Margiono Abd.
BAB I
PRINSIP KERJA MOTOR LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Motor listrik arus bolak balik yang biasa disebut motor induksi merupakan
salah satu peralatan mesin listrik yang berfungsi untuk mengubah daya listrik menjadi
daya mekanik. Secara umum motor listrik mempunyai prinsip kerja berdasarkan
percobaan Lorentz yang menyatakan Jika sebatang kawat penghantar yang berarus
listrik berada di dalam medan magnet, maka pada kawat penghantar tersebut akan
terbentuk suatu gaya. Untuk menghargai percobaan yang dilakukan Lorentz tersebut,
maka gaya yang terbentuk dinamakan gaya Lorentz. Untuk menentukan arah gaya yang
terbentuk tersebut sering digunakan kaidah tangan kiri Flemming atau kaidah telapak
tangan kiri. Gambar: 1.1 di bawah ini menunjukkan susunan kaidah tangan kiri
Flemming.
Susunan kaidah tangan kiri Flemming tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jika ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk disusun seperti gambar: 1.1 di atas, maka jari
telunjuk menunjukkan arah garis gaya magnit (ggm), jari tengah menunjukkan arah arus
yang mengalir pada kawat penghantar dan ibu jari menunjukkan arah gaya yang
terbentuk. Sedang gambar: 1.2 di bawah ini menunjukkan susunan kaidah telapak
tangan kiri.
YKT Pontianak
Margiono Abd.
Susunan kaidah telapak tangan kiri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jika telapak tangan kiri direntangkan sedemikian rupa sehingga ibu jari dan keempat jari
saling tegak lurus, maka arah garis gaya magnit (ggm) menembus tegak lurus dengan
telapak tangan, arah arus yang mengalir pada kawat penghantar ditunjukkan oleh arah
keempat jari tangan dan arah gaya yang terbentuk akan ditunjukkan oleh arah ibu jari
tangan.
Motor listrik arus bolak-balik biasanya disebut motor induksi dan sering juga
disebut motor tidak serempak, disebut demikian karena jumlah putaran rotor tidak sama
dengan jumlah putaran medan magnet stator. Menurut jenis fase listrik arus bolak-balik
yang ada, motor induksi terdiri dari 2 (dua) jenis juga yaitu motor induksi 1 fase dan
motor induksi 3 fase. Secara umum kedua jenis motor induksi tersebut mempunyai
prinsip kerja yang sama, namun jika ditinjau secara mendetail sebenarnya kedua jenis
motor tersebut mempunyai perbedaan. Untuk lebih jelasnya mengenai prinsip motor
induksi 1 fase dan 3 fase dapat diuraikan sebagai berikut:
YKT Pontianak
Margiono Abd.
Dari kedua flux magnet yang terdapat pada lilitan stator tersebut, maka terjadilah
suatu medan magnet putar pada celah udara yang selanjutnya akan terjadi
perputaran rotor pada motor 1 fase tersebut. Jumlah putaran rotor (nR) selalu lebih
rendah dari jumlah putaran medan magnet stator (nS), selisih putaran tersebut
dinamakan slip (s). Besarnya slip dapat dinyatakan dengan rumus :
YKT Pontianak
Margiono Abd.
s = (nS nR) / nS
YKT Pontianak
Margiono Abd.
Saat t = t0
Jika flux1 (1) = 0, maka flux2 (2) = 87% x flux max (m) negatip, dan flux3
(3) = 87% x flux max (m) positip, sehingga secara vektor jumlah flux adalah
flux total (t) = flux1 (1) + flux2 (2) + flux3 (3) atau flux total (t) = 150% x
flux max (m) dan arahnya dapat digambarkan seperti pada gambar: 1.5 berikut ini.
Saat t = t1
Jika flux1 (1) = 50% x flux max (m), maka flux2 (2) = maximum negatip, dan
flux3 (3) = 50% x flux max (m), sehingga secara vektor jumlah flux adalah flux
total (t) = flux1 (1) + flux2 (2) + flux3 (3) atau flux total (t) = 150% x flux
max (m) dan arahnya dapat digambarkan seperti pada gambar: 1.6 berikut ini.
YKT Pontianak
Margiono Abd.
Saat t = t2
Jika flux3 (3) = 0, maka flux1 (1) = 87% x flux max (m) positip, dan flux2
(2) = 87% x flux max (m) negatip, sehingga secara vektor jumlah flux adalah
flux total (t) = flux1 (1) + flux2 (2) + flux3 (3) atau flux total (t) = 150% x
flux max (m) dan arahnya dapat digambarkan seperti pada gambar: 1.7 berikut ini.
Dengan cara yang sama, maka untuk saat berikutnya yaitu saat t = t3, t = t4, t = t5
dan seterusnya akan diperoleh suatu kenyataan bahwa dalam satu periode akan
terjadi satu kali perputaran medan magnet stator. Sehingga untuk n periode akan
diperoleh n kali perputaran medan magnet stator. Seacara umum jumlah putaran
medan magnet stator dapat ditentukan dengan rumus :
n = (60 . f) / p
dimana : n = jumlah putaran medan magnet stator dalam rotasi per menit (RPM)
p = jumlah pasang kutub
f = frekwensi sumber listrik dalam Hertz (Hz).
