Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Mempelajari dan menggunakan alat alat ukur
2. Menentukan volume dan massa jenis zat padat
3. Menggunakan teori ketidakpastian
I.2.

Dasar teori

Volume benda padat dapat dilakukan dengan pengukuran bendanya


tersebut atau dimensinya (jika bentuk benda berturan) dan untuk benda yang tidak
beraturan digunakan pengukuran dengan prinsip Archimedes. Pengukuran benda
yang beraturan bentuknya bisa juga disebut dengan cara statis, yaitu mengukur
panjang, lebar dan tebal benda tersebut dilain tempat. Pengukuran benda yang
tidak beraturan dilakukan dengan prinsip Archimedes atau dengan cara dinamis,
yaitu dengan mencelupkan benda padat kedalam gelas ukur yang berisi air yang
sebelumnya sudah diukur massa di udaranya, kemudian setelah dicelupkan
didapatlah massa yang baru yaitu massa di air. Volume benda padat ini adalah
selisih massa di udara dengan massa di air.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a. Mikrometer skrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup
presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm.
Penggunaan mikrometer sekrup biasanya untuk mengukur diameter benda
melingkar yang kecil.

Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari


benda-benda yang cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter
kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer

sekrup sangat luas, intinya adalah mengukur besaran panjang dengan lebih
presisi.

b. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat
mencapai 1/100 milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian
diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran
sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna
maupun alat.
Jangka sorong berfungsi untuk mengukur suatu benda dari
sisi luar dengan cara dihapit, untuk mengukur sisi dalam
suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur, untuk mengukur
kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur.

c. Neraca teknis
Neraca teknis merupakan salah satu alat untuk mengukur
massa benda. Neraca teknis termasuk kedalam neraca

teknis yaitu neraca yang tidak memiliki ketelitian yang


tinggi. Neraca teknis hanya memiliki ketelitian 0,01 gram.
Karena ketelitiannya yang rendah neraca ini biasanya
hanya dipakai untuk menimbang zat atau benda yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi.

Hukum Archimedes
Benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat
cair akan mendapat gaya angkat ke atas oleh zat cair, yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
dijabarkan oleh Archimedes (287 212 SM) yang disebut Hukum
Archimedes.
Makin besar volume zat cair yang dicelupkan ke dalam zat cair,
makin besar gaya ke atas yang dialami oleh benda itu. Besar
gaya ke atas ini disebut gaya apung.
FA = Wu
Wa
FA = gaya ke atas dialami benda (N)
Wu = berat benda di udara (N)
Wa = berat benda di air (N)
FA = Mf g = f Vbt
g
f = massa jenis fluida
Mf = massa fluida yang dipindahkan
Vbt = volume benda yang tercelup

BAB II
ALAT DAN BAHAN

II.1.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Alat yang digunakan


Jangka sorong
Mikrometer skrup
Neraca teknis
Bejana gelas
Thermometer
Higrometer
Barometer
Bangku penumpu

II.2. Bahan yang digunakan


1. Kunci
2. Balok
3. Silinder

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1. Cara statis :


1. Dicatatlah dahulu suhu ruangan pada awal dan ahir
percobaan.
2. Diukurlah panjang dan lebar benda padat dengan tempat
yang berlainan. Dibuatlah tabel hasil pengukurannya
masing masing.
3. Diukurlah tebalnya dengan mikrometer skrup, dan lakukan
langkahnya sama seperti no.2.
4. Ditentukanlah massa benda padat dengan cara
menimbang cukup sekali saja.
5. Diukurlah benda padat yang lain dengan harga masing
masing penyimpangan.
III.2. Cara dinamis :
1. Dicatatlah suhu air pada ruangan pada awal dan akhir
percobaan.
2. Ditentukan massa benda padat dengan cara menimbang.
3. Ditimbang sekali lagi benda tersebut tergantung pada tali
tipis.
4. Ditimbang sekali lagi benda yang tergantung tersebut
terendam seluruhnya di dalam air. Ingat airnya tidak ikut
tertimbang dan benda tidak mengenai dasar bejana.
5. Diulangi seluruh pengukuran tersebut di atas untuk benda
padat yang lain.

BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
IV.1. Data Pengamatan
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan
tanggal 28 Oktober 2014, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut :
Keadaan ruangan
Sebelum percobaan
Sesudah percobaan

P (cm)Hg
75,55 Hg
75,55 Hg

T (oC)
28oC
28oC

C (%)
57 %
63 %

1. Cara Statis
a. Balok
Massa = 20 gram
No Panjang(cm)
1.
2.
3.
X
x

4,025
4,003
4,004
4,010
2,272

Lebar(cm
)
1,002
1,001
1,001
1,001
1,290

Tinggi(cm) Volume(cm3)
1,975
1,906
1,901
1,927
0,109

7,965
7,637
7,619
7,740
-

(gr/cm3)
2,51
2,61
2,62
2,58
-

Pelaporan ketidakpastian
(p p) = (4,010 2,272) cm
(l l) = (1,001 1,290) cm
(t t) = (0,109 0,109) cm
Tingkat kepercayaan 96%
b. Silinder
Massa = 45,2 gram
Tinggi
Diameter
(cm)
(cm)
1.
2,906
1,625
2.
2,904
1,625
3.
2,904
1,626
X
2,904
1,625
x 2,581
1,290
Pelaporan ketidakpastian
No

Jari-jari
(cm)
0,8125
0,8125
0,813
0,812
0,0005

(t t) = (2,904 2,581) cm
(d d) = (1,625 1,290) cm
(r r) = (0,812 0,0005) cm

V (cm3)

(gr/cm3)

6,023
6,019
6,027
6,023
-

7,504
7,509
7,499
7,504
-

Tingkat kepercayaan 95%


2. Cara Dinamis
Benda (kunci) :
No

Benda

1.

Kunci

Mudara
(gram)
18

Mair
(gram)
16

Volume
(cm3)
2

(g/cm3)
9

Ketelitian neraca teknis = 0,1 gram


x = x 0,1 gram = 0,05 gram
Pelaporan ketidakpastian sebagai berikut :
(Mu m) = (18 0,05)gram
(Ma m) = (16 0,005)gram
Tingkat kepercayaan 86%
Literatur massa jenis ( )

aluminium
besi
tembaga
kuningan

= 2,7 g/cm3
= 7,9 g/cm3
= 8,9 g/cm3
= 8,6 g/cm3

IV.2 Perhitungan
a. Cara Statis
1) Balok
Massa
= 20 gram
Volume dan massa jenis (p) percobaan 1, 2 dan 3 :
Percobaan 1 :
Volume = p x l x t
= 4,025 cm x 1,002 cm x 1,975 cm = 7,965 cm3

massa
20 g

2,51 g/cm 3
3
volume 7,965 cm

Percobaan 2 :
Volume = p x l x t
= 4,003 cm x 1,001 cm x 1,906 cm = 7,637 cm3
massa
20 g
p

2,61 g/cm 3
3
volume 7,637 cm

Percobaan 3 :
Volume = p x l x t
= 4,004 cm x 1,001 cm x 1,901 cm = 7,619 cm3
massa
20 g
p

2,62 g/cm 3
3
volume 7,619 cm

Ketelitian Balok

x literatur - x percobaan
Ketelitian 1 x literatur

x 100%

2,7 g/cm - 2,58g/cm 3

12,7 g/cm 3

0,12g/cm 3
1 x 100%
2,7 g/cm 3

1 - 0,44 x 100%

x 100%

0,96 x 100%
96%

2) Silinder
Massa

= 45,2 gram

Volume dan massa jenis Silinder Besi pada percobaan 1, 2 dan 3:

Percobaan 1 :
Volume silinder besi Volume tabung
r2 t
3,14 x 0,8125 x 2,906
2

6,023 cm 3

massa
volume
45,2 gram

6,023 cm 3

Massa jenis ( p)

7,504 gram/cm 3

Percobaan 2 :
Volume silinder besi Volume tabung
r2 t
3,14 x 0,8125 x 2,904
2

6,019 cm 3

massa
volume
45,2 gram

6,019 cm 3

Massa jenis ( p)

7,509 gram/cm 3

Percobaan 3 :

Volume silinder besi Volume tabung


r2 t
3,14 x 0,813 x 2,904
2

6,027 cm 3

massa
volume
45,2 gram

6,027 cm 3

Massa jenis ( p)

7,499 gram/cm 3

Ketelitian silinder

xliteratur - x percobaan
x 100%
Ketelitian 1
x
literatur

7,9 g/cm - 7,504 g/cm 3

1 x 100%
7,9 g/cm 3

0,396 g/cm 3
1 x 100%
7,9 g/cm 3

1 - 0,05 x 100%
0,95 x 100%
95%

b. Cara Dinamis
Volume massa udara - massa air
18 gram - 16 gram
2 gram
2 cm 3

Volume benda (kunci) :

Massa jenis ( p )

massa
volume

18 gram
18 16 cm 3
18 gram

2 cm 3
9 gram/cm 3

massa udara
massa udara massa air

benda :

