Anda di halaman 1dari 83

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR BY. NY.

K
DENGAN CAPUT SUCCEDANEUM DI RSUD
KARANGANYAR
TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
YULIANA SUNDARI
NIM. B10.120

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013

ii

Persetujuan

iii

Pengesahan

Program Studi Diploma III Kebidanan, STIKES Kusuma Husada Surakarta


Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Yuliana Sundari
B10 120
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR BY. NY. K DENGAN
CAPUT SUCCEDANEUM DI RSUD KARANGANYAR
TAHUN 2013
(xiii + 67 halaman + 12 lampiran)
ABSTRAK
Latar Belakang : Angka kematian bayi di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 35
per 1000 kelahiran hidup. Di RSUD Karanganyar periode Januari sampai Oktober
2012 di peroleh 117 bayi mengalami caput succedaneum. Hal ini jika tidak segera
ditangani bisa menimbulkan infeksi sekunder pada daerah caput succedaneum
yang berkaitan dengan angka kematian bayi
Tinjauan Studi Kasus : Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir
dengan caput succedaneum dengan menerapkan menejemen kebidanan sesuai
dengan 7 langkah varney.
Metode Studi Kasus : Merupakan laporan studi kasus dengan metode deskriptif.
Teknik pengumpulan data meliputi data primer yaitu memeriksaan fisik,
wawancara dan observasi. Sedangkan data sekunder meliputi dokumentasi dan
studi kepustakaan.
Hasil Studi Kasus : Setelah diberikan asuhan kebidanan selama 4 hari dan
dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak, didapatkan hasil caput
menghilang, keadaan umum bayi baik, bayi tampak tenang dan nyaman tali pusat
kering tidak terdapat tanda-tanda infeksi, kebutuhan nutrisi sudah terpenuhi.
Kesimpulan : Setelah pelaksanaan tindakan dilakukan evaluasi hasil asuhan
kebidanan selama 4 hari yang didapat keadaan umum dan tanda vital bayi baik
dan caput dikepala bayi sudah menghilang. Pada studi kasus ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Bayi Baru Lahir, Capput Succedaneum.
Kepustakaan : 25 literatur (2001 2010)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan ijin dan ridhoNya penulis dapat
menyelesaikan Studi Kasus sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh
Derajat Ahli Madya Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang berjudul
Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir By Ny. K dengan Caput Succedaneum
di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Dalam penyusunan Studi Kasus ini,
penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.

Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.

2.

Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta

3.

Ibu Mei Lina Fitri K, S.ST selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan sampai terselesaikannya Studi Kasus ini.

4.

Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

5.

Dr. Mulyadi, selaku Direktur RSUD Karanganyar yang telah bersedia


memberikan ijin untuk pengambilan data awal dan dalam pengambilan kasus.

6.

Ny. K selaku orang tua bayi yang telah bersedia menjadi pasien dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Studi Kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran demi perbaikan Studi Kasus ini. Akhirnya,

penulis berharap semoga studi kasus yang penulis lakukan dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Surakarta,

Juli 2013

Penulis

vi

MOTTO

Y Kemenangan yang seindah indahnya dan sesukar sukarnya yang boleh


direbut oleh manusian ialah menundukan diri sendiri. (Ibu Kartini)
Y Orang tua itu ibarat Quran yang sudah usang, namun walau usang tapi harus
selalu dijunjung dan dimuliakan.
Y Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena
didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil.
Y Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin. Dengan mencoba sesuatu
yang tidak mungkin, anda akan bisa mencapai yang terbaik dari yang mungkin
anda capai.

vii

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati dan dan penuh terima kasih karya tulis
ini saya persembahkan untuk:

Allah SWT yang telah membrikan rahmat dan hidayahNya


sehingga karya tulis ini apat diselesaikan dengan baik.

Mamah dan papah yang selalu memberikan doa dan perhatian


serta cinta kasih yang tiada henti-hentinya.

Kakak dan seluruh keluarga besarku yang tiada hentinya


memberi suport dan nasehat serta doanya.

Dosenku bu Mei Lina Fitri K, SST terimakasih telah


membimbingku dan tiada hentinya memberikan masukan.

Keluarga baruku terimakasih atas dukungan pak samsi, mamah


nuning, alfat, arsya dan asdo.

Kos ragil terimakasih atas nasehat,dukungan dan suport kalian


yang tiada hentinya (mba irna, wulan, peni).
Teman teman

viii

CURICULUM VITAE

Nama

: Yuliana Sundari

Tempat/ tgl lahir : Cilacap, 2 juli 1991


Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jln Raya Cilumuh RT 01/01 Rejodadi, Cimanggu, Cilacap,


Jateng

Riwayat Pendidikan
1. Taman kanak-kanak

Lulus tahun 1998

2. SD Rejodadi 01

Lulus Tahun 2004

3. SMP Islam Majenang

Lulus Tahun 2007

4. MA N Majenang

Lulus Tahun 2010

5. Prodi D III Kebidanan


STIKes Kusuma Husada

Angkatan 2010/ 2011

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1


B. Perumusan Masalah.................................................................................................. 2
C. Tujuan Studi Kasus...................................................................................................3
D. Manfaat Studi Kasus................................................................................................. 4
E. Keaslian Studi Kasus................................................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan............................................................................................... 6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Bayi Baru Lahir 9


a. Definisi Bayi Baru Lahir .........................................

b. Ciri-ciri bayi baru lahir ............................................

c. Penatalaksanaan pada bayi baru lahir ......................

10

d. Masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir ....

12

2. Caput succedaneum............................................................................................13
a. Definisi Caput Succedaneum ..................................

13

b. Etiologi Caput Succedaneum ..................................

14

c. Tanda dan Gejala Caput Succedaneum ...................

14

d. Patofisiologi Caput Succedaneum ...........................

15

e. Penatalaksanaan Caput Succedaneum .....................

15

B. Teori Manajemen Kebidanan


1. Pengkajian Data 16
2. Interpetasi Data 26
3. Diagnos Potensial...............................................................................................27
4. Antisipasi

28

5. Rencana Tindakan..............................................................................................29
6. Pelaksanaan

29

7. Evaluasi

30

C. Landasan Hukum31
BAB III METODOOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus33
B. Lokasi Studi Kasus...................................................................................................33
C. Subyek Studi Kasus..................................................................................................33
D. Waktu Studi Kasus...................................................................................................33
E. Instrumen Studi Kasus..............................................................................................34
G. Teknik Pengambilan Data.........................................................................................34
H. Alat-alat yang Dibutuhkan........................................................................................37

xi

BAB IV TINJAUAN KASUS DAM PEMBAHASAN


A. Tinjauan Kasus 39
B. Pembahasan

58

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan

64

B. Saran

66

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Jadwal Pelaksanaan KTI

Lampiran 2.

Surat Permohonan ijin pengambilan data awal

Lampiran 3.

Surat Permohonan ijin penggunaan lahan

Lampiran 4.

Surat Persetujuan Pasien dalam Pengambilan Kasus

Lampiran 5.

Surat Balasan penggunaan lahan

Lampiran 6.

Format Asuhan Kebidana pada Bayi Baru Lahir

Lampiran 7.

Satuan Acara Pembelajaran Perawatan Tali Pusat

Lampiran 8.

Satuan Acara Pembelajaran Memandikan Bayi

Lampiran 9.

Satuan Acara Pembelajaran Teknik Menyususi yang Benar

Lampiran 10. Satuan Acara Pembelajaran Imunisasi


Lampiran 11. Lembar Observasi
Lampiran 12. Lembar Konsultasi

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia

masih

sangat

tinggi.

Menurut survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,


Angka Kematian Bayi adalah 35 per 1000 kelahiran hidup dan target pada
tahun 2010 menjadi 25 per 1000 kelahiran hidup. Menurut MDGs tahun 2007
Angka Kematian Bayi masih sangat tinggi sekitar 34 per 1000 kelahiran dan
target pada tahun 2015 angka kematian bayi menjadi 5 per 1000 kelahiran
hidup (DepKes RI, 2009).
Angka Kematian Bayi di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2010
sebesar 97 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi baru

lahir

adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 226 bayi (36%), cacat
bawaan sebanyak 210 bayi (33%), kekurangan oksigen (asfeksia) sebanyak
199 bayi (31%), sedangkan penyebab lain kematian bayi baru lahir disebabkan
oleh sepsis (infeksisistemik), kelainan bawaan dan trauma persalinan (chepal
hematoma, caput succedaneum) (DinKes Jateng, 2010).
Caput Succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala,
yang dapat melampaui sutura garis tengah. Kelainan ini akibat sekunder dari

tekanan uterus atau dinding vagina pada bayi sebatas caput. Keadaan ini
dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang 2-4 hari
setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang
dilaporkan (Prawirohardjo, 2002). Menurut Dewi (2010), akibat yang timbul
dari caput succedaneum apabila tidak ditangani dengan baik adalah dapat
terjadi infeksi sekunder bila timbul vesikel atau lecet didaerah sirkuler
tersebut.
Studi awal yang di peroleh dari RSUD Karanganyar pada bulan Januari
sampai dengan Oktober 2012 didapatkan data jumlah bayi baru lahir hidup
sebanyak 1090 bayi, terdiri dari jumlah kasus bayi baru lahir normal sebanyak
440 bayi (40,36%) dan jumlah bayi lahir tidak normal sebanyak 289 bayi
(26,51%) yang terdiri dari bayi dengan caput

succedaneum

117

bayi

(10,73%), BBLR 95 bayi (8,71%), bayi dengan ikterik 57 bayi (5,22%) dan
bayi 39 bayi (3,57%) masuk dalam angka kematian. Berdasarkan latar
belakang di atas bahwa angka kejadian caput succedaneum masih tinggi
sehingga penulis tertarik mengambil judul Asuhan Kebidanan Bayi

Baru

Lahir By. Ny. K dengan Caput Succedaneum di RSUD Karanganyar

B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

masalah

yaitu Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir By.


