2.
Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin
diturunkankan batas antar negara, misalnya hambatan tarif
ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
3.
Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai
semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke
seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi
pengalaman seluruh dunia.
4.
Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk
dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran
dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
5.
Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti
kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada
empat definisi pertama, masing-masing negara masih
mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang
kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan
sekadar gabungan negara-negara.
Membahas hospitality dalam era globalisasi, ada beberapa hal yang tidak
dapat dilepaskan diantaranya changing market, trends marketing, consumers
development, economic development, technological development, and sosio-cultural
development.
Perubahan Pasar, Trends Marketing dan Consument Development
Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan dalam
melakukan usaha guna mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang
dan mendapatkan laba, Pasar secara umum, dapat dikatakan sebagai tempat
bertemunya antara penjual dan pembeli. Adapun definisinya menurut Soeprihanto
(1998) adalah orang-orang yang mempunyai kebutuhan untuk dipuaskan, mempunyai
uang untuk dibelanjakan, dan mempunyai kemauan untuk membelanjakannya.
Pemasaran memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari, baik
pemasaran barang maupun jasa. Sebab melalui proses pemasaran, segala macam
barang dan jasa dapat sarnpai kepada konsumen dan memuaskan keiginannya.
Konsep Harga
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Dharmmesta dan
Irwan, 1990). Harga suatu barang sangat mempengaruhi apakah suatu barang dapat
memasuki pasar atau tidak. Penetapan harga suatu barang bagi manajemen merupakan
salah satu keputusan yang sangat penting karena harga yang ditetapkan harus dapat
menutupi semua ongkos atau bahkan lebih dari itu yaitu untuk mendapatkan laba. Jika
harga-harga ditetapkan terlalu tinggi maka akan berakibat kurang menguntungkan
bagi perusahaan karena dapat mengakibatkan kerugian. Salah satu prinsip bagi
manajemen dalam penentuan harga adalah menitik beratkan pada kemamnpuan
pembeli atas harga yang telah ditetapkan dengan jalan untuk mendapatkan laba.
Konsep Merek
Merek (Brand) adalah penggunaan nama, tanda, desain untuk membedakan suatu
barang atau jasa yang dibuat oleh satu atau sekelompok produsen dengan barang atau
jasa yang dihasilkan produk lain (Marwan Asri, 1991).Merek yang baik juga mampu
berkomunikasi menjelaskan produk apa dan siapapembuatnya.Stanton (dalam
Marwan Asri, 1991) mengemukakan beberapa persyaratan untuk dapat dikatakan
sebagai merek yang baik yaitu:
1. Menjelaskan sesuatu tentang karakteristik produk seperti manfaat
penggunaannya atau bekerjanya produk.
2. Mudah dieja, diucapkan dan diingat. Sehingga merek yang sederhana dan
singkat lebih diutamakan.
3. Mengandung arti adanya Perbedaan atau sesuatu yang khusus dibandingkan
dengan merek lain.
4. Dapat diterapkan pada produk baru yang sebelumnya tidak ada dalam produk
line.
5. Dapat didaftarkan dan mendapatkan perlindungan hukum salah satu hal yang
tampaknya perlu dipenuhi disini adalah bahwa nama tersebut tidak/belum
pernah dimiliki oleh produk atau produsen lain.
Sebuah merek lebih dari sekedar produk. Produk adalah sesuatu yang
diproduksi pabrik. Sedangkan merek adalah sesuatu yang dibeli konsumen.
Konsumen biasanya tidak menjalin relasi dengan barang dan jasa tertentu, namun
sebaliknya membina hubungan yang kuat dengan merek spesifik. Secara ringkas,
merek merupakan salah satu terpenting perusahaan (Fandy Tjiptono, 2004).
Fasilitas dan pelayanan
Fasilitas dan layanan adalah suatu tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, dimana pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2000). Semakin banyak
fasilitas dan layanan yang ditawarkan kepada konsumen maka semakin banyak
keinginan konsumen untuk nienggunakan produk tersebut, oleh karena itu setiap
perusahaan harus bisa lebih kreatif dan inovatif dalam memproduksi suatu produk
yang bisa membuat konsumen tertarik untuk menggunakannya. Dengan adanya
fasilitas dan layanan tersebut, konsumen akan berpikir dapat memudahkan mereka
dalam melakukan kegiatannya setiap hari.
Fasilitas layanan berperan penting meningkatkan harga jual suatu produk.
Oleh karena itu perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen
dengan sebaik-baiknya.
Konsep Perilaku Konsumen
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli agar bersedia
membeli harang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Agar tujuan
tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus memahami tentang perilaku
konsumen. Perilaku konsumen meliputi 3 aspek utama yakni tipe perilaku dan
peranan pelanggan.
