Anda di halaman 1dari 39

Ku daki surga dengan membaca. Dan Ku tuliskan dalam gerak irama ibadah.

Proposal Pendirian Taman Baca Masyarakat "Aksara Dunia"

Proposal Pendirian Taman Baca Masyarakat


SEBAGAI WAHANA PEMBELAJARAN ANAK BANGSA
MENUJU KEADILAN SOSIAL BERKEADABAN
A. Latar Belakang

Kemerdekaan adalah hak segala bangsa,


mencerdaskan kehidupan bangsa, mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur.
Semangat kemanusiaan di atas sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945, seolah
membisikkan ke dalam bilik sanubari segenap elemen bangsa untuk segera berupaya
mencerdaskan kehidupan rakyat Indonesia. Secara jelas, misi pendidikan tersebut menduduki
posisi vital dalam membangun karakter sebuah bangsa. Sejarah mencatat, hampir empat abad
lamanya belenggu kolonialisme berjaya di bumi Indonesia. Tak terhitung berapa banyak sumber
daya alam seperti bahan-bahan makanan dan energi diserap habis-habisan, begitu juga mental
bangsa yang coba dihancurkan, diperas dan dihina semena-mena oleh bangsa penjajah.
Kokohnya belenggu kolonialisme dilatarbelakangi karena ketertinggalan pendidikan bangsa
Indonesia dibandingkan dengan bangsa di luarnya. Kemelaratan dan kemiskinan sengaja
dijadikan alat agar rakyat Indonesia tidak berdaya dan melupakan kebutuhan pendidikannya.
Sehingga, kebutuhan mempertahankan hidup menjadi satu-satunya tujuan rakyat Indonesia saat
itu.
Sekarang, setelah Indonesia merdeka kebijakan tentang pendidikan mulai bergairah dan bergerak
maju. Dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) dan (2) ditegaskan tentang hak warga negara yang
diikuti dengan kewajiban pemerintah mengusahakan dan menyenggaran sistem pengajaran
nasional. Begitu pula pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003

pasal 5 (1) mengamanatkan bahwa pendidikan adalah hak bagi semua warga negara untuk
mendapatkan pendidikan yang bermutu. Lebih jelas lagi dalam UU Sisdiknas Pasal 3 disebutkan
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertangung jawab.
Untuk menunjang kebijakan tersebut, telah banyak terobosan program yang dirancang dan
dilaksanakan pemerintah. Sejak era reformasi dapat kita ketahui sejumlah kebijakan yang cukup
pro pendidikan. Dan memasuki tahun 2008-2009 anggaran pendidikan telah dinaikkan hingga
20% dari total belanja negara dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sesuai
dengan amanat UU Sisdiknas. Hal ini merupakan isyarat positif untuk meningkatkan mutu
pendidikan dalam rangka membentuk karakter bangsa yang lebih maju dan beradab.
Isyarat positif ini dapat dilihat dari adanya perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, subsidi
pendidikan melalui dana BOS, mulai digalakkannya pendidikan gratis mulai SD hingga SMA,
Program Keluarga Harapan (PKH) yang ditujukan untuk keluarga tak mampu agar giat
bersekolah, dan disahkannya UU Guru dan Dosen yang memunculkan konsekuensi peningkatan
kesejahteraan guru dan dosen, baik dari sisi profesionalitas guru melalui program sertifikasi,
hingga peningkatan taraf kehidupan guru itu sendiri. Semua ini adalah iklim produktif atas misi
kemajuan dunia pendidikan untuk sekarang dan masa depan.
Namun di tengah upaya peningkatan mutu pendidikan, realitas sosial yang berkembang di
masyarakat berjalan tidak sebanding dengan yang diharapkan. Data menunjukkan, tingkat
pengangguran semakin lama semakin meningkat, kriminalitas semakin merajalela, dan angka
anak putus sekolah semakin tinggi. Hal ini merupakan hambatan terhadap upaya perbaikan yang
sedang digalakkan. Keterlibatan semua komponen masyarakat diharapkan dapat mengakselerasi
upaya-upaya perbaikan tersebut, sehingga terjadi keselarasan antara kebijakan pemerintah
dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Berdasar studi di atas dan berawal dari sebuah intensitas diskusi kecil yang diprakarsai oleh
Komunitas Kajian Ilmiah OGB Community, dan didorong pula oleh kebutuhan masyarakat
akan wadah yang mengayomi putra-putri mereka, terciptalah satu gagasan untuk mendirikan
perpustakaan masyarakat yang diberi nama Tama Baca Masyarakat Aksara Dunia. Gagasan ini

sebagai bentuk tanggung jawab dalam melakukan rekayasa sosial demi tercapainya peningkatan
mutu pendidikan di masyarakat.
Keberadaan Taman Baca ini sangat penting melihat kejumudan masyarakat yang sulit
mengontrol anak-anak mereka. Kesibukan mencari sumber penghidupan melalaikan orang tua
akan arti penting pengawasan masa kanak-kanak dan masa pubertas menjelang dewasa.
Akibatnya, masa keemasan ini sering lepas dari amatan orangtua yang mengakibatkan karakter
anak yang hedonis, asosial dan malpraktek. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak remaja
yang lari pada dunia narkoba (baca, pengedar dan pengguna narkoba), dan keputusan bunuh diri
di usia dini. Alasan inilah yang menjadi landasan ideal pendirian Taman Baca Masyarakat ini,
supaya anak-anak generasi bangsa tersebut dapat berkumpul dan bersosial secara positif dengan
melakukan aktivitas belajar dan bermain bersama.
Adapun penempatan Taman Baca Masyarakat (TBM) ini sengaja diletakkan di tengah mobilitas
sosial yang berdekatan dengan akses perdagangan di pasar tradisional Dukun dan dekat lembaga
pendidikan di sekitarnya. Di kawasan ini terdapat ritus pendidikan yang telah lama mengakar di
masyarakat, berupa lembaga pendidikan pondok pesantren (Ihyaul Ulum, Maskumambang dan
Al-Karimi) dan lembaga-lembaga pendidikan yang lain, mulai tingkat PAUD hingga Perguruan
Tinggi (PT). Ditinjau dari letak geografisnya berdekatan dengan perbatasan kecamatan
Karangbinagun Kabupaten Lamongan. Maka dipilihnya kecamatan Dukun Gresik sebagai tempat
berdirinya Taman Baca Masyarakat (TBM) ini sangat representatif karena aksesnya yang mudah
dijangkau.

B. Visi dan Misi


Visi dan misi berdirinya taman baca masyarakat ini adalah;
-

Mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berharkat dan bermartabat demi tercapainya cita-cita
luhur keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Menjunjung tinggi nilai kemanusian dengan tercapainya keberhasilan pendidikan jasmani dan
rohani.

C. Peta Persoalan
-

Belum adanya forum/kelompok strategis yang mendesain tentang perpustakan masyarakat di


sekitar wilayah kecamatan Dukun Gresik.

Belum terdapat pusat pembelajaran diluar kegiatan pendidikan formal, baik berupa tempat
permainan bersama maupun tempat berdiskusi.

