Aminoglycoside
Aminoglikosida adalah golongan antibiotika bakterisidal yang dikenal
toksik terhadap saraf otal VIII komponen vestibular maupun akustik (ototoksik)
dan terhadap ginjal (nefrotoksik) (fkui). Aminoglikosida berasal dari berbagai
spesies Streptomyces atau fungus lainnya. Obat-obat yang termasuk dalam
golongan
aminoglikosida
antara
lain
streptomisin,
neomisin,
Farmakodinamik
Aminoglikosid berdifusi lewat kanal air yang dibentuk oleh
porin proteins pada membran luar dari bakteri gram-negatif masuk
ke ruang periplasmik. Sedangkan transport melalui membran dalam
sitoplasma membutuhkan energi. Fase transport yang dependen
energi ini bersifat rate limiting, dapat diblok oleh Ca ++ dan Mg+
+
,hiperosmolaritas,
penurunan
pH,
dan
anaerobiosis.
Hal
ini
amino
yang
salah
(berbeda
dari
yang
seharusnya)
amino
Ketergantungan
berhubungan
setelah
mikroba
dengan
terbentuk
terhadap
salah
kompleks
awal
streptomisin,
baca
kode
peptida.
diduga
tersebut
pula
yang
sangat terbatas
Farmakokinetik
Absorbsi
Aminoglikosid
sebagai
polikation
bersifat
sangat
polar,
oleh
mekanisme
individu
yang
menerima
Ekskresi
Ekskresi aminoglikosid berlangsung melalui ginjal terutama
dengan filtrasi glomerulus. Karena ekskresi hampir seluruhnya
berlangsung melalui ginjal, maka keadaan ini menunjukan adanya
sekuestrasi ke dalam jaringan. Sebagian besar ekskresi terjadi dalam
12 jam setelah obat diberikan (Istiantoro & Gan, 2009).
Neomisin yang tidak diabsorbsi di usus, akan keluar dalam
bentuk utuh bersama tinja (Istiantoro & Gan, 2009).
Kegunaan Klinik
a. Streptomisin
Infeksi Mikobakteria
Streptomisin
jarang
digunakan
dapat
disuntikkan
intramuskular
dalam
streptomisin
intramuskular
sedangkan
(15
gr/hari,
mg/kgBB/hari
tetrasiklin
dapat
untuk
diberikan
disuntikkan
anak-anak),
per
oral
(Katzung,1998).
Pengobatan Kombinasi : Pada infeksi tertentu, penggunaan
kombinasi penisilin bersama aminoglikosida dapat membunuh
bakteri
dan
memungkinkan
eradikasi
organisme.
Contoh
b. Gentamisin
Gentamisin merupakan antibiotika derivat aminoglikosida
dengan spektrum yang luas dan aktif untuk melawan organisme
Gram positif dan Gram negatif termasuk Pseudomonas sp.,
Proteus sp. dan Staphylococcus sp. Pemberian jangka pendek
gentamisin 0,3% secara tunggal tanpa kombinasi di samping
biayanya murah juga sangat efektif untuk melawan organisme
berspektrum luas terutama Pseudomonas aeruginosa (Istiantoro
& Gan, 2009).
Pada saat
ini,
gentamisin
dan
tobramisin
digunakan
terhadap
obat-obat
lain,
terutama
Pseudomonas,
tobramisin
juga
digunakan
bersama-sama
dengan
Sepuluh
miligram
dapat
disuntikkan
secara
d. Amikasin
Amikasin
sangat
berguna
untuk
infeksi
gram-negatif,
Neomisin
Obat-obat kelompok neomisin aktif terhadap bakteri gram
positif dan negatif serta beberapa mikobakteria (Katzung,1997).
Karena toksisitasnya, pemberian kanamisin dan neomisin
secara parenteral telah di tinggalkan,karena sifatnya terlalu
toksik
dibandingkan
dengan
aminoglikosida
lainnya.dan
yang
digunakan
untuk
bekerja
membunuh
bakteri
dengan
cara
penyakit
hidup.
infeksi
atau
peradangan
yang
tersebut
ialah
mestitis,
keracunan
darah,
radang
dibandingkan
dengan
aminoglikosida
lainnya
dan
NAMA
DAGANG
Streptomicyn
(Streptomisin
Sulfat 1g/5g)
Diagon Stop
(Sreptomisin
Sulfat 65 mg,
ftalilsulfatiazol
, 250 mg, CaPantotenat 50
mg, kliokinol
100mg)
Kaolana
SEDIAAN
FUNGSI
DOSIS
Injeksi: Vial
(1g dan 5g)
Untuk mengobati
infeksi karena
Microbacterium
tuberculosis,
H.influenzae
Tuberkulosis sehari
1g dosis tunggal atau
dalam 2 dosis
terbagi, selama 6-12
atau lebih.