Seperti halnya pada motor induksi 1 fase putaran rotor selalu mempunyai
arah yang sama dengan arah putaran medan magnet stator dan selalu lebih rendah
dari jumlah putaran medan magnet stator. Selisih putaran rotor dengan putaran
YKT Pontianak
Margiono Abd.
medan magnet stator juga disebut slip (s). Prinsip terjadinya slip pada motor induksi
1 fase dan motor induksi 3 fase adalah sama, secara garis besar akan dijelaskan
sebagai berikut :
Jika suatu saat jumlah putara rotor sama dengan jumlah putaran medan
magnet stator, maka tidak terjadi perpotongan antara flux magnet dengan lilitan
rotor sehingga gaya gerak listrik (ggl) induksi pada lilitan rotor sama dengan nol (E
= 0) dan arus rotor juga sama dengan nol (Ir = 0), yang mengakibatkan gaya gerak
magnet (ggm) juga sama dengan nol (F = 0) dan pada akhirnya putaran rotor
menurun (nR < nS). Penurunan putaran rotor tersebut mengakibatkan terjadinya
perpotongan antara flux magnet dengan lilitan rotor, sehingga pada lilitan rotor
terbentuk gaya gerak listrik (ggl) induksi yang mengalirkan arus pada rotor dan
timbullah gaya gerak magnet (ggm), maka motor berputar lebih cepat lagi. Peristiwa
tersebut selalu terjadi terus menerus dan hal ini mengakibatkan terjadinya slip motor
(s). Untuk lebih jelasnya prinsip terjadinya slip (s) dapat dijelaskan dengan blok
diagram seperti di bawah ini.
Sumber
YKT Pontianak
nR turun
Margiono Abd.
BAB II
JENIS-JENIS MOTOR LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
Lilitan utama terdiri dari jumlah lilitan yang lebih sedikit dengan penampang
kawat lilitan yang lebih besar dari pada lilitan bantu.
Lilitan bantu terdiri dari jumlah lilitan yang lebih banyak dengan penampang
kawat lilitan yang lebih kecil dari pada lilitan utama.
Skema rangkaian dari motor fase belah (split fase) dapat dilihat seperti
Margiono Abd.
Untuk mendapatkan medan magnet putar yang baik dan untuk mencegah agar
lilitan bantu tidak selalu dialiri arus, biasanya pada motor fase belah (split fase)
dipasang suatu saklar centrifugal yang dihubungkan deret (seri) dengan lilitan
bantu. Saklar centrifugal (lihat gambar: 2.2) adalah saklar yang dapat terbuka
secara otomatis jika putaran motor telah mencapai 75 % dari putaran normalnya.
Karakteristik torsi fungsi putaran atau T = f (n) dari motor fase belah
(split fase) pada saat start awal dapat dapat dilukiskan seperti pada gambar: 2.3
berikut ini.
YKT Pontianak
Margiono Abd.
Torsi awal motor fase belah (split fase) mencapai 1 kali torsi beban penuh dan
arus awalnya dapat mencapai 7 8 kali arus beban penuh. Arus tersebut sulit
diukur secara langsung dengan menggunakan ampere meter, tetapi untuk dapat
menafsirkan besarnya arus awal tersebut dapat dilakukan dengan tes terkunci.
Misalnya untuk tegangan V1 besarnya arus awal motor adalah I, maka untuk
tegangan V2 besarnya arus awal motor adalah :
I awal = (V2 / V1) x I Ampere
2. MOTOR KAPASITOR
Motor kapasitor mempunyai prinsip kerja seperti motor fase belah (split
fase), tetapi pada lilitan bantunya dipasang deret (seri) dengan sebuah kapasitor
yang berfungsi untuk memperoleh beda fase antara arus lilitan utama (Iu)
dengan arus lilitan bantu (Ib) yang lebih besar yaitu diusahakan mendekati .
Kapasitor yang digunakan pada motor kapasitor ada beberapa jenis antara lain
yaitu jenis tabung plastik, jenis tabung aluminium dan jenis kotak, untuk lebih
jelasnya jenis-jenis kapasitor yang ada dipasaran dapat dilihat pada gambar: 2.4
berikut ini.
(a)
(b)
(c)
YKT Pontianak
10
Margiono Abd.
Dengan adanya kapasitor akan diperoleh torsi awal yang lebih besar jika
dibandingkan dengan motor fase belah (split fase).
Sedangkan rangkaian dari beberapa macam motor kapasitor start ditunjukkan
seperti gambar: 2.6 berikut ini.
YKT Pontianak
11
Margiono Abd.
= Relay Arus
= Kapasitor Start
YKT Pontianak
12
Margiono Abd.
= Kapasitor Start
= Sambungan Dalam
YKT Pontianak
13
Margiono Abd.
Jika dibandingkan dengan motor kapasitor start, motor jenis ini mempunyai
torsi dan efisiensi yang lebih besar.