Ny. K dengan Caput Succedaneum di RSUD Karanganyar dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney?.

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Penulis dapat melakukan penatalaksanaan pada bayi baru lahir
dengan caput succedaneum dengan menerapkan asuhan kebidanan
menurut manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu
1) Melaksanakan pengkajian secara lengkap pada bayi baru lahir By.
Ny. K dengan caput succedaneum.
2) Menginterprestasi data yang timbul meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput
succedaneum.
3) Mampu merumuskan diagnosa potensial pada bayi baru lahir By.
Ny. K dengan caput succedaneum.
4) Mampu

mengidentifikasikan

tindakan

segera

antisipasi

yang

memerlukan tindakan mandiri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain


serta rujukan pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput
succedaneum.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada bayi baru
lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum.
6) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada bayi baru lahir By.
Ny. K dengan caput succedaneum.

7) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan pada bayi baru lahir By. Ny. K


dengan caput succedaneum.
b. Mampu mengidentifikasikan dan menganalisis kesenjangan antara teori
dan praktek di lapangan khususnya pada bayi baru lahir By. Ny. K dengan
caput succedaneum.
c. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah jika terdapat kesenjangan
antara teori dan praktek pada asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
bayi baru lahir By. Ny. K dengan caput succedaneum.

D. Manfaat Studi Kasus


1. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam menerapkan ilmu
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum dalam
situasi yang nyata.
2. Bagi Profesi
Dapat meningkatkan pelayanan dan pengetahuan serta menjadi
masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum.
3. Bagi institusi
a. Pelayanan Kebidanan RSUD
Dapat sebagai bahan pertimbangan dalam pelayanan dan untuk
lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum.

b. Pendidikan
Dapat sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan kebidanan khususnya dalam asuhan

kebidanan

bayi baru lahir dengan caput succedaneum.

E. Keaslian Studi Kasus


Studi kasus tentang bayi baru lahir dan bayi dengan caput succedaneum
pernah dilakukan oleh :
1. Ajeng (2011), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny.
E umur 6 jam dengan caput succedaneum di RSUD Assalam Gemolong .
Laporan kasus ini menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney. Asuhan yang diberikan adalah bayi dirawat seperti pada
perawatan bayi normal, mengukur TTV dan mengobservasi keadaan
umum bayi, memberikan ASI yang adekuat, mencegah terjadinya infeksi,
mencegah terjadinya hipotermi. Asuhan diberikan selama 3 hari dan
hasilnya bayi sehat, kebutuhan nutrisi terpenuhi, tidak ada infeksi dan
ukuran benjolan mengecil. Perbedaannya tempat pengambilan kasus yaitu
RSUD Assalam Gemolong, pencegahan hipotermi pada peberian asuhan
selama 3 hari dan kasus bayi baru lahir pada umur 6 jam. Persamaanya
dalam pemberian asuhan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum
sama-sama diberikan asuhan perawatan bayi normal.
2. Hastuti (2007), dengan judul Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. S dengan
caput succedaneum di bangsal kenangan RSUD Karanganyar Asuhan

yang di berikan berupa observasi keadaan umum dan tanda vital bayi,
observasi /merawat caput, mencegah hipotermi, mencegah infeksi,
menganjurkan ibu untuk meneteki bayinya adalah penatalaksanaan pada
bayi baru lahir dengan caput succedaneum secara cermat, tepat dan
komprehensif sehingga bayi tidak terjadi infeksi dan caput succedaneum
hilang setelah 4 hari. Perbedaannya adalah pada pemberian asuhan selama
4 hari yaitu pencegahan hipotermi dan persamaannya adalah tempat
pengambilan kasus yaitu sama-sama diambil di RSUD Karanganyar dan
pemberian asuhan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum.
3. Indrayani (2011), dengan judul Asuhan Kebidanan bayi baru lahir pada bayi
Ny. R dengn caput succedaneum di ruang Catleya Bayi Rumah Sakit Panti
Waluyo Surakarta Asuhan diberikan selama 4 hari dan kolaborasi dengan
dokter spesialis anak, didapatkan adalah keadaan umum bayi baik, kesadaran
composmentis, berat badan naik dari 2850 gram menjadi 3110 gram, caput
succedaneum terbungkus kassa bethadine dan tidak ada tanda- tanda infeksi
caput berkurang 4 mm dari ukuran pada waktu lahir (6 cm), tali pusat kering
tidak ada tanda-tanda infeksi, bayi begerak aktif, bayi menetek belum kuat pada
hari ke-4 bayi sudah diperbolehkan pulang. Perbedaannya adalah tempat
pengambilan kasus di Rumah Sakit Panti Waluyo dan persamaannya pada
pemberian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan caput succedaneum selama
4 hari.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan studi kasus ini meliputi sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini penulis menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang,
perumusan masalah, manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian
studi kasus dan sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang teori medis yaitu teori
bayi baru lahir meliputi pengertian, klasifikasi bayi baru lahir serta
teori caput succedaneum yang meliputi pengertian, etiologi, tanda
dan gejala, ekskorasi

kulit

kepala ,patofisiologi, komplikasi,

penatalaksanaan. Menjelaskan teori manajemen kebidanan menurut


varney terdiri dari 7 langkah yang berkaitan dengan judul atau
permasalahan, langkah

tersebut

dimulai

dari

pengkajian dan

pengumpulan data dasar, berahir dengan evaluasi. Selanjutnya


menjelaskan data perkembangan dan landasan hukum.
BAB III METODOLOGI
Dalam bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi pengambilan
kasus, subjek studi kasus, instrument yang digunakan, tekhnik
pengumpulan

data

serta

pelaksanaan studi kasus.

alat-alat

yang

dibutuhkan

selama

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN


Berisikan intisari pengelolaan kasus yang meliputi seluruh asuhan
kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Caput Succedaneum di
Ruang Dahlia RSUD Karanganyar, meliputi pengkajian, interprestasi
data, diagnosa potensial, antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan
dan evaluasi serta data perkembangan

menggunakan

SOAP.

Sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalahmasalah atau kesenjangan teori dan praktek yang penulis temukan di
lapangan.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab terahir yang memuat kesimpulan serta saran sebagai
sumbangan pikiran dari penulis. Kesimpulan merupakan

jawaban

atas perumusan masalah dari tujuan penulis dan merupakan inti dari
pembahasan kasus, sedangkan

saran

merupakan

pemecahan masalah dan tanggapan dari kesimpulan.


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

alternatif

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI
1.

Bayi baru lahir


a. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam persentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan
2.500 -4.000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan
(Yulianti, 2010 ). Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram
(Dewi, 2010).
b. Ciri-ciri bayi baru lahir normal
Menurut Dewi (2010), ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah
sebagai berikut :
1) Berat badan 2500-4000 gram.
2) Panjang badan 48-52 cm.
3) Lingkar kepala 33-35 cm
4) Lingkar dada 30-38 cm.
5) Bunyi jantung dalam menit pertama 180 x/menit menurun
sampai 120-160 x/menit.

10

6) Pernafasan pada menit pertama 80 x/menit menurun sampai 40 x/menit.


7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan terbentuk dan
diliputi verniks caeseosa.
8) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak jelas.
9) Kuku agak panjang dan lemas.
10) Testis sudah turun (pada laki-laki), genetalia labiya mayora telah
menutupi labiya minora (pada perempuan).
11) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan tangan seperti memeluk. Graff refleks sudah baik, bila di letakan
suatu benda di telapak tangannya maka akan menggenggam.
13) Eliminasi, urin dan meconium akan keluar dalam 24 jam, pertama
meconium berwarna kecoklatan.
c. Penatalaksanaan pada bayi baru lahir
Penatalaksanaan yang dilakukan segera setelah bayi lahir
diataranya sebagai berikut:
1) Menurut Saifuddin (2006), membersihkan jalan nafas dengan cara
sebagai berikut :
a) Bayi diletakan dalam posisi terlentang ditempat yang keras dan
hangat.

b) Gulung sepotong kain dan diletakan di bawah bahu sehingga leher


lebih lurus dan kepala tidak menekuk.
c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
d) Kedua telapak kaki bayi di tepuk sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering.
2) Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir.
Sebelum memotong tali pusat pastikan bahwa tali pusat telah
diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3) Memperhatikan suhu badan bayi
Menurut Arief (2009), bayi baru lahir harus di bungkus
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara :
a) Bayi di bungkus dengan kain hangat.
b) Jangan membiarkan bayi dalam keadaan basah.
c) Jangan memandikan bayi dengan air dingin.
d) Daerah kepala dibungkus dengan memakai topi yang tebuat dari
kain.
4) Memberikan vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K

pada

bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi. Untuk mencegah


terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal atau

cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3


hari (Saifuddin, 2006).
5) Memberi salep mata
Perawatan mata harus dikerjakan segera

yang

lazim

dipakai adalah larutan pernsk nitrat atau Neosporin dan langsung


diteteskan pada mata bayi

segera

setelah

bayi

lahir

(Saifuddin, 2006).
6) Identitas bayi
a) Pada alat atau gelang identitas tercantum: Nama (bayi Ny.
X), tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan bayi, nama
lengkap ibu (Saifuddin, 2006).
b) Tempat tidur diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomer identitas (Saifuddin, 2006).
d. Masalah yang sering terjadi pada bayi baru lahir
1) Asfiksia
Adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir (Prawirohardjo, 2008).
2) Ikterus
Adalah suatu gejala yang sering ditemukan pada hari baru lahir
(Prawirohardjo, 2008).
3) Bayi Berat Lahir Rendah
Adalah bayi baru lahir yang berat bandannya saat lahir kurang
dari 2500 gram smpai 2499 gram (Saifuddin, 2006).