Masih berseraknya buku-buku atau dokumentasi-dokumentasi tertulis tentang kondisi sosial dan
kebudayaan masyarakat, khususnya kondisi masyarakat sekitar Dukun Gresik yang merupakan
pusat pendidikan pesantren mulai dulu hingga sekarang.

Paradigma pendidikan yang masih berpegang teguh bahwa pendidikan hanya didapatkan
dilembaga formal tanpa mengindahkan manfaat yang sangat besar dari pendidikan informal, nonformal.

Terhambatnya akses publik untuk mengakses buku-buku terbaru yang amat dibutuhkan untuk
kelanjutan misi pendidikan masyarakat.

D. Rencana Kegiatan
Adapun rencana kegiatan yang diagendakan pada TBM ini sebagaimana berikut:
1. Membuat taman bermain anak-anak
Kegiatan ini untuk menarik minat anak-anak agar datang dan berkumpul, sekaligus dijadikan
wahana untuk bersosial dan melakukan pembinaan mental. Skala permainan yang digunakan
adalah permainan tradisional dan out bond.
2. Mendesain kelompok bercerita
Kegiatan ini berguna untuk mewariskan budaya tutur dari hasil transformasi pengetahuan

yang sudah diperoleh, baik berkaitan dengan tema-tema sejarah, keagamaan dll.
3. Diskusi tematik mingguan dan bulanan
Kegiatan ini diprioritaskan untuk kalangan siswa-siswi, mahasiswa dan jenjang akademik yang
lebih tinggi agar mempunyai sensifitas sosial yang dibutuhkan masyarakat.
4. Studi kebutuhan buku bacaan masyarakat
Mengupayakan minat pengetahuan mayarakat akan informasi yang diharapkannya.

E. Tujuan Kegiatan
-

Membangun kebudayaan masyarakat yang gemar membaca dan menulis.

Mensosialisasi gagasan tentang pendidikan sepanjang hayat sebagai alternatif pendidikan yang
merakyat.

Mengembangkan kapasitas kelompok terdidik supaya memahami dan memperjuangkan hak-hak


sosial dan kemasyarakatannya.

Mendorong kelompok mayoritas terdidik (guru, dosen, kiai, ustadz, dll) agar memberikan akses
dan kesempatan yang setara bagi kelompok masyarakat bawah untuk berpatisipasi di dalam
produksi pengetahuan umum, agama dan teknologi.

Membentuk kelompok-kelompok strategis untuk mengembangkan gagasan tentang pembinaan


masyarakat melalui dunia pendidikan non-formal agar sesuai dengan kemampuan masyarakat
bawah.

F. Kelompok dan Wilayah Sasaran


Kelompok sasaran kegiatan ini adalah anak-anak desa, siswa-siswi sekolah, mahasiswa
komunitas santri pesantren dan beberapa elemen masyarakat umumnya.
Untuk kegiatan tahun pertama kelompok sasaran ini diprioritaskan di:
1. Sekolah-sekolah formal; MI/SD, MTS/SMP, MA/SMA.
2. Lembaga-lembaga pendidikan masyarakat seperti TPA/TPQ
3. Kelompok bimbingan belajar mulai tingkat MI/SD s/d MA/SMA.
4. Lembaga pendidikan Pesantren di sekitar Kecamatan Dukun Gresik.
5. Organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan.

Alasan Pemilihan Kelompok Sasaran


Secara faktual, terdapat banyak kelompok-kelompok sosial yang tersebar di kecamatan
Dukun Gresik, mulai dari guru, mahasiswa, ustadz dan elemen masyarakat lain seperti pegawai
desa, kecamatan, pedagang-pedagang, kuli pasar dll. Tetapi sangat tidak mungkin untuk
menjangkau masing-masing individu-individu tersebut di dalam kegiatan untuk waktu 1 tahun ke
depan. Untuk itu, sangat diperlukan prioritas lembaga-lembaga pendidikan formal yang sangat
dimungkinkan bisa dimasukkan ke dalam wilayah kegiatan sekaligus bisa dilakukan kerjasama
yang intens dan mendalam.

G. Manajemen Pengelolaan
Untuk memajukan perpustakaan masyarakat ini diperlukan beberapa langkah-langkah dan sistem
pengelolaan, antara lain;

- Sharing buku dengan perpustakaan daerah Kabupaten Gresik


- Kerjasama dengan penerbit, baik berupa resensi buku, bedah buku dll.
- Pengadaan buku melewati beberapa tahap
1. Melalui instansi pemerintah
2. Sumbangan dari mekanisme rekruetmen anggota, dengan klasifikasi sebagai berikut;
a. Untuk anak-anak (SD s/d SMA) diwajibkan menyumbang dua (2) buku bacaan.
b. Untuk umum (mahasiswa, guru, dosen dan sepadannya) diwajibkan menyumbang tiga buku.
3. Donatur dan sumbangan halal lain tak mengikat.
Catatan; untuk biaya perawatan masing-masing anggota dikenakan iuran Rp 2000,-/bulan.

H.
KANTOR KEC BUNGAH

Dena lokasi
Untuk Keterangan Lebih Lanjut
Silakan Menghubungi:
OGB Community
Jl. Raya Dukun No 35 Sembungankidul, Gresik; 61155.
Telp : ( 031 ) 70127788,
Email : riyaadlotul_muhtaajiin@ymail.com/adu_mongso@yahoo.com
CP : Wahyudi (085855235923), Ubaidillah (08123026783)

I.

Struktur Pengelola
Penasehat

: H. Sadan Maftuh, BA.

Pembina

: Camat Dukun Gresik


Kepala Desa Sembungankidul

Direktur Eksekutif

: Ubaidillah Bahrum, S. Ag.

Sekretaris

: Ida Fitriyah, S.Ei.

Bendahara

: H. M. Ata Syifa Nugraha, ST.

Bidang Sirkulasi dan Perpustakaan

: M. Miftah Wahyudi, S. Psi.


Hilyatul Millah, S. PdI

Bidang Pendidikan dan Latihan

: M. Husni Mubarrok

Bidang Rekrutmen & Pembinaan Anggota : M. Taufiq Kumullah, S. Pd.

Bidang Litbang

: Fathul Qorib, S. Ag.

Bidang Perlengakapan dan Sarana


Bidang

Humas

dan

: Khoirul Azhar, S. Pd.

Lembaga

Muji

Faqoth,

S.

Th.

Zayyin Amrullah

J.