Meningitis atau
nefritik tuberkulosis
sehari 2 g dosis
tunggal datau dalam
dosis terbagi secara
terus menerus tanpa
interval
Sirup (60
mL)
Antiefektikum
saluran cerna
Botol (60
mL)
Pengobatan
penyakit infeksi
usus, termasuk diare
pada bayi maupun
diare karena infeksi
yag disebabkan oleh
mikroorganisme
yang peka atau zat
2
.
3
.
Neomisyn
Kanamisyn
Entromix
Botol (60
mL)
Viostreptin
Botol (60
mL)
Bevalex
(Betametason
17 Valerat
0,1%,
Neomisin
Sulfat 0,5%)
Krim tube 5
g
Neocenta
(Neomisin
Sulfat 0,5%,
Ekstrak
Plasenta 10%)
Krim tube
15 g
Neosinol
(Neomisin
Sulfat 5mg,
Fluosinolon
asetonida 0,25
mg per g)
Nabacetin
Serbuk
(Neomisin
sulfat 5 mg,
basitrasin 250
UI per g)
Dewasa 6 x sehari
10 mL, anak 6 x
sehari 5 mL, bayi 4
x sehari 5 mL
Dewasa 1-2 sendok
takar 3 x sehari;
anak-anak 1 sendok
takar 2-3 x sehari
Krim tube
10 g
Untuk mengobati
dermatitis yang
terinfeksi oleh
kuman yang peka
terhadap neomisin
Botol 5 g
serbuk
Untuk pencegahan
dan pengobatan
infeksi lokal pada
kulit dan mukosa
NB Topical
(Neomisisn
sulfat 5 mg, Zn
Basitrasin 500
UI per g)
Salep 5g
Kanabiotic
(Kanamisin
sulfat 1000
mg/vial)
Injeksi Dus
10 Vial
Kanamycin
INJ MEIJI
beracun
Gastroenteritis
disebabkan kuman
yang pake obat ini
dan berbagai toksin
Injeksi: Vial
Untuk mengobati
impetigo, terbakar,
pioderma, folikulitis
barbae, furunkolitis,
akne nekrotika, ulse
dekubitus, eksema
disertai infeksi
Infeksi kuman peka
kanamisisn atau
kuman yang resisren
terhadap antibiotik
lain
Infeksi saluran
nafas, TB, ISK, GO
Oleskan langsung
pada daerah lesi
Sehari 15 mg/KgBB
dalam 2-4 dosis
Infeksi akut: Sehari
1-2 g, TB: Seminggu
dan supuratif,
petusis, disentri
basiler, diare akut,
adnektisis, peny.
Weil, profilaksis
infeksi paska
operasi
sehari 3 x 1 g atau
semingggu sehari 2x
2 g, Go: Dosis
tunggal
10 x 10
kaplet, 60
mL sirup
Sterillasi usus:
dewasa 1g per jam
selama 4 jam,
kemudian 1 g tiap 6
jam selama 36-72
jam, anak dan bayi
150250mg/kgBB/hari
dalam dosis terbagi
tiap jam selama 6
jam. Terapi
tambahan pada
koma hepatika:
Dewasa: sehari 812g dalam dois
terbagi. Diberikan
sehari 4x 20 kg: 510 mL 10kg: 2,55mL 8kgg: 2-4 mal
4 kg:1-2 mL
Injeksi: Vial
Infeksi saluran
nafas, taringtis,
bronkitis
bronkopneumonia,
ISK, sistitis, GO,
uretritis, otitis
media, osteomielitis
dan karbunkel
Dewasa: IM sehari
1-2 g dalam dosis;
anak, Im, 10-30
mg/kgBB/hari dalam
2 dosis ; gonore, IM
2 g, TBC paru, IM
seminggu 2x 2 g
dalam 2 dosis
(Kanamisin
500 mg, 1g,
2g)
Kanamycin
Meiji
(Kanamisin
Monosulfat
250 mg, 50
mg/ml)
Kanarco
(Kanamisin
sulfat 1g)
Kanoxin
(Kanamisin
sulfat 1g)
4
.
