TINJAUAN PUSTAKA
11
12
peran
ibu
agar
masa
nifas
berjalan
normal
dan
Selain tujuan antenatal care juga memiliki tiga fungsi yaitu yang pertama, sebagai
promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan.
Fungsi yang kedua yaitu untuk melakukan screening, identifikasi wanita dengan
kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu. Fungsi yang terakhir adalah untuk
memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani
masalah yang terjadi (Padila, 2014).
13
2.1.4
Standar kualitas pelayanan antenatal yang diberikan kepada ibu hamil yaitu
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan
darah, lingkar lengan atas (LiLA). Selain itu dilakukan juga pengukuran tinggi
fundus uteri, hitung denyut jantung janin (DJJ), tentukan presentasi janin untuk
memperkirakan usia kehamilan dan kesehatan janin. Untuk mendukung kesehatan
ibu dan janin diberikan juga imunisasi Tetanus Toxoid (TT), pemberian tablet
tambah darah/tablet besi (Fe), serta pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus),
tatalaksana kasus, dan temu wicara efektif (Kemenkes, 2013).
2.1.5
Standar pelayanan antenatal pada kunjungan pertama ibu hamil meliputi tahap
pencatatan yang meliputi adalah identitas ibu hamil, kehamilan sekarang, riwayat
kehamilan dan persalinan yang lalu, serta penggunaan cara kontrasepsi sebelum
kehamilan. Pada tahap pemeriksaan dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik,
laboratorium, dan pemeriksaan obstetrik. Tahap pemberian terapi yaitu pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT), pemberian obat rutin seperti tablet Fe, kalsium,
multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi dan
penyuluhan/konseling (Depkes RI, 2007).
2.1.6
14
penyuluhan bagi ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan yaitu anamnesa tentang
keluhan utama, pemeriksaan umum, obstetrik, laboratorium, imunisasi TT bila
perlu, pemberian obat rutin khusus dan penyuluhan (Depkes RI, 2007).
2.1.7
15
2.1.8
Pelayanan kegiatan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter umum dan
dokter spesialis dan tenaga paramedik yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat
pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas
pembantu, posyandu, bidan praktik swasta, polindes, rumah sakit bersalin, dan
rumah sakit umum (Padila, 2014).
2.1.9
Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah mendapatkan
pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja yang terdiri
dari cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil yang
pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit
empat kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Kemenkes RI,
2010).
2.1.10 Pelayanan Antenatal Lengkap
Antenatal care lengkap atau yang sering disebut dengan K4 adalah seorang ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit 4 kali selama
kehamilannya dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah 1
kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III
(Kemenkes RI, 2010).
16
Umur Ibu
Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Bertambahnya umur seseorang maka
kematangan dalam berpikir semakin baik, sehingga akan termotivasi dalam
memeriksakan kehamilan dan mengetahui pentingnya ANC (Padila, 2014).
Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko tinggi
apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun. Umur di bawah
20 tahun dikhawatirkan mempunyai risiko komplikasi yang erat kaitannya dengan
kesehatan reproduksi wanita, diatas 35 tahun mempunyai risiko tinggi karena
adanya kemunduran fungsi alat reproduksi. Gangguan ini bukan hanya bersifat
fisik karena belum optimalnya perkembangan fungsi organ-organ reproduksi,
namun secara psikologis belum siap menanggung beban moral, mental, dan
gejolak emosional yang timbul serta kurang pengalaman dalam melakukan
pemeriksaan ANC (Padila, 2014).
Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata
2-5 kali lebih tinggi, dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29
tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun (Padila,
2014).
17
2.2.2
Paritas
Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang.
Ibu yang pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga termotivasi
dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan. Sebaliknya ibu yang
sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang, mempunyai anggapan bahwa ia
sudah
berpengalaman
sehingga
tidak
termotivasi
untuk
memeriksakan
Pendidikan
18
19
2.2.4
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan itu terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan bersifat langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Pengetahuan merupakan tahap awal dalam adopsi perilaku baru
sebelum terbentuknya sikap terhadap objek baru yang dihadapinya (Notoatmodjo,
2010).