Skala Kebutuhan
Selain kebutuhan akan bahan pustaka, kami juga memiliki fasilitas penunjang seperti;
No.
1
2
3
4
5
6

Jenis fasilitas
Komputer Pentium IV
Karpet
Meja baca besar
Meja baca kecil
Rak panjang
Rak dinding

Kuantitas
2 unit
2 buah
1 buah
4 buah
1 buah
2 buah

Adapun beberapa hal yang dibutuhkan sebagaimana terlampir (Lampiran I)

K. Profil Lembaga Pengusul


OGB Community merupakan sebuah organisasi independen bervisi kemasyarakatan yang
memiliki komitmen untuk Membangun Wacana Kritis Masyarakat melalui Pendidikan,
Pelatihan dan Kajian. Cikal bakal organisasi ini adalah sekelompok pemuda yang mayoritas
merupakan jebolan pesantren Ihyaul Ulum Dukun Gresik yang bervariasi angkatan di mana ratarata adalah lulusan S1. Dari intensitas pembicaraan warung kopi komunitas ini terlahir dengan

nama OGB Community, yang pada tanggal 05 September 2008 atau 05 Ramadlan 1429 secara
kultural resmi didirikan, beranggotakan 9 orang (Kang Ubaidillah Bahrum, Kang Husni, Gus
Ata, Mr. Taufiq, Kang Azhar, mas Yudi, Kang Ijum, Kang Fathul, Zayin) dan dalam
perjalanannya hingga sekarang bertambah lagi beberapa anggota di antaranya; Ida Fitriyah,
Hilyatul Millah, Abd. Rozak dll.
Pada awal berdirinya, OGB Community belum mempunyai kantor tetap dan masih
nebeng di gedung Lt. 2 kantor MTS Ihyaul Ulum. Atas kedermawanan hati KH. Sadan Maftuh,
BA. diberilah izin untuk menempati rumah beliau di alamat JL. Raya Dukun no 35
Sembungankidul. Akhirnya, rumah ini resmi menjadi kantor OGB Community di mana dalam
acara peresmiannya turut menyaksikan beberapa elemen masyarakat, seperti sekretaris desa
Sembungankidul, rektor STAIU, mahasiswa dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
Selanjutnya, lembaga yang banyak menaruh concern pada persoalan-persoalan
pendidikan dan kebudayaan ini menunjukkan eksistensinya dengan membuat satu media berupa
buletin jumat. Dalam sejarah pembuatan buletin ini, nilai tradisi pesantren sowan tidak lepas
dari ciri dan identitas yang terus mendarah daging di organisasi ini. Kepada dua Kiai sepuh di
Pondok Pesantren Ihyaul Ulum (KH. Sadan Maftuh, BA. dan KH. Syaihun) niatan ini pun
dimusyawarahkan, dan hasilnya diberilah nama buletin ini dengan nama Riyaadlotul_Muhtaajiin,
yang bermakna kesungguhan bagi mereka yang selalu rindu dalam hal ini ridlo Allah Swt .
Selain itu, untuk menunjukkan sifat independensi yang tidak ingin tergantung pada
orientasi material mana pun, baik funding maupun yang lain, sebagai support pendanaan OGB
Community mempunyai unit usaha yang berjalan pada penerbitan dan percetakan dengan nama
OGB Graphics.
Dalam perkembangannya, OGB Community memiliki beberapa orientasi garapan sosial
kemasyarakat, di mana yang paling realistis dan dekat momennya adalah pendirian Taman Baca
Masyarakat Aksara Dunia , yang bertujuan untuk membina anak-anak generasi bangsa agar
tidak lepas dari tanggungjawabnya sebagai manusia seutuhnya, baik bagi dirinya, agama dan
bangsanya. Implementasi dari tujuan tersebut adalah berlaku prefentif bagi generasi muda agar
tidak terjerumus pada dunai narkoba, hedonis, asosial dan tindakan tercela lainnya. Sekaligus
memberi penyadaran diri bahwa, generasi muda memiliki potensi dalam melanjutkan cita-cita
keadilan dan kesederajatan antar manusia, baik sebagai warga negara maupun makhluk ciptaan
tuhan.

Adapun program kerja yang telah dilaksanakan OGB Community sampai dengan saat ini
adalah:
1.

Penerbitan buletin jumat Riyaadlotul Muhtaajiin di masjid-masjid se-kecamatan Dukun Gresik,


dan se-kecamatan Karangbingangun Lamongan.

2.

Refleksi hari kebangkitan Nasional ke-101 di Kantor OGB Community.

3.

Tim peneliti pada program unggulan UKM Kabupaten Gresik (tahun 2009).

4.

Diskusi rutin tematik mingguan dan bulanan hingga sekarang.

L.

Penutup
Demikian hal-hal yang dapat kami kemukakan sebagai gambaran mengenai rencana
pelaksanaan program nantinya, semoga dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangannya.
Atas bantuan dan terkabulnya permohonan ini kami sampaikan terima kasih.

Proposal TBM Rintisan

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT

PKBM
JL.Soekarno Hatta

CAHAYA

Kel Bukit Nenas Kec Bukit Kapur Dumai

Telp (0765)
Akta Notaris No : 02

Kode Pos 28841


Izin Operasional

Nilem : 14.2.12.4.1.0003

No : 033

PROPOSAL

BANTUAN PENYELENGGARAAN TBM RINTISAN


TAHUN ANGGARAN 2012

Diajukan Kepada
Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal,
dan
Informal, Kementerian Pendidikan Nasional
Gedung E. Lt. 6, Kantor Kemdiknas, Jalan Jenderal
Sudirman,
Senayan, Jakarta 10270.

Oleh

PKBM CAHAYA
JL.SOEKARNO-HATTA
KELURAHAN BUKIT NENAS
KECAMATAN BUKIT KAPUR KOTA DUMAI
PROVINSI RIAU

PEMERINTAH KOTA DUMAI

DINAS PENDIDIKAN
Jalan Tanjung Jati No. 2 Telp. (0765)33335 Fax.(0765) 31049
Dumai 28814

REKOMENDASI
Nomor : 420/DISDIK-3.1/....

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama
:

Dra.NURBAITI

Kabid Pendidikan Pra Sekolah,Pendidikan Luar Sekolah dan Pendidikan

Khusus Kota Dumai

Alamat

menerangkan bahwa

Jalan Tanjung Jati Telp (0765)33335 Fax (0765) 31049


:

Nama Lembaga

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM Cahaya

Alamat Lembaga

Jl Soekarno-Hatta Kel Bukit Nenas Kec Bukit Kapur Kota

Ir. Amir Sugiarto

Dumai
Nama Ketua
Telp./Hp/Faks

Adalah dinilai layak mengajukan Proposal kepada Direktorat Pembinaan


Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,Nonformal
dan Informal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendapat dana
bantuan TBM Rintisan Tahun 2012.
Demikian rekomendasi ini diterbitkan sebagai bahan pertimbangan bagi yang
berkepentingan.

Dikeluarkan

di

Dumai
Pada Tanggal :

5 April

2012

Kabid Pendidikan Pra


Sekolah,Pendidikan
Luar Sekolah dan
Pendidikan Khusus
Kota .Dumai

Dra.
NURBAITI
Nip.
196005111986032003

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas limpahan
karunia

dan

taupik

serta

hidayah-Nya

Proposal

Permohonan

Bantuan

Penyelenggaraan TBM Rintisan Tahun 2012 dapat terselesaikan.

Proposal ini diajukan sebagai bentuk permohonan untuk


mendapatkan Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Kegiatan Taman Bacaan
Masyarakat yang dikelola dibawah naungan PKBM Cahaya Kelurahan Bukit Nenas
Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai. Proposal ini juga dimaksudkan sebagai bahan
pertimbangan Bapak untuk memberikan dukungan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan peningkatan minat baca masyarakat.
Kami sadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih banyak terdapat kekurangan namun diharapkan dapat memberikan
gambaran sekaligus infomasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
mengambil kebijakan.

