Anda di halaman 1dari 14

MODUL

MATA KULIAH

PENGAUDITAN I
KEWAJIBAN LEGAL AUDITOR

THEOBALDO WILYANTARA
A31114317
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016

I. TINJAUAN MATA KULIAH


1.1 DESKRIPSI MATA KULIAH
Pengauditan I adalah mata kuliah Jurusan Akuntansi yang secara garis
besar membahas tentang pengetahuan dasar auditing dan aplikasinya terhadap
dunia kerja. Cakupan mata kuliah ini adalah kerangka konseptual auditing,
auditing dan profesi akuntan publik, audit laporan keuangan dan tanggung jawab
auditor, etika profesional, kewajiban legal auditor, sasaran audit, bukti audit, dan
kertas kerja, penerimaan penugasan dan perencanaan audit, materialitas risiko
audit dan stategi audit awal, struktur pengendalian intern, menilai resiko
pengendalian dan uji pengendalian, risiko deteksi dan rancangan uji substansif,
pengambilan sampel audit dalam uji pengendalian dan uji subtansif, serta
pengauditan sistem EDP.

1.2 KEGUNAAN MATA KULIAH


Kegunaan mata kuliah ini dibagi dalam tiga kompetensi, yakni kompetensi
utama, kompetensi pendukung, dan kompetensi lainnya. Kompetensi utama yang
ingin dicapai setelah mempelajari mata kuliah ini adalah: Mampu melaksanakan
proses pengauditan dan penyusunan laporan auditan suatu entitas secara
profesional.
Kompetensi

pendukung yang ingin dicapai setalah mempelajari mata

kuliah ini adalah:


a. Mampu membuat prosedur pemeriksaan
b. Mampu memahami struktur pengendalian intern perusahaan
c. Mampu menggunakan pengetahuan akuntansi dan komputerisasi
Selain kopetensi utama dan kompetensi pendukung, setalah mempelajari
mata kuliah ini mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan bekerja sama, baik
sebagai pimpinan maupun sebagai anggota kelompok (tim audit).

1.3 SASARAN BELAJAR DAN URUTAN PENYAJIAN


2

Urutan penyajian dan sasaran belajar dibuat sesuai dengan Garis Besar
Rencana Pembelajaran (GBRP) Mata kuliah Pengauditan I, yakni sebagai
berikut:
#
1

MODUL
Auditing dan Profesi Akuntan

SASARAN PEMBELAJARAN
Memahami definisi auditing, tipe audit, dan

Audit Laporan Keuangan dan

auditor, dan jasa-jasa yang diberikan oleh KAP.


Memahami hal-hal yang mendasari audit laporan

Tanggung Jaawab Auditor


Etika Profesional

keuangan
Memahami etika dan moralitas dan kode etik

Kewajiban Legal Auditor

akuntan publik
Memahami kewajiban legal auditor

Sasaran Audit, Bukti Audit, dan

Memahami sasaran audit, bukti audit, kertas kerja

Kertas Kerja
Penerimaan Penugasan dan

Memahami penerimaan penugasan dan

Perencanaan Audit
Materialitas, Risiko Audit dan

perencanaan audit
Memahami materialitas, risiko audit dan startegi

8
9

Strategi Audit Awal


Struktrur Penendalian Intern
Menilai Risiko Pengendallian

audit awal
Memahami komponen dan tujuan SPT
Memahami risiko pengendalian danuji

10

dan Uji Pengendalian


Risiko Deteksi dan Rancangan

pengendalian
Memahami risiko deteksi dan rancangan uji

11

Uji Substantif
Pengambilan sampel audit

substansif
Memahami konsep pengambilan sampel audit

12

dalam uji pengendalian


Pengambilan sampel audit

dalam uji pengendalian


Memahami konsep pengambilan sampel audit

13

dalam uji substantif


Pengauditan Sistem EDP

dalam uji subtantif


Memahami sistem EDP dan dampak sistem EDP

1.4 PETUNJUK BELAJAR


Setiap modul berisi materi kuliah Pengauditan I, yang dilegkapi dengan sasaran
yang ingin dicapai, ruang lingkup bahan modul, Manfaat modul, latihan-latihan,
rangkuman materi, tes formatif, serta kunci jawaban tes formatif.

