(HETP)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Destilasi adalah proses pemisahan secara fisik yang berdasarkan atas
perbedaan titik didih dan sedikitnya dibutuhkan dua komponen proses
pemisahan tidak dapat dilakukan apabila kedua komponen memiliki komponen
titik didih yang sama. Kondisi ini disebut dengan azeotrop. Height Equivalent of
Theoritical Plate ( HETP ) terdapat di dalam proses pemisahan, salah satunya
adalah proses destilasi. HETP adalah daerah ( stage ) yang mana daerah stage
tersebut terdapat 2 fase cair dan uap yang berada di dalam setimbang.
Prosedur percobaan dari praktikum kolom berpacking ini adalah pertama
mengkalibrasi alcohol 96%. Kemudian membuat alcohol 25% dengan
mengencerkan alcohol 96% dengan aquades. Setelah itu alcohol 25%
dimasukkan ke dalam labu leher tiga. Kemudian serangkaian alat destilasi
dipasang. Alcohol 25% dipanaskan hingga terjadi boil up rate dan timbul
destilat. Kemudian tunggu hingga beberapa saat hingga keadaan steady. Lalu
amati suhu, volume destilat yang diperoleh ditimbang dengan piknometer. Catat
pressure drop dan sample diambil dari atas dan bawah dengan volume 10 cc dan
menentukan kadarnya. Hasil percobaan ditabelkan dan menentukan nilai HETP.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan nilai Height
Equivalent of Theoritical Plate ( HETP ) oleh suatu plate teoritis atau ekivalen
dengan satu plate teoritis pada suatu komposisi yang sama. Selain itu, untuk
mengetahui pressure drop dan konsentrasi dari destilat yang diperoleh.
I.2 Tujuan
1. Menentukan nilai Height Equivalent of Theoritical Plate ( HETP )
2. Untuk menentukan jumlah plate teoritis
3. Melihat pengaruh volatilitas bahan dengan banyak plate
Page | 1
Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Height Equivalent of Theoritical Plate atau sering disebut HETP, banyak
terdapat proses pemisahan seperti dalam menara destilasi, proses absorpsi dan
proses adsorpsi HETP adalah daerah ( stage ) yang mana daerah stage tersebut
terdapat dua fase cair dan uap yang berada dalam keadaan setimbang pada masing
masing fase. Juga dapat dikatakan HETP adalah tempat kontak antara fase cair
dan fase uap, sekaligus titik dimana terjadi tingkat akurasi pemisahan yang
Page | 2
Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur
Page | 6
Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur
Dimana :
Lm
XB
(Anonim, 2012)
Page | 7
Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur
: H2O
: 18.0153 g/mol
: 0.998 g/cm (cariran pada 20 C)
0.92 g/cm (padatan)
: 0 C (273.15 K) (32 F)
: 100 C (373.15 K) (212 F)
Titik lebur
Titik didih
(Anonim, 2015, Air)
2. Alkohol
Rumus molekul
: C2H5OH
Massa molar
: 46,07 g/mol
Penampilan
: Cairan tak berwarna
Densitas
: 0,789 g/cm3
Titik lebur
: 114,3
Titik didih
Kalibrasi alcohol 96%: 78,4
Kelarutan dalam air
: tercampur penuh
Aquadest
Keasaman (pKa)
: 15,9
o
Viskositas
: 1,200 cP (20 C)
(Anonim, 2015,
Etanol)
Alkohol
25%
II.2 Hipotesa
Masukkan
dalam
labuEquivalent
leher 3 of Theoritical
Pada
praktikum
Height
diharapkan diperoleh jumlah plate dalam kolom destilasi dari perhitungan dari
Panaskan
terjadi
boil up
rate
dan
terbentuk
destilat
data hingga
data suhu,
pressure
drop
dan
konsentrasi
destilat.