Gentamisyn
Garamycin
(Gentamisin
Sulfat 1 mg/g
krim
Digenta
(Gentamisin 1
mg,
betametason
0,5 mg)
Injeksi: Vial
Tube 5g dan
15g Krim,
Tube 5 g dan
15 g salep
Tube 10 g
krim
5
.
Sagestam Tts
Telinga
(Gentamisin 3
mg/ml)
Botol 5 mL
Derticort
(Gentamisin
sulfat,
betametason
diproprionat
Tube 5 g
Krim dan 10
g
psoriasis, pruritus
anogenital dan
senilis
Pengobtan infeksi
telinga luar (otitis
eksternal) yang di
sebabkan oleh
organisme yang
senssitif gentamisin
Terapi inflamasi
kulit yang resposif
terhadap
kortikosteroid
dengan infeksi
sekunder oleh
organisme yang
sensitif terhadap
gentamisin sulfat
Sagestam Tts
Mata
(Gentamisin 3
mg/ml)
Botol 5 mL
tetes mata
Pengobatan infeksi
pada bagian luar
bola mata dan
adneksanya yang
disebbakan oleh
organisme yang
sensitif terhadap
gentamisin
Sofra Tulle
Kasa Steril
(Pak 10
lembar)
Luka bakar,
traumatik, ulcratif,
electif, infeksi kulit
sekunder
Daryant Tulle
Kasa
Pembalut
(Dus 10
Pembalut)
Framisetyn
Blecidex
(Framisetin
sulfat 5 mg,
gramisidin
0,05 mg,
deksametason
0,5 mg/ml
Sofradex
(Framisetin
sulfat 5 mg,
gramisidin
0,05 mg,
deksametason
Botol tetes 5
mL
Botol Tetes
mata dan
telinga 8 mL
Mata, pengobatan
jangka pendek yang
memerlukan steroid.
Telinga otitis
ekstrena akut dan
kronis
Pengobatan jangka
pendek, inflamasi
infeksi okular
disebabkan
organisme yang
sensitif
0,5 mg/ml
Topifram
(Gramisisdina
0,25 mg,
desoksimeton
2,5 mg,
framisetina 7,5
mg)
6
.
Tobramisyn
Krim
Bralifex
(Tobramisin 3
mg/mL)
Botol 5 mL
tetes mata
Nebcin
(Tobramisin
sulfat 60
mg/1,5 mL
Amp 1,5
mL/60 mg;
vial 2
mL/80 mg
Tobryne
(Trobramisisn
sulfat
40mg/mL)
Injeksi: Dus
1 Vial
Bralifex plus
(Tobramisisn 3
mg,
deksametason
1 mg/mL)
Botol 5 mL
tetes mata
Tobradex
(Tobramisin
0,3%,
deksametason
0,1%)
Salep
Eksem, Dermatitis,
epidermatitis, luka
bakar,
fotosensitisasi yang
terinfksi bakteri
Terapi infeksi
bagian luar mata
dan adneksanya
disebabkan bakteri
yang peka
Septikimia, sepsis
neonatus, infeksi
pernapasan bawah
dan
gastrointestinum
salurran kemih,
kulitt, tulang,
jaringan lunak
terutama oleh
Pseudomonas
aeruginosa E.Coli,
Klebsiela,
Streptococcus
faecalis,
staphylococcus;
aereus
Infeksi gigi T,
peritinitis, Infeksi
saluran nafas
bawah, kulit, tulang
dan jaringan lunak
Infeksi mata bakteri
superfisial atau
adanya resiko
infeksi bakteri yang
membuttuhkan
kortikosteroida,
uveitis anterior
kronik, luka pada
kornea karena zat
kimia, radiasi,
terbakar karena
panas atau karena
penetrasi zat asing
Infeksi mata
3-5mg/kgBB/hari
dalam 3 dosis
terbagi; anak-anak
1,5-1,9 mg/kgBB
tiap 12 jam
Alostil
(Amikasin
Sulfat 500 mg)
7
.