II. PENDAHULUAN
KEWAJIBAN LEGAL AUDITOR
2.1 SASARAN PEMBELAJARAN
Sasaran pembelajaran yang ingin dicapai adalah:
a. Mampu memahami lingkungan yuridis.
3

b. Mampu memahami kewajiban menurut hukum kebiasaan.


c. Mampu memahami kewajiban menurut Undang-Undang Pasar Modal.

2.2 RUANG LINGKUP BAHAN MODUL


Ruang

lingkup bahasan Modul ini mencakup lingkungan yuridis, kewajiban

menurut hukum kebiasaan, dan kewajiban menurut Undang-Undang Pasar


Modal.

2.3 MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini di antaranya,
mahasiswa dapat:
a. Menjelaskan lingkungan yuridis.
b. Menjelaskan kewajiban menurut hukum kebiasaan.
c. Menjelaskan kewajiban menurut Undang-Undang Pasar Modal.

2.4 URUTAN PEMBAHASAN


1.
2.
3.

Urutan pembahasan modul ini adalah sebagai berikut:


Lingkungan yuridis.
Kewajiban menurut hukum kebiasaan.
Kewajiban menurut Undang-Undang Pasar Modal

2.5 PETUNJUK KHUSUS


Modul ini dilengakapi dengan soal-soal latihan agar lebih mudah mendalami
materi yang disajikan.

III. MATERI PEMBELAJARAN


KEWAJIBAN LEGAL AUDITOR

3.1 LINGKUNGAN YURIDIS


Profesi akuntan memiliki persentase yang sangat rendah dalam hal
perbandingan antara dugaan kegagalan audit terhadap jumlah audit yang
dilaksanakan. Namun apabila terjadi dapat menimbulkan akiba yang luar biasa.
Dugaan kegagalan audit dapat berdampak buruk bagi setiap kantor akuntan.

3.1.1 KECENDERUNGAN LITIGASI DI AMERIKA SERIKAT


4

Jumlah dan biaya litigasi yang berkaitan dengan dugaan kekurangan audit
mencapai tingkat yang membahayakan di AS pada periode 1980-an sampai 1990an. Sebagian besar disebabkan oleh banyaknya laporan kegagalan bisnis yang
berakibat pada kerugian signifikan yang diderita oleh investor dan pembayar pajak.
Keadaan lingkungan hukum pada periode itu digambarkan sebagai berikut:

Pada ahir tahun 1990-an profesi akuntan menghadapi lebih dari 4000 gugatan
dengan estimasi klaim yang belum diselesaikan dalam jumlah yang cukup

fantastis, yaitu lebih dari $30 milyar.


Pada tahun 1992, kantor akuntan publik nasional terbesar ketujuh ynag
bernama Laventhol dan Horwarth dinyatakan pailit, akibat besarnya beban

kewajiban.
Antara tahun 1993 sampai tahun 1995 biaya asuransi wajib bagi kantor
akuntan publik yang tergolong dalam enam besar meningkat sampai sepuluh

kali hingga lebih dari $5000 per akuntan.


Kantor-kantor akuntan publik dalam berbagai ukuran mengundurkan diri dari
layanan kepada klien yang memiliki risiko audit yang tinggi, dan banyak kantor
akuntan publik yang lebih kecil menghentikan pelaksanaan audit secara
serentak.
Krisis ini tidak hanya pada profesi akuntan. Studi yang diselenggarakan oleh

Kelompok Konsultan Hukum dan ekonomi pada tahun 1993, menunjukkan bahwa
gugatan class action tentang kecurangan (fraud) dalam bidang sekuritas yang
diterbitkan tanpa jaminan, diajukan terhadap satu dari setiap delapan perusahaan
pada New York Stock Exchange. Tumbuhnya kesadaran akan adanya masalah pada
sistem peradilan, mendorong terbentuknya Coalition to Eliminate Abusive Securities
Suits (CEASS) yang terdiri dari AICPA, kantor akuntan enam besar, para penjamin
asuransi, lebih dari 300 perusahaan manufaktur, pegecer dan asosiasi niaga. Koalisi
ini berusaha memenangkan perubahan undang-undang yag dapat mengendalikan
litigasi yang tidak terjamin.