Serta mendapatkan nilai
Page | 8
Teknik Kimia UPN
Veteran Jawa Timur
Ukur densitasnya
Menentukan kadarnya
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
III.1 Bahan
1. Air
2. Alcohol 25%
III.2 Alat
1. Labu Leher Tiga
2. Thermometer
3. Gelas Ukur
4. Pipet
5. Kondensor
6. Erlenmeyer
7. Statif + klem
8. Piknometer
9. Kompor Listrik
10. Diffider
III.3 Gambar Alat
Page | 9
Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur
III.4 Prosedur
A. Kalibrasi
1. Ukur volume air sebesar 10ml, kemudian masukkan dalam piknometer
2. Timbang piknometer yang sudah diisi dan catat beratnya
3. Ukur air sebesar 9 ml dan etanol 1 ml, lalu masukkan keduanya dalam
piknometer
4. Timbang piknometer yang sudah diisi dan catat beratnya
5. Lakukan prosedur no. 3 dan 4 dengan mengubah volume air menjadi 8
ml dan etanol 2 ml dan seterusnya.hingga volume etanol 10 ml.
B. Destilasi
1. Lakukan pengenceran terhadap etanol 96 % menjadi etanol 25 % 500 ml
2. Masukkan etanol 25 % 500 ml ke dalam labu tiga leher
3. Rangkai alat destilasi yang sudah disiapkan kemudian panaskan hingga
terbentuk destilat
4. Ambil 10 cc distilat yang terbentuk dan 10 cc bottom. Masukkan ke
dalam piknometer kemudian ditimbang dan dicatat beratnya .Catat pula
suhu yang tertera pada kolom dan bottom.
5. Ulangi langkah ke 4 setiap 10 menit hingga 10 kali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tabel Hasil Pengamatan
Massa pikno kosong = 12.635 gr
Massa pikno air
= 20,714 gr
Page | 10
Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur
3
3
= 998, 0450 kg/ m = 0,998 g/ cm
etanol
3
3
= 990,64 kg/ m = 0,99064 g/ cm
Vetanol
Xcr
Densitas
Xcr
( ml )
( ml )
( gr )
( v/v )
Etanol
( mol / mol )
(kg/m3)
10
23.083
997.04
22.94
0.1
983.39
0.0389
22.806
0.2
970.61084
0.08198
22.669
0.3
957.53691
0.13021
22.534
0.4
944.653
0.18506
22.314
0.5
923.659
0.24686
22.114
0.6
904.573
0.31987
21.898
0.7
883.96
0.40766
21.645
0.8
859.816
0.51642
21.386
0.9
835.099
0.65886
10
21.056
803.799
0.85694
Page | 11
Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur
T
kolom
T labu
m1
piknometer +
m1
piknometer +
bottom
destilat
(menit)
(c)
(c)
campuran
destilat
campuran
bottom
(m1/ml)
(m2/ml)
10
32
84
20.56
21.01
799.2201259
20
32
84
20.4
21.13
30
33
83
20.42
40
34
84
50
34
60
X bottom (xw)
X destilat (xd)
756.2769549
0.621386605
0.934894353
821.9211329
751.291065
0.469069007
0.973444695
21.23
842.5525292
763.1496731
0.338684008
0.882488775
20.18
21.09
840.1450543
749.7213997
0.353503754
0.985673781
84
20.13
21.1
852.609953
754.9098166
0.277901589
0.945420387
33
85
20.02
21.08
869.9292308
760.7374031
0.177499183
0.900785882
70
34
86
19.77
21.05
885.1285658
750.4922539
0.093834751
0.9796626
80
34
87
19.78
20.9
889.6229002
769.0690408
0.069892367
0.838034137
90
35
85
19.41
20.64
885.8318785
749.7202969
0.090064041
0.985682388
100
35
84
19.36
20.43
888.1231602
766.2127328
0.077841417
0.859406358
Page | 12
IV.1.3 Tabel Volume Destilat dan Bottom pada Akhir Setiap Run
No Run
Kondisi
Refluks
Xfed
Vdestilat
(ml)
Vbottom
(ml)
Total
0.25
10
10
Total
0.25
10
10
Total
0.25
10
10
Parsial
0.25
10
10
Parsial
0.25
10
10
Parsial
0.25
10
10
Parsial
0.25
10
10
Parsial
0.25
10
10
Parsial
0.25
10
10
Tinggi Kolom
(cm)
Jumlah Plate
HETP
32
5.33
IV.3 Grafik
Page | 14
Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur
Kurva Kalibrasi
1
0.8
0.6
X etanol (mol/mol) 0.4
f(x) = - 0x + 4.23
R = 0.98
Linear ()
0.2
0
800
850
900
950
1000
xb
xd
0.2
0
0
20
40
60
80
100
120
Waktu
Page | 15
Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur
IV.4 Pembahasan
Dari grafik diatas tentang kurva kalibrasi densitas etanol dapat dilihat
semakin besar nilai densitas etanol maka fraksi mol etanolnya semakin kecil.