Amikasyn
Amikin
(Amikasin
Sulfat 250 mg,
500 mg dan
1g)
Netilmisyn
9 Paromomycin
Injeksi: Vial
Terapi pendek
infeksi parah
disebabkan kuman
gram negatif yang
peka termasuk
spesies
pseudomonas,
E.Coli, Proteus Sp,
Providencia,
Klebsiella,
Enterobacter
serratia, sp, dan
acinobacter sp
Sehari 15mg/kgBB
dibagi dalm 2 dosis.
Bayi baru lahir atau
byi prematur. Dosis
awal:
10mg/kgBB/hari
diikuti dengan sehari
15mg/kgBB dibagi
dalam 2 dosis
Injeksi: Vial
Bakteremia,
septikemia, infeksi
saluran nafas, tulang
dan sendi berat,
infeksi SSP, kulit,
intraabdominal, luka
bakar terinfeksi,
infeksi paska OP,
ISK dengan
komplikasi dan ISK
berulang
Netromycin
Injeksi: Vial
Infeksi bakteri
serius karena strain
yang resisten
gentamisin
Gabbroral
Sirup dan
Diare yang
Mikasin
(Amikasin
sulfat 250 mg,
500 mg)
8
.
Injeksi: Vial
500 mg
IM: 15mg/kgBB/hari
dibagi 2 dosis.
Neonatus dan
prematur: Dosis
Awal
10mg/kgBB/hari
dilanjtkan 15
mg/kgBB/hari dibagi
2 dosis. IV: 500 mg
alostin dilarutkan
dalam
NaCl/dekstrosa 5%
Dewasa/anak: IV
dalam 1-2 jam.
Dosis maksimal
sehari 1,5 g,
pengobatan jangan
lebih dari 10 hari
(Paromomisin
sulfat 250mg,
125mg/5mL
tablet
disebabkan amuba
baik akut maupun
kronik, terapi
penunjang pada
kasus koma
hepatikum
Tablet dan
sirup
Terapi amebiasis
intestinal ringan
sampai sedang yang
disebabkan
entamoeba
histolytica. Terapi
penunjang untuk
koma hepatikum.
Gabbryl
dewasa/anak:2535mg/kgBB/hari,
tebagi dalam 3 dosis
selama 5-10 hari.
Manajemen pada
koma hepatikum:;
4g sehari dalam
dosis terbagi, 5-6
hari
Amubiasis intestinal,
dewasa dan anak 2535 mg/kgBB/hai
terbagi dalam 3
dosis, selama 7-10
hari. Tetapi dapat
diulangi dengan
interval 2 minggu.
Oma hepatikum
sehari 4g dalam
dosis terbagi.
Selama 5-6 hari
2. Macrolides
Makrolid adalah suatu kelompok antibiotk dengan struktrur makrosiklik
lactone yang berikatan dengan gula-gula deoxy. Obat-obat yang termasuk
golongan ini adalah Eritromisin, Claritromisin, Azitromisin dan Telitromisin.
Eritromisin dihasilkan oelh suatu strain Streptomyces erythreus. Zat ini
berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2mg/mL.
Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organic. Antibiotik ini
tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup
stabil pada suhu rendah. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu
kamar akan menurun potensinya dalam bebrapa hari, tetapi bila disimpan pada
suhu 5oC bisanya tahan sampai beberapa minggu.
Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan
berkaitan secara reversible dengan ribosom subunit 50S, dan umumnya bersifat
bakteriostatik dan terkadang bakterisid untuk kuman yang peka.
Secara in vitro efek terbesar eritromisn terhadap kokus gram positif
seperti S. pyogenes dan S. pneumonia. S. viridans mempunyai kepekaan yang
bervariasi terhadap eritromisin. S. aureus hanya sebagian yang peka terhadap
obat ini. Strain S. aureus yang resisten terhadap eritromisin sering dijumpai di
rumah sakit (strain nosocomial).
Bakteri batang gram positif yang peka terhadap eritromisin ialah C.
perfringens, C. diphteriae dan L. monocytogenes.