3.2 KEWAJIBAN MENURUT HUKUM KEBIASAAN


Hukum kebiasaan (common law) seringkali diartikan sebagai hukum yang
tidak tertulis. Hukum kebiasaan berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan
keadilan, alasan, dan hal-hal yang masuk akal, bukan hukum yang absolut, tetap,

dan kaku. Menurut hukum kebiasaan, kewajiban hukum CPA berkaitan dengan pihak
klien dan pihak ketiga.

3.2.1 KEWAJIBAN PADA KLIEN


Seorang CPA berada dalam hubungan kontraktual dengan kliennya.
Oleh karen itu, seorang akuntan bertanggung jawab kepada klien sesuai
dengan hukum kontrak atau tort law atau hukum yang mengatur tentang
tuntutan ganti rugi.
a. Hukum Kontrak (Contract Law)
Seorang auditor bertanggung jawab kepada klien atas pelanggaran
kontrak (breach of contract), apabila:
1. Menerbitkan laporan audit standar tanpa melakukan audit sesuai
dengan GAAS.
2. Tidak mengirimkan laporan audit sesuai dengan batas waktu yang
telah disepakati.
3. Melanggar hubungan kerahasiaan klien.
Kewajiban auditor atas pelanggaran kontrak dapat meluas sampai
subrogee. Subrogee adalah pihak yang memperoleh hak pihak lain
melalui substitusi. Sesuai dengan hak subrogasi terhadap klaim
kontraktual yang diasuransikan, CPA dapat digugat atas kegagalannya
menemukan kecurangan tersebut. Apabila terjadi pelanggaran kontrak,
biasanya penggugat akan mencari satu atau lebih jalan keluar sebagai
berikut:
1. Kewajiban spesifik tergugat dalam kontrak.
2. Kerugian keuangan langsung yang terjadi akibat pelanggran
tersebut.
3. Kerugian terkait dan kerugian sebagai konsekuensi yang merupakan
akibta tidak langsung atas pelanggran tersebut.
b. Hukum Kerugian (Tort Law)
Tindakan merugikan (tort action) adalah tindakan salah yang merugikan
milik, badan, atau reputasi seseorang. Tindakan merugikan dapat
dilakukan karena:
1. Kelalaian yang biasa (ordinary negligence), yaitu kelalaian untuk
menerapkan tingkat kecermatan yang biasa dilakukan secara wajar
oleh orang lain dalam kondisi yang sama.
6

2. Kelalaian kotor (gross negligence), kelalaian untuk menerapkan


tingkat kecermatan yang paling ringanpada suatu kondisi tertentu.
3. Kecurangan (fraud), yaitu penipuan yang direncanakan, misalnya
salah saji, menyembunyikan, atau tidak mengungkapkan fakta yang
material, sehingga dapat merugikan pihak lain.
3.2.2 KEWAJIBAN KEPADA PIHAK KETIGA
Pihak ketiga adalah seseorang yang tidak mengetahui tentang pihak-pihak
yang ada di dalam kontrak. Terdapat dua kelompok pihak ketiga, yaitu: pemegang
hak utama (primary beneficiary) dan pemegang hak lainnya (other beneficiaries).
a. pemegang hak utama, yaitu seseorang yang namanya telah diketahui oleh
seorang auditor sebelum audit dilaksanakan sebagai penerima utama laporan
auditor;
b. pemegang hak lainnya, yaitu pihak ketiga yang namanya tidak disebutkan,
seperti para kreditor, pemegang saham, dan investor potensial.
Auditor bertanggung jawab kepada semua pihak ketiga atas semua kelalaian
kotor dan kecurangan menurut hukum kerugian. Sebaliknya kewajiban auditor
atas kelalaian biasa yang pada umumnya berbeda antara kedua kelompok
pihak ketiga tersebut. Selain dua kategori pihak ketiga yang disebutkan di
atas, terdapat pula pihak ketiga lain sebagai pemegang hak, yaitu:
a.

