Anda di halaman 1dari 5

Suatu reservoir minyak akan menurun kemampuannya dalam berproduksi

akibat terbatasnya
tekanan alamiah reservoir dan kehilangan tekanan selama proses produksi
berlangsung. Pada
saat produksi berlangsung, tekanan reservoir akan terus menurun sehingga laju
produksi yang
dihasilkan pada proses produksi tahap pertama (primary recovery) akan semakin
kecil dan
cenderung menjadi tidak menguntungkan lagi. Jumlah minyak yang dapat
diproduksi pada
tahap pertama berkisar antara 10 % sampai dengan 30 % dari jumlah total minyak
awal yang
terdapat di dalam reservoir. Oleh karena itu jumlah minyak yang masih tersisa
dalam reservoir setelah produksi tahap pertama tersebut masih sangat besar.
Proses perolehan minyak tahap pertama merupakan proses perolehan dengan
menggunakan tenaga pendorong alami, seperti tenaga pendorong gas terlarut
(solution gas drive), tenaga pendorong air (water drive), dan tenaga pendorong
tudung gas (gas cap drive). Mengingat
masih cukup besarnya minyak yang tersisa setelah produksi tahap pertama, maka
untuk
mengatasi hal tersebut diupayakan suatu usaha untuk meningkatkan perolehan
minyak.
Metode peningkatan perolehan minyak tahap lanjut ini dikenal dengan metode
peningkatan
perolehan tahap kedua (secondary recovery) dan metode peningkatan perolehan
tahap ketiga
(tertiary recovery). Metode perolehan minyak tahap kedua mengacu pada teknik
yang
bertujuan untuk mempertahankan tekanan reservoir, seperti injeksi air atau injeksi
gas.
Sedangkan metode peningkatan perolehan minyak tahap ketiga mengacu pada
semua teknik
yang diaplikasikan sesudah teknik perolehan tahap kedua.Teknik perolehan minyak
tahap

kedua dan tahap ketiga biasa dikenal dengan teknik peningkatan perolehan minyak
(enhanced
oil recovery EOR). Secara umum EOR didefinisikan sebagai teknik peningkatan
perolehan
minyak dengan melakukan injeksi material, yang secara normal material tersebut
tidak berada
di reservoir. Definisi EOR tersebut mencakup semua jenis proses perolehan minyak
(drive,
push-pull, dan well treatment) dan melingkupi berbagai teknik peningkatan
perolehan dengan
menggunakan bahan kimia (chemicals agent).
Dari berbagai kajian teoritis, eksperimen di laboratorium, dan lapangan dewasa ini,
maka
diperkenalkan suatu metode EOR yang baru yaitu vibroseismik (VibroSeismic Impact
Technology VSIT). Pada prinsipnya, metode ini menerapkan stimulasi gelombang
elastik ke
dalam reservoir dengan menggunakan vibrator dari permukaan. Vibroseismik bukan
merupakan pengganti metode EOR konvensional, tetapi dapat digunakan sebagai
alternatif
atau sebagai alat pelengkap agar metode yang telah ada menjadi lebih efektif dan
optimal.
Vibrasi seismik, berdasarkan eksperimen lapangan, telah digunakan untuk
mendapatkan
peningkatan perolehan yang cukup sukses di lapangan minyak Negara Rusia.
Berdasarkan
eksperimen laboratorium vibrasi seismik dapat memperbesar pori batuan pada
kasus tertentu,
menurunkan viskositas, meningkatkan permeabilitas, menurunkan tegangan
permukaan, dan
mengubah komposisi fluida yang ada. Mengacu pada hal tersebut, maka vibrasi
seismik
ternyata dapat memperbaiki mobilitas minyak. Keunggulan teknologi vibroseismik
dibanding