YKT Pontianak
14
Margiono Abd.
YKT Pontianak
15
Margiono Abd.
YKT Pontianak
16
Margiono Abd.
= Kapasitor
YKT Pontianak
17
Margiono Abd.
Pada kutub-kutubnya terdapat dua bagian yaitu bagian yang bercelah dan bagian
yang dipasang cincin hubung singkat. Jika motor dihubungkan pada sumber
listrik arus bolak-balik 1 fase, maka berdasarkan hukum Faraday pada lilitan
yang dihubung singkat yang terdapat pada kutub magnetnya akan terbentuk gaya
gerak listrik (ggl) induksi dan arus induksi. Arus yang timbul akan menghasilkan
flux magnet yang arahnya selalu melawan flux utama, bagian tersebut sering
dinamakan kutub bayangan (shaded pole). Dalam kenyataannya bahwa flux
yang dihasilkan oleh kutub utama dan kutub bayangan mempunyai perbedaan
fase, dengan demikian didalam celah udara kutub terdapat flux medan magnet
yang berputar dan berlaku prinsip seperti halnya motor-motor induksi jenis yang
lain. Karakteristik torsi fungsi putaran rotor atau T = f (nR) dapat dilukiskan
seperti pada gambar: 2.9b berikut ini.
4. MOTOR UNIVERSAL
Motor universal adalah suatu motor listrik yang dapat dioperasikan
pada sumber listrik arus bolak-balik (AC) maupun sumber listrik arus searah
(DC). Terbentuknya torsi dalam motor universal dapat dilukiskan seperti pada
gambar: 2.10 berikut ini.
YKT Pontianak
18
Margiono Abd.
19
Margiono Abd.
Jika motor dihubungkan pada sumber listrik arus searah (DC), maka dengan
mengabaikan kerugian yang ada akan diperoleh persamaan :
T dc = ( V . I ) / Nm
Untuk harga tegangan sumber (V), arus yang mengalir (I) dan sudut putaran
rotor () yang sama akan diperoleh suatu perbandingan :
T ac / Tdc = (V . I . Cos ) / (V . I) = Cos
dimana: Cos = Sudut fase (faktor daya).
Karakteristik torsi fungsi putaran motor atau T = f (n) motor universal dapat
dilukiskan seperti pada gambar: 2.11 berikut ini.
Mengatur jumlah lilitan penguat magnet dengan arus penguat yang tetap.
YKT Pontianak
20
Margiono Abd.
Gambar: 2.13 berikut ini menunjukkan cara membalik arah putaran motor
universal dengan cara membalik arah arus penguat magnet dengan arah arus
jangkar yang tetap.
YKT Pontianak
21
Margiono Abd.
5. MOTOR REPULSI
Motor repulsi merupakan motor listrik arus bolak-balik 1 fase yang
menggunakan komutator seperti halnya motor universal. Pada motor repulsi ini
komutator tidak dihubungkan dengan sumber listrik seperti pada motor
universal, melainkan sikat-sikat pada motor tersebut dihubungkan singkat satu
sama lain sehingga pada lilitan jangkar motor mengalir arus induksi. Dalam
motor repulsi terdapat beberapa posisi sikat seperti yang ditunjukkan pada
gambar: 2.14 berikut ini.
YKT Pontianak
22
Margiono Abd.
YKT Pontianak
23
Margiono Abd.
YKT Pontianak
24
Margiono Abd.
Apabila sumber listrik 3 fase dialirkan pada lilitan stator maka akan timbul
medan magnet putar dalam stator dan penghantar rotor yang ada di sekeliling
stator akan dipotong garis gaya medan magnet putar stator, sehingga dalam
penghantar rotor tersebut akan dibangkitkan gaya gerak listrik (ggl) induksi.
Oleh karena pada setiap penghantar rotor akan timbul gaya-gaya sehingga akan
terbentuk kopel yang menyebabkan rotor berputar, yang arah putar rotor tersebut
akan searah dengan arah putar medan magnet putar.
YKT Pontianak
25
Margiono Abd.
Jadi berdasarkan rumus tsb di atas, untuk merubah kecepatan putaran motor
dapat dilakukan dengan cara :
-
Merubah jumlah kutubnya, hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Memasang dua jenis lilitan pada statornya (lihat gambar: 2.18)
2) Memasang sebuah lilitan tetap, tapi dengan merubah-rubah sambungannya (lihat gambar: 2.19)
YKT Pontianak
26
Margiono Abd.
27
Margiono Abd.
n = (60 x f) / p
1500 = (60 x 50) / p
p = 3000 / 1500 = 2 pasang kutub, jadi jumlah kutub (P) = 2 x 2 = 4 kutub.
Selanjutnya untuk merubah kecepatan putar motor induksi tersebut di atas dari
1400 1500 RPM menjadi 2800 300 RPM, maka harus merubah jumlah kutub
kumparan stator motor induksi tersebut dari 4 kutub menjadi 2 kutub. Hal ini
sesuai dengan rumus :
n = (60 . f) / p
3000 = (60 x 50) / p
p = 3000 /3000 = 1 pasang kutub, jadi jumlah kutub (P) = 1 x 2 = 2 kutub.