Golongan yang telah diketahui sebelumnya (foreseen class)


Dalam hal klien menginformasikan kepada CPA bahwa laporan audit akan
digunakan untuk mendapatkan pinjaman dari bank, maka semua bank
merupakan pihak yang telah diketahui sebelumnya, namun para kreditor niaga
dan pemegang saham potensial tidak tergolong dalam golongan yang telah
diketahui sebelumnya.

b.

Pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya (foreseeable parties)


Pihak yang dapat diketahui sebelumnya meliputi para kreditor, pemegang
saham, dan investor yang ada sekarang maupun yang akan datang.
Perorangan atau entitas yang diketahui ataupun yang akan diketahui auditor
akan mengandalkan laporan audit dalam membuat keputusan bisnis dan
investasi digolongkan sebagai pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya.

3.2.3

PEMBELAAN DALAM HUKUM KEBIASAAN


Auditor harus menggunakan kecermatan sebagai pembelaan dalam gugatan

pelanggaran kontrak termasuk tuntuan ganti rugi atas kelalaian. Pada tuntutan ganti
rugi, pembelaan utama adalah bukti kecermatan atau kelalaian kontributif. Apabila
menggunakan pembelaan berdasarkan kecermatan, auditor harus berusaha
membuktikan bahwa audit tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan GAAS. Pada
sebagian besar negara bagian, kelalaian kontributif ini merupakan bahan pembelaan
bagi auditor hanya bila kelalaian tersebut secara langsung menyebabkan kegagalan
auditor dalam melaksanakan tugasnya.

3.3 KEWAJIBAN MENURUT UNDANG-UNDANG PASAR MODAL


Undang-undang sekuritas adalah hukum negara (statutory law) yang
ditetapkan oleh lembaga legislatif. Biasanya undang-undang ini mewajibkan
pengarsipan laporan keuangan yang telah diaudit oleh suatu badan pengatur yang
ditunjuk. Dua hukum federal di A.S. yang sangat mempengaruhi auditor adalah:

3.3.1 UNDANG-UNDANG SEKURITAS TAHUN 1993 (SECURITIES ACT)


Undang-undang ini mewajibkan entitas melampirkan laporan keuangan yang
telah diaudit dalam laporan pendaftaran yang akan disimpan oleh SEC pada saat
entitas tersebut untuk pertama kalinya menawarkan penjualan sekuritas kepada
publik. Pengaruh utama undang-undang ini atas pihak-pihak yang terlibat dalam
suatu gugatan dapat diringkas sebagai berikut :
Penggugat
1.

Setiap orang yang membeli atau mengakuisisi sekuritas seperti yang


diuraikan dalam laporan pendaftaran, tanpa memandang apakah ia

2.

merupakan klien auditor atau tidak.


Harus mendasarkan gugatannya pada dugaan pemalsuan yang material atau

3.

laporan keuangan yang menyesatkan yang ada dalam laporan pendaftaran.


Apabila pembelian sekuritas dilakukan sebelum penerbitan laporan laba-rugi
yang meliputi periode setidaknya 12 bulan setelah tanggal efektif laporan
pendaftaran, penggugat tidak harus membuktikan adanya ketergantungan
pada keandalan laporan yang tidak benar atau yang menyesatkan atau bahwa
kerugian yang diderita diperkirakan sebagai akibat laporan keuangan tersebut.
8

4.

Tidak harus membuktikan bahwa auditor telah melakukan kelalaian atau


kecurangan dalam mengesahkan laporan keuangan terkait.
Tergugat

1.

Memiliki beban untuk menegakkan kebebasan dari kelalaian dengan cara


membuktikan bahwa ia telah melakukan investigasi yang memadai dan sesuai
dengan itu memiliki dasar yang memadai untuk percaya, dan memang
percaya bahwa laporan keuangna yang disahkan adalah benar pada tanggal

2.

laporan tersebut serta pada saat laporan pendaftaran menjadi efektif, atau
Melalui pembelaan harus menunjukkan bahwa kerugian penggugat secara
keseluruhan atau sebagian disebabkan oleh hal lain di luar laporan yang
dianggap tidak benar atau menyesatkan tersebut.