Massa jenis ()

xliteratur - x percobaan
x 100%
Ketelitian 1
x
literatur

7,9 g/cm - 9 g/cm 3

1 x 100%
7,9 g/cm 3

1,1 g/cm 3
1 x 100%
7,9 g/cm 3

1 - 0,139 x 100%
0,861 x 100%
86%

Ketelitian benda

BAB V
PEMBAHASAN

Pengukuran dalam fisika merupakan kegiatan membandingkan kuantitas


fisik tertentu kepada kenyataan fisik yang sebenarnya. Pada pengukuran panjang
kuantitas fisik tertentu ini bisa berupa satuan millimeter (mm), centimeter (cm),
atau meter (m). pada kegiatan membandingkan ini, dibutuhkan alat ukur. Untuk
mengukur besaran panjang, umumnya digunakan penggaris, jangka sorong dan
mikrometer skrup.
Hasil pengukuran yang dibaca dari alat ukur sesungguhnya bukan nilai
mutlak, melainkan salah satu nilai yang mungkin menjadi angka hasil
pengukuran. Oleh karena itu, hasil pengukuran dilaporkan sebagai suatu rentang
nilai yang mungkin, yang menyatakan panjang benda sebenarnya. Dalam
pengukuran juga ada yang namanya ketidakpastian dan perlu juga adanya aturan
mengenai ketidakpastian yang akan digunakan.

Ketidakpastian dalam sebuah percobaan dapat dilihat dari berapa kali


seseorang melakukan percobaan. Semakin sedikit percobaan yang dilakukan
semakin kecil juga nilai ketidakpastiannya. Dalam percobaan ini dilakukan tiga
kali percobaan jadi kemugkinan data

nilai ketidakpastiannya bisa mencapai

100%. Tetapi sebenarnya setiap pengukuran yang dilakukan berkali-kali pasti


memiliki nilai ketidakpastian.
Adapun sebab-sebabnya antara lain:
1. Adanya nilai skala terkecil (least count) yang timbul oleh keterbatasan alat
ukur.
2. Adanya ketidakpastian bersistem.
3. Adanya ketidakpastian titik nol.
4. Keterbatasan pengamat.
Teori ketidakpastian dilakukan karena :
1. Keterbatasan alat
2. Kemampuan membaca atau kesalahan penglihatan
Untuk mengetahui volume benda padat dapat dilakukan dengan
pengukuran bendanya tersebut atau dimensinya (jika bentuk benda berturan) dan
untuk benda yang tidak beraturan digunakan pengukuran dengan prinsip
Archimedes.
Pengukuran benda ada 2 cara, yaitu :
1. Cara statis
Syarat suatu benda diukur menggunakan cara statis yaitu :
-

benda harus beraturan


tidak elastis

2. Cara dinamis
Syarat suatu benda diukur menggunakan cara dinamis yaitu :
-

benda tidak beraturan


elastis
Pengukuran benda yang beraturan bentuknya bisa juga disebut dengan

cara statis, yaitu mengukur panjang, lebar dan tebal benda tersebut dilain tempat.

Untuk mengetahui massa benda ini yaitu dengan cara menimbangnya cukup satu
kali percobaan saja. Setelah diketahui volume dan massanya, dapat diketahui
massa jenisnya dengan cara massa dibagi volume dan juga dapat diketahui bahan
apa yang digunakan dalam pembuatan benda tersebut setelah diketahui massa
jenisnya.
Pengukuran benda yang tidak beraturan dilakukan dengan prinsip
Archimedes atau dengan cara dinamis, yaitu dengan mencelupkan benda padat
kedalam gelas ukur yang berisi air yang sebelumnya sudah diukur massa di
udaranya, kemudian setelah dicelupkan didapatlah massa yang baru yaitu massa di
air. Volume benda padat ini adalah selisih massa di udara dengan massa di air.
Untuk mengetahui massa jenis benda padat ini yaitu massa di udara dibagi dengan
volume, dapat diketahui juga bahan apa yang digunakan untuk pembuatan benda
tersebut seelah diketahui massa jenisnya.
Massa jenis dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara massa
benda dengan volume benda. Satuan massa jenis dala Satuan Internasional (SI)
adalah kg/m3. Massa jenis berfungsi untuk menentukan suatu zat. Tiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda beda. Sebuah zat dengan massa yang
berbeda atau volume yang berbeda akan memiliki massa jenis yang sama.
Massa besi dan perak boleh saja sama, tetapi kedua jenis logam tersebut
memiliki nilai massa jenis yang cukup berbeda secara signifikan. Harga antara
besi dan perak pun sangat jauh berbeda, sehingga perlu ada pembeda yang baku
dalam membedakan dua jenis logam tersebut.
Literatur massa jenis ( )

aluminium
besi
tembaga
kuningan

= 2,7 g/cm3
= 7,9 g/cm3
= 8,9 g/cm3
= 8,6 g/cm3

Untuk megetahui massa jenis suatu benda, dalam percobaan kali ini kita
menggunakan dua alat, yaitu jangka sorong dan mikrometer skrup untuk

mengetahui volumenya terlebih dahulu dan alat timbang (neraca) untu mengetahui
massa benda tersebut.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
Dari percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda
sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang serta lebar
suatu benda.
2. Untuk mengetahui volume suatu benda dapat dilakukan dengan 2 cara.
Yaitu dengan cara statis dan dinamis.
3. Pengukuran dengan cara statis dan dinamis memiliki ketelitian yang
berbeda, ketelitian yang dihasilkan dari cara statis lebih besar
dibandingkan dengan cara dinamis.
4. Setelah dilakukan percobaan diperoleh hasil balok 2,58 kg/m3, silinder
7,504 kg/m3 dan kunci 9 kg/m3.
VI.I Saran
1.