4) Tetanus Neonaturum
Adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonaturum (bayi
berusia kurang dari 1 bulan) yang disebabkan oleh clorstridium
tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan
menyerang sistem syaraf pusat (Saifuddin, 2006).
5) Cidera lahir
a) Molding
Bentuk tengkorang yang aismetris bersifat sementara,
yang disebabkan oleh proses kelahiran, biasanya partus lama
(Saifuddin, 2006).
b) Caput succedaneum
Caput succedaneum adalah edema dikulit kepala pada
bagian persentasi kepala (Prawirohardjo, 2008).
c) Cefal hematoma
Cefal hematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat
kerusakan jaringan perosteneum karena tarikan atau tekanan
jalan lahir dan tidak pernah melampaui batas sutura garis
tengah (Prawirohardjo, 2008).
2.

Caput succedaneum
a. Definisi caput succedaneum
Caput succedaneum adalah pembengkakan
lunak

kepala,

yang

(Prawirohardjo, 2008).

dapat

melampaui

sutura

difus
garis

jaringan
tengah

Caput succedaneum adalah benjolan atau

pembengkakan

karena adanya timbunan getah bening di kepala (pada persentasi


kepala) yang terjadi pada bayi baru lahir (Dewi, 2010).
Caput succedaneum adalah oedema pada kulit kepala, lunak
tidak berfluktuasi, batasannya tidak tegas dan menyebrangi sutura
dan akan hilang dalam beberapa hari (Arwin, 2010).
b. Etiologi caput succedaneum
Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat
pada kepala saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan
sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengluaran cairan
tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Kejadian ini bisa terjadi pada
partus lama atau persalinan dengan vaccum ekstrasi (Dewi, 2010).
c. Tanda dan gejala caput succedaneum
Menurut Dewi

(2010), tanda dan gejala dari

succedaneum adalah sebagai berikut :


1) Oedema di kepala.
2) Terasa lembut dan lunak pada perabaan.
3) Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah.
4) Oedema melampaui tulang tengkorak.
5) Batas yang tidak jelas.
6) Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan.
7) Benjolan akan berkurang sekitar 2-4 hari tanpa pengobatan.

caput

d. Patofisiologis caput succedaneum


Menurut

Prawirohardjo

(2008),

patofisiologi

caput

succedaneum adalah karena pembengkakan difus jaringan otak yang


mampu melampaui sutura garis tengah. Adanya oedema di kepala
terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai
pengluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan di daerah
persentasi lahir dan melampaui garis sutura.
e. Penatalaksanaan caput succedaneum
Menurut Dewi (2010) dan Arief (2009), penatalaksanaan caput
succedaneum adalah sebagai berikut :
1) Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal.
2) Observasi keadaan umum bayi dan vital sign setiap 6 jam per hari.
3) Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar
matahari yang cukup.
4) Pertahankan suhu bayi agar tetap hangat dengan meletakan bayi dalam
incubator.
5) Rawat tali pusat dengan mengganti kassa steril 2 x sehari setelah mandi.
6) Cukupi nutrisi bayi dengan pemberian ASI yang adekuat, bidan harus
mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar.
7) Observasi BAB dan BAK.
8) Jaga bayi agar tidak sering diangkat.

9) Beri terapi sesuai anjuran dokter spesialis anak.


10) Berikan konseling pada orang tua, tentang :
a) Keadaan trauma yang dialami oleh bayi.
b) Jelaskan bahwa

benjolan akan

menghilang

dengan

sendirinya setelah 2 sampai 4 hari tanpa pengobatan.


c) Perawatan bayi sehari-hari.
d) Manfaat dan teknik pemberian ASI.

B. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN


1.

Pengertian Manajemen Kebidanan


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah dengan
metode pengorganisasian pikiran dan tindakan-tindakan yang urut dan
logis serta menguntungkan kedua belah pihak yaitu pasien dan keluarga
(Varney, 2007). Dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan caput succedaneum penulis beracuan pada pola piker
Varney karena metode dan pendekatan sistematis dan analitik sehingga
memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien.

2.

Manajemen Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney


Manajemen

Asuhan

Kebidanan

Langkah

menurut

Varney (2007), terdiri dari :


a. Langkah pertama : Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
adekuat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien pengkajian pada bayi baru

lahir

meliputi

Pengumpulan data dasar dengan menggunakan data subyektif dan


data obyektif.
1) Data Subyektif yaitu data yang di ungkapkan oleh klien meliputi :
a) Identitas bayi meliputi :
(1)

Nama bayi

: untuk mengetahui identitas bayi

(2)

Umur bayi

: untuk mengetahui umur bayi


yang nanti akan disesuaikan
dengan

tindakan

yang

akan

dilakukan dan dosis obat yang


akan diberikan
(3)

Tempat/tanggal lahir : untuk mengetahui di mana dan


kapan bayi itu lahir.

(4)

Jenis kelamin

: untuk mengetahui genetalia bayi


apakah berjenis kelamin lakilaki atau perempuan.

(5)

Berat badan

: untuk mengetahui antara berat


badan dengan umur kehamilan
sesuai atau tidak.

(6)

Panjang badan

: untuk

mengetahui

antara

panjang badan dengan umur


kehamilan sesuai atau tidak.

(7)

Nama ibu/ayah

: untuk

mengetahui

identitas

orang tua bayi tersebut.


(8)

Umur

: untuk mengetahui faktor resiko dan tingkat

kesuburan dan dosis obat yang akan di berikan.


(9)

Agama
apa

yang

: untuk mengetahui agama atau keyakinan


dianut pasien.

(10) Suku bangsa

: untuk

mengetahui

faktor

pembawaan ras dan sebagai


pembeda ras pasien.
(11) Pendidikan

: untuk

mengetahui

tingkat

pendidikan orang tua bayi.


(12) Pekerjaan : untuk

mengetahui

gambaran

sosial ekonomi keluarga dapat


membiayai bayi selama dalam
perawatan
(13) Alamat

: untuk

mengetahui

tempat tinggal

pasien, sehingga dapat dilakukan kunjungan rumah sewaktuwaktu.

b) Keluhan utama
Mengkaji keluhan yang dirasakan pada pasien untuk
menentukan tindakan yang akan dilakukan. Keluhan utama
pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum adalah
benjolan pada kepala bayi (Makrum, 2002).
c) Riwayat kehamilan sekarang
Untuk

mengetahui

keadaan

bayi

saat

dalam

kandungan pengkajian ini meliputi : HPHT, HPL, keluhan


pada trimester pertama sampai trimester ketiga, frekuensi
ANC, penyuluhan yang pernah didapat, imunisasi TT
(Varney, 2007).
d) Riwayat persalinan sekarang
Berisi tentang tempat persalinan, penolong, jenis
persalinan, komplikasi atau kelainan dalam persalinan,
plasenta, cairan ketuban, insersi tali pusat, lama persalinan
dari kala I sampai kala IV (Varney, 2007). Bayi dengan
caput succedaneum biasanya disebabkan oleh persalinan
kala II lama dan persalinan menggunakan vakum ekstrasi
(Dewi, 2010).
e) Riwayat penyakit
Untuk mengetahui adanya penyakit yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin, misalnya : riwayat
penyakit saat hamil dan riwayat penyakit sistemik seperti

20

jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, DM, hipertensi,


epilepsi, riwayat penyakit keluarga, riwayat keturunan
kembar, riwayat operasi (Prihardjo, 2007).
2) Data obyektif
Data

obyektif

dapat

diperoleh

dengan

melakukan

pemeriksaan antara lain :


a) Pemeriksaan khusus
Dilakukan dengan memeriksa apgar score yang
dilakukan pada menit pertama kelima dan kesepuluh
(Saifuddin, 2006). Pada bayi dengan caput succedaneum
permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau
kemerahan (Dewi, 2010).
b) Pemeriksaan umum
Keadaan umum pasien diambil mulai dari pertama
kali bertemu dengan pasien

kemudian

dilakukan

pengukuran tanda-tanda vital, meliputi :


(1)

Suhu

Suhu di axilla atau kulit berkisar antara 36,5C sampai


37C (Prawirohardjo, 2008).
(2)

Pernafasan

Frekuensi pernafasan antara 40-60 kali permenit


(Yuliyanti, 2010).

(3)

Denyut jantung

Bunyi jantung pada menit-menit pertama kira-kira


180x/menit, yang kemudian turun sampai 140x/menit
sampai

120x/menit

saat

usia

bayi

30

menit

(Wikjnsastro, 2006).
c) Pemeriksaan sistematis
(1)

Kepala

Pada caput succedaneum teraba lunak, berbatas tidak


tegas, sutura melewati tulang tengkorak.
(2)

Ubun-ubun

Memeriksa ubun-ubun berdenyut dan tidak ada


cekungan dan pada bayi dengan caput succedaneum
terdapat benjolan (Prawirohardjo, 2008)
(3)

Bentuk wajah

Memeriksa kesimetrisan, ukuran dan posisi mata,


hidung, mulut, dagu dan telinga (Jhonson, 2005)
(4)

Mata

Memeriksa perlengketan, katarak, conjungtiva dan


sclera.
(5)

Telinga

Memeriksa telinga untuk memastikan jumlah, bentuk


dan posisinya.

(6)

Hidung

Memeriksa lubang hidung bersih, tidak teraba benjolan


dan tanpa cairan. Waspada adanya nafas cuping hidung.
(7)

Mulut

Adakah bibir sumbing, tooth buds dan lain-lain.


