01 GDL Yulianasun 448 1 Ktiyuli 0.unlocked
01 GDL Yulianasun 448 1 Ktiyuli 0.unlocked
K
DENGAN CAPUT SUCCEDANEUM DI RSUD
KARANGANYAR
TAHUN 2013
Disusun Oleh :
YULIANA SUNDARI
NIM. B10.120
ii
Persetujuan
iii
Pengesahan
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan ijin dan ridhoNya penulis dapat
menyelesaikan Studi Kasus sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh
Derajat Ahli Madya Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang berjudul
Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir By Ny. K dengan Caput Succedaneum
di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Dalam penyusunan Studi Kasus ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta
3.
Ibu Mei Lina Fitri K, S.ST selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan sampai terselesaikannya Studi Kasus ini.
4.
Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
5.
6.
Ny. K selaku orang tua bayi yang telah bersedia menjadi pasien dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Studi Kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran demi perbaikan Studi Kasus ini. Akhirnya,
penulis berharap semoga studi kasus yang penulis lakukan dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati dan dan penuh terima kasih karya tulis
ini saya persembahkan untuk:
viii
CURICULUM VITAE
Nama
: Yuliana Sundari
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Riwayat Pendidikan
1. Taman kanak-kanak
2. SD Rejodadi 01
4. MA N Majenang
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
10
12
2. Caput succedaneum............................................................................................13
a. Definisi Caput Succedaneum ..................................
13
14
14
15
15
28
5. Rencana Tindakan..............................................................................................29
6. Pelaksanaan
29
7. Evaluasi
30
C. Landasan Hukum31
BAB III METODOOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus33
B. Lokasi Studi Kasus...................................................................................................33
C. Subyek Studi Kasus..................................................................................................33
D. Waktu Studi Kasus...................................................................................................33
E. Instrumen Studi Kasus..............................................................................................34
G. Teknik Pengambilan Data.........................................................................................34
H. Alat-alat yang Dibutuhkan........................................................................................37
xi
58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
64
B. Saran
66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia
masih
sangat
tinggi.
lahir
adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 226 bayi (36%), cacat
bawaan sebanyak 210 bayi (33%), kekurangan oksigen (asfeksia) sebanyak
199 bayi (31%), sedangkan penyebab lain kematian bayi baru lahir disebabkan
oleh sepsis (infeksisistemik), kelainan bawaan dan trauma persalinan (chepal
hematoma, caput succedaneum) (DinKes Jateng, 2010).
Caput Succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala,
yang dapat melampaui sutura garis tengah. Kelainan ini akibat sekunder dari
tekanan uterus atau dinding vagina pada bayi sebatas caput. Keadaan ini
dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang 2-4 hari
setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang
dilaporkan (Prawirohardjo, 2002). Menurut Dewi (2010), akibat yang timbul
dari caput succedaneum apabila tidak ditangani dengan baik adalah dapat
terjadi infeksi sekunder bila timbul vesikel atau lecet didaerah sirkuler
tersebut.
Studi awal yang di peroleh dari RSUD Karanganyar pada bulan Januari
sampai dengan Oktober 2012 didapatkan data jumlah bayi baru lahir hidup
sebanyak 1090 bayi, terdiri dari jumlah kasus bayi baru lahir normal sebanyak
440 bayi (40,36%) dan jumlah bayi lahir tidak normal sebanyak 289 bayi
(26,51%) yang terdiri dari bayi dengan caput
succedaneum
117
bayi
(10,73%), BBLR 95 bayi (8,71%), bayi dengan ikterik 57 bayi (5,22%) dan
bayi 39 bayi (3,57%) masuk dalam angka kematian. Berdasarkan latar
belakang di atas bahwa angka kejadian caput succedaneum masih tinggi
sehingga penulis tertarik mengambil judul Asuhan Kebidanan Bayi
Baru
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Penulis dapat melakukan penatalaksanaan pada bayi baru lahir
dengan caput succedaneum dengan menerapkan asuhan kebidanan
menurut manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu
1) Melaksanakan pengkajian secara lengkap pada bayi baru lahir By.
Ny. K dengan caput succedaneum.
2) Menginterprestasi data yang timbul meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput
succedaneum.
3) Mampu merumuskan diagnosa potensial pada bayi baru lahir By.
Ny. K dengan caput succedaneum.