YKT Pontianak
28
Margiono Abd.
YKT Pontianak
29
Margiono Abd.
Pada gambar: 2.23 maupun gambar: 2.24 untuk kecapatan I lilitan stator
tersambung deret, hal ini akan menghasilkan jumlah kutub lebih banyak
sehingga kecepatan putaran motor akan lebih rendah. Sedangkan untuk
kecepatan II lilitan stator tersambung paralel, hal ini akan menghasilkan jumlah
kutub yang lebih sedikit sehingga kecepatan putaran motor akan lebih cepat.
Pada putaran cepat maupun rendah banyaknya lilitan stator yang terhubung pada
tegangan sumber listrik selalu sama, jadi meskipun kedua sambungan
menghasilkan kecepatan putaran yang berbeda namun tetap akan menghasilkan
daya yang sama besarnya.
YKT Pontianak
30
Margiono Abd.
BAB III
KONSTRUKSI DAN PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
31
Margiono Abd.
2. ROTOR
Jenis rotor pada motor induksi arus bolak-balik dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
a. ROTOR SANGKAR
Hampir 90% rotor dari motor induksi berjenis sangkar, karena rotor
jenis ini paling sederhana dan kuat. Rotor terdiri dari inti yang berbentuk
silinder yang sejajar dengan slot dan diisi dengan tembaga atau aluminium
yang berbentuk batangan. Satu batang diletakkan di setiap slot, apabila
digunakan slot setengah tertutup maka batangan tersebut dimasukkan dari
ujung. Batangan rotor dilapisi dengan kuningan atau dilapisi secara listrik
atau dilas dan kedua ujung cincin dibaut dengan kuat. Kostruksi yang
demikian disebut dengan konstruksi sangkar tupai, untuk lebih jelasnya
bentuk fisik dari rotor sangkar dapat dilihat pada gambar: 3.2 dibawah ini :
YKT Pontianak
32
Margiono Abd.
eksternal
YKT Pontianak
33
Margiono Abd.
34
Margiono Abd.
Selain dua bagian utama itu motor induksi juga mempunyai konstruksi
tambahan yang lain antara lian rumah stator, tutup stator, kipas, dan terminal
hubung, seperti yang ditunjukkan pada gambar: 3.4 berikut ini.
35
Margiono Abd.
Keterangan gambar :
1. Tutup luar (pelindung kipas)
2. Kipas angin (air-fan)
3. Tutup kepala kumparan dengan Stationary-Switch.
4. Kotak terminal
5. Kapasitor (kondensator)
6. Rumah stator dan alur stator didalamnya
7. Baut iser
8. Rotor dengan Centrifugal-Switch.
Sedangkan konstruksi motor induksi secara utuh baik motor induksi 1 fasa
dan motor induksi 3 fasa ditunjukkan seperti gambar: 3.5a dan gambar: 3.5b
berikut ini.
YKT Pontianak
36
Margiono Abd.
2. MOTOR KAPASITOR
Motor kapasitor sangat banyak digunakan untuk melayani peralatan
seperti kipas angin, pompa air, air conditioning (AC), refrigernt (kulkas), mesin
cuci dsb.
YKT Pontianak
37
Margiono Abd.
4. MOTOR UNIVERSAL
Motor universal biasanya banyak digunakan untuk melayani peralatan
seperti pengisap debu (vacum cleaner), mesin jahit (sewing machine), peralatan
tangan listrik (power hand tool), perlatan rumah tangga seperti mixer kue dan
blender buah, dan peralatan yang membutuhkan putaran dengan kecepatan tinggi
sekitar 3.000 s/d 20.000 RPM.
YKT Pontianak
38
Margiono Abd.
5. MOTOR REPULSI
Motor repulsi biasanya digunakan untuk melayani peralatan yang
mempunyai sistem penggerak sederhana dengan putaran yang dapat diatur dan
tidak melebihi dari 5 PK seperti small agitator, shoking machine dsb.
YKT Pontianak
39
Margiono Abd.
BAB IV
MENGGULUNG KUMPARAN MOTOR LISTRIK ARUS BOLAK BALIK
(a)
(b)
YKT Pontianak
40
Margiono Abd.
a. LANGKAH KUMPARAN
Langkah kumparan adalah sudut kisar yang dibentuk antara kedua sisi
kumparan, diberi tanda huruf Yg. Untuk mendapatkan kopel putar yang
maksimal maka langkah kumparan harus sama dengan satu jarak kutub. Satu
jarak kutub adalah sudut kisar antara kutub utara ( U) dan selatan (S) yang
paling berdekatan dan jarak kutub diberi tanda dengan huruf Tho (). Satu
jarak kutub adalah sebesar 180 listrik.
YKT Pontianak
41
Margiono Abd.
p = 1 maka 360 bs
= 1 x 360 el
p = 2 maka 360 bs
= 2 x 360 el
p = 3 maka 360 bs
= 3 x 360 el
dan seterusnya.