(Wiknjosastro, 2006)
(8)
Memeriksa

Leher
leher

adakah

pelebaran

atau

tidak

(Webbing), apakah ada oedema atau massa.


(9)

Dada

Memeriksa kesimetrisan gerak dada saat bernafas.


(10) Perut
Memeriksa adanya massa atau tidak, apakah abdomen
sedikit menonjol atau tidak.
(11) Tali pusat
Memeriksa

apakah terdapat pus, kemerahan

dan

perdarahan atau tidak.


(12) Punggung
Memeriksa apakah punggung datar atau tidak, adakah
tumpukan rambut pada punggung bagian bawah.

(13) Ekstremitas
Adakah oedema, fraktur, paralus, sindaktili, talipes,
dan lain-lain (Wiknjosastro, 2006).
(14) Genetalia
Pada wanita apakah labia mayora sudah menutupi
labiya minora dan pada laki-laki apakah testis sudah
turun dalam skrotum.
(15) Anus
Memeriksa bahwa bayi memiliki anus dan letaknya
benar, catat setiap meconium keluar.
d) Pemeriksaan refleks menurut Dewi (2010), adalah sebagai berikut
:
(1)

Reflek moro

Respon bayi baru lahir dimana bayi akan menggenggam tangan dan jari lebar-lebar, lalu menggembalikan dengan cepat seakan-akan memeluk jika tibatiba dikejutkan oleh suara atau gerakan.
(2)

Reflek menggenggan (Graps)


Reflek yang timbul bila ibu jari diletakan pada telapak
tangan bayi, maka bayi akan menutup telapak
tanganya.

(3)

Reflek menghisap (sucking)


Respon pada bayi yang timbul apabila ada obyek atau
jari di masukan dalam mulut maka bayi akan
menghisap obyek atau jari tersebut.
(4)

Reflek rooting

Muncul pada stimulasi taktil pada pipi dan daerah


mulut, bayi akan memutar

kepala

seakan-akan

mencari putting susu.


(5)

Reflek walking

Reflek akan timbul jika bayi dalam posisi berdiri aka


nada gerakan spontan kaki melangkah ke depan.
(6)

Reflek menangis

Tangisan bayi baru lahir harus kuat dan jernih setiap


variasi dari keadaan ini

(misalnya

tangisan

yang

lemah ataubernada tinggi/ melengking) merupakan


keadaan abnormal.
e) Pemeriksaan antopometri
(1)

Lingkar kepala

Diukur menggunakan pita ukur dilakukan dari oksiput


kembali ke dahi (Johnson, 2005). Ukuran rata-rata 3237cm (Ladewing, 2006)

(2)

Lingkar dada

Diukur dengan meletakan pita ukur pada tepi terendah


scapula dan tarik pita mengelilingi bagian anterior
diatas garis puting (Ladewing, 2006).
(3)

Berat badan

Bayi dapat di timbang dalam keadaan telanjang pada


saat pakaianya ditinggalkan untuk mandi, berat ratarata bayi normal adalah sekitar 3,5 kg (Dewi, 2010).
(4)

Panjang badan

Diukur dari puncak kepala hingga tumit, ukuran rataratanya 50 cm (Dewi, 2010).
f) Eliminasi
(1)

Urine

Bayi baru lahir sebaiknya berkemih dalam 24 jam


setelah kelahiran (Dewi, 2010).
(2)

Mekonium

Mekonium berwarna hijau tua akan mulai keluar


dalam waktu 24 jam, pengluaran akan berlangsung
sampai hari ke 2-3, pada hari ke-4 sampai ke-5 warna
tinja menjadi coklat kehijau-hijauan (Dewi, 2010).
3) Data penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa,
apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium.

Data pendamping pada bayi baru lahir dengan caput


succedaneum tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium karena
benjolan pada kepala bayi akan hilang dalam waktu 2-4 hari
(Dewi, 2010).
b. Langkah kedua : Interprestasi data
Dilakukan identifikasi terhadap masalah atau diagnosa
berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan, di interprestasikan sehingga

dapat merumuskan

diagnosa masalah yang spesifik, intrprestasi data bayi baru lahir


dengan caput succedaneum adalah :
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa Kebidanan adalah diagnosa yang ditegakan
dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan (Varney, 2007).
Diagnosa : Bayi Ny. umur jam dengan caput
succedaneum.
Data Dasar :
a) DS : ibu mengatakan bayinya lahir tanggal .. pukul.
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan benjolan di
kepala.
b) DO : di kepala terdapat benjolan, teraba lunak, berbatas tidak
tegas, bersifat oedema (Nursalam, 2008).

2) Masalah
Tujuan pernyataan masalah adalah menjelaskan status
kesehatan atau masalah kesehatan pasien secara jelas

dan

sesingkat mungkin (Nursalam, 2008).


Masalah yang terjadi

pada

bayi

dengan

caput

succedaneum adalah bayi biasanya akan mengalami beberapa


ketidaknyamanan dan meskipun perawatan telah

diberikan

secara normal (Myles, 2009).


3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah didapatkan
dengan analisa data (Varney, 2007).
Menurut Myles (2009), kebutuhan yang diperlukan oleh
bayi dengan caput succedaneum adalah memegang atau
memakaikan pakaian bayi dengan lembut, pertahankan area
caput succedaneum tetap bersih dan kering dan tidak teriritasi.
c. Langkah ketiga : Diagnosa potensial
Mengidentufikasikan masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan

rangkaian

diidentifikasikan.

masalah

Langkah

ini

dan

diagnosa

membutuhkan

yang
antisipasi,

sudah
bila

kemungkinan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan


diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini
benar-benar terjadi (Varney, 2007).

Masalah potensial pada bayi baru lahir dengan caput


succedaneum adalah infeksi sekunder bila timbul vesikel atau lecet
didaerah sirkular tersebut (Dewi, 2010).
d. Langkah keempat : Antisipasi/Tindakan Segera
Antisipasi adalah mencerminkan kesinambungan dari proses
situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa bayi (Varney, 2007).
Antisipasi pada bayi dengan caput succedaneum adalah
menjaga kebersihan dan pengeringan kulit yang terluka perlu
diperhatikan

dan

dapat

digunakan

obat-obat

antiseptik

lokal

(Wiknjosastro, 2006).
e. Langkah kelima : Rencana tindakan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan

oleh

langkah-langkah

sebelumnya.

Langkah

ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa


yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi (Varney, 2007).
Rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput
succedaneum menurut Dewi (2010) dan Arief (2009), adalah :
1) Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal
2) Observasi keadaan umum bayi dan vital sign setiap 6 jam per hari.
3) Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar
matahari yang cukup.

4) Pertahankan suhu bayi agar tetap hangat dengan meletakan bayi di


dalam inkubator.
5) Rawat tali pusat dengan mengganti 2 x sehari setelah mandi
menggunakan kassa steril.
6) Cukupi nutrisi bayi dengan pemberian ASI yang adekuat, bidan harus
mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar.
7) Observasi BAB dan BAK
8) Jaga bayi agar tidak sering diangkat.
9) Beri terapi sesuai anjuran dokter spesialis anak.
10) Berikan konseling pada orang tua, tentang :
a) Keadaan trauma yang dialami oleh bayi.
b) Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya
setelah 2 sampai 4 hari tanpa pengobatan.
c) Perawatan bayi sehari-hari.
d) Manfaat dan teknik peberian ASI.
f. Langkah keenam : Penatalaksanaan
Asuhan secara menyeluruh seperti yang diuraikan

pada

langkah kelima secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan ini


biasanya dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagaian dilakukan
oleh tenaga kesehatan lainnya. Pelaksanaan asuhan pada bayi baru
lahir dengan caput succedaneum disesuaikan dengan perencanaan
yang telah dibuat (Arief, 2009).

30

g. Langkah ketujuh : Evaluasi


Menilai keefektifan dari rencana asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam masalah

dan

diagnosa (Varney, 2007). Evaluasi pada bayi baru lahir dengan caput
succedaneum antara lain:
1) Keadaan umum bayi baik.
2) Bayi tampak tenang dan nyaman dalam incubator.
3) Ibu dan keluarga bayi telah mengetahui keadaan bayi dan benjolan
pada kepala bayi akan menghilang dalam waktu 2 sampai 4 hari.
Data perkembangan
Data perkembangan ditulis dalam data perkembangan SOAP, yang
merupakan salah satu pendokumentasian yang

ada.

Menurut

Varney (2007), SOAP merupakan singkatan dari :


S

: Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan

data klien melalui anamnesa.


O

: obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik yang lain
dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment
(analisa).

: Asesment
Menggambarkan

pendokumentasian

hasil

analisa

dan

interprestasi data subyektif dan obyektif dalam suatu


identifikasi.
P

: planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assement

C. LANDASAN HUKUM
Seorang bidan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
melakukan asuhan kebidana pada bayi Ny. X dengan caput succedaneum
harus berdasarkan :
1.

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1464/ MENKES/ PER/


X/ 2010, Pasal 11, poin c pelayanan kesehatan anak meliputi :
c.

2.

Penanganan kegawat daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1464/ MENKES/ PER/


X/ 2010, Pasal 16 ayat 2 meliputi pelayanan kebidanan kepada anak meliputi :
a. Perawatan bayi baru lahir.
b. Perawatan tali pusat.
c. Perawatan bayi.
d. Resusitasi pada bayi baru lahir.
e. Pemantauan tumbuh kembang anak.

f. Pemberian imunisasi.
g. Pemberian penyuluhan.

BAB III
METODOLOGI

A.

