Permainan Bola Voli

Bola voli adalah salah satu jenis permainan

olahraga yang diciptakan oleh William B. Morgan pada
tahun 1895 di Holyoke, Amerika Timur. Beliau adalah
seorang pembina pendidikan jasmani pada Young Men
Christain Association (MCA). Seiring berjalannya waktu,
permainan ini dikenal di Amerika dan akhirnya pada
tahun 1933, YMCA mengadakan kejuaraan bola voli
nasional. Permainan bola voli kemudian mulai menyebar ke seluruh dunia, dan
sampai ke Indonesia saat masa penjajahan Belanda sesudah tahun 1928.
Permainan ini berkembang cepat di Indonesia, sehingga pada Pekan Olahraga
Nasional ke-2 tahun 1952 di Jakarta, permainan bola voli resmi dipertandingkan.
Permainan ini tidak membutuhkan lapangan yang luas. Ukuran yang biasa
dipakai adalah panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Tinggi net untuk para
pemain putra adalah 2,43 meter, sementara tinggi net untuk para pemain putri
adalah 2,24 meter. Alat yang dibutuhkan untuk permainan ini hanyalah bola voli
itu sendiri. Bola voli harus terbuat dari kulit yang lentur dan sintetis yang bagian
dalamnya terbuat dari karet atau bahan-bahan sejenisnya. Beberapa
persyaratan lainnya untuk bola voli adalah dengan keliling bola sekitar 64-67 cm,
dan beratnya 260 -280 gram.
Dalam permainan bola voli, para pemain dibagi menjadi dua tim, yaitu tim
yang masing-masing akan menempati lapangan berhadapan yang dibatasi
dengan net sesuai kriteria di atas. Jumlah pemain per tim adalah antara lain
adalah 6 orang pemain, biasanya ditambah oleh 5 orang pemain cadangan. Oleh
karena itu, permainan bola voli membutuhkan kerjasama dan kekompakan yang
baik antar tim.
Dalam bermain bola voli, pula dibutuhkan penguasaan dari beberapa
teknik dasar serta kemampuan penguasaan bola yang baik. Teknik dasar
pertama adalah servis bola. Servis dilakukan sebagai gerakan untuk memukul
bola dari pemain dari suatu tim untuk melontarkannya ke lapangan lawan.
Pemain yang memukul bola harus berada di belakang, atau di area servis.
Keberhasilan servis dapat ditentukan berdasarkan seberaca cepat bola, jalan dan
putaran bola, serta penempatan bola ke tempat kosong, kepada pemain garis
belakang kepada pemain yang melakukan perpindahan tempat. Ada beberapa
macam servis, antar lain servis atas, di mana pada awalnya bola dilemparkan ke
atas, dan pemain memukul bola dengan ayunan tangan dari atas. Servis bawah
dilakukan dengan memegang bola dengan tangan yang tak memukul bola.
Tangan yang memukul bola kemudian diayunkan dari belakang badan dari
bawah.
Teknik dasar kedua dari permainan bola voli adalah passing, di mana
pemain berusaha untuk menerima, menahan, dan mengendalikan servis atau
segala bentuk penyerangan yang dilakukan oleh tim lawan. Teknik ini adalah
teknik yang wajib dikuasai oleh para pemain, dan merupakan langkah awal

sebuah tim untuk bertahan dan menyerang lawan. Kekuatan, arah dan
kecepatan bola harus disesuaikan secara tepat agar dapat menciptakan variasi
serangan yang mudah. Passing terbagi menjadi dua, yaitu passing bawah dan
passing atas. Dalam teknik passing bawah, pemain merapatkan kedua
tangannya dan dijulurkan ke depan, sikap tubuh juga direndahkan. Sementara
passing atas dilakukan dengan menggunakan ujung jari tangan, pada posisi di
atas kepala.
Smash adalah teknik penyerangan dengan cara gerakan memukul bola
dengan keras dan kuat hingga bola berjalan cepat, dan menukik tajam sehingga
bola sulit diterima lawan. Untuk dapat melakukan smash, dibutuhkan kekuatan,
kelincahan, timing, dan kemampuan memukul bola yang baik.
Salah satu atlet voli ternama di Indonesia adalah Liem Siauw Bok, yang
pernah menjadi pemain nasional voli Indonesia pada tahun 1977-1989. Ia telah
terpilih menjadi pemain nasional bola voli sejak SMA. Kemudian, ia berkali-kali
mengharumkan nama bangsa, dan sampai ia menjadi ketua Proliga bola voli
Indonesia, serta Ketua Bidang Pertandingan Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli
Seluruh Indonesia (PP PBVSI). Namun sayang, beliau harus tutup usia pada hari
Rabu, 13 Maret 2013 sekitar pukul 04.30 dini hari WIB di Rumah Sakit Pondok
Indah, Jakarta.