3.3.2 UNDANG-UNDANG SEKURITAS TAHUN 1934 (SECURITIES EXCHANGE ACT)


Undang-undang ini mewajibkan perusahaan publik dengan nilai aset di atas
$5 juta dan memiliki lebih dari 500 pemegang saham untuk mengarsipkan laporan
tahunannya berikut laporan keuangan yang telah diaudit pada SEC. Terdapat
kesamaan dan perbedaan dalam pengaruh dari pasal 10 dan 18 pada pihak-pihak
yang terlibat. Menurut kedua pasal tersebut, penggugat:
1. Dapat terdiri dari setiap orang yang membeli atau menjual sekuritas,
2. Harus membuktikan adanya pernyataan yang secara material tidak benar atau
menyesatkan,
3. Harus membuktikan ketergantungan untuk mengandalkan laporan terebut serta
kerugian yang timbul karena mengandalkan laporan tgersebut.
Namun tanggung jawab penggugat berbeda menurut kedua pasal tersebut
dalam hal membuktikan kecurangan auditor. Menurut pasal 18, penggugat tidak
harus membuktikan bahwa auditor telah berlaku curang, namun dalam pasal 10,
Peraturan 10b-5, menyatakan bahwa bukti tersebut diperlukan. Tergugat dalam
gugatan pasal 18 harus membuktikan bahwa ia :
1.
Telah bertindak dengan jujur.
2.
Tidak mengetahui tentang pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan.

3.3.3 PRIVATE SECURITIES LITIGATION REFORM ACT TAHUN 1995

Undang-undang ini dimaksudkan untuk mengurangi litigasi yang


ceroboh dari auditor, perusahaan yang menjual sekuritasnya kepada publik,
dan para pihak yang berafiliasi dengan penerbit sekuritas, seperti pejabat
perusahaan, direktur, serta penasehat profesional.

1. Kewajiban Proporsional
Dalam Reform Act ini tergugat yang tidak mengetahui tindak
pelanggaran

atas

hukum

sekuritas

tetap

bertanggung

jawab

berdasarkan suatu persentase tanggung jawab. Hal ini dimaksudkan


untuk mengurangi tekanan paksa bagi para pihak yang tidak bersalah
untuk menyelesaikan gugatan yang tidak terlampau berat di luar
pengadilan daripada memepertaruhkan risiko bagi diri sendiri dengan
kewajiban yang tidak proporsional atas kerugian dalam kasus tersebut.
Tergugat yang mengetahui tindak pelanggran tetap betanggung jawab
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk semua kerugian yang
dapat dinilai.
2. Menutup Kerugian Aktual
Reform Act juga menutup kerugian aktual yang timbul menurut Undangundang sekuritas berdasarkan harga pembelian investor atas sebuah
sekuritas dan harga perdagangan rata-rata selama periode 90 hari
setelah tanggal informasi diterbitkan yang mengoreksi adanya salah saji
dan pengabaian dalam laporan keuangan.
3. Tanggung Jawab untuk Melaporkan Tindakan Melanggar Hukum
Reform Act menetapkan persyaratan pelaporan baru kepada auditor
yang mendeteksi atau menyadari adanya tindakan melanggar hukum
yang dilakukan oleh pihak yang menerbitka sekuritas.
4. Perubahan Lain yang Diberikan oleh Reform Act
Reform Act juga memberikan kelonggaran lain bagi profesi akuntan.
Undang-undang ini:
10

a. Mewajibkan penggugat membayar imbalan dan pengeluaran yang


layak bagi penasehat hukum yang digunakan oleh tergugat yang
secara langsung terkait dengan litigasi yang diputuskan oleh
pengadilan sebagai ceroboh dan tidak benar.
b. Memberikan

tenggang

waktu

untuk

berusaha

menyelesaikan

masalah yang ada, sehingga dapat mengurangi biaya yang


seringkali mendorong pihak yang tidak bersalah untuk mengajukan
gugatan class action.
c. Membatasi kerugian akibat tindakan hukum dengan cara menghapus
kecurangan sekuritas sebagai dasar mengambil tindakan menurut
Racketeer

Influenced

and

Corrupt

Organization

Act,

yang

menjatuhkan hukuman tiga kali lipat.