JENIS STUDI KASUS


Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan melalui proses yang terdiri dari unit tunggal. Jenis studi
kasus ini merupakan laporan studi kasus dengan metode deskriptif, yaitu
suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan
atau

membuat

gambaran

tentang

studi

keadaan

secara

obyektif

(Notoatmodjo, 2007). Pada kasus ini keadaan obyektif pada bayi baru lahir
dengan caput succedaneum yaitu adanya benjolan di kepala bayi berbatas
tidak tegas dan berwarna kemerahan.
B.

Lokasi Studi Kasus


Lokasi

merupakan

tempat

pengambilan

kasus

dilaksanakan

(Notoatmodjo, 2007). Studi kasus ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum


Daerah Karanganyar.
C.

Subyek Studi Kasus


Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang
dijadikan

sebagai

responden

untuk

mengambil

kasus

(Notoatmodjo, 2007). Subyek pada studi kasus ini adalah Bayi Baru Lahir
Bayi Ny. K dengan caput succedaneum.

33

34

D.

Waktu studi kasus


Waktu studi kasus adalah dilaksanakan pada tanggal yang telah
ditentukan sampai waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh data
penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2007). Studi kasus ini
dilaksanakan 23 26 April 2013.

E.

Instrument studi kasus


Instrument adalah alat atau fasilitas untuk membantu mendapatkan
data (Arikuanto, 2006). Pada kasus ini instumen yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

F.

Teknik pengambilan data


Teknik pengambilan data pada klien adalah dengan cara mengambil
data primer dan data sekunder :
1.

Data primer
Data Primer adalah data yang diambil secara langsung dari
objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Notoatmodjo, 2007).
Data primer diperoleh dengan cara :

a.

Pemeriksaan fisik
Menurut

Nursalam

(2008),

pemeriksaan

fisik

dapat

dilakukan melalui empat tehnik, yaitu diantaranya :


1)

Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilakukan

secara sistematis. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan

indra penglihatan, pendengaran


kasus

ini

dilakukan

dan

inspeksi

penciuman

pada

daerah

Dalam
caput

succedaneum untuk mengetahui apakah ada benjolan


melewati sutura garis tengah atau tidak dan untuk
mengetahui cairan getah bening atau darah (Nursalam,
2007).
2)

Palpasi
Palpasi adalah tehnik pemeriksaan

menggunakan

indra peraba. Tangan dan jari adalah instrument yang


sensitif. Dalam kasus ini palpasi dilakukan untuk meraba
benjolan apakah teraba lembut, lunak atau keras (Arief,
2010).
3)

Perkusi
Perkusi

merupakan

tehnik

pemeriksaan

dengan

mengetuk-ngetukkan jari kebagian tubuh klien yang akan


dikaji untuk membandingkan bagian yang kiri dan yang
kanan. Pada kasus ini pemeriksaan dilakukan pada daerah
abdomen untuk mengetahui apakah bayi kembung atau
tidak (Johnson, 2005).
4)

Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh

tubuh. Dalam kasus ini auskultasi

dilakukan

untuk

memeriksa frekuensi denyut jantung (Johnson, 2005).


b.

Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan
atau peneliti secara lisan dari seseorang responden atau sasaran
peneliti atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang
tersebut (Notoatmodjo, 2005).
Dalam kasus ini wawancara dilakukan dengan Ny. X
yang mempunyai bayi dengan caput succedaneum di Rumah
Sakit Umum Daerah Karanganyar.

c.

Observasi
Observasi yaitu semua bentuk penerimaan data yang
dilakukan dengan cara merekam kejadian, menghitungnya,
mengukur dan mencatatnya (Arikunto, 2006).
Dalam kasus ini penulis mengkaji data obyektif yaitu
pada kasus ini yang diobservasi oleh penulis adalah tanda-tanda
vital, benjolan caput succedaneum, intake dan output dan
pemberian terapi berdasarkan advis dokter yaitu mengkompres
kassa bethadine.

2.

Data sekunder
Data sekunder adalah dokumentasi catatan medis merupakan
sumber informasi yang penting bagi tenaga kesehatan untuk

mengidentifikasi masalah untuk menegakan diagnosa, merencanakan


tindakan kebidanan dan memonitor respon pasien terhadap tindakan
(Notoatmodjo, 2005).
a.

Studi dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabl yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 2006).
Dalam

kasus

ini

dokumentasi

dilakukan

dengan

mengumpulkan data yang diambildaricatatanmedisklien di


Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.
b.

Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka

yang

sangat penting dalam menunjukan latar belakang teoritis dalam


suatu penelitian (Notoatmodjo, 2005). Studi kasus pada bayi
baru lahir dengan caput succedaneum mengambil dari bukubuku kesehatan tentang bayi baru lahir tahun 2001-2010.
G.

Alat-alat yang Dibutuhkan


Laporan kasus ini menggunakan alat :
1.

Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam wawancara (interview) antara


lain :
a.

Format pengkajian pada bayi baru lahir

b.

Buku tulis

c.

Alat tulis

2.

Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan fisik dan observasi
(pengamatan) antara lain :

3.

a.

Stetoskop

b.

Thermometer

c.

Timbangan berat badan

d.

Jam tangan

e.

Box bayi

f.

Mid line

g.

Kainkassasteril

Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam laporan kasus ini terdiri dari :
a.

Buku catatan bayi di Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah


Karanganyar.

b.

Catatan Rekam Medik Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah


Karanganyar.

c.

Format pengkajian pada bayi baru lahir.

BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Ruang

: Dahlia

Tanggal masuk

: 23 April 2013

No. Register

: 27 32 90

A. Tinjauan Kasus
Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 April 2013, pukul 11. 55 WIB
1.

Pengkajian Data
a.
1)

Identitas

Identitas Bayi
a)

Nama Anak

: By Ny. K

b) Umur

: 1 jam

c)

: 23 April 2013, pukul 10. 55 WIB

Tgl./ Jam Lahir

d) Jenis Kelamin
2)

: Perempuan

Identitas Ibu
a)

Nama

: Ny. K

b) Umur

: 29 tahun

c)

: Islam

Agama

d) Suku Bangsa

: Jawa/ Indonesia

e)

Pendidikan

: SLTP

f)

Pekerjaan

: IRT

39

40

g) Alamat

: Kodokan RT 2 Rw 5 Papahan, Tasik

Madu Identitas Ayah

a)

Nama

: Tn. S

b) Umur

: 31 tahun

c)

: Islam

Agama

d) Suku Bangsa

: Jawa/ Indonesia

e)

Pendidikan

: SMK

f)

Pekerjaan

: Swasta

h) Alamat
b.

: Kodokan
RT 2 Rw 5 Papahan, Tasik
Madu

Anamnesa (Data Subyektif) pada Ibu


1) Riwayat Kehamilan Sekarang

a)

HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terahir


pada tanggal 4 Agustus 2012

b) HPL
c)

: 11 Mei 2013

Keluhan-keluhan pada

d) ANC

Trimester I

: Ibu mengatakan pusing dan mual

Trimester II

: Ibu mengatakan tidak ada keluhan

Trimester III

: Ibu mengatakan tidak ada keluhan

: 11 kali di bidan secara teratur.


Trimester I

: 3 kali saat umur kehamilan 4 minggu, 8


minggu dan 12 minggu.

Trimester II : 3 kali saat umur kehamilan 16 minggu, 20


minggu dan 24 minggu.
Trimester III : 5 kali saat umur kehamilan 28 minggu, 30
minggu, 32 minggu, 34 minggu dan 36
minggu.
e)

Penyuluhan yang pernah di dapat

Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi


ibu hamil oleh bidan.
f)

Imunisasi TT
Ibu mengatakan telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak
5 kali.
TT 1

: Maret 2011

TT 2

: April 2011

TT 3

: Juni 2011

TT 4

: Juli 2012

TT 5

: 18 Februari 2013

2) Riwayat Kehamilan Ini


a)

Tempat persalinan

: RSUD Karanganyar

b) Penolong

: Dokter Spesialis Obsgyn.

c)

: Persalinan spontan normal.

Jenis Persalinan

d) Komplikasi

: kala II lama.

e)

: lahir lengkap

Plasenta

f)

Lama persalinan
(1) Kala I

: 18 jam 10 menit

(2) Kala II

: 5 jam 15 menit

(3) Kala III

: 15 menit

(4) Kala IV

: 2 jam

3) Riwayat Penyakit Sistemik


a)

Jantung

: Ibu mengatakan tidak pernah berdebar-debar dan sakit

pada dada sebelah kiri.


b) Ginjal

: Ibu mengatakan tidak pernah mengalami sakit

pada daerah pinggang sebelah kanan maupun kiri.


c)

Asma

: Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas

d) TBC

: ibu mengatakan tidak pernah batuk yang lama

lebih dari 2 minggu.


e)

Hepatitis

f)

DM

: Terlihat kuning pada kulit, mata dan kuku ibu.


: Ibu mengatakan tidak pernah kencing lebih dari 7

kali pada malam hari.


g) Hipertensi

: Ibu mengatakan tekanan darah tidak pernah lebih

dari 140/ 90 mmHg.


h) Epilepsi

: Ibu

mengatakan

tidak

dan mengeluarkan busa dari mulut.

pernah

kejang mendadak

i)

Lain-lain

: Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit

lainnya.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti
jantung, DM dan tidak mempunyai riwayat penyakit menular
seperti hepatitis.
5) Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya
tidak ada yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
6) Riwayat Operasi
Ibu mengatakkan belum pernah menjalani operasi apapun.
c.