4) Mampu
mengidentifikasikan
tindakan
segera
antisipasi
yang
b. Pendidikan
Dapat sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan kebidanan khususnya dalam asuhan
kebidanan
yang di berikan berupa observasi keadaan umum dan tanda vital bayi,
observasi /merawat caput, mencegah hipotermi, mencegah infeksi,
menganjurkan ibu untuk meneteki bayinya adalah penatalaksanaan pada
bayi baru lahir dengan caput succedaneum secara cermat, tepat dan
komprehensif sehingga bayi tidak terjadi infeksi dan caput succedaneum
hilang setelah 4 hari. Perbedaannya adalah pada pemberian asuhan selama
4 hari yaitu pencegahan hipotermi dan persamaannya adalah tempat
pengambilan kasus yaitu sama-sama diambil di RSUD Karanganyar dan
pemberian asuhan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum.
3. Indrayani (2011), dengan judul Asuhan Kebidanan bayi baru lahir pada bayi
Ny. R dengn caput succedaneum di ruang Catleya Bayi Rumah Sakit Panti
Waluyo Surakarta Asuhan diberikan selama 4 hari dan kolaborasi dengan
dokter spesialis anak, didapatkan adalah keadaan umum bayi baik, kesadaran
composmentis, berat badan naik dari 2850 gram menjadi 3110 gram, caput
succedaneum terbungkus kassa bethadine dan tidak ada tanda- tanda infeksi
caput berkurang 4 mm dari ukuran pada waktu lahir (6 cm), tali pusat kering
tidak ada tanda-tanda infeksi, bayi begerak aktif, bayi menetek belum kuat pada
hari ke-4 bayi sudah diperbolehkan pulang. Perbedaannya adalah tempat
pengambilan kasus di Rumah Sakit Panti Waluyo dan persamaannya pada
pemberian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan caput succedaneum selama
4 hari.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan studi kasus ini meliputi sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang,
perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian
studi kasus dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang teori medis yaitu teori
bayi baru lahir meliputi pengertian, klasifikasi bayi baru lahir serta
teori caput succedaneum yang meliputi pengertian, etiologi, tanda
dan gejala, ekskorasi
kulit
tersebut
dimulai
dari
pengkajian dan
data
serta
alat-alat
yang
dibutuhkan
selama
menggunakan
SOAP.
Sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalahmasalah atau kesenjangan teori dan praktek yang penulis temukan di
lapangan.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab terahir yang memuat kesimpulan serta saran sebagai
sumbangan pikiran dari penulis. Kesimpulan merupakan
jawaban
atas perumusan masalah dari tujuan penulis dan merupakan inti dari
pembahasan kasus, sedangkan
saran
merupakan
alternatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1.
10
pada
yang
lazim
segera
setelah
bayi
lahir
(Saifuddin, 2006).
6) Identitas bayi
a) Pada alat atau gelang identitas tercantum: Nama (bayi Ny.
X), tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan bayi, nama
lengkap ibu (Saifuddin, 2006).
b) Tempat tidur diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomer identitas (Saifuddin, 2006).
d. Masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir
1) Asfiksia
Adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir (Prawirohardjo, 2008).
2) Ikterus
Adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada hari baru lahir
(Prawirohardjo, 2008).
3) Bayi Berat Lahir Rendah
Adalah bayi baru lahir yang berat bandannya saat lahir kurang
dari 2500 gram smpai 2499 gram (Saifuddin, 2006).
4) Tetanus Neonaturum
Adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonaturum (bayi
berusia kurang dari 1 bulan) yang disebabkan oleh clorstridium
tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan
menyerang sistem syaraf pusat (Saifuddin, 2006).
5) Cidera lahir
a) Molding
Bentuk tengkorang yang aismetris bersifat sementara,
yang disebabkan oleh proses kelahiran, biasanya partus lama
(Saifuddin, 2006).
b) Caput succedaneum
Caput succedaneum adalah edema dikulit kepala pada
bagian persentasi kepala (Prawirohardjo, 2008).
c) Cefal hematoma
Cefal hematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat
kerusakan jaringan perosteneum karena tarikan atau tekanan
jalan lahir dan tidak pernah melampaui batas sutura garis
tengah (Prawirohardjo, 2008).
2.