Ketika akan melakukan percobaan, alangkah lebih baik kita harus


mengetahui materi mengenai pengukuran benda padat terlebih dahulu.

2.

Lakukanlah pengukuran lebih dari dua kali agar mendapatkan hasil yang
lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor
Datasoal.com/definisi-massa-jenis
kbs.jogjakota.go.id
Tim Erlangga Fokus SMA. 2013. Erlangga Fokus UN SMA/MA 2014 Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta : Erlangga.
Wulandari, yayan S.Si. 2012. Rumus Saku Fisika SMA Kelas 1, 2 dan 3.
Tangerang : Scientific Press.
Wikipedia.indonesia

LAMPIRAN
Tugas Akhir
1. Berikan keterangan mengapa tebal benda tidak diukur dengan jangka sorong,
melainkan dengan mikrometer skrup?
Jawab :
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur tebal suatu benda yang
tipis, karena ketelitian mikrometer sekrup lebih baik dibandingkan jangka
sorong, yaitu 0,01 milimeter. Jika digunakan untuk mengukur tebal benda
dengan maksimal 2,5 cm,maka mikrometer sekruplah yang digunakan,
sedangkan jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang atau lebar
suatu bahan dengan ketelitian 0,05 milimeter.
2. Apakah massa tali tipis dapat diabaikan dalam ketelitian 1 %?
Jawab :
Tidak dapat, karena ketelitian massa tali tipis 1 % juga bisa berpengaruh
terhadap ketelitian pengukurannya.
3. Tentukan volume benda-benda padat dengan kedua cara!
Jawab :
- Cara statis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk beraturan seperti balok yang
memiliki sisi yang teratur. Untuk menghitung volumenya, balok memiliki

penghitungan yang matematis yaitu

l t

. dan masih banyak lagi

benda yang memiliki bentuk yang beraturan.


- Cara dinamis
Untuk volume benda yang memiliki bentuk tidak teratur, contoh : kunci.
Yaitu, dengan cara menghitung volumenya dengan hukum Archimedes.
Langkahnya menghitung massa awal atau massa diudara kemudian
menghitung massa diair. Volumenya adalah selisih massa di udara dengan
massa di air.

4. Dari kedua cara di atas, manakah menurut pengamatan yang paling teliti?
Jawab :
Cara statis yang paling teliti, karena cara statis biasanya dilakukan
pengukuran terhadap benda yang beraturan, benda yng beraturan sudah jelas
memiliki perhitungan yang jelas dan juga cara statis biasanya pengukuran
dengan alat yang memiliki ketelitian yang jelas atau signifikan.
5. Tentukan massa jenis benda-benda padat tersebut?
Jawab :
Massa jenis benda yang diukur adalah
Balok
massa
20 g
p

2,58 g/cm 3
3
volume 7,740 cm
massa
volume
45,2 gram

6,023 cm 3

Massa jenis ( p)

7,504 gram/cm 3

Silinder

Kunci

m udara
m
18

9 gram/cm 3
v m udara m air
2

6. Dari langkah 5, tentukan jenis benda-benda tersebut!


Jawab :
Literatur massa jenis ( )

aluminium
= 2,7 g/cm3
besi
= 7,9 g/cm3
tembaga
= 8,9 g/cm3
kuningan
= 8,6 g/cm3
maka, balok merupakan alluminium, silinder merupakan besi dan kunci
merupakan besi.

7. Tentukan volume benda-benda tersebut pada suhu oC, langkah 6?


Jawab :
Pada temperatur ruang (28 oC), volume
- Balok, volume = 7,740 cm3
- Silinder, volume = 6,023 cm3
- Kunci, volume = 9 cm3
8. Sebutkanlah salah satu cara lain untuk menentukan volume benda padat!
Jawab :
Dengan mencelupkan benda yang akan diukur volumenya kedalam
wadah yang berisi air yang sebelumnya telah dicatat volume
awalnya,

kemudian

setelah

dicelupkan

kedalam

air,

lihatlah

pertambahan volume yang terjadi pada wadah yang berisi air


tersebut, pastilah volumenya bertambah. Pertambahan volume
itulah yang bisa kita jadikan volume sebuah benda tersebut.

Anda mungkin juga menyukai