Akhirnya kepada semua pihak kami sampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga atas segala bantuan sehingga proposal ini dapat tersusun sebagaimana
yang diharapkan.

Dumai, 04 April
2012
Ketua

PKBM

Cahaya

Ir.Amir
Sugiarto
NIP 19651006200801
1002

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .............................................................


1. Latar Belakang

.....................................................................

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN ...... ............................................

1. Maksud dan Tujuan Menyelenggarakan TBM ............................ 3


2. Maksud dan Tujuan mengajukan Bantuan TBM ......................... 3
BAB III IDENTITAS LEMBAGA PEMOHON ...............................

1. Profil PKBM ...........................................................................

2. Visi dan Misi PKBM ................................................................

3. Program yang Diselenggarakan .................................................

a. Pendidikan Kesetaraan .... ..................................................

b. Kursus dan Bimbingan Belajar .............................................


5
c. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ......................................

d. Keaksaraan Fungsional (KF) .................................................

e. Life Skill (Pendidikan Kecakapan Hidup) ..............................


8
f. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) .........................................

g. Warga Belajar ........................................................................


9
h. Tenaga Pendidik ...................................................................

10

BAB IV TBM YANG DISELENGGARAKAN ............................... 10


1. Nama TBM Rintisan ...........................................................
2. Visi dan Misi TBM.................................................................

10
10

3. Struktur Organisasi TBM ...................................................... 11


4. Bahan Bacaan yang Sudah Dimiliki ......................................
12
5. Tempat Pelaksanaan ...........................................................
13
6. Sarana yang Sudah Dimiliki .................................................
13
7. Sistem Pengelolaan Bahan
Bacaan ....................................... 13
8.
Layanan yang diberikan kepada Pengunjung ......................... 14
9. Jadwal buka TBM ..............................................................
14
BAB V RENCANA PENGGUNAAN DANA ..................................

15

BAB VI PENUTUP ...........................................................................

16

1. Kesimpulan .........................................................................
17
2. Saran ..................................................................................
LAMPIRAN

18

BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan faktor penting untuk mengentaskan rakyat dari


kebodohan,

keterbelakangan

dan

kemiskinan.

Pemerintah

mencerdaskan kehidupan bangsa . Hak untuk mendapatkan

berkewajiban

pengajaran atau

pendidikan dinyatakan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang


menetapkan bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran.
Salah satu upaya yang dapat di jadikan sebagai sarana untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap berbagai bidang pengetahuan
adalah

melalui

merupakan

kegiatan

gemar

membaca

Pengembangan

budaya

baca

salah satu program pendidikan masyarakat yang bertujuan untuk

membangun masyarakat yang memiliki pengetahuan,keterampilan, maju dan


mandiri yang pelaksanaanya dapat diwujudkan melalui Taman Bacaaan Masyarakat
(TBM) sebagai medianya
TBM adalah sebuah lembaga yang menyediakan bahan bacaan yang
di butuhkan oleh masyarakat. Sebagai tempat penyelenggaraan

pembinaan

kemampuan membaca dan belajar , sekaligus sebagai tempat untuk mendapatkan


informasi bagi masyarakat. Pengelola TBM adalah mereka yang memiliki dedikasi
dan kemampuan teknis dalam mengelola dan melaksanakan layanan kepustakaan
kepada masyarakat. Bahan pustaka adalah semua jenis bacaan dalam berbagai
bentuk media
Program TBM merupakan pembaharuan dari Taman Pustaka Rakyat yag di
dirikan oleh pendidikan masyarakat pada tahun lima puluhan. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Oleh karena itu
keberadaan TBM sangat penting sebagai sarana belajar masyarakat

untuk itu

kemampuan , ketrampilan dan kinerja pengelola harus di tingkatkan sehingga dapat


mengelola TBM sebagai mana mestinya .
Kenyataan menunjukkan bahwa program TBM belum sepenuhnya berhasil
direalisasikan sebagaimana yang diharapkan. Salah satu penyebabnya adalah
kemampuan, keterampilan serta dana pendukung yang dimiliki oleh suatu lembaga
belum memadai untuk menyediakan faslitas bahan bacaan dan ruang membaca
yang sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat

warga masyarakat di Kelurahan Bukit Nenas


Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai mayoritas adalah masyarakat yang hidup
dengan mengandalkan

mata pencaharian sebagai buruh dan petani, Jika hari

minggu, masyarakat tersebut menjual hasil pertanian dalam bentuk sayuran dan
buah-buahan ke pasar Suka Ramai di Kelurahan Bukit Kayu Kapur yang terletak

4 km dari tempat mereka tinggal.Sedangkan bagi masyarakat yang bermata


pencaharian sebagai buruh pendapatan yang mereka peroleh sangat bergantung
pada

ada tidaknya pesanan material yang akan mereka muat (buruh angkut

pasir,bongkar muat sawit).Dari tingkat pendapatan mereka yang rendah ,ini juga
mempengaruhi pada tingkat daya beli terutama kemampuan untuk membeli buku
bacaan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Bertitik tolak permasalahan diatas, maka dengan segala keterbatasan yang
dimiliki dan dengan adanya upaya pemerintah untuk mengalokasikan sumber dana

dekosentrasi yang diarahkan untuk membantu lembaga dalam mengelola Taman


Bacaan Masyarakat (TBM) maka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cahaya
bermaksud untuk membuat suatu rintisan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang
berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Kecamatan Bukit Kapur Kelurahan Bukit Nenas
Kota Dumai. Keberadaan TBM dimaksudkan untuk mendukung pembudayaan
kegemaran membaca masyarakat dan sebagai wadah pembinaan meningkatkan
kemampuan keaksaraan yang telah mereka peroleh ketika

mengikuti program

Keaksaraan Fungsional (KF) dan pemberantasan buta hurup.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud dan tujuan menyelenggarakan TBM

Adapun maksud penyelenggaraan TBM adalah untuk memberikan layanan


bahan bacaan yang merata ,meluas dan terjangkau oleh masyarakat dengan
mudah dan murah.Sedangkan tujuan menyelenggarakan Taman Bacaan Masyarakat
adalah :
(a)

Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta


masyarakat yang cerdas

(b)
(c)

Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat,


Mendukung

peningkatan

Pemberantasan Buta
(d)

kemampuan

aksarawan

baru

dalan

Aksara sehingga tidak menjadi buta aksara lagi.

Mendorong terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat

rangka

(e)

Mewujudkan

kualitas

berketerampilan

dan

kemandirian

masyarakat

yang

berpengetahuan,

,berbudaya maju dan beradab.

2. Maksud dan tujuan mengajukan bantuan TBM

Maksud dan tujuan mengajukan bantuan TBM adalah untuk melengkapi sarana
dan prasarana misalnya rak/almari buku untuk menyimpan/menempatkan bahan
bacaan yang memadai untuk menyimpan bahan bacaan yang dimiliki, buku atau
bahan

bacaan

yang

dibutuhkan

seperti

buku

pengetahuan

umum,

buku

keterampilan, buku keagamaan, buku karya sastra termasuk buku fiksi lainnya,
buku pelajaran sekolah, dan referensi. serta fasilitas lainnya yang diperlukan sesuai
dengan rincian anggaran dana yang diajukan pada komponen anggaran biaya yang
tertera pada lampiran

BAB III
IDENTITAS LEMBAGA PEMOHON

A.