Caput succedaneum
a. Definisi caput succedaneum
Caput succedaneum adalah pembengkakan
lunak
kepala,
yang
(Prawirohardjo, 2008).
dapat
melampaui
sutura
difus
garis
jaringan
tengah
pembengkakan
caput
Prawirohardjo
(2008),
patofisiologi
caput
benjolan akan
menghilang
dengan
2.
Asuhan
Kebidanan
Langkah
menurut
lahir
meliputi
Nama bayi
(2)
Umur bayi
tindakan
yang
akan
(4)
Jenis kelamin
(5)
Berat badan
(6)
Panjang badan
: untuk
mengetahui
antara
(7)
Nama ibu/ayah
: untuk
mengetahui
identitas
Umur
Agama
apa
yang
: untuk
mengetahui
faktor
: untuk
mengetahui
tingkat
mengetahui
gambaran
: untuk
mengetahui
tempat tinggal
b) Keluhan utama
Mengkaji keluhan yang dirasakan pada pasien untuk
menentukan tindakan yang akan dilakukan. Keluhan utama
pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum adalah
benjolan pada kepala bayi (Makrum, 2002).
c) Riwayat kehamilan sekarang
Untuk
mengetahui
keadaan
bayi
saat
dalam
20
obyektif
dapat
diperoleh
dengan
melakukan
kemudian
dilakukan
Suhu
Pernafasan
(3)
Denyut jantung
120x/menit
saat
usia
bayi
30
menit
(Wikjnsastro, 2006).
c) Pemeriksaan sistematis
(1)
Kepala
Ubun-ubun
Bentuk wajah
Mata
Telinga
(6)
Hidung
Mulut
Leher
leher
adakah
pelebaran
atau
tidak
Dada
dan
(13) Ekstremitas
Adakah oedema, fraktur, paralus, sindaktili, talipes,
dan lain-lain (Wiknjosastro, 2006).
(14) Genetalia
Pada wanita apakah labia mayora sudah menutupi
labiya minora dan pada laki-laki apakah testis sudah
turun dalam skrotum.
(15) Anus
Memeriksa bahwa bayi memiliki anus dan letaknya
benar, catat setiap meconium keluar.
d) Pemeriksaan refleks menurut Dewi (2010), adalah sebagai berikut
:
(1)
Reflek moro
Respon bayi baru lahir dimana bayi akan menggenggam tangan dan jari lebar-lebar, lalu menggembalikan dengan cepat seakan-akan memeluk jika tibatiba dikejutkan oleh suara atau gerakan.
(2)
(3)
Reflek rooting
kepala
seakan-akan
Reflek walking
Reflek menangis
(misalnya
tangisan
yang
Lingkar kepala
(2)
Lingkar dada
Berat badan
Panjang badan
Diukur dari puncak kepala hingga tumit, ukuran rataratanya 50 cm (Dewi, 2010).
f) Eliminasi
(1)
Urine
Mekonium
dapat merumuskan
2) Masalah
Tujuan pernyataan masalah adalah menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan pasien secara jelas
dan
pada
bayi
dengan
caput
diberikan
rangkaian
diidentifikasikan.
masalah
Langkah
ini
dan
diagnosa
membutuhkan
yang
antisipasi,
sudah
bila
dan
dapat
digunakan
obat-obat
antiseptik
lokal
(Wiknjosastro, 2006).
e. Langkah kelima : Rencana tindakan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan
oleh
langkah-langkah
sebelumnya.
Langkah
ini
pada
30
dan
diagnosa (Varney, 2007). Evaluasi pada bayi baru lahir dengan caput
succedaneum antara lain:
1) Keadaan umum bayi baik.
2) Bayi tampak tenang dan nyaman dalam incubator.
3) Ibu dan keluarga bayi telah mengetahui keadaan bayi dan benjolan
pada kepala bayi akan menghilang dalam waktu 2 sampai 4 hari.
Data perkembangan
Data perkembangan ditulis dalam data perkembangan SOAP, yang
merupakan salah satu pendokumentasian yang
ada.
Menurut
: Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan
: obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik yang lain
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment
(analisa).
: Asesment
Menggambarkan
pendokumentasian
hasil
analisa
dan
: planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assement
C. LANDASAN HUKUM
Seorang bidan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
melakukan asuhan kebidana pada bayi Ny. X dengan caput succedaneum
harus berdasarkan :
1.
2.
f. Pemberian imunisasi.
g. Pemberian penyuluhan.