Dengan demikian perbandingan antara bs dan el dapat dituliskan
dengan rumus : abs = p.a el
Apabila jumlah stator motor ada G alur,maka sudut kisar satu keliling
stator atau G alur adalah = 360bs dan apabila sebuah motor mempunyai
sebanyak G alur adalah = p. 360 el. Satu keliling stator = 2.p jarak kutub
atau G alur = 2 p jarak kutub.
Jadi satu jarak kutub = 1 = 180 el = G/2.p Alur.
Karena langkah kumparan Yg = 1 , maka langkah kumparan menjadi : Yg =
G
/ 2.p Alur.
Untuk memperoleh kopel putar yang maksimal, maka diperlukan
jumlah belitan yang besar pula. Jumlah belitan yang besar itu tidak mungkin
ditampung oleh satu alur stator, untuk itu harus dibagi menjadi beberapa buah
alur artinya satu buah alur kumparan akan dibagi menjadi beberapa belitan
(kumparan).
Untuk motor induksi satu fasa yang mempunyai satu pasang kutub
dengan satu buah kumparan yang terdiri dari beberapa kumparan bagian dan
setiap kumparan bagian membutuhkan dua buah alur stator. Maka suatu
motor induksi satu fasa yang mempunyai satu pasang kutub akan mempunyai
G
/ 2.P kumparan bagian. Untuk motor induksi 2 fasa seluruh alur stator motor
/ 2. P.2
YKT Pontianak
2. P. m
42
Margiono Abd.
2. P. m
alur.
Apabila banyaknya alur pada setiap kutub untuk masing-masing fasa diberi
tanda dengan huruf g, maka jumlah alur untuk setiap kutub tiap fasa menjadi :
g = G / 2.P.m alur.
CONTOH :
1. Sebuah stator mempunyai 24 buah alur, akan digulung kembali untuk
motor 2 fasa dengan frekwensi sebesar 50 hertz akan menghasilkan
putaran dengan kecepatan 3000 rpm. Buatlah rencana penggulungan
/pemasangan kembali kumparan kumparan stator motor tersebut !
Penyelesaian :
G = 24 alur;
m = 2 fasa;
YKT Pontianak
43
Margiono Abd.
f = 50 Hertz;
n = 3000 rpm
P= 60. f / n
60 x 50
g = G / 2.P.m =
Yg =
/ 2.P =
Yf = 1/ 2 Yg =
24
/ 3000
/ 2x1x2
24 / 2 x 1
1
/ 2 x 12
= 1 pasang kutub
= 6 alur
= 12 alur
= 6 alur
Dari hasil perhitungan tersebut diatas dapat kita buat gambar penempatan
kumparan-kumparan tersebut pada stator, seperti terlihat Gambar: 4.2a
dan Gambar: 4.2b.
(a)
(b)
Buatlah
stator
YKT Pontianak
44
Margiono Abd.
G = 24 alur ;
n = 2950 rpm ;
f = 50 hertz
m = 2 fasa
a. Jumlah pasang kutub P= 60. f / n =
60 x 50
/ 2950
= 1 pasang kutub
24
/ 2x1x2
24 / 2 x 1
= 12
/ 2 x 12 = 6
Dari hasil hitungan tersebut diatas dapat kita buat gambar skema belitan
(gambar penempatan kumparan pada stator),seperti
terlihat pada
(a)
(b)
Gambar: 4.3 (a) Skema Belitan dengan = 8/4
(b). Skema Belitan dengan g = 6 4/2 / 2 4/2
YKT Pontianak
45
Margiono Abd.
YKT Pontianak
46
Margiono Abd.
Capasitor
Sumber Listrik AC
YKT Pontianak
47
Margiono Abd.
/2.P.3
Cara memasang sisi kumparan yaitu apabila salah satu beada didepan
kutub U, maka sisi yang lain harus berada didepan kutub S. Hal tersebut
dikarenakan masing-masing fasa mempunyai kumparan bagian sebanyak G/2.P.m ,
maka pada tiap kutub masing-masing fasa akan menempati alur sebanyak G/2.P.m
alur. Apabila banyaknya alur pada tiap kutub untuk masing-masing fasa
diberikan tanda g, maka jumlah alur perkutub perfasa yaitu : g = G/2.P.m alur.
Sedangkan cara menggulung kumparan stator motor 3 fasa pada
prinsipnya sama dengan motor 1 fasa, dua fasa, perbedaannya ialah pada jumlah
belitannya (kumparannya). Untuk motor 3 fasa masing-masing belitan
ditempatkan saling bergeseran tempat sejauh 120el, jadi = 2/3 jarak kutub atau
= 2/3 langkah belitan (Yg).
Untuk motor dengan ukuran 500 watt keatas akan lebih ekonomis apabila
dilaksanakan (dibuat) 3 fasa. Sebab apabila dilaksanakan dengan 2 atau 1 fasa,
maka motor tersebut harus menggunakan kondensator (capasitor) dengan
kapasitas relatif besar. Jadi hal tersebut akan sangat merugikan, akibat dari sifatsifat kondensator. Untuk memperjelas keterangan tersebut diatas, berikut ini ada
beberapa contoh motor-motor 3 fasa yang akan dilakukan penggulungan
kembali.