Profil PKBM Cahaya

B.

visi dan misi pkbm cahaya


a.

visi pkbm cahaya

Menjadi mitra masyarakat menuju kehidupan yang lebih cerdas, sejahtera


dan bermartabat.
b.

Misi PKBM CAHAYA

Misi PKBM Cahaya adalah sebagai berikut:

a Menyelenggarakan layanan pembelajaran berbasis kebutuhan masyarakat


b

Menyelenggarakan layanan konsultasi berbagai bidang kehidupan dan kebutuhan

masyarakat.
c Membantu akses yang dibutuhkan oleh masyarakat.
d Meningkatkan partisipasi masyarakat dan lintas pelaku terkait.

C.

program yang diselenggarakan

Berikut dipaparkan program yang diselenggarakan oleh PKBM CAHAYA


Kelurahan Bukit Nenas Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai.

1.

Pendidikan kesetaraan
Rendahnya tingkat perekonomian berdampak terhadap tingkat pendidikan.
Masyarakat di pedesaan pada umumnya memiliki keterbatasan dana untuk
menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dari hasil
pengumpulan data dilapangan masih banyak ditemui anak-anak usia sekolah yang
putus pendidikannya pada tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SMP) dan ada yang telah duduk di tingkat sekolah menengah atas (SMA)
namun tidak berhasil menyelesaikan pendidikannya.
Dumai merupakan kota industri, sejak terjadinya perubahan status kota
administratif menjadi kota madya, menyebabkan semakin banyak investor yang
menanamkan modalnya terutama yang bergerak di bidang pengolahan minyak
kelapa sawit.Berdirinya industri di kota Dumai secara tidak langsung dapat
menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar, namun karena perusahaan
adalah sebentuk badan usaha yang pada hakekatnya lebih cendrung mengejar
keuntungan (benefit), maka seringkali ditemui masyarakat tempatan tidak dapat
bekerja pada perusahaan yang didirikan di daerah mereka sendiri dengan alasan
mereka tidak memiliki kecakapan dan tingkat pendidikan yang memadai.

Dalam upaya untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat di sekitar


Kelurahan Bukit Nenas, maka PKBM CAHAYA berusaha merekrut anak-anak putus
sekolah

dan

juga

kelompok

pemuda

agar

dapat

tetap

menyelesaikan

pendidikannya melalui jalur pendidikan non formal yaitu pendidikan luar sekolah
(PLS).
2.

Kursus dan Bimbingan Belajar


Meningkatnya jumlah pengangguran secara luar biasa yang disebabkan oleh
perubahan perekonomian indonesia, meningkatnya jumlah angka putus sekolah,
menurunnya angka melanjutkan pada jalur pendidikan sekolah menjadi indikasi
menurunnya Human Developmen Index (HDI) Indonesia. Sejalan dengan itu. Kursus
sebagai salah satu program pendidikan pada jalur pendidikan luar sekolah yang
memiliki fleksibilitas program yang tinggi, menjadi makin diminati masyarakat
untuk menyiapkan diri memperoleh bekal keterampilan dalam merebut pasar kerja
yang kompetitif. Tidak hanya itu, memasuki era perdagangan bebas, kursus telah
menjadi menjadi lembaga pendidikan yang mempunyai daya saing di tingkat
internasional. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa banyak lembaga kursus asing
yang akan masuk ke Indonesia, dan banyak pula lembaga kursus dari Indonesia
yang akan menyelenggarakan programnya di luar negeri.

Menurut Direktori Kursus Indonesia (2003: iii) Kursus


merupakan lembaga pendidikan yang memiliki fleksibilitas tinggi, sehingga
penanganannya juga memerlukan sumber daya yang memadai. Kursus dapat
dilaksanakan secara berjenjang atau tidak berjenjang dan berkesinambungan (multi
entry multi exit). Waktu pembelajaran dapat dilaksanakan dengan sistem kredit
semester, ekstrakulikuler, dan reguler secara intensif jam, minggu, atau bulan.

Sasarannya yang dapat dilayani adalah anak-anak, dewasa, atau orang tua
(dengan tingkat usia); anak-anak sekolah, mahasiswa, karyawan, atau penganggur/
pencari kerja. Tenaga pendidik kursus dapat berasal dari tenaga pendidik kursus,
instruktur praktek, dan ahli keterampilan tertentu, baik dari perusahaan atau unsur
lain. Kurikulum yang digunakan dapat berupa kurikulum yang disusun oleh kursus
bersama industri, nasional, maupun internasional. Demikan fleksibilitasnya dan
keragamannya, untuk menjawab tantangan kursus di masa mendatang diperlukan
informasi yang lengkap, sehingga berbagai pihak dapat saling memanfaatkan jasa
kursus.
3.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus
dikembangkan. Ia memiliki karakteristik yang khas dan tidak sama dengan orang
dewasa serta akan berkembang menjadi manusia dewasa seutuhnya. Dalam hal ini
anak merupakan seorang manusia atau individu yang memiliki pola perkembangan
dan kebutuhan tertentu yang berbeda dengan orang dewasa. Anak memiliki
berbagai macam potensi yang harus dikembangkan. Meskipun pada umumnya anak
memiliki pola perkembangan yang sama, tetapi ritme perkembangannya akan
berbeda satu sama lainnya karena pada dasarnya anak bersifat individual.
Anak usia dini adalah

sosok individu yang sedang menjalankani proses

perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya.


Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 8 tahun (NAEYC,
1992). Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai
aspek seperti: fisik, sosio-emosional, bahasa dan kognitif sedang mengalami masa
yang tercepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk,1992). Anak
usia dini terbagi menjadi 4 (empat) tahapan yaitu masa bayi dari usia lahir sampai
12 (dua belas) bulan, masa kanak-kanak/batita dari usia 1 sampai 3 tahun, masa
prasekolah dari usia 3 sampai 5 tahun dan masa sekolah dasar dari usia 6 sampai 8
tahun. Setiap tahapan usia yang dilalui anak akan menunjukkan karakteristik yang
berbeda. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak
haruslah memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan.
Apabila perlakuan yang diberikan tersebut tidak didasarkan pada karakteristik

perkembangan anak, maka hanya akan menempatkan anak pada kondisi yang
menderita.
Diharapkan dengan program Pendidikan Anak Usia dini maka dapat
mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap
perkembangannya, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, mengembangkan
sosialisasi anak, mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak dan
memberikan kesempatan kepada anak untuk menikmati masa bermainnya.
Sasaran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) PKBM CAHAYA adalah anak
yang termasuk kelompok usia 3-6 tahun. Hal ini disesuaikan berdasarkan Acuan
Pembelajaran Pada Kelompok Bermain Dirjen PLS .
4.

