Topografi dataran
02
Beda Tinggi
(m
)
<5
37
5 50
Hijau Muda
8 13
25 75
Kuning
14 20
50 200
Jingga
21 55
200 500
Merah Muda
56 140
500 1000
Merah Tua
Topografi pegunungan
> 140
> 1000
Ungu
No
Kemiringan
Lereng ( % )
Relief
Warna
Hijau
Tabel 3.2 Klasifikasi bentukan asal berdasarkan genesa dan sistem pewarnaan (van
Zuidam, 1983).
No
Genesa
Pewarnaan
Denudasional (D)
Coklat
Struktural (S)
Ungu
Vulkanik (V)
Merah
Fluvial (F)
Biru muda
Marine (M)
Biru tua
Karst (K)
Orange
Glasial (G)
Biru muda
eolian (E)
Kuning
Unit
Karakteristik
D1
Lereng
landai-curam
menengah
(topografi
bergelombang kuat), tersayat lemah-menengah.
D2
D3
D4
Residual hills
D5
Paneplains
D6
Upwarped paneplains
plateau
Footslopes
D8
Piedmonts
D9
Scarps
Lereng curam-sangat
menengah.
D10
D11
D7
curam,
tersayat
lemah-
D12
Badlands
Unit
Karakteristik
Topografi bergelombang bergelombang kuat dengan
K1
Karst Plateaus
K2
K3
K4
K5
dengan
lereng
menengah
curam,
Karstic/Denudational
Hills and Mountains
Labyrint
or
Starkarst
Zone
pegunungan,
lapis,
depresi
hasil
& glades).
Tower Karst Hills or Perbukitan terisolir dengan lereng sangat curam
K6
K7
K8
K9
Hills
Zone/Isolated
Limestone Remnant
haystacks).
Topografi datar hampir datar mengelilingi sisa
Karst
Plain
Major Uvala/Glades
Bentuk
K10
Poljes
depresi
memanjang
dan
luas,
sering
K11
K12
DryValleys (Major)
Karst Canyons/Collapsed
Valleys
Tabel 3.5. Klasifikasi unit geomorfologi bentuklahan asal struktural (Van Zuidam, 1983).
Unit
Kode
Karakteristik
S1
S2
S3
S4
S5
S6
Cuestas
S7
S8
Topografi bergelombang
perbukitan. Tersayat.
lemah
hingga
S9
Topografi
perbukitan.
bergelombang
kuat
hingga
S 10
kubah/perbukitan sisa
Topografi
perbukitan.
bergelombang
kuat
hingga
Topografi
bergelombang
perbukitan. Tersayat.
kuat
hingga
S 11
Dykes
S 12
Tebing sesar
Topografi
bergelombang
perbukitan. Tersayat.
kuat
hingga
S 13
Depresi graben
Topografi bergelombang
bergelombang kuat.
lemah
hingga
S 14
Tinggian Horst
Topografi
perbukitan.
kuat
hingga
bergelombang
Unit
Karakteristik
F1
Rivers beds
F2
Lakes
Tubuh air.
F3
Flood plains
F4
F5
F6
Fluvial terraces
F7
F8
F9
Fluvial-deltaic
3. Proses Geomorfologi meninggalkan bekas tertentu pada bentuk lahan dan setiap
proses geomorfologi yang bekerja meninggalkan karakteristik tertentu pada masingmasing perkembangannya.
4. Karena perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka dihasilkan
urutan bentuk lahan yang mempunyai karakteristik tertentu pada masing-masing
tahap perkembangannya.
5. Evolusi Geomorfik yang kompleks lebih umum dibandingkan dengan evolusi
geomorfik yang sederhana.
6. Sebagian kecil bentukan di permukaan bumi lebih tua dari Tersier dan sebagian besar
lebih muda dari pleistosen.
7. Studi bentang lahan yang ada sekarang tidak akan berhasil dengan baik jika tidak
memperhatikan perubahan-perubahan geologi dan iklim dimasa lampau.
8. Apresiasi iklim dunia diperlukan untuk mengetahui berbagai variasi pentingnya
perbedaan proses geomorfologi.
9. Walaupun geomorfologi menekankan bentukan yang ada sekarang, namun untuk
mengetahui secara mendalam perlu dipelajari sejarah pembentukan bentuk lahan
tersebut. (Thornbury, 1954)
Selain harus memahami 9 konsep dasar tersebut, diharuskan juga untuk memahami Aspek
kajian Geomorfologi. yang mencakup :
Geomorfologi :
1. Morfografi : Deskripsi bentuk lereng
2. Morfometri : Aspek kuantitatif bentuk lereng, panjang lereng, dan beda tinggi.
Morfogenesa :
1. Morfostruktur aktif : proses dinamika endogen
2. Morfostruktur pasif : tipe dan struktur lithologi dan kaitannya dengan pelapukan dan
erosi.
3. Morfodinamik : Proses dinamika eksogen dalam kaitannya dengan aktivitas angin, air,
es, gerak massa batuan, dan vulkanisme.
Morfokronologi :
1. Umur Relatif
2. Umur Absolut
Morfoaransemen : adalah susunan keruangan dan hubungan berbagai macam bentuk lahan
dan proses yang berkaitan. Sumber : Thornbury, 1954.