Pemeriksaan Fisik
Table 4. 1 Apgar Score By. Ny. K
Aspek yang
Dinilai

Nilai
0

Appearance
(warna
kulit)
Pulse
(denyut
nadi)
Grimace
(refleks)

Jumlah
2

Menit
1

5
menit
I

5
menit
II

Seluruh
tubuh
biru/
putih
Tidak
ada

Badan
merah
kaki
biru
< 100 x/
menit

Seluruh
2
tubuh
kemeraha
n
Y 100 x/ 2
menit

Tidak
ada

Perubah
an
mimic
Ekstrem
itas
sedikit
fleksi
Lemah

Bersin/
menangis

Gerakan
aktif
ekstremit
as fleksi
Menangis

Activity
(tonus otot)

Lumpuh

Respiration

Tidak

(usaha
bernafas)

ada

kuat/
keras
8

10

melewati

tulang

Sumber : Status Pasien Bayi Ny. K


1) Pemeriksaan Umum
a)

Suhu

: 36 C

b) Pernafasan
c)

Nadi

: 54 x/ menit

: 148 x/ menit

d) Keaktifan

: Aktif

2) Pemeriksaan Fisik Sistematis


a)

Kepala : Terdapat benjolan, teraba lunak, batas

tidak

tegas,

sutura

tengkorak.
b) Ubun-ubun

: Berdenyut

c)

Muka

: Simetris, tidak pucat dan tidak oedema

d) Mata

: Conjungtiva merah muda, sclera putih

e)

Telinga

: Simetris, tidak ada serumen yang keluar

f)

Hidung

: Tidak ada benjolan, tidak ada nafas cuping


hidung

g) Mulut

: Tidak ada bibir sumbing (labioskisis dan


labio palatokosis)

h)

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan


kelenjar limfe
i)

Dada

: Simetris, tidak ada retraksi saat bernafas

j)

Perut

: Tidak teraba massa

k) Tali pusat

Masih

basah,

tidak

terlihat

tanda

perdarahan dan infeksi


l)

Punggung

: Tidak ada spina bifida

m) Ekstremitas

: Jumlah jari lengkap dan warna kulit merah


muda

n) Genetalia

: labia mayora sudah menutupi labia minora dan vagina

berlubang
o) Anus

: Ada, berlubang
3) Refleks
a)

Refleks Moro

: Kuat, bayi menggerakan kedua


lengan seperti gerakan memeluk
saat diberi rangsangan mendadak.

b) Refleks Rooting

: Kuat, bayi menoleh saat pipinya


disentuh.

c)

Refleks Walking

: Kuat, bayi mengangkat tungkai


seperti gerakan melangkah jika
kakinya

menyentuh

permukaan

yang keras.
d) Refleks Grafis

: Kuat, kaki akan menekuk jika


meletakan
kakinya.

jari

di

dasar

jari

e)

Refleks Suching

: Kuat, bayi berusaha menghiap jika


ada

benda

yang

menyentuh

bibirnya.
f)

Refleks Tonik Neck

: Kuat, bila kepala bayi ditorehkan


ke satu sisi ekstremitas pada satu
sisi

akan

ekstensi

dan

jika

berlawanan akan fleksi.


4) Antopometri
a)

Lingkar Kepala : 33 cm

b)

Lingkar Dada

c)

LILA

: 34 cm

: 12 cm

d) PB / BB : 49 cm / 3100 gram
5) Eliminasi
a)

Urine

: belum keluar

b) Meconium

: sudah keluar 30 menit setelah lahir, warna


hitam kehijauan.

d.

Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium

: Tidak dilakukan

2) Pemeriksaan Penunjang Lain

: Tidak dilakukan

2.

Interprestasi Data
Tanggal 23 April 2013,
a.

Pukul 12.25 WIB

Diagnosa Kebidanan
Bayi baru lahir Ny. K umur 1 jam dengan Caput Succedaneum.
Data Dasar
1) Data Subyektif
a)

Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 23 April 2013 pukul


10.55 WIB.

b)

Ibu mengatakan bayinya lahir dengan benjolan di kepala.

2) Data Obyektif
a)

Keadaan umum bayi

b) Suhu
c)

: 36 C

Pernafasan

d) Nadi

: Baik

: 54 x/ menit

: 148 x/ menit

e)

Keaktifan

: Aktif

f)

Berat badan

: 3100 gram

g) Panjang badan

: 49 cm

h)

Lingkar kepala

: 33 cm

i)

Lingkar dada

: 34 cm

j)

LILA

: 12 cm

k) Kepala
tidak

: terdapat benjolan, teraba lunak, berbatas


tegas,

sutura melewti tulang tengkorak

b.

Masalah
Gangguan rasa nyaman akibat dari oedema di kepala bayi.

c.

Kebutuhan
1) Perawatan Caput Succedaneum
2) Menjaga agar bayi tetap hangat
3) Pencegahan infeksi

3.

Diagnosa Potensial
Terjadi infeksi sekunder jika terjadi vesikel / lecet di daerah benjolan.

4.

Antisipasi/ Tindakan Segera


Kolaborasi dengan dokter spesialis anak dengan memberikan terapi
kompres kassa bethadine.

5.

Rencana Tindakan
Tanggal 23 April 2013

Pukul 12.35 WIB

a.

Observasi keadaan umum dan vital sign bayi setiap 6 jam per hari.

b.

Kenakan pakaian bayi lalu di bedong dengan kain hangat, lembut dan
pertahankan suhu bayi dengan meletakan bayi di dalam inkubator

c.

Rawat tali pusat dengan mengganti 2 x sehari setelah mandi


menggunakan kassa steril.

d.

Cukupi nutrisi bayi.

6.

e.

Menjaga kebersihan bayi.

f.

Anjurkan ibu untuk mencoba menyusui bayi.

g.

Observasi BAB dan BAK.

h.

Jaga bayi agar tidak sering di angkat.

i.

Observasi keadaan Caput Succedaneum.

j.

Beri informasi pada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya.

Pelaksanaan
Tanggal 23 April 2013
a.

Pukul 12.45 WIB

Mengobservasi keadaan umum bayi dan vital sign bayi setiap 6 jam per
hari.

b.

Mengenakan pakaian bayi lalu menggedong dengan kain hangat, halus dan
mempertahankan suhu bayi dan meletakan bayi di dalam inkubator.

c.

Merawat tali pusat dan bungkus dengan kassa steril dan mengganti 2 kali
sehari setelah mandi.

d.

Mencukupi nutrisi bayi dengan memberi PASI menggunakan dot


sebanyak 60 cc per 3 jam.

e.

Menjaga kebersihan bayi dengan cara mengganti popok bayi apabila bayi
BAB dan BAK.

f.

Menganjurkan ibu untuk mencoba menyusui bayinya.

g.

Mengobservasi BAB dan BAK.

50

h.

Menjaga bayi agar tidak sering diangkat agar tidak terjadi infeksi di daerah
benjolan.

i.

Beri terapi sesuai advis dokter spesialis anak yaitu kompres bethadine 3 x
sehari.

j.

Mengobservasi keadaan Caput Succedaneum.

k.

Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga agar tidak cemas dengan
keadaan benjolan pada kepala bayi karena benjolan tersebut akan
menghilang dalam waktu 2 4 hari.

7.

Evaluasi
Tanggal 23 April 2013
a.

Pukul 18.35 WIB

Pukul 17.50 WIB memeriksa keadaan umum bayi baik, tanda vital : suhu
36,5 C, respirasi 47 x/ menit, nadi 138 x/ menit.

b.

Pukul 12.00 WIB telah dikenakan pakaian bayi lalu di gedong dengan kain
hangat, lembut dan bayi merasa nyaman di dalam inkubator.

c.

Pukul 12.00 WIB tali pusat telah terbungkus kassa steril.

d.

Popok bayi telah diganti pada pukul 12.15 WIB dan 16.00 WIB.

e.

Bayi telah minum PASI dalam dot sebanyak 40 cc pada pukul 15.20 WIB
dan pukul 18.15 WIB.

f.

Bayi telah BAB 1 kali pada pukul 12.15 WIB warna hitam kehijauan dan
belum BAK.

g.

Pukul 15.30 WIB ibu telah mencoba menyusui bayinya.

h.

Bayi tidak sering diangkat.

i.

Bayi telah di kompres kassa bethadine 2 kali pada pukul 12.15 WIB dan
16.30 WIB.

j.

Keadaan Caput Succedaneum berwarna kemerahan, lunak, berbatas tidak


tegas.

k.

Ibu dan keluarga telah mengerti bahwa benjolan bayi akan


menghilang dalam waktu 2 4 hari.

DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 24 April 2013
1.

Pukul 10.00 WIB

Subyektif
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya secara spontan pada tanggal 23
April 2013 pukul 10.55 WIB dengan benjolan di kepala berwarna
kemerahan.

2.

Obyektif
a.

Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis.

b.

Tanda-tanda vital : Nadi = 140 x/ menit, Respirasi = 40 x/ menit, Suhu


= 36,8 C

c.

Berat badan 3100 gram.

d.

Bayi di dalam inkubator dan sering tidur.

e.

BAB 2 kali berwarna hijau kehitaman dan konsistensi lembek.

f.

BAK 6 kali berwarna kuning jernih.

g.

Kepala masih terdapat caput berwarna kemerahan dan benjolan berkurang


sedikit.

3.

Assessment
Bayi Ny. K umur 2 hari dengan Caput Succedaneum hari ke 2

4.

Planning
Tanggal 24 April 2013

Pukul 10.15 WIB

a.

Memomitor keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital setiap 6 jam per hari.

b.

Mengobservasi benjolan di kepala bayi

c.

Menjaga kepala bayi tidak sering diangkat-angkat agar benjolan tidak meluas.

d.

Melakukan perawatan Caput Succedaneum dengan mengompres kassa bethadine


3 x sehari pada daerah Caput Succedaneum.

e.

Merawat tali pusat dan membungkusnya dengan kassa steril dan


menggantinya 2 kali sehari setelah mandi.

f.