Pengetahuan terdiri atas kepercayaan tentang kenyataan. Salah satu cara untuk
mendapatkan dan memeriksa pengetahuan adalah dari tradisi atau dari yang
berwewenang di masa lalu yang umumnya dikenal, melalui pengamatan atau
eksperimen serta diturunkan dengan cara logika secara tradisional. Pengetahuan
atau kognitif merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan dibagi menjadi tiga yaitu pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan
pengetahuan kurang. Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden
(Notoatmodjo, 2010).
2.2.5
Sikap
Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal
tertentu. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan objek tertentu. Sikap negatif terdapat kecenderungan menjauhi,
menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu (Padila, 2014).
20
21
Pengukuran sikap dalam penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sikap secara
langsung dan berstruktur. Pengukuran secara langsung dengan cara subjek
dimintai pendapat tentang bagaimana sikapnya terhadap sesuatu masalah atau hal
yang dihadapkan padanya. Berstruktur artinya dengan memberikan pertanyaan
yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu instrument yang telah ditentukan,
serta langsung diberikan kepada subjek yang diteliti (Sunaryo, 2013).
Instrumen pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan skala Guttman agar
mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Skala Guttman hanya ada dua interval yaitu positif apabila didapatkan nilai 51100%, atau negatif apabila didapatkan nilai 0-50%. Untuk mendapatkan
persentase dari nilai responden, menurut Sugiyono (2012) dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
Nilai persentasi responden = Nilai jawaban responden x 100%
Nilai maksimal
2.2.6
Dukungan Keluarga
Dukungan atau motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan yang
mendukung tindakan atau perilaku seseorang. Dukungan mengacu pada dorongan
dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan. Dukungan menjadi
suatu alasan seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya (Notoatmodjo, 2010).
22
Bentuk dukungan menurut Indriyani & Asmuji (2014) ada lima yaitu:
a. Dukungan instrumental
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan
pertolongan langsung, seperti pinjaman uang, pemberian barang, makan, serta
pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena individu dapat
langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan
instrumental sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih
mudah.
b. Dukungan informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran, atau umpan balik
tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong
individu mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah.
c. Dukungan emosional
Bentuk dukungan seperti ini dapat membuat individu memiliki perasaan nyaman,
yakin, dipedulikan, dan dicintai oleh sumber dukungan sosial, sehingga dapat
menghadapi masalah dengan lebih baik. Dukungan ini sngat penting dalam
menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.
d. Dukungan pada harga diri
Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif dari individu, pemberian
semangat, persetujuan pada pendapat individu, perbandingan yang positif pada
individu lain. Bentuk dukungan ini dapat membantu individu membangun harga
diri dan komperhensi.
23
Jarak adalah ruang sela antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara rumah
dengan tempat pelayanan ANC. Keterjangkauan masyarakat termasuk jarak akan
fasilitaas kesehatan akan mempengaruhi pemilihan pelayanan kesehatan. Jarak
juga merupakan komponen kedua yang memungkinkan seseorang untuk
memanfaatkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan pengobatan (Padila,
2014).
Jarak dari rumah ke pelayanan kesehatan dapat di ukur melalui santuan panjang.
Jarak tempuh dikatakan dekat bila 5 km dan jauh bila > 5 km (Adri, 2008).
Penelitian mengenai jarak yang dilakukan Adri (2008), menunjukkan ada
pengaruh antara jarak terhadap pemeriksaan kehamilan. Berbeda dengan hasil
penelitian Sumiati (2012), menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
antara jarak dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan.
24
2.2.8
Pekerjaan Ibu
Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau
diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing dan
suatu cara seseorang yang tujuannya untuk mencari uang terutama dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat diklasifikasikan yaitu bekerja
(buruh, tani, swasta, dan PNS) dan tidak bekerja (ibu rumah tangga dan
pengangguran) (Notoatmodjo, 2010).
Pekerjaan ibu yang dimaksudkan adalah apabila ibu beraktifitas ke luar rumah
maupun di dalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Ibu yang bekerja
akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilannya dan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja, akan
memiliki banyak waktu untuk memeriksakan kehamilan (Notoatmodjo, 2010).
