Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN BANGUNAN

RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA


1. Acuan yang dipergunakan
SNI 03 - 1726 - 2002 (revisi) tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Rumah dan Gedung
2. Pengertian Rumah Sederhana
Rumah sederhana adalah Rumah yang dibangun secara spontan (non engineered
structure) adalah rumah yang dibangun oleh masyarakat berdasarkan pengalaman praktis
kekuatan strukturnya tidak dihitung dan tanpa .direncanakan dan dilaksanakan oleh para
akhli pembangunan, Bangunan tersebut biasanya didirikan oleh masyarakat umum, berupa
rumah tempat tinggal, rumah ibadah, bangunan sekolah dan bangunan rumah tradisional.
.3. Beberapa Batasan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan
a. Denah Bangunan
Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang.

Simetris dan sederhana

Simetris tetapi tidak


sederhana

Simetris tetapi terlalu


panjang, harus diperhatikan
perubahan bentuk pada
kedua ujungnya.

Alur
pemisah

Tidak Baik

Lebih Baik

Alur
pemisah

Tidak Baik

Lebih Baik

Alur
pemisah

Tidak Baik

Lebih Baik

Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki

b. Atap Bangunan
Konstruksi atap harus menggunakan bahan yang ringan dan sederhana

c.

Pondasi

Sebaiknya tanah dasar pondasi merupakan tanah kering, padat, dan


merata kekerasannya. Dasar pondasi sebaiknya lebih dalam dari 45cm.

Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi dinding
penyekat juga dibuat menerus. Bila pondasi terdiri dari batukali maka perlu dipasang
balok pengikat/sloof sepanjang pondasi tersebut.

Pondasi setempat perlu diikat kuat satu sama lain dengan memakai balok pondasi.

4. Bangunan Rangka Bambu


Dengan dinding gedek atau anyaman bamboo

Potongan Rangka Bangunan

Ikatan Detail Titik Buhul Kerangka Bambu

Catatan : Pemakaian bahan bambu untuk bangunan ini sebaiknya


diawetkan terlebih dahulu dengan cara diberi bahan pengawet
(misalnya garam wolman) atau direndam dalam air. Bambu
yang dipakai harus yang tua dan kering.

5. Bangunan Rangka Kayu


Menggunakan Pondasi Umpak

10

Menggunakan Pondasi Menerus

11

12

Adukan untuk Tembok Bata Merah atau Batako


- Untuk Dinding
1 PC : KP : 5 Pasir (baik sekali)
1 Kapur : 1 Semen merah : 3 Pasir
1 Kapur : 5 Trass
- Pondasi
1 Kapur : 4 trass
1 PC : Kapur : 5 Pasir
1 Kapur : 1 Semen merah : 3 Pasir
Semua kayu yang dipergunakan harus kering dan diawetkan menurut
persyaratan pengawetan kayu.
Panjang paku yang dipergunakan harus minimum 2.5 kali tebal kayu yang
terkecil.
Kuda kuda Papan Paku

6.

Bangunan Pasangan Bata (Dinding Tembok)


a. Dinding
Sistem dinding pemikul
a) Bangunan sebaiknya tidak dibuat bertingkat
b) Besar lubang pintu dan jendela dibatasi. Jumlah lebar lubanglubang
dalam satu bidang dinding tidak melebihi panjang
dinding itu. Letak lubang pintu/jendela tidak terlalu dekat dengan
sudut-sudut dinding, misalnya minimum 2 kali tebal dinding.
Jarak antara dua lubang sebaiknya tidak kurang dari 2 kali tebal
dinding. Ukuran bidang dinding juga dibatasi, misalnya tinggi
maksimum 12 kali tebal dinding, dan panjangnya diantara
dinding-dinding penyekat tidak melebihi 15 kali tebalnya.

13

c) Apabila bidang dinding diantara dinding-dinding penyekat lebih


besar daripada itu maka dipasang pilaster / tiang tembok. Balok
lintel dibuat menerus keliling bangunan dan sekaligus berfungsi
sebagai pengaku horizontal. Balok lintel tersebut perlu diikat
kuat dengan pilaster.

d) Pilaster diperkuat dengan jangkar. Janghkar dapat terdiri dari


kawat anyaman ataupun seng tebal yang diberi lubang-lubang
paku seperti parutan.

14

e) Pada bagian ats dinding dipasang balok pengikat keliling/ring balok. Ring balok
dijangkarkan dengan baik kepada pilaster.

f)

Pada sudut-sudut pertemuan dinding, hubungan antara balokbalok pengikat keliling


(ring balok) perlu dibuat kokoh.

g) Hubungan antara bidang-bidang dinding pada pertemuan dan sudut-sudut dinding


perlu diperkuat dengan jangkar-jangkar.Jangkar dapat berupa seng tebal dengan
lubang-lubang bekas paku atau berupa kawat anyaman.