teknologi lainnya adalah biaya operasinya yang relatif murah dan tidak merusak
lingkungan.
Teknologi eksploitasi baru dari Rusia untuk meremajakan lapangan tua marginal
(kurang
ekonomis) yaitu teknologi yang menggunakan vibroseis truk dengan roda setinggi
manusia
dewasa itu menurunkan pelat besi di perutnya dan beratnya bisa mencapai 27 ton.
Perlahan
pelat baja berukuran 1 x 1,5 meter itu mulai bergetar dan memukul tanah di
bawahnya dengan
irama tetap. Getaran seismik yang mencapai kedalaman ratusan meter tersebut
bisa
membangunkan ladang-ladang minyak tua kembali berproduksi.
Sepintas teknik vibroseismik ini terlihat amat mudah. Cuma getarkan, tunggu
sebulan, minyak
pun menyembur. Tapi, sesungguhnya tak sesederhana itu karena untuk
menentukan lokasi
penggetaran saja tidak asal-asalan. Ada perhitungan yang harus dilakukan dan
perlu teknik
monitoring untuk memperkirakan di mana letak yang baik. Setelah menentukan
beberapa titik
lokasi yang harus digetar, truk pun mulai beraksi. Untuk satu titik, truk itu bisa
bergetar 3 6
jam sehari. Keesokannya, truk pindah ke titik lain atau tetap pada titik yang sama
sesuai
dengan kondisi ladang minyak. Kegiatan ini bisa berlangsung 1 3 bulan. Reaksi
getaran itu
bisa langsung dirasakan dengan peningkatan produksi minyak sepekan setelah
digetarkan.
Namun, ada pula yang responsnya baru terlihat pada enam bulan pasca
penggetaran. Dalam
beberapa kasus, lapangan tetangga yang berjarak beberapa kilometer juga ikut
bangun.

KenaikanRecovery Factor yang diperoleh dari tiap tiap sumur bervariasi, ada yang
10%
sampai 70%. Kadar minyak juga bisa meningkat, ada satu lapangan minyak dari
10% menjadi
90%.
Suatu studi laboratorium yang dilakukan oleh Tutuka Ariadji, dkk di laboratorium
ITB, vibrasi
menyebabkan peningkatan harga porositas efektif batuan sebesar 1% sampai 10%
dari harga
porositas sebelum vibrasi. Adanya pengaruh dari penggetaran (frekuensi dan
amplitudo)
terhadap Saturasi Minyak Sisa (Sor) yaitu dapat menurunkan Sor sampai 55 %,
menaikkan
Permeabilitas Relatif Minyak (kro) sampai 73 %, menaikkan Permeabilitas Relatif Air
(krw)
sampai 76% dari harga awalnya. Pada umumnya, kenaikan krw lebih tinggi dari
pada kenaikan
kro atau terjadi kenaikan kadar air untuk frekwensi 10 Hz.
Mekanisme vibroseismik dalam peningkatan perolehan minyak dan gas memiliki
dampak pada
dua segi, yaitu segi batuan dan fluida yang terdapat di dalam batuan tersebut. Dari
segi fluida,
getaran yang diberikan akan menambah energi yang nantinya akan mengurangi
tekanan
kapiler, sekaligus tegangan permukaan. Pada beberapa percobaan yang dilakukan,
terdapat
juga perubahan viskositas fluida setelah diberi efek getaran. Dari segi batuan,
pemberian
getaran ini akan memperbesar nilai porositas dan permeabilitas batuan tersebut.
Besar
kandungan clay juga merupakan faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
Meski demikian, tidak semua lapangan minyak cocok menggunakan teknologi ini.
Hanya

lapangan minyak di darat atau dekat pantai dan memiliki 20 38 API. Sifat
geologi juga
mempengaruhi efektivitasnya. Batuan pasir (sandstone) lebih ramah dibanding
gambut atau
batu bara, karena lapisan gambut dan batubara meredam frekuensi dan amplitude
yang
dihantarkan dari vibroseis truk. Teknik vibrasi ini sebetulnya bekerja dengan cara
menghilangkan gesekan atau tegangan permukaan antara minyak dan batuan di
sekitarnya.
Sebagai contoh, permukaan air yang bisa bergerak sampai ke mulut botol bila diberi
getaran.
Tegangan permukaan air dengan dinding botol hilang sehingga air bisa tumpah
keluar.
Teknik ini paling ekonomis dan effisien dibanding teknik Enhanced Oil Recovery
(EOR) yang
ada karena tidak memerlukan infrastruktur baru dan tidak perlu penambahan
sumur pemboran
yang baru dan dapat juga diterapkan dengan metode EOR yang lain secara
bersamaan. Teknologi menginjeksikan air ke dalam sumur untuk mendorong minyak
keluar selain tidak ekonomis untuk lapangan kecil, juga perlu filter yang mahal.
Sedangkan injeksi uap panas bias mengakibatkan minyak justru meleleh. Selain dari
pada itu, teknologi vibroseismik ini merupakan metode yang paling ramah terhadap
lingkungan dibandingkan dengan metode lain.

Anda mungkin juga menyukai