2.2.9
Pendapatan
Pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari
pihak lain maupun dari pihak sendiri. Pendapatan perkapita adalah besarnya
pendapatan rata-rata keluarga dari suatu keluarga yang diperoleh dari hasil
pembagian pendapatan seluruh anggota keluarga tersebut. Pendapatan yang
dimaksud adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok
dan pekerjaan sampingan orang tua dan anggota keluarga lainnya (Padila, 2014).
Berdasarkan keputusan Gubernur Kalimantan Barat tentang Upah Minimum
Regional (UMR) tahun 2013, ditetapkan Standar Upah Minimum Kabupaten
Landak tahun 2013 sebesar Rp. 1.125.000. Upah ini menjadi patokan peneliti
25
Semakin cukup umur seorang ibu, tingkat kematangan dalam berpikir semakin
baik sehinggga akan termotivasi untuk memeriksakan kehamilan, juga mengetahui
akan pentingnya pemeriksaan kehamilan. Semakin muda umur ibu, semakin tidak
26
pelayanan
kesehatan,
tetapi
untuk
bertindak
masih
Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga
termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya. Beberapa penelitian tentang
paritas ibu, seperti hasil penelitian Pongsibidang, dkk (2013) menyatakan bahwa
27
tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan keteraturan kunjungan kehamilan.
Ibu dengan paritas tinggi lebih merasa dirinya sudah berpengalaman dalam
kehamilan dan persalinan, sehingga tidak terlalu khawatir lagi seperti pada saat
kehamilan sebelumnya.
Senada dengan hasil penelitian Rauf (2013) menyatakan bahwa, tidak ada
hubungan bermakna antara paritas dan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Ibu
dengan paritas tinggi yang mempunyai risiko pada kehamilaan sebelumnya
sehingga merasa perlu untuk memeriksakan kehamilannya, begitu pula ibu yang
paritas rendah merasa perlu untuk memeriksakan kehamilan secara teratur karena
belum memiliki pengalaman tentang kehamilan. Sedangkan ibu yang kurang
memanfaatkan pelayanan antenatal dengan paritas tinggi merasa telah memiliki
pengalaman
pada
kehamilan
sebelumnya
sehingga
tidak
perlu
sering
Hubungan
Faktor
Pendidikan
dan
Kunjungan
Pemeriksaan
Kehamilan (K4)
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk
mengembangkan diri, umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
baik pula tingkat pengetahuannya. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan
berbeda tingkah lakunya dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini
disebabkan ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih banyak mendapatkan
28
29
Seorang ibu perlu mengetahui, memahami dan sadar bahwa dalam kehamilannya
ia harus betul-betul memelihara kesehatannya. Pengertian tentang kehamilan,
risiko yang dihadapi dalam kehamilan, persalinan, dan nifas serta upaya-upaya
yang dapat dilakukan agar dapat menjalani kehamilannya dengan selamat perlu
diketahui ibu (Depkes RI, 2010). Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih
langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Padila, 2014).
Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman berbagai informasi yang
disampaikan oleh guru, orang tua, teman, media masa, media elektronik, buku
petunjuk dan tenaga kesehatan. Selain itu terdapat juga faktor lain yaitu
pengalaman, pengaruh orang tua, teman, media masa dan petugas kesehatan.
Semua faktor ini dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pentingnya
pemeriksaan kehamilan (Sumiati, 2012).
30
31
2.3.5
Keluarga merupakan orang terdekat yang memiliki waktu lebih banyak untuk
berinteraksi bersama ibu hamil. Keluarga juga dilibatkan dalam menjaga
kesehatan ibu hamil. Dukungan keluarga merupakan sumber eksternal yang dapat
membantu ibu untuk mengatasi masalah apa pun (Indriyani & Asmuji, 2014).
32
33
34
yang jarak tempat tinggal dekat lebih banyak melakukan pemeriksaan kehamilan
dibandingkan ibu yang jarak tempat tinggal jauh.
2.3.8
Hubungan
Faktor
Pendapatan
dan
Kunjungan
Pemeriksaan
Kehamilan (K4)
Keterjangkauan termasuk jarak akan fasilitas kesehatan akan mempengaruhi
pemilihan pelayanan kesehatan. Siswosuharjo (2004) melakukan penelitian
35