CONTOH :
1. Sebuah motor 3 fasa mempunyai 24 alur stator, akan digulung kembali
dengan bentuk kumparan consentric (sepusat) dan kumparan spiral, agar
dapat menghasilkan putaran rotor sebesar 3000 rpm pada frekwensi 50 Hz.
Buatlah skema belitan dan dagram bentangan dari kedua bentuk kumparan
tersebut?
YKT Pontianak
48
Margiono Abd.
Penyelesaian :
P = 60 . f / n = 60 x 50 / 3000 = 1.
g = G / 2.m.p = 24 / 2 x 3 x 1 = 24 / 6 = 4.
Yg = G / 2.P = 24 / 2 x 1 = 12.
2
Yf = / 3 x Yg = / 3 x12 = 8 (1-9-17)
Gambar: 4.5 adalah skema belitan yang diperoleh dari hasil perhitungan
diatas. Gambar: 4.5a adalah skema belitan untuk kumparan bentuk gelung
(concentric), sedangkan Gambar: 4.5b adalah skema belitan untuk kumparan
bentuk jerat (spiral).
(a)
(b)
Untuk memperjelas skema belitan dari gambar: 4.5a dan 4.5b, berikut
ini digambarkan bentangannya seperti ditunjukan pada gambar: 4.6a dan
4.6b di bawah ini.
YKT Pontianak
49
Margiono Abd.
YKT Pontianak
50
Margiono Abd.
Buatlah skema belitan dan diagram bentangan dari kedua bentuk kumparan
tersebut, untuk kumparan 1 (satu) jalan!
Penyelesaian :
p = 60. f / n = 60 x 50 / 1500 = 2 pasang kutub. Jumlah pasang kutub = 2
g = G / 2.m.p = 36 / 2 x 3 x 2 = 3.
Jumlah alur/kutub/fasa = 3
Yg = G / 2.p = 36 / 2 x 2 = 9 (1-10).
Langkah belitan = 9
Yf = 2 / 3 x Yg = 2 / 3 x 9 = 6 (1-7-13).
Pergeseran tempat = 6
Gambar: 4.7 berikut ini adalah skema belitan yang diperoleh dari
perhitungan diatas. Gambar: 4.7a adalah skema belitan untuk kumparan
bentuk concentric, sedangkan gambar: 4.7b adalah skema belitan untuk
kumparan bentuk jerat (spiral).
(a)
(b)
YKT Pontianak
51
Margiono Abd.
YKT Pontianak
52
Margiono Abd.
Penyelesaian :
G = 24;
m = 3;
n = 1500 RPM
f = 50 Hertz, maka :
p = 60. f / n = 60 x 50 / 1500 = 2,
g = G / 2.m.p = 24 / 2 x 3 x 2 = 2,
jumlah alur/kutub/fasa = 2
Yg =
/ 2.p =
24
/ 2 x 2 = 6,
2
Yf = / 3 x Yg = / 3 x 6 = 4,
YKT Pontianak
langkah belitan = 6 (1 - 7)
pergeseran fasa = 4 (1 - 5)
53
Margiono Abd.
Gambar: 4.9 di bawah ini merupakan skema belitan dari hasil perhitungan di
atas.
YKT Pontianak
54
Margiono Abd.
CARA I :
Ukurlah celah bagian atas dan bagian bawah dari slot ( alur), kemudian ukur pula
tinggi celah dari alur.
a = lebar celah atas
b = lebar celah bawah
h = tinggi celah
YKT Pontianak
55
Margiono Abd.
Contoh :
Sebuah motor induksi tiga fasa memfunyai data arus 4,62 Ampere dengan
ketebalan prespan 0,12 mm.
besar celah atas 6mm, celah bawah 8 mm, dan tinggi 10mm.
Tentukanlah berapa banyak lilitan yang dapat dimasukan dengan diameter kawat
yang tersedia 0,7mm ( menurut daftar daya hantar kabel).
Penyelesaian :
Diketahui :
a = 6mm
b = 8mm
h = 10mm
6 + 8
xh =
x 10 = 70mm
=
Angka Pembagi ( lihat tabel 4.1)
4,62 A
()
= 1,32 mm
3,5
YKT Pontianak
56
Margiono Abd.
TABEL 4.1
Kerapatan Arus
Angka Pembagi
1 3A
2,9
3 5A
3,5
5 8A
3,7
8 10 A
3,9
Luas efektif
65,2
=
Penampang kawat
1,32
= 49,39 lilit
4 x
Maka deameter kawat yang digunakan (dI) =
4 x 1,32
=
3,14
= 1,296 mm
x 49 = 90,72 lilit
0,7
CARA II :
Ukurlah deamter (D) alur dan panjang (L) alur stator motor induksi (lihat
gambar: 4.11)
D = diameter alur stator
L = Panjang alur stator
YKT Pontianak
57
Margiono Abd.