1. Tipe pelanggan
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan pencarian
informasi tentang sumber-sumber dan menilainya, untuk memenuni kebutuhan
dan keinginan yang dirasakan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau
pasif, internal atau eksternal. Pencarian informasi yang bersifat aktif dapat
berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbedaan harga
dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif mungkin hanya
dengan membaca suatu pengiklanan dimajalah atau surat kabar tanpa
mempunyai tujuan khusus tentang gambaran produk yang diinginkan.
3) Penilaian dan Seleksi Terhadap Alternativ Pembelian
Tahapan ini meliputi 2 tahapan yakni menetapkan tujuan pembelian dan
menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan
tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian tidak selalu sama, tergantung pada
jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai tujuan
pembelian untuk meningkatkan prestise, ada yang hanya sekedar ingin
memenuhi kebutuhan jangka pendek, ada juga yang ingin meningkatkan
pengetahuan.
4) Keputusan untuk Membeli
Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam pembelian yang
nyata. Jadi, setelah tahap di atas dilakukan, maka konsumen harus mengambil
keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen membeli maka akan
dijumpai serangkaian keputusan yang haras diambil menyangkut jenis produk,
merek, penjualan, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayaran.
5) Perilaku Sesudah Membeli. Semua tahapan yang ada di dalam proses
pembelian sampai dengan tahap kelima adalah bersifat operatif. Bagi
perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian juga sangat penting.
Perilaku mereka dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga
mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli pihak lain yang menggunakan produk
perusahaan.
Pengaruh Harga, Loyalitas Merek, Fasilitas dan Layanan Terhadap Keputusan
Pembelian
Manajemen pemasaran mempunyai program kegiatan manajemen lain yang
menitik beratkan pada keberhasilan suatu usaha pemasaran. Pemasaran didefinisikan
oleh Stanton sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan, mempromosikan, dan mendistribusikan barang
dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun
potensial. (Uftarmmesta, 2000)
Variabel kepuasan konsumen dapat terjadi karena kegiatan pemasaran
berorientasi kepada pembeli, atau kepada masyarakat Manajemen pemasaran banyak
bersangkut paut dengan masalah penciptaan dan penyampaian kualitas hidup yang
baik. Oleh karena itu konsep pemasaran masyarakat ini disebut sebagai konsep
pemasaran yang baru.
Apabila konsumen menerima harga yang paling sesuai dengan produk yang
ditawarkan maka konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut begitu juga
sebaliknya. Oleh karena itu setiap perusahaan perlu mengukur berapa biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk mengetahui apakah biaya yang dikeluarkan lebih tinggi
dari yang diperoleh nantinya. Pada saat ini perusahaan dituntut untuk tanggap
terhadap cara-cara kebiasaan yang ada di masyarakat. Dengan konsep pemasaran baru
ini atau konsep pemasaran masyarakat, perusahaan berusaha memberikan
kemakmuran kepada konsumen dan masyarakat untuk jangka panjang, oleh sebab itu
setiap perusahaan harus bisa mengeluarkan produk yang lebih baik dari sebelumnya
dan dapat mengeluarkan produk yang lebih baik dari pesaing baik dari segi harga,
merek, fasilitas dan pelayanannya sehingga dapat memberikan kepuasan loyalitas bagi
konsumen baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pengelolaan Kepuasan Wisatawan
Kepuasan wisatawan merupakan satu hal yang harus diperhatikan.
Pengalaman menunjukkan, dari sisi pelayanan teknologi informasi pendekatan
komprehensif, informasi yang akurat, sangat membantu proses perbaikan pelayanan
dalam organisasi. Oleh karenanya, perusahaan-perusahaan yang bergerakn di bidang
pariwisata harus memastikan diri untuk fokus dalam keakuratan pengumpulan datadata dan proses perubahan-perubahan dimana kesemuanya itu merupakan bagian dari
sebuah perencanaan pemasaran. Program kepuasan wisatawan yang baik merupakan
program yang berkelanjutan dan komprehensif dengan memperhatikan proses
pengelolaan mulai dari input sampai dengan output.
Bauran Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran Pemasaran,
yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan
penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen
pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix merupakan
kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel
mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen
dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan
dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan
pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi
kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel
marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif.
Menurut William J.Stanton pengertian marketing mix sccara umum adalah sebagai
berikut: marketing mix adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi
empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur
tersebut adlah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi.
Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut atau
yang disebut four p's adalah sebagai berikut:
1. Strategi Produk
2. Strategi Harga
3. Strategi Penyaluran / Distribusi
4. Strategi Promosi
Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi
perusahaan. Disamping itu marketing mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor
yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision, maka
variabel-variabel marketing mix diatas tadi dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam
sebagai berikut:
1. Produk (Jasa)
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang
akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan guna
mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang
ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting, sebab dengan inilah
perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari konsumen.
namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk/jasa sangat erat hubungannya dengan
target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk/jasa tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Tidak berwujud
Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba,
didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian.
b. Tidak dapat dipisahkan
Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu
merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel
tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.
c. Berubah-ubah
Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat
tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana
disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu
akan berbeda dengan jasa yang diberiakan oleh hotel berbintan tiga.
d. Daya tahan
Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah
kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak
menempati karnar yang ia sewa.
2. Harga ( Price)
Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi.
Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga
suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan
untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh
karena itu, penetuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang
cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.
Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan.
Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau jasa. Dalam
penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang/jasa ditambah
dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Berdasarkan harga
yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan apakah dia membeli barang
tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan berapa jumlah barang/jasa yang harus
dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya
berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi
pertimbangan, misalilya kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan terhadap
perusahaan dan sebagainya.
Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang peling tepat, dalam arti
yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek
maupun unluk jangka panjang.
3. Saluran Distribusi ( Place )
Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan
dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode
penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada
tempat yang tepat, dengan harapan produk/jasa tersebut berada ditengah-tengah
kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan produk/jasa tersebut.
Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus
barang/jasa adalah memilih saluran distribusi (Channel Of Distribution). Masalah
pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena
kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran
produk/jasa dari produsen ke konsumen.
Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk mengusahakan
perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa tersebut dapat
diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
a. Sifat pasar dan lokasi pembeli
b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara
c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang
ekonomis.
d. Jaringan pengangkutan.
Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk menyalurkan
jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam
kebijaksanaan saluran distribusi itu sendiri dengan memperhitungkan adanya
perubahan pada masyarakat serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika para
konsumen tadi.
4. Promosi ( Promotion)
Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi
pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada beberapa cara
menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi
(Personal Selling), Promosi penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas (Publicity)
a. Periklanan (Advertising): Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk
mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha
lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk
poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.
Tapi sekarang berbeda, dengan adanya internet membuat biaya untuk media produksi
dan distribusi jauh lebih rendah yang membuat suatu perusahaan mampu
menyuguhkan produk dengan lebih banyak pilihan. Kita bandingkan suatu toko buku
yang besar palingan hanya mampu menampung ribuan buku saja (hanya jenis buku
yang dianggap dapat menjadi laris yang dijual di sini), dibandingkan dengan
Amazon.com yang menjual jutaan jenis buku, karena biaya stok toko buku jauh lebih
tinggi dibandingkan Amazon yang hanya menyimpan database buku2 tersebut dalam
bentuk digital / bits.
Chris Anderson, dalam bukunya The Long Tail: How Endless Choice Is Creating
Unlimited Demand, menjelaskan bahwa ada 3 faktor yang dapat menyebabkan
peralihan ini, yaitu:
1. Mendemokrasikan alat-alat produksi
Dahulu alat-alat produksi hanya dapat diakses dan digunakan oleh kalangan
produser profesional saja, tetapi sekarang alat-alat produksi ini dapat diakses oleh
banyak orang dan melahirkan jutaan produser amatir. Contoh: Untuk membuat suatu
film, dulu hanya sedikit orang yg bisa melakukan ini, tapi sekarang dengan banyaknya
aplikasi / software komputer untuk membuat film, hal ini jadi dapat dilakukan oleh
banyak orang, walapun tentu dengan hasil kualitas yang berbeda. Sehingga banyak
orang secara tidak langsung telah menjadi produser amatir dan menghasilkn informasi
yang benar2 beragam.; Wikipedia.com juga merupakan contoh lain dari demokrasinya
alat2 produksi, dulu ensiklopedia hanya dibuat oleh orang2 berpengaruh dan sangat
pintar, tapi dengan Wikipedia.com, semua orang dapat membuat suatu ensiklopedia
tentang sesuatu, yang di mana kebenarannya memang belum tentu terbukti karena
semua informasi ini dihasilkan oleh para produser amatir. Hasil dari semakin
banyaknya alat-alat produksi adalah semakin panjang Long Tail nya.
2. Mendemokrasikan alat-alat distribusi
Yang dimaksud di sini adalah berkembangnya proses distribusi sehingga
mempermudah pengaksesan terhadap suatu niche. Yang terjadi di sini adalah
munculnya perusahaan2 yang menjadi agregat / kumpulan terhadap suatu produk.