15

16

h) Disekeliling lubang pintu dan jendela dapat dipasang perkuatan


ekstra

7. Bangunan Tembok dengan Penguatan Rangka


Perkuatan dengan Rangka
Balok Pondasi, Kolom Praktis dan Balok Pengikat (Ring Balok)
Bangunan tembok dengan perkuatan sangat dianjurkan untuk daerah
rawan gempa. Untuk dinding tembok sebaiknya memakai kolom praktis,
balok pondasi, dan balok pengikat (ring balok) ini biasanya disebut
rangka bangunan yang dapat dibuat dari beton bertulang maupun kayu.

17

Ikatan Kolom Struktur dengan Pondasi

18

Ikatan Kolom Struktur dan Balok, Ring Balok

Ikatan Ring Balok pada Sudut Pertemuan Dinding

19

Persyaratan bangunan non-engineered Structure dengan perkuatan rangka


Bangunan tembok dengan perkuatan sangat dianjurkan untuk daerah rawan gempa.
Perkuatan pada dinding tembokan merupakan kolom praktis, balok pondasi, balok
pengikat atau balok keliling yang biasa disebut rangka bangunan yang dapat dibuat dari
beton bertulang maupun kayu. Dalam konstruksinya perlu berdasar kajian ilmiah dan
penelitian diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut
1. Berdasarkan penelitian , perkuatan dengan rangka kayu tidak boleh dibangun
diwilayah 1, 2, 3 pada tanah lunak atau pada wilayah 1 dan 2 pada tanah keras.
2. Perkuatan dengan rangka beton bertulang.
Perkuatan dengan rangka beton bertulang boleh dibangun diseluruh wilayah gempa.
Mutu campuran beton yang dianjurkan minimum perbandingannya adalah 1PC : 2PS
: 3Kr, bahan pasir dan kerikil harus bersih dari lumpur. Kadar lumpur maksimum 5%
untuk pasir dan 1% untuk kerikil. Pencampuran bahan tersebut menggunakan air
setengan (0,5) bagian.
3. Tulang utama minimum untuk kolom 4 12 mm dengan sengkang 8 jarak 10 cm,
sedangkan tulangan memanjang balok menggunakan diameter minimum 12 mm,
dan tulangan sengkang 8 jarak 15 cm
Hubungan antara balok dan kolom pinggir, dengan panjang penyaluran 50 cm. Pada
pertemuan antar dinding dibuat kolom praktis dengan tulangan utama 4 10 dan
tulangan sengkang 8 jarak 10 cm.
4. Semua kolom harus dilengkapi angkur dengan 8 mm panjang 30 cm, maksimum
setiap 6 lapis bata atau 3 lapis batako.
5. Kuda-kuda diangkur dengan baik ke kolom atau ke balok keliling dengan 12 mm.
Hubungan balok pondasi memakai angkur 10 mm setiap 1 m
6. Pintu dan jendela (bukaan)
Luas bukaan dinding harus lebih kecil dari 50% dari luas dindingnya. Kusen bukaan
harus dipasang angkur 8 mm panjang 30 cm pada setiap 6 lapis bata atau 3 lapis
batako. Untuk kusen dipakai kayu yang kering udara.
7. Setiap luas dinding maksimum 6 m harus dipasang kolom praktis beton bertulang
selain rangka beton bertulang
Detail sambungan antar unsur bangunan
1. Hubungan antara kolom pengaku dinding dengan dinding tembok menggunakan
angkur 8 mm panjang 30 cm setiap 6 lapis bata atau 3 lapis batako. Begitu pula
antara kusen bukaan dengan dinding tembok menggunakan angkur 8 mm
2. Rangka kuda-kuda harus diangkur 12 mm, dengan baik pada kolom atau pada
balok perata keliling.
3. Hubungan balok pondasi (sloof) dengan pondasi memakai angkur 10 mm setiap
jarak 1 meter.
4. Pemasangan dinding tembok
Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus, tebal adukan 1 cm, dengan variasi 3
mm, semua siar terisi penuh, tebal siar sama dengan tebal adukan. Tebal plesteran
beserta acian tidak boleh lebih dari 1,3 cm, dimana tebal kamprotan 2 mm - 3 mm
dan tebal acian 0,5 mm - 1 mm.
5. Luas bukaan dinding harus lebih kecil dari 50 % dari luas dindingnya.
Perkuatan dinding untuk luas dinding lebih kecil dari 6 m, bila lebih ditambah kolom
praktis secara proporsional

20

Anda mungkin juga menyukai