Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Lainnya
Blog Berikut
Buat Blog
Masuk
PERPAJAKAN
HOME
Arsip Blog
2013 (3)
Mei (3)
02/PMK.03/2010 ( BIAYA
PROMOSI )
MENTERI KEUANGAN,
Menimbang
a.
b.
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
BREVET22
Ikuti
Lihat profil
lengkapku
1/16
9/26/2016
Mengingat
1.
2.
3.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
Pasal 1
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
2/16
9/26/2016
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini yang dimaksud dengan biaya Promosi adalah
bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak dalam rangka
memperkenalkan dan/atau menganjurkan pemakaian suatu produk baik langsung
maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan penjualan.
Pasal 2
Besarnya Biaya Promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto merupakan
akumulasi dari jumlah:
a.
b.
c.
d.
Pasal 3
Tidak termasuk Biaya Promosi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 adalah:
a.
pemberian imbalan berupa uang dan/atau fasilitas, dengan nama dan dalam
bentuk apapun, kepada pihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan
penyelenggaraan kegiatan promosi.
b.
Pasal 4
Dalam hal promosi dilakukan dalam bentuk pemberian sampel produk, besarnya
biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebesar harga pokok
sampel produk yang diberikan, sepanjang belum dibebankan dalam perhitungan
harga pokok penjualan.
Pasal 5
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
3/16
9/26/2016
Biaya Promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain dan merupakan objek
pemotongan Pajak Penghasilan wajib dilakukan pemotongan pajak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Pasal 6
(1)
(2)
Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus
memuat data penerima berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat,
tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor bukti pemotongan
dan besarnya Pajak Penghasilan yang dipotong.
(3)
(4)
(5)
Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan
ayat (4) tidak dipenuhi, Biaya Promosi tidak dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.
Pasal 7
Pada saat Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 104/PMK.03/2009 tentang Biaya Promosi dan Penjualan yang
Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 8
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri
Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
4/16
9/26/2016
Ditetapkan di
Jakarta
pada tanggal
8 Januari 2010
MENTERI KEUANGAN,
ttd
SRI MULYANI INDRAWATI
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 8 Januari 2010
LAMPIRAN
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
NOMOR
02/PMK.03/2010
TENTANG BIAYA
PROMOSI YANG
DAPAT
DIKURANGKAN
DARI
PENGHASILAN
BRUTO
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
5/16
9/26/2016
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NPWP
Alamat
Tahun Pajak
No.
Data Penerima
Nama
NPWP
Alamat
Tanggal
Bentuk
dan
Jenis
Biaya
Pemotongan
PPh
Jumlah
(Rp)
Keterangan
Jumlah
PPh
Nomor
Bukti
Potong
...............................,.................
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
6/16
9/26/2016
MENTERI
KEUANGAN,
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Umum
INDRAWATI
ttd
SRI MULYANI
u.b.
Kepala Bagian T.U. Departemen
ttd
Antonius Suharto
NIP 060041107
7/16
9/26/2016
karena mungkin bentuknya yang bermacam-macam serta untuk menghindari adanya penghindaran
pajak dengan memasukkan biaya-biaya yang tidak jelas ke biaya promosi, Undang-undang Pajak
Penghasilan menegaskan bahwa biaya promosi yang dapat dikurangkan adalah biaya promosi yang
ketentuanya diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (Pasal 6 ayat (1) huruf a angka 7 UU PPh).
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur hal ini sebenarnya sudah dikeluarkan yaitu Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.03/2009 tanggal 10 Juni 2009. Namun demikian, belum sempat
Wajib Pajak menggunakan ketentuan ini, ternyata telah terbit pada tanggal 8 Januari 2009 Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.03/2010 tentang Biaya Promosi Yang Dapat Dikurangkan Dari
Penghasilan Bruto. Peraturan ini mulai berlaku 1 Januari 2009 sehingga Wajib Pajak yang akan
membuat SPT Tahunan 2009, sudah dapat menggunakan peraturan ini dan mengabaikan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.03/2009.
Tulisan di bawah ini adalah merupakan hasil ringkasan atau penyusunan kembali ketentuan dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.03/2010 dan tidak memperhatikan sama sekali
ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104/PMK.03/2009.
Pen g ertian Biaya Pro mo si
Yang dimaksud dengan biaya promosi adalah bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan oleh
Wajib Pajak dalam rangka memperkenalkan dan/atau menganjurkan pemakaian suatu produk baik
langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan penjualan.
Besarnya biaya promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto merupakan akumulasi dari
biaya periklanan (media cetak, elektronik dan/atau media lainnya), biaya pameran produk, biaya
pengenalan produk baru dan/atau biaya sponsorship yang berkaitan dengan promosi produk.