BAB III
METODOLOGI
A.
membuat
gambaran
tentang
studi
keadaan
secara
obyektif
(Notoatmodjo, 2007). Pada kasus ini keadaan obyektif pada bayi baru lahir
dengan caput succedaneum yaitu adanya benjolan di kepala bayi berbatas
tidak tegas dan berwarna kemerahan.
B.
merupakan
tempat
pengambilan
kasus
dilaksanakan
sebagai
responden
untuk
mengambil
kasus
(Notoatmodjo, 2007). Subyek pada studi kasus ini adalah Bayi Baru Lahir
Bayi Ny. K dengan caput succedaneum.
33
34
D.
E.
F.
Data primer
Data Primer adalah data yang diambil secara langsung dari
objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Notoatmodjo, 2007).
Data primer diperoleh dengan cara :
a.
Pemeriksaan fisik
Menurut
Nursalam
(2008),
pemeriksaan
fisik
dapat
Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilakukan
ini
dilakukan
dan
inspeksi
penciuman
pada
daerah
Dalam
caput
Palpasi
Palpasi adalah tehnik pemeriksaan
menggunakan
Perkusi
Perkusi
merupakan
tehnik
pemeriksaan
dengan
Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh
dilakukan
untuk
Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan
atau peneliti secara lisan dari seseorang responden atau sasaran
peneliti atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang
tersebut (Notoatmodjo, 2005).
Dalam kasus ini wawancara dilakukan dengan Ny. X
yang mempunyai bayi dengan caput succedaneum di Rumah
Sakit Umum Daerah Karanganyar.
c.
Observasi
Observasi yaitu semua bentuk penerimaan data yang
dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya,
mengukur dan mencatatnya (Arikunto, 2006).
Dalam kasus ini penulis mengkaji data obyektif yaitu
pada kasus ini yang diobservasi oleh penulis adalah tanda-tanda
vital, benjolan caput succedaneum, intake dan output dan
pemberian terapi berdasarkan advis dokter yaitu mengkompres
kassa bethadine.
2.
Data sekunder
Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan
sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk
Studi dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabl yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 2006).
Dalam
kasus
ini
dokumentasi
dilakukan
dengan
Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka
yang
b.
Buku tulis
c.
Alat tulis
2.
Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan fisik dan observasi
(pengamatan) antara lain :
3.
a.
Stetoskop
b.
Thermometer
c.
d.
Jam tangan
e.
Box bayi
f.
Mid line
g.
Kainkassasteril
Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam laporan kasus ini terdiri dari :
a.
b.
c.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ruang
: Dahlia
Tanggal masuk
: 23 April 2013
No. Register
: 27 32 90
A. Tinjauan Kasus
Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 April 2013, pukul 11. 55 WIB
1.
Pengkajian Data
a.
1)
Identitas
Identitas Bayi
a)
Nama Anak
: By Ny. K
b) Umur
: 1 jam
c)
d) Jenis Kelamin
2)
: Perempuan
Identitas Ibu
a)
Nama
: Ny. K
b) Umur
: 29 tahun
c)
: Islam
Agama
d) Suku Bangsa
: Jawa/ Indonesia
e)
Pendidikan
: SLTP
f)
Pekerjaan
: IRT
39
40
g) Alamat
a)
Nama
: Tn. S
b) Umur
: 31 tahun
c)
: Islam
Agama
d) Suku Bangsa
: Jawa/ Indonesia
e)
Pendidikan
: SMK
f)
Pekerjaan
: Swasta
h) Alamat
b.
: Kodokan
RT 2 Rw 5 Papahan, Tasik
Madu
a)
b) HPL
c)
: 11 Mei 2013
Keluhan-keluhan pada
d) ANC
Trimester I
Trimester II
Trimester III
Imunisasi TT
Ibu mengatakan telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak
5 kali.
TT 1
: Maret 2011
TT 2
: April 2011
TT 3
: Juni 2011
TT 4
: Juli 2012
TT 5
: 18 Februari 2013
Tempat persalinan
: RSUD Karanganyar
b) Penolong
c)
Jenis Persalinan
d) Komplikasi
: kala II lama.
e)
: lahir lengkap
Plasenta
f)
Lama persalinan
(1) Kala I
: 18 jam 10 menit
(2) Kala II
: 5 jam 15 menit
: 15 menit
(4) Kala IV
: 2 jam
Jantung
Asma
d) TBC
Hepatitis
f)
DM
: Ibu
mengatakan
tidak
pernah
kejang mendadak
i)
Lain-lain
lainnya.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti
jantung, DM dan tidak mempunyai riwayat penyakit menular
seperti hepatitis.
5) Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya
tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
6) Riwayat Operasi
Ibu mengatakkan belum pernah menjalani operasi apapun.
c.
Pemeriksaan Fisik
Table 4. 1 Apgar Score By. Ny. K
Aspek yang
Dinilai
Nilai
0
Appearance
(warna
kulit)
Pulse
(denyut
nadi)
Grimace
(refleks)
Jumlah
2
Menit
1
5
menit
I
5
menit
II
Seluruh
tubuh
biru/
putih
Tidak
ada
Badan
merah
kaki
biru
< 100 x/
menit
Seluruh
2
tubuh
kemeraha
n
Y 100 x/ 2
menit
Tidak
ada
Perubah
an
mimic
Ekstrem
itas
sedikit
fleksi
Lemah
Bersin/
menangis
Gerakan
aktif
ekstremit
as fleksi
Menangis
Activity
(tonus otot)
Lumpuh
Respiration
Tidak
(usaha
bernafas)
ada
kuat/
keras
8
10
melewati
tulang
Suhu
: 36 C
b) Pernafasan
c)
Nadi
: 54 x/ menit
: 148 x/ menit
d) Keaktifan
: Aktif
tidak
tegas,
sutura
tengkorak.
b) Ubun-ubun
: Berdenyut
c)
Muka
d) Mata
e)
Telinga
f)
Hidung
g) Mulut
h)
Leher
Dada
j)
Perut
k) Tali pusat
Masih
basah,
tidak
terlihat
tanda
Punggung
m) Ekstremitas
n) Genetalia
berlubang
o) Anus
: Ada, berlubang
3) Refleks
a)
Refleks Moro
b) Refleks Rooting
c)
Refleks Walking
menyentuh
permukaan
yang keras.
d) Refleks Grafis
jari
di
dasar
jari
e)
Refleks Suching
benda
yang
menyentuh
bibirnya.
f)
akan
ekstensi
dan
jika
Lingkar Kepala : 33 cm
b)
Lingkar Dada
c)
LILA
: 34 cm
: 12 cm
d) PB / BB : 49 cm / 3100 gram
5) Eliminasi
a)
Urine
: belum keluar
b) Meconium
d.
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
2.
Interprestasi Data
Tanggal 23 April 2013,
a.
Diagnosa Kebidanan
Bayi baru lahir Ny. K umur 1 jam dengan Caput Succedaneum.
Data Dasar
1) Data Subyektif
a)
b)
2) Data Obyektif
a)
b) Suhu
c)
: 36 C
Pernafasan
d) Nadi
: Baik
: 54 x/ menit
: 148 x/ menit
e)
Keaktifan
: Aktif
f)
Berat badan
: 3100 gram
g) Panjang badan
: 49 cm
h)
Lingkar kepala
: 33 cm
i)
Lingkar dada
: 34 cm
j)
LILA
: 12 cm
k) Kepala
tidak
b.
Masalah
Gangguan rasa nyaman akibat dari oedema di kepala bayi.
c.
Kebutuhan
1) Perawatan Caput Succedaneum
2) Menjaga agar bayi tetap hangat
3) Pencegahan infeksi
3.
Diagnosa Potensial
Terjadi infeksi sekunder jika terjadi vesikel / lecet di daerah benjolan.
4.
5.
Rencana Tindakan
Tanggal 23 April 2013
a.
Observasi keadaan umum dan vital sign bayi setiap 6 jam per hari.
b.
Kenakan pakaian bayi lalu di bedong dengan kain hangat, lembut dan
pertahankan suhu bayi dengan meletakan bayi di dalam inkubator
c.
d.
6.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Pelaksanaan
Tanggal 23 April 2013
a.
Mengobservasi keadaan umum bayi dan vital sign bayi setiap 6 jam per
hari.
b.
Mengenakan pakaian bayi lalu menggedong dengan kain hangat, halus dan
mempertahankan suhu bayi dan meletakan bayi di dalam inkubator.
c.
Merawat tali pusat dan bungkus dengan kassa steril dan mengganti 2 kali
sehari setelah mandi.
d.
e.