Menjaga personal hygiene bayi dengan mengganti pakaian bila kotor atau
basah dan memandikan bayi 2 kali sehari.

g.

Mencukupi nutrisi bayi dengan memberikan PASI menggunakan dot sebanyak


60 cc per 3 jam.

h.

Menganjurkan ibu untuk mencoba menyusui bayinya.

Evaluasi :
Tanggal 24 April 2013
a.

Pukul 16.15 WIB

Pada pukul 16.00 WIB memeriksa keadaan umum bayi baik dan vital sign bayi :
Nadi = 124 x/ menit, Respirasi = 40 x/ menit, Suhu 36,7C

b.

Caput di kepala bayi masih ada dan berwarna kemerahan.

c.

Bayi tidak sering diangkat.

d.

Caput Succedaneum sudah di kompres dengan kassa bethadine.

e.

Pada pukul 16.00 WIB tali pusat bersih dan dalam keadaan basah terbungkus
dengan kassa steril.

f.

Bayi sudah dimandikan pada pukul 06.30 WIB serta diberi pakaian bersih dan
kering.

g.

Bayi telah menghabiskan PASI sebanyak 45 cc melalui dot pada pukul


13.00 WIB dan pukul 16.00 WIB.

h.

Ibu telah mencoba menyusui bayinya pada pukul 15.30 WIB.

DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 25 April 2013
1.

Pukul 09.00 WIB

Subyektif
Bidan mengatakan bayi Ny. K minum susunya kuat dan menganjurkan
ibu terus menyusui bayinya.

2.

Obyektif
a.

Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis.

b.

Tanda-tanda vital : Nadi = 140 x/ menit, Respirasi = 50 x/ menit, Suhu =


36,5 C.

c.

Caput Succedaneum masih ada dan sedikit berkurang dan berwarna


kemerahan.

3.

d.

BAB 2 kali, warna hijau kekuningan dan konsistensi lembek.

e.

BAK 4 kali, warna kuning jernih.

f.

Berat badan 3100 gram.

g.

Bayi sering tidur di dalam box.

Assessment
Bayi Ny. K umur 3 hari dengan Caput Succedaneum hari ke 3.

4.

Planning
Tanggal 25 April 2013

Pukul 09.10 WIB.

a.

Memonitor keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital setiap 6 jam per hari.

b.

Mengobservasi benjolan di kepala bayi.

c.

Melakukan

perawatan

Caput

Succedaneum

yaitu

dengan

mengompres kassa bethadine pada daerah Caput Succedaneum.


d.

Merawat tali pusat dan membungkusnya dengan kassa steril dan


menggantinya 2 kali sehari setelah mandi.

e.

Menjaga personal hygiene bayi dengan mengganti pakaian bila kotor atau
basah dan memandikan bayi 2 kali sehari.

f.

Memberikan nutrisi pada bayi sesering mungkin atau sesuai dengan


kebutuhan bayi berupa PASI melalui dot sebanyak 60 cc per 3 jam.

g.

Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.

h.

Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya


sekarang

i.

Menganjurkan kepada orang tua bayi agar tidak mengangkat- angkat


bayinya.
Evaluasi :
Tanggal 25 April 2013

a.

Pukul 15.10 WIB

Memeriksa keadaan umum dan vital sign bayi pada pukul 15.00 WIB Nadi = 124 x/
menit, Respirasi = 54 x/ menit, Suhu 36,9 C

b.

Caput Succedaneum masih ada dan sudah berkurang dan berwarna kemerahan.

c.

Caput Succedaneum sudah dibersihkan dan di kompres kassa bethadine


pada pukul 12.15 WIB.

d.

Tali pusat belum kering terbungkus kassa steril dan tidak ada tanda- tanda infeksi.

e.

Bayi dimandikan pada pukul 15.00 WIB dan telah mengenakan pakaian bayi
bersih dan kering.

f.

Bayi telah menghabiskan PASI melalui dot sebanyak 35 cc pada pukul


11.45 WIB dan pukul 14.50 WIB.

g.

Ibu telah menyusui bayinya pada pukul 13.30 WIB.

h.

Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaan bayinya.

i.

Bayi tidak sering diangkat.

DATA PERKEMBANGAN III


Tanggal 26 April 2013

Pukul 07.30 WIB

1.

Subyektif
Ibu mengatakan benjolan di kepala bayinya sudah menghilang dan ibu
berencana mau pulang.

2.

Obyektif
a.

Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis.

b.

Tanda-tanda vital : Nadi = 120 x/ menit, Respirasi = 52 x/ menit, Suhu =


36,5 C.

3.

c.

Berat badan bayi 3050 gram.

d.

Caput Succedaneum di kepala bayi telah menghilang.

e.

BAB 2 kali, warna kuning muda dan konsistensi lembek.

f.

BAK 6 kali, warna kuning jernih.

g.

Bayi tampak tenang.

Assessment
Bayi Ny. K umur 4 hari dengan riwayat Caput Succedaneum hari ke 4

4.

Planning
Tanggal 26 April 2013

Pukul 07.45 WIB

a.

Memonitor keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi setiap 6 jam per hari.

b.

Mengajarkan ibu perawatan tali pusat yaitu membungkusnya dengan


kassa steril dan menggantinya 2 kali sehari setelah mandi.

c.

Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar.

d.

Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan mengganti


pakaian bayi bila basah atau kotor dan memandikan bayi 2 kali sehari.

e.

Menganjurkan ibu untuk rutin memberikan ASI setelah pulang dari rumah
sakit.

f.

Memberi imunisasi Hepatitis Bo dan Polio 1.

g.

Menganjurkan ibu untuk kontrol tumbuh kembang bayi dan untuk


mendapatkan imunisasi 1 minggu lagi yaitu imunisasi BCG.

h.

Mempersiapkan

bayi

pulang dan

memakaikan

pakaian,

popok serta

mengganti bedong bayi.


Evaluasi :
Tanggal 26 April 2013
a.

Pukul 08.15 WIB.

Pada pukul 08.10 WIB memeriksa keadaan umum bayi baik dan vital sign nadi =
120 x/ menit, respirasi = 52 x/ menit, suhu 36,9 C dan Caput di kepala bayi
sudah menghilang.

b.

Ibu sudah mengerti cara perawatan tali pusat.

c.

Ibu sudah paham dan mengerti cara menyusui bayinya dengan benar.

d.

Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene bayi yaitu mengganti pakaian bayi
bila basah atau kotor dan memandikan bayi 2 kali sehari.

e.

Ibu bersedia memberikan ASInya secara rutin.

f.

Pada pukul 09.30 WIB telah diberikan imunisasi Hepatitis Bo dan Polio 1 sudah
diberikan.

g.

Ibu bersedia untuk membawa bayinya kembali ke rumah sakit 1 minggu lagi untuk
kontrol tumbuh kembang bayi dan imunisasi selanjutnya yaitu imunisasi BCG.

h.

Ibu dan bayi pulang pada tanggal 26 April 2013, pukul 12.00 WIB.

B. Pembahasan
Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan isi dari karya tulis
ilmiah, yaitu tinjauan kasus untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang
terjadi pada asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Caput
Succedaneum di RSUD Karanganyar dan membandingkan teori-teori medis
dengan kasus yang ada di lapangan. Pembahasan ini dibuat dari pengkajian
sampai evaluasi, yaitu sebagai berikut.
1.

Pengkajian
Dalam pengumpulan data semua informasi yang lengkap dari
sumber

yang berkaitan langsung dengan kondisi pasien. Untuk

memperoleh data, penulis menggunakan teknik

pengumpulan

data

dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan pemeriksaan fisik.


Berdasarkan hasil pengkajian data yang penulis peroleh pada kasus ini
terjadi tanda-tanda sebagai berikut :
a.

Adanya oedema di kepala berwarna merah.

b.

Oedema melampaui sela-sela tulang tengkorak.

c.

Berbatas tidak tegas.

Menurut Prawirohardjo (2008), bayi dengan Caput Succedaneum


ditandai dengan benjolan terdapat di daerah persentasi lahir, pada
perabaan teraba benjolan lunak, berbatas tidak tegas, bersifat oedema,
biasanya menghilang 2 4 hari tanpa pengobatan khusus. Berdasarkan
data di atas tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
2.

Interprestasi Data
Pada langkah interprestasi data ini dilakukan identifikasi yang
benar terhadap diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pasien. Di
dalam teori data dasar yang dikumpulkan diinterprestasikan ke dalam
diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Dari pengkajian data yang
dilakukan maka dapat ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu bayi baru
lahir Ny. K umur 1 jam dengan Caput Succedaneum.
Hal tersebut berdasarkan data yang mendukung yaitu dengan data
dasar ibu mengatakan pada kepala bayi terdapat benjolan. Sedangkan
pada pemeriksaan didapatkan benjolan lunak dengan batas tidak tegas.
Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa Caput Succedaneum adalah
pembengkakan kepala janin selama persalinan, biasanya disebabkan
karena tekanan dari serviks dan lebih sering jika membrane telah rupture
(Champam, 2006).
Masalah yang timbul yaitu bayi biasanya akan

mengalami

beberapa ketidaknyamanan meskipun perawatan telah diberikan secara


normal, sedangkan kebutuhannya adalah memegang atau memakaikan

60

bayi dengan lembut, pertahankan area Caput Succedaneum tetap bersih


dan kering dan tidak teriritasi sesuai dengan teori Myles (2009).
Dalam studi kasus ini masalah yang timbul adalah gangguan rasa
nyaman akibat dari oedema di kepala bayi. Kebutuhannya meliputi
perawatan Caput Succedaneum, menjaga bayi agar tetap hangat dan
pencegahan infeksi. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan praktek.
3.