Dengan tersentralisasinya produk2 tersebut membuat biaya menurun sehingga
memungkinkan lebih banyak lagi produk yang disuguhkan, dan juga memudahkan
orang untuk mengakses produk2 tersebut karena sudah terkumpul di suatu tempat.
Contohnya: Amazon dan eBay sebagai tempat berkumpulnya produk-produk fisik,
Netflix (film), iTunes (musik), Google dan Wikipedia (informasi). Jadi dengan
semakin mudahnya akses terhadap niche, membuat konsumsi produk Long Tail
semakin banyak.
3. Menghubungkan persediaan dengan pemintaan.
Dengan semakin panjang long tail membuat makin banyak pilihan bagi para
pengguna. Dan terkadang ini malah membuat bingung, oleh karena itu dibutuhkan
suatu proses penyaringan yang dapat menghubungkan apa yang diinginkan oleh
pengguna terhadap produk yang memang sesuai dengan kebutuhannya. Ada sembilan
aturan untuk menciptakan Long Tail agregat yang berhasil:
Turunkan biaya
1.
guru, membuat keputusan untuk melakukan inovasi. Upaya inovasi yang dilakukan
kemudian lebih diarahkan kepada bagaimana memenuhi tuntutan dunia global yang
semakin berkembang secara cepat. Keterbukaan untuk menerima perubahan adalah
dasar bagi mereka untuk mengembangkan program inovasi memenuhi tuntutan era
globalisasi ini.
Sosio Cultural Development
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa berbeda di tempat yang satu
dengan tempat yang lainnya. Inilah yang kemudian disebut sebagai kebinekaan dalam
kebudayaan. Misalnya, perilaku suku Sunda pada hal-hal tertentu berbeda dengan
perilaku suku bangsa Jawa. Merekayasa kebinekaan dalam budaya ini merupakan
tugas para pemimpin bangsa, bagaimana kebudayaan diarahkan pada satu hal yang
kemudian menguntungkan bangsa baik secara intern maupun ekstern.
Secara intern, kebudayaan harus bermanfaat sebagai dasar persatuan berdasarkan
kebinekaan yang ada. Kebudayaan yang dimiliki masyarakat di tempat masingmasing melahirkan kekayaan kultural dengan berbagai aspeknya. Bahasa, adatistiadat, dan kesenian merupakan aspek-aspek yang dimiliki masyarakat Indonesia
dengan karakteristiknya yang satu sama lain berbeda. Ini merupakan asset atau modal
bangsa yang bisa menguntungkan bangsa.
2.2 Menganalisis dan Menyusun Rencana Pemasaran
1. Hubungan dengan Rencana Lain
Rencana pemasaran bukan merupakan alat tunggal. Sebaliknya, rencana itu
harus mendukung rencana lainnya, seperti rencana perusahaan. Jika mungkin, manajer
pemasaran harus berpatisipasi atau memberikan masukan bagi pengembangan rencana
strategi. Jika hal itu dianggap tidak praktis, tetap penting untuk memahami isi rencana
strategi sebelum mengembangkan rencana pemasaran tahun mendatang.
Rencana pemasaran mendukung rencana strategi perusahaan dengan berbagai
cara. Strategi dan taktik pemasaran tahun mendatang harus mendukung keputusan
strategi sebagai berikut:
Sasaran perusahaan dalam hitungan laba, pertumbuhan, dan sebagainya
Pangsa pasar yang diinginkan
Penetapan posisi perusahaan atau lini produknya
Integrasi vertical atau horizontal
Aliansi strategi
Kelebaran dan kedalaman lini produk
2. Rencana yang Berkaitan dengan Penawaran
Dalam organisasi yang besar, rencana yang berkaitan dengan pemasaran
kadang-kadang dikembangkan oleh individu yang tidak melapor pemasaran. Biasanya
hal itu disebabkan oleh:
1. Pembentukan departemen yang pada awalnya terpisah dari pemasaran.
2. Manuver politik eksekutif bukan pemasaran yang ingin mengendalikan,
departemen itu.
bahwa hali itu membantu pembimbingan penyusunan rencana tahun mendatang dalam
hal sebagai berikut:
1. Pernyataan misi
2. Filosofi perusahaan
3. Sasaran perusahaan
Perusahaan pariwisata sangat sensitive terhadap perusahaan lingkungan social,
politik, dan ekonomi. Perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan atau
perlengkapan mandi-cuci mungkin tidak merasakan langsung dampak perubahan
tersebut. Akan tetapi, perusahaan penerbangan, hotel, perusahaan penyewaan mobil,
dan kapal pesiar akan mengalami dampak yang langsung.