Secara
kimiawi,
semua
antibiotik
di
golongan
ini
Mekanisme obat
Makrolid bekerja menghambat sintesis protein dengan mengikat
pada subunit ribosom 50S organisme prokariot. Letak ikatan pada ribosom
dekat dengan kloramfenikol dan dapat terjadi efek antagonis ketika di berikan
bersamaan dengan kloramfenikol. Makrolid menghambat translokasi tRNA
dari asam amino penerima, mengganggu pembentukan ikatan peptida baru
sehingga mencegah sintesis protein baru dalam sel mikroba. Makrolid dapat
terikat ke ribosom mitokondria tetapi tidak dapat melewati membrane
mitokondria, sehingga tidak dapat mengakibatkan terjadinya bone marrow
suppression pada mamalia. Makrolid pada umumnya tidak terikat pada
ribosom mamalia, menjadikan grup antibiotik ini aman untuk digunakan pada
hewan (Papich dan Riviere, 2009).
Mekanisme resistensi
Resistensi terhadap makrolid biasanya dimediasi oleh plasmid, tetapi
modifikasi ribosom mungkin terjadi melalui mutasi kromosom. Resistensi
dapat terjadi karena berkurangnya entri ke bakteria (sering terjadi pada bakteri
gram negative), sistesis enzim bakteri yang menghidrolisis obat, dan
modifikasi target (dalam hal ini contohnya ribosom). Pelemahan ribosom
melibatkan metilasi lokasi reseptor obat 50S. Resistensi ini dapat
mengakibatkan resistensi silang terhadap antibiotik lain, seperti antibiotik
golongan makrolid yang lain dan linkosamid (Papich dan Riviere, 2009).
Spektrum aktifitas
Erythromycin
efektif
terhadap
organisme
gram
positif
seperti
streptococci, staphylococci, termasuk staphylococci yang resisten terhadap laktam karena sintesis -laktamase atau modifikasi penicillin-binding protein
target. Organisme lain yang menunjukkan kerentanan in-vitro termasuk
Mycoplasma, Arcanobacterium, Erysipelothrix, dan Bartonella. Meskipun
sprektrum aktifitasnya lebih tertuju pada bakteri gram negatif, beberapa bakteri
gram negatif juga rentan terhadap antibiotik golongan ini, terutama Pasteurella
spp. Antibiotik kelompok ini mempunyai efek aktifitas sedang terhadap bakteri
kegagalan
pengobatan
antimikrobial
karena
meningkatnya
Bacillus
spp.,
Erysipelothrix
spp.,
Histophilus,
Brucella
spp.,
digunakan
secara
terapeutik
untuk
mengobati
pinkeye
ini
(Pulmotil)
diadministrasikan
sebagai
feed
additive
dan
Claritrhomycin
Clarithromycin digunakan utamanya pada manusia karena lebih
ditoleransi daripada erythromycin, mempunyai spektrum yang lebih luas, dan
terkonsentrasi di leukosit. Clarythromycin dikombinasikan dengan ranitidine
dan bismuth digunakan untuk mengobati infeksi Helicobacter pylori pada
manusia. Pada anjing, clarithromycin tidak memiliki farmakokinetik yang
disukai seperti yang dimiliki oleh azitrhomycin (paruh waktu nya tidak lama)
(Papich dan Riviere, 2009).
Azithromycin
Azithromycin adalah obat pertama dari kelas azalid yang diakui untuk
digunakan pada manusia, dan sering digunakan pada hewan kecil, hewan
eksotis, dan kuda. Azalid adalah derivat dari erythromycin dan mempunyai
mekanisme yang mirip. Azithromycin mempunyai absorbsi oral yang lebih
baik, lebih ditoleransi, paruh waktu yang lebih lama (terutama di jaringan), dan
mempunyai spektrum aktifitas yang lebih luas daripada erythromycin (Papich
dan Riviere, 2009).
Azithromycin aktif terhadap bakteri aerob gram positif (staphylococci
dan streptococci) dan anaerob. Tetapi aktifitas terhadap staphylococci tidak
sebaik erythromycin. Mempunyai aktifitas terhadap bakteri gram negatif
seperti Haemophilus tetapi tidak terhadap organisme gram negatif enteris atau
Pseudomonas, aktif terhadap organisme intrasel termasuk Chlamydophilia dan
Toxoplasma, dan juga aktif terhadap mycobacteria dan Mycoplasma (Papich
dan Riviere, 2009).
Azithromycin umumnya ditoleransi dengan baik. Pada manusia,
gangguan pencernaan adalah efek samping yang biasa (mual, muntah, diare,
sakit perut). Pada anjing, dosis tinggi dapat menyebabkan muntah (Papich dan
Riviere, 2009).