Biaya Pro mo si Yan g T id ak Dap at Diku ran g kan
Berikut ini adalah biaya promosi yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dalam
menghitung penghasilan neto :
1. pemberian imbalan berupa uang dan/atau fasilitas, dengan nama dan dalam bentuk apapun,
kepada fihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan penyelenggaraan kegiatan promosi
2. biaya promosi untuk mendapatkan , menagih dan memelihara penghasilan yang bukan
merupakan objek pajak dan yang telah dikenai pajak bersifat final
Dalam hal promosi dilakukan dalam bentuk pemberian sampel produk, besarnya biaya yang dapat
dikurangkan adalah sebesar harga pokok sampel produk yang diberikan sepanjang belum
dibebankan dalam perhitungan harga pokok penjualan.
K ew ajib an Pemo to n g an PPh
Kewajiban pemotongan Pajak Penghasilan ditegaskan dalam Pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan ini
di mana jika biaya promosi dibebankan kepada fihak lain dan merupakan objek pemotongan Pajak
Penghasilan, maka wajib dilakukan pemotongan sesuai ketentuan yang berlaku.
Kewajiban pemotongan PPh ini misalnya jika biaya promosi berupa iklan maka harus dilakukan
pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 2% dari jumlah bruto sesuai ketentuan dalam Pasal 23 UU PPh
dan peraturan pelaksanaannya. Contoh lain misalnya jika promosi dilakukan berupa kegiatan
pameran atau acara yang dilakukan dengan menggunakan jasa event organizer, maka atas jasa
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
8/16
9/26/2016
tersebut wajib dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 atau PPh Pasal 21 sesuai dengan ketentuan yang
sesuai.
Daftar No min atif
Untuk dapat mengurangkan biaya promosi yang dibayarkan kepada fihak lain, Wajib Pajak harus
membuat daftar nominatif yang yang paling sedikit memuat informasi nama, NPWP dan alamat
penerima serta tanggal, bentuk dan jenis biaya promosi, besarnya biaya, nomor bukti pemotongan
dan besarnya PPh yang dipotong. Bentuk daftar nominatif ini sudah diatur dalam lampiran
Peraturan Menteri Keuangan ini.
Daftar nominatif ini nantinya dilaporkan sebagai lampiran SPT Tahunan yang disampaikan Wajib
Pajak. Apabila ketentuan di atas tentang daftar nominatif ini tidak sipenuhi maka biaya promosi tidak
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
9/16
9/26/2016
10/16
9/26/2016
K isah Pemb u ka
Mario adalah seorang pegawai di sebuah perusahaan besar yang sangat patuh dengan aturan
perpajakan. Mario juga seorang pegawai yang teguh dengan prinsip agamanya. Sehubungan
dengan adanya rotasi di kantornya ini dia mendapat tugas baru yaitu mengantar jemput setiap tamu
penting perusahaan ke hotel atau tempat lain untuk menjamu tamu tersebut. Sekilas dia melihat
peluang dari tugas barunya ini yaitu bisa mendapatkan kenalan orang-orang yang dianggap penting.
Tugas itu pun dijalankannya dengan senang hati, sampai pada suatu hari dia mendapatkan
kebimbangan. Salah satu tamu perusahaan menginginkan jenis hiburan yang sangat bertentangan
dengan prinsip-prinsip agama. Jika dia mengiyakan keinginan tamu itu maka tentu saja dia terlibat
dengan dosa itu.
Setelah berfikir matang-matang, rupanya Mario teringat dengan pesan sobatnya Azzam di bagian
pajak yang selalu wanti-wanti untuk tidak lupa membawa bukti-bukti pembayaran entertainment
serta mengisi daftar yang disebutnya daftar nominatif. Daftar yang berisi data nama tamu, nama
perusahaan, jenis entertainment, tempat, hari serta tanggal dan data lainnya yang harus diisi
lengkap. Pesan sobatnya ini kemudian secara diplomatis disampaikan kepada sang tamu bahwa
kegiatan bapak untuk mengunjungi tempat itu akan tercatat dengan lengkap di dalam daftar
nominatif yang akan tersimpan rapi di perusahaan dan juga akan disampaikan ke kantor pelayanan
pajak. Dengan kata lain, jejak Bapaj tidak dapat terhapus. Sang tamu yang terheran-heran dengan
istilah daftar nominatif pada akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengunjungi tempat terlarang
itu. Mario akhirnya bersyukur dan dia sangat merasakan manfaat dari daftar nominatif ini.
Kisah di atas hanya sebuah ilustrasi yang menggambarkan kepatuhan Wajib Pajak untuk selalu
membuat daftar nominatif pada setiap biaya entertainment yang diberikan kepada para relasi atau
mitra bisnis. Aturan pajak mengatur bahwa biaya entertainment merupakan biaya yang dapat
dijadikan pengurang penghasilan bruto sepanjang diberikan untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan dengan syarat tambahan Wajib Pajak harus membuat daftar nominatif,
sebuah daftar yang memuat informasi detail tentang jenis, nilai dan pihak yang menerima
entertainment tersebut. Apa itu daftar nominatif lalu bagaimana aturan pajak mengaturnya serta
jenis-jenis biaya yang dipersyaratkan harus membuat daftar nominatif akan dibahas dalam artikrl di
bawah ini.