2.4 Analisis dan Peramalan Lingkungan
1. Faktor-faktor Lingkungan Utama
Organisasi pariwisata perlu mengantisipasi pengaruh faktor-faktor lingkungan
yang luas terhadap bisnis mereka. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yakni:
1. Sosial
Pertimbangkan dampak faktor social utama yang mungkin, seperti
kriminalitas, AIDS, dan demografi yang berubah. Semua faktor itu akan
berbeda-beda intensitas dan kemungkinan kejadiannya diberbagai wilayah
geografi.
2. Politik
Peraturan perundang-undangan yang berpengaruh terhadap besar pajak,
tunjangan pension, dan perjudian kasino hanya merupakan beberapa
contoh keputusan politik yang langsung mempengaruhi pemasaran. Politik
internasional semakin berperan penting bagi rencana pemasaran
perusahaan pariwisata. Dibukanya pintu investasi dan turis di Vietnam
setelah bertahun-tahun dibatasi dengan ketat menghadirkan risiko imbalan
yang potensial bagi industry pariwisata.
3. Ekonomi
Perubahan variabel ekonomi seperti tingkat peluang kerja, pendapatan,
tabungan, dan tingkat suku bunga harus dikenali. Industri pariwisata,
terutama sector penginapan dan pelayanan pesiar sangat peka terhadap
gerakan siklus bisnis.
Penilaian terhadap faktor lingkungan utama akan membantu perencana dalam
memperbaiki strategi dan mungkin mempertimbangkan segmen pasar yang baru.
Tindakan itu juga dapat mencegah perubahan taktik yang tergesa-gesa, seperti yang
diperhatikan dalam contoh penetapan harga saat terjadi Perang Teluk.
2. Analisis Persaingan
HOTEL MEREKA
600 Kamar
2 Ballroom
Tidak ada pusat eksekutif
4. Potensi Pasar
Walaupun benar bahwa sesungguhnya pengukuran potensi pasar tidak
mungkin dilakukan, tetapi perkiraan dapat dan harus dibuat. Industri pariwisata
terkenal gemar mengabaikan atau salah mengartikan perkiraan potensi pasar sehingga
terjadi pembangunan yang berlebihan, secara kapasitas yang berlebihan, penurunan
harga, serta iklan dan promosi yang dilakukan terburu-buru dalam upaya mengisi
kamar atau tempat duduk.
Potensi pasar harus dipandang sebagai total permintaan yang tersedia bagi
produk pariwisata di pasar geografis tertentu pada harga tertentu. Camkan untuk tidak
mencampur produk pariwisata yang berbeda-beda ke satu perkiraan potensi pasar.
Pada umumnya pasar terdiri dari dari bauran property hotel, mulai dari yang
mewah sampai yang murah, dengan penginapan khusus seperti kamar yang
seluruhnya suite, hotel kondominium, bed dan breakfast (los-men), dan lain-lain.
Masing-masing tipe properti mempunyai potensi pasar tersendiri, kecuali bila ada
pariwisata khusus yang menyebabkan semua kamar hotel disuatu kota terisi.
Umumnya manajer pemasaran property seperti hotel merasa tidak mungkin membuat
perkiraan potensi pasar yang baik secara kuantitatif. Oleh karena itu, perkiraan
potensi pasar sering dinyatakan berbagai perkiraan tebakan seperti pasar tampaknya
akan tumbuh atau menyusut sekitar 5% per tahun
Meskipun pembuatan perkiraan secara tepat tidak dapat dilakukan oleh banyak
manajer pemasaran pariwisata, namun manjer perlu sekali berpikir cermat mengikuti
langkah-langkah pemikiran yang lazim digunakan orang dalam mempelajari potensi
pasar. Jangan pernah menganggap bahwa potensi pasar bersifat statis atau tidak
penting bagi keberhasilan pemasaran.
5. Riset Pemasaran
Kebutuhan riset pemasaran banyak sekali ragamnya, tergantung pada tipe dan
ukuran perusahaan pariwisata tertentu. Perusahaan seperti Hertz atau Hotel Hilton
mempunyai departemen riset pemasaran sendiri. Properti hotel atau persewaan mobil
di lokasi tertentu mungkin memerlukan informasi pemasaran tambahan. Untuk itu,
biasanya masing-masing property atau lokasi bertanggung jawab untuk memperoleh
data itu.
Umumnya riset pemasaran dapat dibagi menjadi informasi pasar makro dan
mikro. Meski tidak terbatas pada hal-hal berikut ini, informasi pada pasar makro
meliputi:
Tren industri.