Keaksaraan Fungsional
Pemerintah Indonesia sedang menghadapi tantangan yang cukup berat untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Disamping terbatasnya ketersediaan
anggaran, terbatasnya sumberdaya pendidikan untuk dapat mencapai standar
mutu yang memadai. Pemerintah juga dihadapkan pada kenyataan bahwa
penyandang buta aksara jumlahnya masih cukup besar. Peningkatan angka melek
huruf menjadi perhatian serius pemerintah karena ia berpengaruh secara siknifikan
terhadap tingkat Human Development Indeks (HDI), dan HDI menjadi salah satu
indikator keberhasilan pemerintah dan di mata internasional. Mulai tahun 2005,
Pemerintah telah kan program Keaksaraan Fungsional, sebagai upaya untuk
mempercepat peningkatan tingkat melek huruf (literacy rate) dengan target
setidaknya mencapai 95% pada tahun 2009
Keaksaraan

secara

sederhana

diartikan

sebagai

kemampuan

untuk

membaca, menulis, dan berhitung. Sedangkan Fungsional berkaitan erat dengan


fungsi dan/ atau tujuan pembelajaran, serta adanya jaminan bahwa hasil
pembelajarannya benar-benar bermakna atau bermanfaat bagi peningkatan mutu
dan taraf hidup warga belajar dan kehidupan masyarakat.
Program keaksaraan fungsional merupakan bentuk pelayanan Pendidikan
Luar Sekolah untuk membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara,
agar memiliki kemampuan menulis, membaca, berhitung, dan menganalisa, yang

berorientasi pada kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi yang ada di


lingkungan sekitarnya, sehingga warga belajar dan masyarakat.
Tujuan KF yang diselenggarakan oleh PKBM CAHAYA adalah memfasilitasi
masyarakat untuk mempelajari Keterampilan CALISTUNG (Membaca, Menulis,
Berhitung). Sehingga masyarakat melek aksara latin dan angka arab, memfasilitasi
masyarakat untuk mempelajari Kemampuan FUNGSIONAL. Sehingga masyarakat
melek Bahasa Indonesia dan Pengetahuan, Pada akhirnya, bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan taraf hidup masyarakat.

5.

Life Skill (Pendidikan Kecakapan Hidup)


Pendidikan kecakapan hidup adalah suatu upaya untuk meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan. Peserta
program dapat hidup mandiri. Kecakapan hidup dapat dikelompokkan kedalam
empat jenis: (1) kecakapan personal (personal skill), (2) Kecapakan sosial (social
skill),

(3)

Kecakapan

akademik

(academic

skill),

(4)

Kecakapan

vokasional

(vocational skill). Pendidikan kecakapan hidup dalam implementasinya mengacu


pada empat pilar meliputi: (1) learning to know (belajar untuk memperoleh
pengetahuan), (2) learning to do (belajar untuk dapat berbuat atau melakukan
pekerjaan), (3) learning to be
orang
orang

yang
lain).

(belajar untuk dapat menjadikan dirinnya menjadi

berguna), (4) learning live together (belajar untuk dapat bersama


Dalam

konteks

pengentasan

kemiskinan

dan

penanggulangan

pengangguran maka pendidikan kecakapan hidup lebih ditekankan pada upaya


pembelajaran yang bisa memberikan keterampilan untuk usaha mandiri dan / atau
bekerja sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan taraf hidup.
Tujuan PKBM CAHAYA memberikan pelayanan pendidikan kecakapan hidup
kepada

masyarakat

agar:

(a)

Keterampilan,

pengetahuan

dan

sikap

yang

dibutuhkan dalam memasuki dunia kerja baik bekerja mandiri (wirausaha) dan/ atau
bekerja pada suatu perusahaan produksi barang/ jasa dengan penghasilan yang
semakin layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. (b) Motivasi dan etos kerja
yang tinggi serta dapat bekerja secara profesional. (c) Kesadaran yang tinggi
tentang pentingnya pendidikan untuk dirinya sendiri maupun untuk anggota

keluarganya. (d) Kesempata yang sama untuk memperoleh pendidikan sepanjang


hayat (life long educatioan) dalam rangka mewujudkan keadilan pendidikan di
setiap lapisan masyarkat.
Sasaran Program Pendidikan Kecakapan Hidup adalah (a) Usia Produktif (1544 tahun), (b) Prioritas bagi penduduk buta aksara, (c) Tidak sekolah, menganggur/
tidak memiliki pekerjaan tetap, karena tidak memiliki keterampilan (unskills) yang
dapat dijadikan sebagai sumber nafkah, (d) Berasal dari keluarga miskin, (e)
Penduduk laki-laki dan perempuan memperoleh peluang yang sama, (f) Bersedia
mengikuti program sampai selesai.
6.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

TBM

adalah

sebuah

lembaga

yang

menyediakan bahan bacaan yang di butuhkan oleh masyarakat. Sebagai tempat


penyelenggaraan

pembinaan kemampuan membaca dan belajar , sekaligus

sebagai tempat untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat. Pengelola TBM


adalah mereka yang memiliki dedikasi dan kemampuan teknis dalam mengelola
dan melaksanakan layanan kepustakaan kepada masyarakat. Bahan pustaka adalah
semua jenis bacaan dalam berbagai bentuk media
Program TBM merupakan pembaharuan dari Taman Pustaka Rakyat yag di
dirikan oleh pendidikan masyarakat pada tahun lima puluhan. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan minat baca dan budaya baca masyarakat. Oleh karena itu

keberadaan TBM sangat penting sebagai sarana belajar masyarakat

untuk itu

kemampuan , ketrampilan dan kinerja pengelola harus di tingkatkan sehingga dapat


mengelola TBM sebagai mana mestinya .

D.

Warga Belajar
Jumlah warga belajar Kejar Paket B dan C Pada tahun pelajaran 2011/2012 di

Kelurahan Bukit Nenas Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai adalah 60 warga belajar
yang terbagi atas 40 orang warga belajar yang sedang mengikuti program
pendidikan kesetaraan paket C dan 20 orang warga belajar program paket B.
E.

Tenaga Pendidik
Berikut Nama tutor Pendidikan Kesetaraan

PKBM CAHAYA

di

Kelurahan Bukit Nenas Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai

BAB IV
TBM YANG DISELENGGARAKAN

1.

Nama TBM Rintisan


Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Rintisan merupakan upaya penyediaan

bahan-bahan bacaan bagi masyarakat melalui pembentukan TBM baru yang


mampu melayani kegiatan membaca-menulis dan kegiatan literasi lainnya kepada
masyarakat.
Sesuai dengan nama PKBM, maka Taman Bacaan Masyarakat yang dikelola
oleh Lembaga bernama Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cahaya .

2.

Visi dan Misi TBM

1. Visi dan Misi TBM


a. Visi
Mendukung program pendidikan non formal menuju terwujudnya masyarakat yang
gemar membaca

dan gemar belajar.

b. Misi
1. Meningkatkan pelayanan bagi pengguna koleksi bahan bacaan TBM
2. Memberikan pelayanan yang prima terhadap masyarakat yang memanfaatkan
TBM sebagai sarana menimba ilmu pengetahuan.
3. Menambah dan melengkapi koleksi bahan bacaan.
4. Meningkatkan mutu program pendidikan non formal dengan perluasan layanan
bahan bacaan

3.