d. Membatasi hak pihak ketiga untuk menggugat dengan cara
membatasi umlah berapa kali seseorang dapat menjadi wakil
penggugat sebnayak tidak lebih dari lima class action selam
aperiode 3 tahun dan dengan mewajibkan adanya alasan standar
yang lebih ketat yang harus dipenuhi oleh penggugat.
e. Perubahan tata cara bagaimana pengadilan menunjuk wakil
penggugat dalam suatu class action untuk kepentingan para investor
institusional yang pada umumnya memiliki kepetingan keuangan
terbesar dalam ganti rugi tersebut serta untuk mengurangi adanya
perlombaan menuju ruang pengadilan oleh para penggugat
profesional yang pada umumnya hnaya memiliki kepentingan yang
paling sedikit.

11

IV.

LATIHAN

Jawablah soal-soal dengan jelas!


1.
Deskripsikanlah kecenderungan letigasi di Amerika Serikat!
2.
Apa yang dimaksud dengan hukum kebiasaan atau Common Law?
3.
Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan Hukum Kontrak dan Hukum
4.
5.

Kerugian!
Apa yang dimaksud dengan pihak ketiga?
Bagaimana tatacara pembelaan menurut common law?

V.

RANGKUMAN

Profesi akuntan memiliki persentase yang sangat rendah dalam hal


perbandingan antara dugaan kegagalan audit terhadap jumlah audit yang
dilaksanakan. Namun apabila terjadi dapat menimbulkan akiba yang luar biasa.
Dugaan kegagalan audit dapat berdampak buruk bagi setiap kantor akuntan.
Hukum kebiasaan (common law) seringkali diartikan sebagai hukum yang
tidak tertulis. Hukum kebiasaan berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan
keadilan, alasan, dan hal-hal yang masuk akal, bukan hukum yang absolut, tetap,
dan kaku. Menurut hukum kebiasaan, kewajiban hukum CPA berkaitan dengan pihak
klien dan pihak ketiga.
Undang-undang sekuritas adalah hukum negara (statutory law) yang
ditetapkan oleh lembaga legislatif. Biasanya undang-undang ini mewajibkan
pengarsipan laporan keuangan yang telah diaudit oleh suatu badan pengatur yang
ditunjuk.

12

VI.

TES FORMATIF

Carilah referensi yang memberikan informasi tentang regulasi auditor yang berlaku di
wilayah hukum Republik Indonesia!

VII. KUNCI TES FORMATIF


Regulasi Terhadap Auditor di Indonesia
Regulasi yang diterapkan terhadap auditor Indonesia saat ini dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
Regulasi oleh Pemerintah, antara lain:
1.

Gelar Akuntan (UU Nomor 34 Tahun 1954)

2.

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi (Kepmen Nomor 179/U/2001)

3.

Register Negara (Kepmen Nomor 331/KMK/017/1999)

4.

Pemberian

Jasa

(Kepmen

Nomor

426/KMK.06/2002

dan

Nomor

359/KMK.06/2003)

Undang-Undang Akuntan Publik (rancangan)

Regulasi oleh Badan Pemerintah lainnya, seperti otoritas pasar modal, Bank Sentral
dan lain-lain.
Regulasi oleh Organisasi Profesi Akuntan, antara lain:
1. Standar Akuntansi
2. Standar Audit
3. Kode Etik Profesi

13

VIII. UMPAN BALIK ATAU TINDAK LANJUT


1.

Mahasiswa

diharapkan

membaca

modul

ini

dengan

seksama

serta

2.

mengerjakan latihan-latihan dan tes formatif untuk mendalami materi ini.


Sebagai pengetahuan tambahan mahasiswa sebaiknya mencari referensi
yang memberikan informasi tentang regulasi terhadap auditor yang berlaku di
wilayah hukum Republlik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C.,Johnson, Raymond N., & Kell, Walter G. 2003. Modern
Accounting 7th Edition, Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Rahma, Shabrina Nayla. 2015. Kewajiban Hukum Auditor di Indonesia. Diunduh dari
https://riswatunoval.wordpress.com/2013/11/12/kewajiban-hukum-auditor-diindonesia-by-shabrina-nayla-rahma/

14

Anda mungkin juga menyukai