Tren sosial, ekonomi, politik.
Informasi persaingan.
Data pelangganan di industri.
Meski tidak terbatas hal-hal berikut ini, informasi pada pasar mikro meliputi:
Informasi tamu.
Informasi produk atau jasa.
Analisis dan pengujian produk baru.
Meski biasanya benar bahwa mayoritas pasar sasaran akan tetap sama, segmen baru
muncul dan urutan arti pentingnya dapat berubah seiring dengan perubahan tahun.
2.6 Rencana Aksi, Strategi, dan Taktik
Strategi pemasaran didesain sebagai wahana pencapaian tujuan pemasaran.
Pada gilirannya, taktik pemasaran merupakan alat pendukung strategi. Kerap terjadi
strategi dan taktik tidak banyak berhubungan dengan tujuan. Hal ini tidak pernah
dapat dibenarkan dan biasanya diakibatkan oleh masalah berikut ini:
Keinginan untuk mempertahankan status quo. Strategi dan taktik tidak
berubah karena dianggap masih dapat berfungsi meskipun terbukti jarang
efektif.
Kemalasan, ketidak kompetenan, atau ketidakpastian manajemen. Individu
macam itu tidak berani mengambil resiko kehilangan posisi akibat strategi dan
taktik baru
Kegagalan untuk terlibat dalam penyusunan rencana pemasaran atau tidak
memandang proses penyusunan tersebut sebagai hal yang serius dan berarti
bagi pengambilan keputusan.
Pengaruh yang terlalu besar dari penjual (vendor) luar, seperti biro iklan, yang
tidak ingin mengubah arah atau mencoba media baru.
Ketidakpahaman akan hubungan antara tujuan, strategi, dan taktik
Pemikiran rabun jauh bahwa segalanya akan berlangsung baik, dan
kecenderungan orang untuk tidak membetulkan segala sesuatu yang dianggap
tidak rusak. Sayangnya, dalam lingkup industry pariwisata yang dinamis
dengan persaingan ketat, seiring dengan berjalannya waktu produk terbukti
rusak (ketinggalan zaman) sehingga terlambat diperbaiki.
Strategi dan taktik pemasaran memanfaatkan iklan dan promosi, penjualan dan
distribusi, penetapan harga dan produk itu sendiri. Masing-masing harus didesain
khusus agar sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan. Banyak manajer
melakukan kesalahan karena menyakini bahwa bila mereka mengeluarkan dana
dengan rasio yang sama dengan perusahaan lain dalam industry, mereka telah
mengikuti arah yang dapat dipertanggungjawabkan. Itu merupakan tindakan yang
teramat sangat keliru. Strategi dan taktik harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan
dan budaya perusahaan, untuk membuatnya mencapai atau melebihi tujuan.
1. Strategi Penjualan
Tenaga penjualan harus menyusun dan menggunakan strategi penjualan untuk
mendukung tujuan. Berikut yakni contoh strategi penjualan:
1) Mencengah penurunan jumlah pelanggan kunci.
2) Menumbuhkan pelanggan kunci.
3) Menumbuhkan pelanggan marjinal terpilih.
4) Menghilangkan pelanggan marjinal terpilih.
5) Mempertahankan pelanggan marjinal terpilih untuk diberi dukungan perjualan
berbiaya rendah.
Didalam Perusahaan
Pelatihan staf penjualan.
Pelibatan dan dukungan staf.
Program pembangkit motivasi dan pengendalian
Pelibatan dan dukungan manajemen.
Bidang lain dari bauran periklanan atau promosi yang perlu dipetimbangkan
dalam rencana pemasaran adalah periklanan atau promosi bersama. Untuk itu
dibutuhkan kerja sama tim dan pencadangan pos di anggaran. Misalnya dalam kasus
sebuah resor, peluang kerja sama terjadi antara:
Resor dan komunitas resor.
Resor dan kelompok promosi turisme.
Resor dan pemasok.
Resor dan perusahaan transportasi.
Resor dan hotel atau resor cabang.
Contoh yang baik tentang peluang periklanan atau promosi bersama adalah
hotel di Meksiko. Penelitian atas brosur 10 rantai hotel di Meksiko menunjukkan
bahwa sebagian besar pembuatannya hanya sedikit bahkan tidak merujuk kepada
hotel Meksiko lainnya yang dioperasikan oleh rantai itu. Club Med memanfaatkan
alat pemasaran itu dengan baik. Club Med tidak hanya mempunyai brosur Meksiko
yang menyebutkan semua property mereka, tetapi juga brosur tembahan khusus untuk
property Club Med di sekitar lokasi arkeologi yang sangat bergengsi.