Menjaga kebersihan bayi dengan cara mengganti popok bayi apabila bayi
BAB dan BAK.
f.
g.
50
h.
Menjaga bayi agar tidak sering diangkat agar tidak terjadi infeksi di daerah
benjolan.
i.
Beri terapi sesuai advis dokter spesialis anak yaitu kompres bethadine 3 x
sehari.
j.
k.
Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga agar tidak cemas dengan
keadaan benjolan pada kepala bayi karena benjolan tersebut akan
menghilang dalam waktu 2 4 hari.
7.
Evaluasi
Tanggal 23 April 2013
a.
Pukul 17.50 WIB memeriksa keadaan umum bayi baik, tanda vital : suhu
36,5 C, respirasi 47 x/ menit, nadi 138 x/ menit.
b.
Pukul 12.00 WIB telah dikenakan pakaian bayi lalu di gedong dengan kain
hangat, lembut dan bayi merasa nyaman di dalam inkubator.
c.
d.
Popok bayi telah diganti pada pukul 12.15 WIB dan 16.00 WIB.
e.
Bayi telah minum PASI dalam dot sebanyak 40 cc pada pukul 15.20 WIB
dan pukul 18.15 WIB.
f.
Bayi telah BAB 1 kali pada pukul 12.15 WIB warna hitam kehijauan dan
belum BAK.
g.
h.
i.
Bayi telah di kompres kassa bethadine 2 kali pada pukul 12.15 WIB dan
16.30 WIB.
j.
k.
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 24 April 2013
1.
Subyektif
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya secara spontan pada tanggal 23
April 2013 pukul 10.55 WIB dengan benjolan di kepala berwarna
kemerahan.
2.
Obyektif
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
Assessment
Bayi Ny. K umur 2 hari dengan Caput Succedaneum hari ke 2
4.
Planning
Tanggal 24 April 2013
a.
Memomitor keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital setiap 6 jam per hari.
b.
c.
Menjaga kepala bayi tidak sering diangkat-angkat agar benjolan tidak meluas.
d.
e.
f.
Menjaga personal hygiene bayi dengan mengganti pakaian bila kotor atau
basah dan memandikan bayi 2 kali sehari.
g.
h.
Evaluasi :
Tanggal 24 April 2013
a.
Pada pukul 16.00 WIB memeriksa keadaan umum bayi baik dan vital sign bayi :
Nadi = 124 x/ menit, Respirasi = 40 x/ menit, Suhu 36,7C
b.
c.
d.
e.
Pada pukul 16.00 WIB tali pusat bersih dan dalam keadaan basah terbungkus
dengan kassa steril.
f.
Bayi sudah dimandikan pada pukul 06.30 WIB serta diberi pakaian bersih dan
kering.
g.
h.
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 25 April 2013
1.
Subyektif
Bidan mengatakan bayi Ny. K minum susunya kuat dan menganjurkan
ibu terus menyusui bayinya.
2.
Obyektif
a.
b.
c.
3.
d.
e.
f.
g.
Assessment
Bayi Ny. K umur 3 hari dengan Caput Succedaneum hari ke 3.
4.
Planning
Tanggal 25 April 2013
a.
Memonitor keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital setiap 6 jam per hari.
b.
c.
Melakukan
perawatan
Caput
Succedaneum
yaitu
dengan
e.
Menjaga personal hygiene bayi dengan mengganti pakaian bila kotor atau
basah dan memandikan bayi 2 kali sehari.
f.
g.
h.
i.
a.
Memeriksa keadaan umum dan vital sign bayi pada pukul 15.00 WIB Nadi = 124 x/
menit, Respirasi = 54 x/ menit, Suhu 36,9 C
b.
Caput Succedaneum masih ada dan sudah berkurang dan berwarna kemerahan.
c.
d.
Tali pusat belum kering terbungkus kassa steril dan tidak ada tanda- tanda infeksi.
e.
Bayi dimandikan pada pukul 15.00 WIB dan telah mengenakan pakaian bayi
bersih dan kering.
f.
g.
h.
i.
1.
Subyektif
Ibu mengatakan benjolan di kepala bayinya sudah menghilang dan ibu
berencana mau pulang.
2.
Obyektif
a.
b.
3.
c.
d.
e.
f.
g.
Assessment
Bayi Ny. K umur 4 hari dengan riwayat Caput Succedaneum hari ke 4
4.