Diagnosa Potensial
Diagnosa

potensial

pada

bayi

Succedaneum adalah potensial terjadi

baru

infeksi

lahir

dengan

Caput

sekunder jika timbul

vesikel atau lecet pada daerah sirkuler (Dewi, 2010). Dalam kasus ini
diagnosa

potensial

tidak terjadi

infeksi

sekunder, karena

sudah

diantisipasi dengan mengopres kassa bethadine tidak terjadi infeksi


sekunder. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan adannya kesenjangan
antara teori dan praktek.
4.

Antisipasi/ Tindakan Segera


Antisipasi masalah mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan, di dalam teori antisipasi yaitu mengidentifikasi
situasi yang gawat dimana bidan bertindak segera untuk kepentingan dan
keselamatan jiwa. Dalam kasus ini dilaksanakan tindakan antisipasi pada
bayi baru lahir dengan caput succedaneum yaitu kolaborasi dengan
dokter spesialis anak dengan memberikan terapi mengompres kassa
bethadine.

Menurut Wiknjosastro (2006), tindakan antisipasi pada bayi baru


lahir dengan caput succedaneum adalah menjaga kebersihan dan
pengeringan kulit yang terluka perlu diperhatikan dan dapat digunakan
obat-obatan antiseptik lokal. Berdasarkan data di atas tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan praktek.
5.

Rencana Tindakan
Setelah diagnosa kebidanan ditetapkan, penulis menyusun rencana
tindakan sesuai dengan data yang diperoleh. Rencana tindakan

yang

dibuat untuk bayi Ny. K adalah dirawat seperti pada perawatan bayi
normal, diawasi keadaan umum bayi, lingkungan harus dalam keadaan
baik, cukup ventilasi, masuk sinar matahari, pemberian ASI yang
adekuat, mencegah terjadinya infeksi, memberikan penyuluhan pada
orang tua tentang keadaan trauma bayi, perawatan sehari-hari, manfaat
dan cara pemberian ASI (Arief, 2009). Menurut Wikjokosastro (2006),
perlu diperhatikan dan dapat digunakan obat-obatan antiseptik lokal
untuk menjaga kebersihan dan mencegah terjadinya infiksi sekunder.
Rencana tindakan dalam kasus ini meliputi observasi keadaan
umum dan vital sign bayi setiap 6 jam per hari, kenakan pakaian bayi lalu
di bedong dengan kain hangat, lembut dan pertahankan suhu bayi dengan
meletakan bayi di dalam inkubator, rawat tali pusat, jaga kebersihan bayi,
cukupi nutrisi bayi, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya,

observasi

BAB dan BAK, jaga agar bayi tidak sering diangkat dan beri terapi
sesuai advis dokter spesialis anak untuk menghindari terjadinya infeksi

sekunder, observasi keadaan caput succedaneum serta beri informasi


tentang keadaan bayi, menjaga kebersihan bayi. Berdasarkan data di atas
tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.
6.

Pelaksanaan
Pelaksanaan pada kasus ini dilakukan berdasarkan perencanaan
secara menyeluruh yang telah dibuat. Pelaksanan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan caput succedaneum disesuaikan dengan rencana
tindakan di dalam teori dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek sehingga tidak menimbulkan komplikasi pada bayi. Pelaksanaan
ini ditekankan pada perawatan dan memonitor keadaan

caput

succedaneum yang sudah menghilang.


7.

Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terahir untuk menilai keefektifan dari
rencana asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan

kebutuhan

akan bantuan apakah yang benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan


kebutuhan dalam masalah dan diagnosa. Evaluasi diperoleh dari
keseluruhan asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap pasien yaitu bayi
baru lahir dengan caput succedaneum yang setelah dilaksanakan asuhan
kebidanan selama 4 hari di RSUD Karanganyar maka evaluasi yang
didapat adalah caput succedaneum menghilang selama 4 hari perawatan,
keadaan umum bayi baik, bayi tampak tenang dan nyaman, tali pusat
kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi, kebutuhan

nutrisi sudah

terpenuhi, pada hari ke-4 berat badan bayi 3050 gram mengalami

penurunan 50 gram. Menurut Farrer (2001), kehilangan berat badan


sampai 10% selama 2 4 hari pertama merupakan keadaan normal
disebabkan karena pengluaran meconium dan urine, dan berat badan
tersebut akan naik kembali pada hari ke 10 sampai ke- 14. Menurut
Dewi (2010), caput succedaneum akan menghilang dengan sendirinya
setelah 2 4 hari tanpa pengobatan. Pada data di atas tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan apa yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan
pembahasan pada asuhan kebidanan pada Bayi Ny. K dengan caput
succedaneum di Ruang Dahlia di RSUD Karanganyar, maka penulis mampu
mengambil kesimpulan yaitu :
1.

Pengkajian telah dilaksanakan dengan mengumpulkan semua data menurut


lembar format yang telah tersedia melalui teknik wawancara dan observasi
sistemik. Berdasarkan hasil pengkajian data yang penulis peroleh pada kasus
bayi Ny. K terdapat tanda-tanda sebagai berikut: Adannya oedema di kepala
berwarna merah, oedema melampaui sela- sela tulang tengkorak dan berbatas
tidak tegas, berdasarkan data tersebut maka bisa dikatakan bahwa bayi tersebut
lahir dengan caput succedaneum.

2.

Interprestasi data didapatkan diagnosa kebidanan yang tepat, yaitu bayi baru
lahir Ny. K dengan caput succedaneum. Masalah yang muncul pada bayi baru
lahir Ny. K adalah gangguan rasa nyaman akibat oedema di kepala bayi.

3.

Diagnosa potensial pada bayi Ny. K adalah terjadi infeksi sekunder, karena
sudah diantisipasi dengan cara mengompres caput succedaneum

64

65

dengan kassa bethadine sehingga tidak terjadi infeksi sekunder, dan tidak
ada data yang mengarah terjadinya infeksi sekunder.
4.

Antisipasi pada bayi Ny. K dengan caput succedaneum mengompres caput


succedaneum dengan kassa bethadine.

5.

Perencanaan pada kasus ini adalah observasi keadaan umum dan vital sign
bayi setiap 6 jam per hari, pertahankan suhu bayi, rawat tali pusat, cukupi
nutrisi bayi, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya, observasi BAB dan BAK,
jaga bayi agar tidak sering diangkat dan beri terapi sesuai advis
sepesialis anak, observasi

keadaan

dokter

caput succedaneum serta beri informasi

tentang keadaan bayi.


6.

Pelaksanaan pada bayi Ny. K dengan caput succedaneum adalah dilaksanakan


sesuai dengan rencana tindakan.

7.

Evaluasi dari studi kasus ini adalah caput succedaneum menghilang selama
4 hari perawatan, keadaan umum baik, bayi tampak tenangdan nyaman, tali
pusat kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi, kebutuhan nutrisi sudah
terpenuhi, pada hari ke-4 berat badan bayi menjadi 3050 gram mengalami
penurunan 50 gram.

8.

Pada kasus ini bayi Ny. K tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik
dikarenakan pasien telah mendapatkan perawatan dan antisipasi yang baik.

B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka perkenankanlah penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1.

Bagi Penulis
Dapat meningkatkan ilmu yang diperoleh kedalam situasi nyata dan
ilmu pengetahuan, sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan caput succedaneum dan lebih terbuka dalam
menerima teori baru.

2.

Bagi Bidan
Dalam memberikan perawatan pada bayi baru lahir dengan caput
succedaneum hendaknya memperhatikan pentingnya penerapan konsep
asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan sesuai
dengan kondisi pasien.

3.

Rumah Sakit
Disarankan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu
pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dengan caput succedaneum secara optimal melalui penanganan segera
setelah bayi lahir.

4.

Bagi Institusi
Diharapkan dapat meningkatkan ilmu-ilmu dalam menerapkan
asuhan kebidanan khususnya dalam mengatasi caput succedaneum.

5.

Bagi Pasien
Ibu diharapkan dapat merawat bayinya sendiri di rumah, setelah
diberikan penyuluhan oleh bidan mengenai perawatan bayi sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Ajeng, Putri. 2011. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. E umur 6 jam
dengan caput succedaneum di RSUD Assalam Gemolong. DIII
Kebidanan Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah.
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineke Cipta.
Arief, ZR. 2009. Neonatus dan ASuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Arwin. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
DepKes

RI.
2007.
AKI
dan
AKB
Nasional
2007.
http://SDKI2007.AKIdanAKBIndonesia.com. Diakses 7 November
2012.
. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI Jakarta.
. 2010. Upaya Penurunan AKI dan AKB SDKI 2010.
http://AKIdanAKBIndoneia2010.com. Diakses 7 November 2012.

Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika.
DinKes

Jawa Tengah. 2010. Angka Kematian bayi dan balita


http://www.profilkesehatanjawatengah.com.
Diakses 7 November
2012.

Indriyani, 2011. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi Ny. R Dengan
Caput Succedaneum di Ruang Catleya Bayi Rumah Sakit Panti
Waluyo Surakarta, DIII Kebidana Kusuma Husada. Karya Tulis
Ilmiah.
Ladewing, P. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC.
Makrum, A, H. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Myles, 2009. Buku Ajar BIdan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta.
Nursalam, dkk. 2008. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Eko, P. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : ECG.

Prawirohardjo, S. 2008, Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP SP.


Prihardjo. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Riwidikdo, Handoko. 2010. Statistik Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Johnson, R. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta : EGC.
Saifuddin, A.B.. 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : Bina Pustaka.
. 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : Bina Pustaka.
Varney, Helen. 2007. Varney Midwifery. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Yuliyanti, L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV Trans
Info Medi.

Anda mungkin juga menyukai