Struktur Organisasi dan Susunan Pengelola TBM Cahaya

Didalam pelaksanaan kegiatan Taman Bacaan Masyarakat ini dibentuk suatu


organisasi pengelolaannya supaya proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar,
dengan susunan sebagai berikut

Penjelasan Bagan :

Ketua/Penanggung Jawab
Adalah seseorang yang memiliki kewenangan dan tanggungjawab terhadap
keberadaan TBM

ok

Bertanggung jawab atas keberadaan dan keberhasilan serta pencairan dana

demi perkembangan TBM.


Pengelola
adalah

Warga masyarakat yang mempunyai kemampuan dan kemauan dalam

pengelolaan manajemen TBM yang dipilih oleh anggota

Melakukan pengaturan kegiatan TBM perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi

perkembangan TBM
Sekretaris TBM
TBM adalah

pengetahuan tentang administrasi TBM

kok

BM adalah

kok

Mengurus surat menyurat, memberikan pelayanan administrasi

keanggotaan kepada anggota/pengunjung TBM, penagihan buku (setelah mendapat


laporan dari petugas pelayanan peminjaman)
Bendahara TBM

a TBM adalah

kok

Warga masyarakat yang mempunyai kemampuan dan kemauan serta

Warga masyarakat yang mempunyai kemampuan dan kemauan dibidang

pengelolaan administrasi keuangan.


:

Melakukan pencatatan dan pertanggung jawaban penggunaan

keuangan TBM
Petugas TBM
:

Seorang warga masyarakat yang mempunyai kemampuan dan kemauan

dibidang pelayanan perpustakaan kepada anggota/pengunjung TBM.


:

Melayani kebutuhan bahan bacaan yang dicari anggota/pengunjung,

melakukan pencatatan bahan bacaan yang dibaca dan atau yang dipinjam
anggota/pengunjung, merawat bahan bacaan dan menyusun laporan bulanan
kepada pengelola, meletakkan bahan pustaka yang dikembalikan ke tempat
semula.

caan yang sudah dimiliki

Koleksi bahan pustaka yang ada di TBM Cemerlang berdasarkan klasifikasi


persepuluh kelas utama terdiri dari:
-

Karya Umum

Kesenian

Filsafat

Geografi

Agama

FiksiNon Fiksi

Ilmu-ilmu Sosial

Bahasa

Ilmu-ilmu Murni

5.

Kesusasteraan
-

Ilmu-ilmu Terapan
majalah hidayah

Tempat Pelaksanaan
Kegiatan TBM ini dilaksanakan di jalan Soekarno Hatta Kelurahan Bukit
Nenas Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai dengan menggunakan fasilitas gedung
milik sendiri.. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini diberi nama Cahaya dan
diharapkan nantinya TBM ini bisa menjadi salah satu motor penggerak dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
baik secara material maupun mental spiritual melalui penyediaan sarana bahan
bacaan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat..

6.

Sarana yang Sudah Dimiliki


Untuk menunjang dan memenuhi kelengkapan sarana pada sebuah taman

bacaan ,maka TBM Cahaya baru mampu menyediakan bahan bacaan dalam jumlah
yang terbatas, kelengkapan lain yang telah dimiliki diantaranya adalah komputer
dan printer, rak buku tempat meletakkan bahan bacaan, meja dan kursi untuk
membaca.

7.

Sistem Pengolahan Bahan Bacaan

Sistem pengelolaan di TBM dibagi menjadi 3 macam


1. Tugas yang bersifat teknis
Kegiatan memperoses atau mengelola berbagai macam bahan bacaan
yang ada di TBM, beberapa buku, majalah, Koran dan lain lain, sehingga menjadi
siap untuk diatur pada tempatnya, disusun secara sistematis dan dapat dipinjamkan
dan pengembalian setiap macam bahan bacaan dapat berjalan dengan lancar.

2. Tugas yang bersifat pelayanan


Tugas yang bersifat pelayanan adalah suatu pekerjaan/kegiatan yang
berhubungan dengan pelayanan pengunjung. Tugasnya meliputi : Memberikan
informasi yang dibutuhkan pengunjung antara lain menginformasikan adanya buku
baru dan membantu pengunjung mencari buku

3. Tugas yang berhubungan dengan pengembangan TBM antara lain :


a. Melaksanakan perputaran buku dengan TBM yang lain
b. Bekerjasama dengan instansi lain untuk memperkaya bahan bacaan
c. Bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk donator buku.

8.

Layanan yang diberikan kepada pengunjung

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dikatakan baik apabila dapat memberikan


pelayanan yang memuaskan kepada pengunjung. Kepuasan pengunjung diperoleh
apabila pelayanan yang diberikan cepat, tepat dan benar. Layanan perpustakaan
dikatakan

berhasil

apabila

pustaka

yang

disedia

banyak

dibaca

warga

masyarakat.Tenaga Pelayanan TBM harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


Memiliki kemauan dan kemampuan untuk melayani setiap pengunjung
dengan ramah, sopan, teliti dan gemar membaca.Berpenampilan menyenangkan
sehingga pengunjung tidak segan bertanya atau meminta pertolongan, Pandai
bergaul sehingga pengunjung merasa lebih dekat dan diperhatikan

Adapun Sistem Layanan yang diterapkan di TBM terdiri atas sistem layanan
terbuka dan sistem layanan tertutup.
1. Sistem layanan terbuka (Open Acces)
Sistem layanan terbuka memperbolehkan

pengunjung masuk ke ruang baca

untuk melihat lihat, memilih dan mengambil bahan bacaan sendiri dari rak, tanpa
minta bantuan dari petugas.

2. Sistem layanan tertutup (Close Acces)


Sistem layanan tertutup tidak memperbolehkan pengunjung mengambil bahan
bacaan sendiri. Pengunjung yang ingin memilih bahan bacaan dapat mencarinya
melalui catalog dan bahan bacaan yang sudah di peroleh tersebut

dapat diminta

pada petugas untuk mengambilnya.

9.

Jadwal buka TBM

Hari dan jam buka TBM disesuaikan dengan jumlah petugas yang ada.serta
mempertimbangkan aktivitas kerja anggota dan masyarakat. Pada umumnya
masyarakat dilingkungan tersebut memiliki waktu luang yang cukup panjang mulai

pukul 15.00 wib.dengan demikian TBM lebih efisien dibuka pada sore hari, bahkan
malam hari, karena pagi hari anggota dan masyarakat banyak yang bekerja.