Contoh :
Misalkan diketahui D = 8,9 cm, L = 8,8 cm, B = 5400 (kecepatan flux pada
udara bebas per cm ), G = 24 alur, f = 50 Hz, N = 1410 rpm (bulatkan 1500 rpm)
dan Daya output = 1,5 HP
Penyelesaian :
Jumlah kutub (P) = ( f x 120) / N = (50 x 120) / 1500 = 6000 / 1500 = 4 buah
. D. L .
Total flux per kutub () =
P
1327993,92
=
= 331998,48 weber
Faktor Distribusi (Kd) = 0,966 (lihat tabel 4.2 cara mendapatkan kd).
Z
Jumlah alur per kutub
24
= 6
4
Z
=
Px3
YKT Pontianak
24
= 2 sisi
4x3
58
Margiono Abd.
TABEL 4.2
Alur perkutub
M (sisi)
Derajat listrik
Kd
60
1,000
30
0,966
21
0,960
12
15
0,958
15
12
0,957
18
10
0,956
21
7,5
0,955
= 308,99 lilitan
71197735
926,97
Jumlah lilitan per alur
YKT Pontianak
59
Margiono Abd.
Contoh :
Sebuah motor induksi 1 fasa jenis motor kapsitor dengan daya (P) 125 Watt,
tegangan (V) 220 Volt, faktor daya/kerja (Cos ) 0,8. Maka ukuran atau nilai
kapasitas kapasitor yang harus dipasang serie dengan kumparan bantu (starting)
adalah sebesar :
P = V x I x Cos
I = P / V x Cos = 125 / 220 x 0,8 = 125 / 176 = 0,71 Ampere
Cos = 0,8 = Cos-1 0,8 = 36,87
Sin 36,87 = 0,6
Qc = V x I x Sin = 220 x 0,71 x 0,6 = 93,74 VAR
C = Qc / V. = 93,75 / 220 x 314 = 93,74 / 15.197.600 = 6,16 F dibulatkan 6 F
YKT Pontianak
60
Margiono Abd.
YKT Pontianak
61
Margiono Abd.
YKT Pontianak
62
Margiono Abd.
YKT Pontianak
63
Margiono Abd.
b. TANG AMPERE
Tang ampere digunakan untuk mengetahui besarnya nilai arus yang
mengalir ke kumparan motor induksi apakah masih normal sesuai dengan
nameplate yang tertera pada motor induksi tersebut. Jika sesuai berarti
kumparan motor masih dalam kondisi baik dan jika tidak sesuai berarti
kumparan motor telah rusak sehingga harus kita gulung ulang. Untuk lebih
jelasnya bentuk fisik tang ampere dapat dilihat pada gambar: 4.13 di
bawah ini.
c. MEGGER
Megger digunakan untuk mengetahui kondisi isolasi kawat
kumparan yang biasa disebut kawat email apakah masih baik ataukah telah
rusak. Jika masih baik jarum megger akan menunjuk tak terhingga dan jika
telah rusak jarum megger akan menunjuk angka nol, yang berarti terjadi
hubung singkat. Sehingga harus kita gulung ulang kumparan motor
terrsebut. Untuk lebih jelasnya bentuk fisik dari megger dapat dilihat pada
gambar: 4.14 berikut ini.
YKT Pontianak
64
Margiono Abd.
YKT Pontianak
65
Margiono Abd.
b. TACHOMETER
Tachometer digunakan untuk mengetahui putaran motor induksi
yang akan diperbaiki, apakah putarannya masih normal sesuai dengan
putaran yang tertera pada nameplate motor ataukah sudah jauh menurun.
Jika masih sesuai berarti motor masih dalam kondisi baik, tapi jika sudah
jauh menurun berarti motor dalam kondisi kurang baik. Bentuk fisik
tachometer dapat dilihat pada gambar: 4.16 berikut ini.
c. TIMBANGAN
Timbangan digunakan untuk menimbang berat seluruh kawat email
yang akan kita gunakan untuk menggulung ulang. Untuk menghasilkan
kumparan yang baik berat kawat email tersebut harus sama dengan berat
kawat email pada kumparan aslinya sewaktu kita membongkar kumparan
motor induksi yang telah rusak. Timbangan ini banyak macamnya ada
yang analog maupun digital, sebagai contoh timbangan yang penulis
gunakan adalah seperti ditunjukkan pada gambar: 4.17 berikut ini.
YKT Pontianak
66
Margiono Abd.
Gambar:4.17 Timbangan
3. PERALATAN PENDUKUNG
a. KUNCI-KUNCI DAN TOOLSET
Kunci-kunci dan toolset digunakan untuk membuka tutup motor
induksi dan membongkar kumparan yang telah rusak. Kunci-kunci
tersebut seperti kunci pas, kunci ring, kunci inggris (spana), kunci L dan
kunci shock berbagai macam ukuran. Sedangkan toolset meliputi obeng,
tespen, tang,cutter dsb. Untuk lebih jelasnya pealatan tersebut dapat dilihat
pada gambar: 4.18 berikut ini.
