamtibmas seperti
permainan BBM yang merugikan negara.
2) Kemampuan personil dalam berkomunikasi sehingga mampu menjalin
komunikasi dengan masyarakat dalam menanggulangi permainan BBM.
3) Mulai meningkatnya komitmen personil untuk merubah sikap dan perilaku
milieristik dan sok penguasa menuju perilaku yang humanis,
berwatak sipil.
b. Kelemahan (weaknesess)
1) Kurangnya kemampuan personil dalam menanggulangi permainan BBM
menjadi kendala dan dan hambatan dalam menciptakan kepastian
hukum.
2) Kurangnya pengawasan dan pengendalian pimpinan terhadap tugastugas anggota di lapangan yang mengakibatkan kurang optimalnya pelaksanaan
penanggulangan permainan BBM.
2. Faktor Eksternal.
a. Peluang (Opportunities)
1) Adanya masyarakat yang turut berperan aktif membantu Polres Karimun
dalam menanggulangi penyelundupan BBM.
2) Adanya dukungan dari stake holder seperti Pemda dan Pertamina dalam
menanggulangi permainan BBM.
3) Adanya desakan dari masyarakat agar Polres Karimun dapat
menanggulangi berbagai bentuk tindak kejahatan sampai ke
akar-akarnya.
b. Kendala (Threats)
1) Adanya pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kebijakan Pemerintah
menaikan harga BBM dengan melakukan penimbunan, pengoplosan penyelundupan
BBM.
2) Sebagian masyarakat merasa enggan untuk melaporkan penyelundupan BBM
yang terjadi di lingkungannya.
3) Tingkat kesadaran hukum masyarakat yang masih rendah sehingga
mengakibatkan meningkatnya aksi permainan BBM.
BAB V
KONDISI YANG DIHARAPKAN
1. Kemampuan yang Dimiliki Personil
a. Seluruh personil Polres Karimun dapat memahami terhadap perundang-undangan
maupun peraturan lainnya terkait BBM seperti UU RI No. 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi serta KUHAP.
BAB VI
OPTIMALISASI PENANGGULANGAN PENYELUNDUPAN BBM
1. Kemampuan Personil
a. Pimpinan mensosialisasikan ketentuan peraturan perundang- undangan dan
peraturan lainnya terkait penanggulangan penyelundupan BBM seperti UU No. 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian R.I, UU RI No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi, KUHAP.
b. Menyelenggarakan pelatihan teknik komunikasi kepada setiap personil tentang
ketrampilan berkomunikasi sehingga personil
dapat menjalin komunikasi dengan masyarakat dalam menanggulangi
penyelundupan BBM.
c. Melaksanakan sosialisasi mengenai konsep Polmas sehingga setiap personil
memiliki kemampuan untuk menjalin kemitraan dengan masyarakat.
berbagai kelemahan seperti kurangnya pengetahuan personil tentang perundangundangan dan kurangnya kemampuan personil tentang teknis dan taknis kepolisian.
Oleh karena itu, diperlukan
adanya upaya optimalisasi pengawasan dan pengendalian terkait