BAB V
RENCANA PENGGUNAAN DANA
Adapun rencana penggunaan bantuan dana tersebut adalah untuk : .
Pengadaan bahan bacaan, pengadaan sarana, biaya kegiatan pembudayaan
kegemaran membaca dan untuk biaya operasional TBM.
No

1. Pengadaan Bahan Bacaan

Pembelian buku karya umum

Pembelian buku filsafat dan fsikologi

Pembelian buku agama

Pembelian buku ilmu sosial

Pembelian buku bahasa dan linguistik

Pembelian buku ilmu teknologi

Pembelian buku ilmu sastra

Pembelian buku ilmu murni

Pembelian buku adat istiadat

10

Pembelian buku kesenian dan budaya

11

Pembelian buku kewirausahaan

12

Pembelian buku pertanian tanaman sawit

13

Pembelian buku pertanian tanaman mangga

14

Pembelian buku pertanian tanaman durian

15

Pembelian buku pertanian tanaman nangka

16

Pembelian buku pertanian tanaman semangka

17

Pembelian buku pertanian tanaman jeruk

18

Pembelian buku pertanian tanaman sawo

19

Pembelian buku pertanian tanaman belimbing

20

Pembelian buku pertanian tanaman


kelengkeng

21

Pembelian buku pertanian tanaman ubi

22

Pembelian buku berternak bebek

23

Pembelian buku beternak ayam

24

Pembelian buku beternak kambing

25

Pembelian buku beternak burung puyuh

26

Pembelian buku beternak lebah madu

27

Pembelian buku beternak kelinci

28

Pembelian buku beternak marmut

29

Pembelian buku beternak sapi

30

Pembelian buku budidaya ikan mas

31

Pembelian buku budidaya ikan nila

32

Pembelian buku budidaya ikan lele

33

Pembelian buku budidaya ikan gurami

34

Pembelian buku budidaya udang

35

Pembelian buku budidaya ikan patin

36

Pembelian buku teknologi pedesaan

37

Pembelian buku cara meramu pupuk

38

Pembelian buku perbanyakan tanaman

39

Pembelian buku memberantas gulma tanaman

40

Pembelian buku membuat pola pakaian

41

Pembelian buku teknik mengelas

42

Pembelian buku teknik referasi mobil

43

Pembelian buku teknik dasar menjahit

44

Pembelian buku memperbaiki kendaraan roda


dua

45

Pembelian buku menuju ketenangan bathin

46

Pembelian buku petunjuk meramu obat

47

Pembelian buku menu makanan daerah

48

Pembelian buku panduan 4 sehat 5 sempurna

49

Pembelian buku menu khas daerah

50

Pembelian buku referasi kulkas

51

Pembelian buku jenis makanan pembuka

52

Pembelian buku menuju hidup sehat

53

Pembelian buku penyakit dan pengobatannya

2. Pengadaan sarana Pendukung TBM


N
o

Nama Barang

Pembelian kursi plastik

Pembelian lemari tempat buku

Pembuatan rak buku

Pengadaan meja pembaca

Pembelian gantungan koran

pembelian meja setengah biro

Pembuatan bangku panjang

Pembelian tikar

Pembelian mesin tik

1
0

Kertas dan perlengkapan administrasi

1
1

Pembelian printer canon 2700

1
2

Pembuatan plang nama TBM

Jumlah

3. Biaya operasional

No

Nama Barang

Bantuan Operasional /Honor anggota 6 bulan

Bantuan Operasional Pengelola 6 bulan

Pembelian Atk

Pembelian Kertas HVS

Pembelian Map Tulang

Pembelian obat anti jamur untuk buku

Biaya Administrasi TBM

4. biaya kegiatan

No

Nama Barang
Biaya Peningkatan minat baca (20%)

Biaya seminar TBM

Bantuan transportasi Nara Sumber

Bantuan transportasi Panitia

Bantuan transportasi Peserta

Pembelian Nasi Kotak untuk

Pembelian Snack

Pembuatan sertifikat peserta

Sewa gedung dan kebersihan

10

Kegiatan Pelatihan bagi tenaga administrasi

11

Dana cadangan

BAB VI
PENUTUP

A.

Kesimpulan
Kegiatan

membaca

sama dengan

mengasah

otak

sehingga

mampu

meningkatkan pengetahuan seseorang demikian pula belajar adalah identik dengan


membaca karena biasanya kegiatan belajar juga selalu diawali dengan kegiatan
membaca.Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ini sangat diharapkan oleh
masyarakat di Kelurahan Bukit Nenas untuk menambah wawasan pengetahuan
mereka. Program ini juga secara tidak langsung membuka kesadaran masyarakat
bahwa

hanya

dengan

membacalah

seseorang

itu

akan

memiliki

wawasan

pengetahuan dan keteampilan.Sedangkan bagi masyarakat yang masih buta


aksara, dengan tersedianya sarana bahan bacaan yang bersipat pengenalan hurup
dan angka maka diharapkan secara perlahan kemampuan mereka untuk mengingat
abjad dan hurup akan menjadi semakin baik.

B.

Saran - saran
Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar diperlukan adanya

dana,dengan

adanya

dana,

TBM

dapat

menyediakan

bahan

bacaan

yang

bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. oleh sebab itu
kami sangat mengharapkan adanya dukungan dan bantuan dana dari Instansi
terkait khususnya Dinas Pendidikan Propinsi Riau melalui sumber dana dekosentrasi
tahun 2012 ini. Untuk masa yang akan datang diharapkan bantuan rintisan TBM ini
hendaknya berkelanjutan dan dapat meringankan beban masyarakat pada saat
sekarang ini. Semoga kegiatan ini bermanfaat di masa masa yang akan datang.

Demikian proposal ini kami buat, semoga apa yang kami rencanakan ini
terkabul hendaknya dan dapat memenuhi pemintaan khalayak ramai. Amin ..

....

Dumai , 29 Maret 2012


Ketua PKBM

Cahaya....

Ir. Amir
Sugiarto..
NIP
196510062008011002

TBM Rintisan

NO

JENIS KEBUTUHAN

JUMLAH

HARGA

JUMLAH

A Kegiatan Operasional Taman Bacaan


Masyarakat
1. Honor Tenaga Administrasi 2 orang x 12
bulan

24

250.000

6.000.000

750.000

1.500.000

1 Set

5.000.00
0

5.000.000

2 buah

1.500.00
0

3.000.000

B Kegiatan Pelatihan bagi Tenaga Administrasi


2 Biaya Pelatihan Administrasi Perpustakaan
Bagi Tenaga Administrasi
C Penambahan sarana dan prasarana
4. Komputer Administrasi
5 Meublail
Lemari Buku
Bangku dan Meja

20 buah

5.000.000

250.000

Buku bacaan
Pendidikan
Life skill

100

Pengembangan diri

100

Agama Dll

100

Lain-lain

200

2.000.000
20.000
20.000
20.000
20.000

Total

2.000.000
2.000.000
4.000.000
2.500.000
33.000.0
00

Ke
t

Ke
t

JUMLAH

HARGA

JUMLAH

JENIS KEBUTUHAN

NO

Operasional Kegiatan Taman Bacaan


Masyarakat
6.000.000

250.000

24 Honor Tenaga Administrasi 2 orang x 12


bulan

.1

Kegiatan Pelatihan bagi Tenaga Administrasi


1.080.000

15.000

2.000.000

1.000.00
0

72 Snak dan transport (2 orang x 36 kali


pertemuan)
2 Biaya pelatihan administrasi taman bacaan

2
.3

Penambahan sarana dan prasarana


5.000.000

5.000.00
0

Buah 1 LCD Projektor


Meubel
buah 20
Bangku lipat

5.000.000

250.000

2.000.000

20.000

100

2.000.000

20.000

100
Pendidikan

2.000.000

20.000

100
Life skill

4.000.000

20.000

200
Pengembangan diri

920.000
30.000.0
00

Buku bacaan

Lain-lain
Total

.4
5

Anda mungkin juga menyukai