3. Strategi Penetapan Harga
Pada umumnya rencana itu memuat daftar tarif resmi dan menyatakan rencana
perubahan harga diluar musim puncak, tetapi hampir tidak menyebutkan soal
penetapan harga itu merupakan kesalahan dan menjadi salah satu alasan utama yang
membuat banyak perusahaan pariwisata membuang tanggung jawab penetapan harga
dari pemasaran dan memberikannya kepada departemen lain, seperti manajemen
penerimaan atau manajemen hasil.
Penetapam harga tetap merupakan fungsi pemasaran. Bila manajer pemasaran
tidak mengendalikan bidang itu, mereka harus bekerja sama erat dengan departemen
penetapan harga internal. Departemen pemasaran dan penjualan akan terus-menerus
terlibat dalam konflik dengan departemen penetapan harga bila strategi penetapan
harga tidak dipahami dan dipertimbangkan dalam rencana pemasaran dan penjualan.
Tujuan dan strategi penetapan harga mempengaruhi setiap segi pemasaran dan
penjualan. Promosi dan iklan penjualan harus mendukung keputusan penetapan harga.
Pemilihan pasar sasaran yang tepat dan kuatnya upaya yang harus diberikan ke
masing-masing segmen tersebut juga bergantung pada penetapan harga.
Strategi penetapan harga sangat penting bagi rantai restoran dan harus ditinjau
terus-menerus. sebagai contoh, mutu layanan makanan sangat besar pengaruhnya
terhadap penilaian tamu mengenai peringkat restoran keluarga, steak house, dan
restoran makan malam santai. Bujukan yang berupa harga keluarga akan
meningkatkan penilaian tamu atas rantai restoran keluarga, tetapi tidak diperlukan
pada rantai steak house atau makan malam santai. Pemasar yang sangat
1. Personalia
Pada umumnya, sumber daya termahal dan tersulit yang diperlukan untuk
memastikan keberhasilan sebuah strategi pemasaran atau penjualan adalah personalia.
Dimana manajemen memandang penambahan pesonalia sebagai hal yang tidak perlu,
tidak praktis, atau tidak bijaksana, karena adanya keterbatasan anggaran saat ini.
Bahwa sudah jelas adakalanya tambahan wiraniaga, sekretaris, analis, dan pesonalia
lainnya mutlak sangat diperlukan. Maka bersiaplah untuk menyetujui permintaan itu
dan ingatah bahwa banyak orang, terutama para wiraniaga, tidak akan menjadi
produktif seketika. Biaya pelatihan dan perekrutan juga harus menjadi sebuah
pertimbangan dalam permintaan tambahan personalia itu sendiri. selain itu juga
diperlukan waktu bagi anggota manajemen untuk mewawancarai dan kemudian
melatih orang-orang baru tersebut. Pengaruh budaya perusahaan tidak dapat diabaikan
dalam proses itu. Bayangkan saja perusahaan seperti Ritz Carlton dengan filosofinya
Kami adalah orang-orang terhormat yang melayani orang terhormat. Pemenuhan
ikrar tesebut oleh persoalia baru sangatlah tepat sangat menantang dan mungkin juga
membutuhkan waktu lama. Sedangkan resor ski di Colorado yang mempelopori
program pengujian obat terlarang atas semua karyawan baru, termasuk karyawan
musiman.kebijakan itu pun membutuhkan waktu dan biaya tambahan, karena
banyakanya calon karyawan yang gagal mengikuti atau melewati pengujian itu dan
tidak dapat dipertimbangkan sebagai karyawan tetap.
Maka dari itu rencana pemasaran harus menjelaskan secara spesifik tipe-tipe orang
yang diperlukan untuk suatu posisi jika tidak ada penjelasan di bagian lain, seperti
dalam kebijakan dan sebuah prosedur perusahaan. Dan beberapa perusahaan
pariwisata beroperasi dengan filosofi, Kami selalu menerima seseorang yang
cemerlang. Dan manajer perusahaan harus merencanakan lebih awal kebutuhan
personalia tersebut sehigga memunculkan suatu perbedaan biaya musiman, seperti
satu bulan pada penyiapan jadwal pameran dagang yang ketat, atau beberapa minggu
pada penyiapan brosur yang akan dikirimkan pada pelanggan kunci atau calon
pelanggan tersebut nantinya. Anggaran juga harus mencerminkan perencanaan
penggunaan sumber daya yang secara cermat, seperti tenaga bantuan sementara
dengan upah mingguan. Anggaran yang disusun dengan cermat mencerminkan
rencana pemasaran yang dipikirkan secara masak-masak atau bisa juga dikatakan
secara matang.