Planning
Tanggal 26 April 2013
a.
Memonitor keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi setiap 6 jam per hari.
b.
c.
d.
e.
Menganjurkan ibu untuk rutin memberikan ASI setelah pulang dari rumah
sakit.
f.
g.
h.
Mempersiapkan
bayi
pulang dan
memakaikan
pakaian,
popok serta
Pada pukul 08.10 WIB memeriksa keadaan umum bayi baik dan vital sign nadi =
120 x/ menit, respirasi = 52 x/ menit, suhu 36,9 C dan Caput di kepala bayi
sudah menghilang.
b.
c.
Ibu sudah paham dan mengerti cara menyusui bayinya dengan benar.
d.
Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene bayi yaitu mengganti pakaian bayi
bila basah atau kotor dan memandikan bayi 2 kali sehari.
e.
f.
Pada pukul 09.30 WIB telah diberikan imunisasi Hepatitis Bo dan Polio 1 sudah
diberikan.
g.
Ibu bersedia untuk membawa bayinya kembali ke rumah sakit 1 minggu lagi untuk
kontrol tumbuh kembang bayi dan imunisasi selanjutnya yaitu imunisasi BCG.
h.
Ibu dan bayi pulang pada tanggal 26 April 2013, pukul 12.00 WIB.
B. Pembahasan
Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan isi dari karya tulis
ilmiah, yaitu tinjauan kasus untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang
terjadi pada asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Caput
Succedaneum di RSUD Karanganyar dan membandingkan teori-teori medis
dengan kasus yang ada di lapangan. Pembahasan ini dibuat dari pengkajian
sampai evaluasi, yaitu sebagai berikut.
1.
Pengkajian
Dalam pengumpulan data semua informasi yang lengkap dari
sumber
pengumpulan
data
b.
c.
Interprestasi Data
Pada langkah interprestasi data ini dilakukan identifikasi yang
benar terhadap diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pasien. Di
dalam teori data dasar yang dikumpulkan diinterprestasikan ke dalam
diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Dari pengkajian data yang
dilakukan maka dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu bayi baru
lahir Ny. K umur 1 jam dengan Caput Succedaneum.
Hal tersebut berdasarkan data yang mendukung yaitu dengan data
dasar ibu mengatakan pada kepala bayi terdapat benjolan. Sedangkan
pada pemeriksaan didapatkan benjolan lunak dengan batas tidak tegas.
Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa Caput Succedaneum adalah
pembengkakan kepala janin selama persalinan, biasanya disebabkan
karena tekanan dari serviks dan lebih sering jika membrane telah rupture
(Champam, 2006).
Masalah yang timbul yaitu bayi biasanya akan
mengalami
60
Diagnosa Potensial
Diagnosa
potensial
pada
bayi
baru
infeksi
lahir
dengan
Caput
vesikel atau lecet pada daerah sirkuler (Dewi, 2010). Dalam kasus ini
diagnosa
potensial
tidak terjadi
infeksi
sekunder, karena
sudah
Rencana Tindakan
Setelah diagnosa kebidanan ditetapkan, penulis menyusun rencana
tindakan sesuai dengan data yang diperoleh. Rencana tindakan
yang
dibuat untuk bayi Ny. K adalah dirawat seperti pada perawatan bayi
normal, diawasi keadaan umum bayi, lingkungan harus dalam keadaan
baik, cukup ventilasi, masuk sinar matahari, pemberian ASI yang
adekuat, mencegah terjadinya infeksi, memberikan penyuluhan pada
orang tua tentang keadaan trauma bayi, perawatan sehari-hari, manfaat
dan cara pemberian ASI (Arief, 2009). Menurut Wikjokosastro (2006),
perlu diperhatikan dan dapat digunakan obat-obatan antiseptik lokal
untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya infiksi sekunder.