Didapatkan nilai y = 9E-06x2 - 0.0213x + 11.896 dan R =0.9849 Sedangkan
untuk grafik kesetimbangan Uap Cair Etanol dmulai dimula dari titik Xd yang
berpotongan dengan garis x=y dibuat anak tangga dengan batas persamaan
garis operasi dengan kurva kesetimbangan. Anak tangga tersebut berakhir pada
titik Xw. Jumlah tahap pada refluks parsial adalah jumlah anak tangga yang
terbentuk sepanjang Xd dan Xw. Xw dan Xd bernilai masing - masing Xw =
0.077841417 dan untuk Xd sebesar 0.859406358, untuk nilai Xf didapatkan
dari perhitungan fraksi mol yang masuk dengan nilai 0,6. Sehingga bila semua
di plotkan akan didapatkan plate teoritis sebanyak 6 buah. Dan tinggi HETP 5.3
cm.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
V.1 Simpulan
17
supaya
kerusakan/kebocoran
dalam
alat
percobaan
dapat
diminimalisir.
3. Berhati-hati dalam mengoperasikan kompresor pada saat trial laju alir udara
,karena alat yang digunakan tidak tahan terhadap tekanan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Perhitungan Plate Teoritis (http://cheeng09. blog.com/2012 /01/
24/perhitungan- theoritical-stage-mccabe-thiele/) Diakses pada tanggal 17
Maret 2016 pukul 13.45 wib
18
2015.
Distilasi
(http://mtdp.blogspot.co.id/2015/01/distilasi-jenis-
APPENDIX
a. Data Literatur
Data Kesetimbangan Uap-Cair yang Diuji Pada Tekanan Praktikum
T (C)
79,1
80,1
Xa
0,8
0,7
Ya
0,858
0,822
19
81
82
83,2
84,7
87,3
91,8
95,2
98,1
100
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0,05
0,02
0
0,794
0,771
0,746
0,713
0,656
0,527
0,377
0,192
0
Densitas air
28
(g/ml)
0,97727
Tdidih (C)
Puap (mmHg)
Air
18
100
28,4521
Etanol
46
78,4
76,2812
20
Jadi untuk membuat etanol 25 % 500 ml, diperlukan 130,2 ml etanol 96%
yang diencerkan hingga 500 ml dengan aquadest.
2. Densitas etanol
Massa pikno kosong = 12,635 gr
Massa pikno air
= 23,083 gr
3
3
air
etanol =
air
21.0112.635
. 997.045
23.08312.635
= 799.2 gr / cm3
etanol
3
3
= 799.2 kg/ m = 0,7992 g/ cm
X ethanol
X ethanol =
3
= 0.0389 kg/ m
3. Densitas Bottom
21
air
air
21.0112.635
. 997.045
23.08312.635
= 799.2 kg / cm3
4. Densitas Distilat
Untuk densitas bottom pada menit ke 10
distilat =
20.5612.635
x 997.045
23.08312.635
= 756.277 kg / m3
5. Menghitung Fraksi Mol pada Destilat
Untuk destilat pada menit ke 10
Xet , D=9.106 ( 0.756 )2 0.0213 . ( 0.756 )+ 11.896
= 0,934894353
Xd
Rm+1
22
0.6=
0.86
Rm+1
Rm=0.43
8. Menghitung y operasi
Xd
Yop=
(Rm x 1,5)+1
Yop=
0.86
(0.43 1.5)+1
0.52
Tinggi Kolom
JumlahTahap Kesetimbangan
32
=5.33 cm
6
23