2. Peralatan dan Ruang
Pembelian peralatan seperti PC, mesin faks, telepon genggam, dan peralatan
audiovisual mungkin dipandang perlu atau membantu pencapaian tujuan pemasaran
tersebut. Ruang juga dapat menjadi sebuah masalah, terutama jika personalia baru
sudah diterima. Permintaan ruang tambahan, seperti kantor regional atau ruang
penyimapanan, kadang-kadang dimasukkan ke dalam rencana pemasaran itu sendiri.
3. Dukungan Uang Lainnya
Dukungan uang diluar gaji, upah, dan tunjangan lainnya juga harus
diperhitungkan dengan seksama dan dimasukan ke dalam rencana pemasaran.
Termasuk biaya didalamnya adalah seperti biaya pembangkit motivasi atau bonus-
bonus lainnya, seperti tamasya ke luar negri, dan mungkin juga kebutuhan uang
lainnya.
4. Riset, Konsultasi, dan Pelatihan
Perusahaan pariwisata sering memerlukan profesional dari luar untuk
membantu riset pemasaran dalam perusahaan tersebut, seperti kelompok fokus;
pelatihan, seperti peltihan tenaga penjual; atau konsultansi untuk mendapatkan sebuah
penilaian dan saran yang obyektif ddri pihak-pihak luar tersebut.
5. Biaya Lain-lain
Dalam hal bidang itu tidak boleh dianggap sebagai dana untuk aktivitas ilegal.
Banyak pengeluaran, seperti berlangganan buku dan majalah profesional, dapat
dimasukan ke dalam sini.
6. Anggaran
Didalam sebuah organisasi yang besar, kebijakan dan prosedur perusahaan
mengaharuskan manajer pemasaran untuk mengelompokkan pengeluaran dan jenisjenis barang yang mungkin sangat dibutuhkan. Manajer pemasaran diperusahaanperusahaan kecil juga sebaiknya harus membuat daftar sendiri dan menggunakannya
setiap tahun sebagai pedoman untuk memastikan bahwa semua suber daya penting
sudah tercantum. Anggaran harus dibuat sehingga dapat mencerminkan proyeksi
biaya yang dasarnya mingguan, triwulan, dan tahunan. Itu juga bukan semata-mata
untuk mempermudah kerja seorang personalia dibidang akuntansi/keuangan ditahun
mendatang.
2.8 Pengawasan Pemasaran
Pembahasan-pembahasan yang mengenai pengendalian pemasaran berikut ini
menganggap bahwa rencana penjualan merupakan bagian dari rencana pemasaran.
Keadaannya pun juga tidak selalu demikian. Beberapa organisasi pariwisata
memisahkan kedua fungsi tersebut. Dasar dari penulisan rencana penjualan mengikuti
prosedur-prosedur yang umum dan yang sama dengan yang diuraikan dengan rencana
peasaran. Rencana penjualan tidk memerlukan semua aspek-aspek rencana
pemasaran, seperti riset periklanan atau pemasaran, karena semua itu dapat dilakukan
oleh departemen pembantu. Rencana penjualan memberikan perhatian khusus pada
tenaga penjualan dan tujuannya, serta strategi untuk memastikan bahwa kuota
penjualan terpenuhi atau bahkan mungkin terlampau.
1. Tujuan Penjualan
Tujuan penjualan harus ditetapkan untuk msing-masing daerah penjualan,
divisi, regional, wiraniaga, dan periode waktu. Tujuan penjualan secara luas yang
telah kita bahas diatas merupakan dasar untuk menetapkan tujuan individual. Jumlah
semua tujuan atau kuota anggota tenaga kerja penjualan harus sama atau melebihi
tujuan tahunan. Salah satu metode penetapan tujuan penjualan tahunan perusahaan
adalah memulainya dari perencanaan penjualan masing-masing anggota tenaga
penjualan. Masing-masing anggota diharapkan untuk menyusun daftar semua
pelanggan yang sekarang dilayani olehnya, ditambah calon pelanggan tahun
mendatang. Berangkat dari situ, perkiraan potensi, penjualan menurut pelanggan dan
pemasaran, dan pengaitan yang sangat insentif dengan pencapaian sasaran dan tujuan.
Pada masa kehidupan mudah atau sulit, konsistensi perencanaan pemasaran
memberikan hasil yang baik bagi perusahaan pariwisata dan para karyawannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip, John Bowen, dan James Makens. 2002. Pemasana Perhotelan dan
Kepariwisataan Edisi Kedua. Prestice Hall. Jakarta: PT. Prenhallindo