A. Pemb ah asan
1. 1. Dasar atu ran
Istilah daftar nominatif banyak ditemukan dalam peraturan perpajakan Indonesia. Penggunaan
istilah ini banyak ditemukan dalam pasal-pasal peraturan yang berhubungan dengan pemeriksaan
pajak, bentuk pelaporan yang disampaikan kantor pajak, serta persyaratan agar sebuah biaya dapat
diperkenankan menjadi pengurang penghasilan bruto (deductible expense). Tulisan ini
memfokuskan pembahasan daftar nominatif sebagai syarat agar sebuah biaya dapat diakui sebagai
pengurang penghasilan bruto.
1. 2. Jen is b iaya yan g men syaratkan d aftar n o min atif
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
11/16
9/26/2016
12/16
9/26/2016
13/16
9/26/2016
Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-27/PJ.22/1986 tentang biaya entertainment dan sejenisnya
(seri PPh Umum 18) yaitu berisi :
1. Nomor urut.
2. Tanggal "entertainment" dan sejenisnya yang telah diberikan.
3. Nama tempat, alamat, jenis, dan jumlah (Rp) "entertainment" dan sejenisnya yang telah
diberikan.
4. Relasi usaha yang diberikan "entertainment" dan sejenisnya sesuai dengan nomor urut
tersebut di atas berisi Nama, Posisi, Nama perusahaan, dan Jenis usaha.
Daftar No min atif Biaya Pro mo si
Isi daftar nominatif untuk biaya promosi tercantum dalam pasal 6 ayat 1 Peraturan Menteri
Keuangan RI Nomor 02/PMK.03/2010 yang paling sedikit harus memuat data penerima berupa
nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor
bukti pemotongan dan besarnya pajak penghasilan yang dipotong.
Daftar No min atif Biaya Piu tan g yan g n yata-n yata tid ak d ap at d itag ih
Daftar nominatif untuk biaya piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih atau yang disebut daftar
piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang diserahkan kepada Direktorat Jenderal Pajak
adalah seperti yang tercantum dalam pasal 4 ayat (1) huruf b Peraturan Menteri Keuangan Nomor
105/PMK.03/2009, yaitu harus mencantumkan identitas debitur berupa nama, Nomor Pokok Wajib
Pajak, alamat dan jumlah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih. Sedangkan dalam pasal 5
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 disebutkan bahwa piutang yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih kepada debitur kecil atau debitur kecil lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 harus dilampiri daftar nominatif yang berisi identitas debitur berupa nama, Nomor Pokok
Wajib Pajak, alamat dan jumlah Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.
B. Pen u tu p
Daftar nominatif adalah sebuah daftar yang merinci tentang data-data yang dibutuhkan untuk
memperjelas pengeluaran biaya tertentu. Daftar nominatif dibuat untuk untuk membuktikan, bahwa
biaya-biaya tersebut benar-benar telah dikeluarkan dan benar ada hubungannya dengan kegiatan
perusahaan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan perusahaan. Beberapa
biaya yang telah dikeluarkan oleh Wajib Pajak wajib dibuat daftar nominatif, yaitu biaya
entertainment, biaya promosi dan penjualan serta biaya piutang yang nyata-nyata tidak dapat
ditagih. Daftar nominatif yang telah dibuat oleh Wajib Pajak wajib dilaporkan sebagai lampiran saat
Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan.
Dengan adanya ketentuan ini maka Wajib Pajak harus lebih tertib dalam mengelola pengeluaran
yang berhubungan dengan biaya entertainment, biaya promosi dan penjualan serta biaya piutang
yang nyata-nyata tidak tertagih untuk tetap bisa diakui sebagai biaya yang diperkenankan menjadi
pengurang penghasilan bruto. Begitu pula para fungsional pemeriksa, para account representative
atau petugas pajak lainnya harus lebih jeli melihat apakah biaya-biaya yang telah dikeluarkan Wajib
Pajak tersebut sudah memenuhi persyaratan untuk dilengkapi dengan daftar nominatif.
Daftar Pu staka
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
14/16
9/26/2016
1. Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan UndangUndang Nomor 36 tahun 2008
2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 57/PMK.03/2010 tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.03/2009 tentang piutang yang nyata-nyata
tidak dapat ditagih yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.03/2010 tentang biaya promosi yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto
4. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-27/PJ.22/1986 tentang biaya entertainment dan
sejenisnya (seri PPh Umum 18)
1 komentar:
an d in y o ktarian a 17 Desember 2013 00.05
kita juga punya nih artikel mengenai 'Biaya Promosi', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut
linknya
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/6978/1/JURNAL%20SKRIPSI%20.pd
f
trimakasih
semoga bermanfaat
Balas
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
15/16
9/26/2016
Publikasikan
Google Account
Pratinjau
Beranda
Posting Lama
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.
http://perpajakanbrevet22.blogspot.co.id/2013/05/02pmk032010-biaya-promosi.html
16/16