Rencana tindakan dalam kasus ini meliputi observasi keadaan
umum dan vital sign bayi setiap 6 jam per hari, kenakan pakaian bayi lalu
di bedong dengan kain hangat, lembut dan pertahankan suhu bayi dengan
meletakan bayi di dalam inkubator, rawat tali pusat, jaga kebersihan bayi,
cukupi nutrisi bayi, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya,
observasi
BAB dan BAK, jaga agar bayi tidak sering diangkat dan beri terapi
sesuai advis dokter spesialis anak untuk menghindari terjadinya infeksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan pada kasus ini dilakukan berdasarkan perencanaan
secara menyeluruh yang telah dibuat. Pelaksanan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan caput succedaneum disesuaikan dengan rencana
tindakan di dalam teori dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek sehingga tidak menimbulkan komplikasi pada bayi. Pelaksanaan
ini ditekankan pada perawatan dan memonitor keadaan
caput
Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terahir untuk menilai keefektifan dari
rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan
nutrisi sudah
terpenuhi, pada hari ke-4 berat badan bayi 3050 gram mengalami
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan
pembahasan pada asuhan kebidanan pada Bayi Ny. K dengan caput
succedaneum di Ruang Dahlia di RSUD Karanganyar, maka penulis mampu
mengambil kesimpulan yaitu :
1.
2.
Interprestasi data didapatkan diagnosa kebidanan yang tepat, yaitu bayi baru
lahir Ny. K dengan caput succedaneum. Masalah yang muncul pada bayi baru
lahir Ny. K adalah gangguan rasa nyaman akibat oedema di kepala bayi.
3.
Diagnosa potensial pada bayi Ny. K adalah terjadi infeksi sekunder, karena
sudah diantisipasi dengan cara mengompres caput succedaneum
64
65
dengan kassa bethadine sehingga tidak terjadi infeksi sekunder, dan tidak
ada data yang mengarah terjadinya infeksi sekunder.
4.
5.
Perencanaan pada kasus ini adalah observasi keadaan umum dan vital sign
bayi setiap 6 jam per hari, pertahankan suhu bayi, rawat tali pusat, cukupi
nutrisi bayi, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya, observasi BAB dan BAK,
jaga bayi agar tidak sering diangkat dan beri terapi sesuai advis
sepesialis anak, observasi
keadaan
dokter
7.
Evaluasi dari studi kasus ini adalah caput succedaneum menghilang selama
4 hari perawatan, keadaan umum baik, bayi tampak tenangdan nyaman, tali
pusat kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi, kebutuhan nutrisi sudah
terpenuhi, pada hari ke-4 berat badan bayi menjadi 3050 gram mengalami
penurunan 50 gram.
8.
Pada kasus ini bayi Ny. K tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik
dikarenakan pasien telah mendapatkan perawatan dan antisipasi yang baik.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka perkenankanlah penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1.
Bagi Penulis
Dapat meningkatkan ilmu yang diperoleh kedalam situasi nyata dan
ilmu pengetahuan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan caput succedaneum dan lebih terbuka dalam
menerima teori baru.
2.
Bagi Bidan
Dalam memberikan perawatan pada bayi baru lahir dengan caput
succedaneum hendaknya memperhatikan pentingnya penerapan konsep
asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan sesuai
dengan kondisi pasien.
3.
Rumah Sakit
Disarankan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu
pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan caput succedaneum secara optimal melalui penanganan segera
setelah bayi lahir.
4.
Bagi Institusi
Diharapkan dapat meningkatkan ilmu-ilmu dalam menerapkan
asuhan kebidanan khususnya dalam mengatasi caput succedaneum.
5.
Bagi Pasien
Ibu diharapkan dapat merawat bayinya sendiri di rumah, setelah
diberikan penyuluhan oleh bidan mengenai perawatan bayi sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng, Putri. 2011. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. E umur 6 jam
dengan caput succedaneum di RSUD Assalam Gemolong. DIII
Kebidanan Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah.
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineke Cipta.
Arief, ZR. 2009. Neonatus dan ASuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Arwin. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
DepKes
RI.
2007.
AKI
dan
AKB
Nasional
2007.
http://SDKI2007.AKIdanAKBIndonesia.com. Diakses 7 November
2012.
. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI Jakarta.
. 2010. Upaya Penurunan AKI dan AKB SDKI 2010.
http://AKIdanAKBIndoneia2010.com. Diakses 7 November 2012.
Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika.
DinKes
Indriyani, 2011. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. R Dengan
Caput Succedaneum di Ruang Catleya Bayi Rumah Sakit Panti
Waluyo Surakarta, DIII Kebidana Kusuma Husada. Karya Tulis
Ilmiah.
Ladewing, P. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC.
Makrum, A, H. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Myles, 2009. Buku Ajar BIdan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta.
Nursalam, dkk. 2008. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Eko, P. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : ECG.