YKT Pontianak
67
Margiono Abd.
b. TRECKER
Trecker digunakan untuk membuka atau menarik bearing yang
terpasang pada as rotor agar rotor motor induksi dapat dikeluarkan,
sehingga kumparan statornya dapat kita bongkar dan kita gulung ulang.
Trecker ada yang mempunyai 2 kaki dan ada yang mempunyai 3 kaki,
bentuk fisik dapat dapat dilihat pada gambar: 4.19 berikut ini.
YKT Pontianak
68
Margiono Abd.
YKT Pontianak
69
Margiono Abd.
Gambar: 4.20 (c) Alat Penggulung dan Mal Gulungan Jenis Lain
YKT Pontianak
70
Margiono Abd.
1. PRESPAN
Prespan digunakan untuk melapisi alur-alur stator sebelum diisi kawat
kumparan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya hubung singkat
antara kawat kumparan dengan bodi stator motor jika terdapat lapisan kawat
email yang lecet. Prespan yang ada dipasaran terdapat dua jenis yaitu ada yang
terbuat dari kertas dan ada yang terbuat dari plastik mika dengan berbagai
ukuran ketebalannya, tapi yang lebih baik adalah prespan yang terbuat dari
plastik mika karena tahan terhadap panas yang tinggi. Pada gambar: 4.21
ditunjukkan prespan baik yang terbuat dari kertas maupun yang terbuat dari
plastik mika.
2. KAWAT EMAIL
Kawat email adalah kawat yang terbuat dari tembaga yang dilapisi
dengan isolasi vernis (sirlak), kawat ini digunakan untuk membuat gulungan
(kumparan) yang akan dimasukkan ke dalam alur-alur stator motor induksi. Di
pasaran kawat email tersedia dengan berbagai merk dan ukuran deameternya.
Sebagai contoh di sini ditunjukkan gambar kawat email merk Supreme
dengan berbagai ukuran dan juga bentuk kumparan yang telah dibuat (lihat
gambar: 4.22).
YKT Pontianak
71
Margiono Abd.
3. BAHAN-BAHAN PENDUKUNG
Bahan-bahan pendukung yang dimaksud di sini adalah bahan-bahan
yang digunakan untuk memperkuat kumparan yang telah dimasukkan ke dalam
alur-alur stator motor induksi agar lebih padat, kokoh, tahan goresan dan tahan
panas. Bahan-bahan tersebut antara lain yaitu :
a. TALI RAMI, digunakan untuk mengikat kumparan yang telah dimasukkan
ke dalam alur-alur motor induksi. Tali rami ini terbuat dari benang nilon,
untuk lebih jelasnya fisik dari tali rami dapat dilihat pada gambar: 4.23 di
bawah ini.
YKT Pontianak
72
Margiono Abd.
YKT Pontianak
73
Margiono Abd.
YKT Pontianak
74
Margiono Abd.
Penggunaan bahan-bahan pendukung tersebut yaitu tali rami, pasak bambu dan
minyak lak pada kumparan yang telah terpasang pada alur-alur stator motor
induksi dapat ditunjukkan pada gambar: 4.26 di bawah ini.
YKT Pontianak
75
Margiono Abd.
Jumlah alur
Jumlah kumparan
Tipe hubungan
Lebar kumparan
Jangan menggerinda atau mengikir inti besi stator, hal ini akan
mengakibatkan hubung singkat pada laminasi inti stator.
YKT Pontianak
76
Margiono Abd.
c. Memotong kepala kumparan pada salah satu sisi atau keduanya dengan
menggunakan tang potong, pahat, gergaji atau air chisel (gambar: 4.27c)
YKT Pontianak
77
Margiono Abd.
YKT Pontianak
78
Margiono Abd.
YKT Pontianak
79
Margiono Abd.
pada inti menjadi naik atau saat motor beroperasi terdengar suara
berdengung.
b. Ukur panjang alur dan dalamnya alur, sebelum kertas dipotong untuk
panjangnya tambahkan 1cm dengan tujuan untuk dilipat pada kedua
ujung stator, sehingga saat kawat ditekuk tidak mengenai inti stator.
c.
d.
e.
f.
YKT Pontianak
80
Margiono Abd.
YKT Pontianak
81
Margiono Abd.
YKT Pontianak
82
Margiono Abd.
YKT Pontianak
83
Margiono Abd.
semua
piranti/perlengkapan
yang
diperlukan
untuk
c. Melipat dan memasukan ujung-ujung isolasi alur stator kedalam alur stator
dengan menggunakan stick pendorong dari isoglas atau bambu, untuk
setiap sisi-sisi kumparan yang telah masuk kedalam alur ststor (lihat
gambar 4.30c).
d. Mengencangkan posisi kumparan dengan pasak di atas dan melipat ujungujung isolasi alur, agar kumparan tersebut keluar dari dalam.
e. Merapikan kepala kumparan dengan sedikit menekan/memukulnya dengan
palu plastik/karet, dalam rangka untuk memudahkan proses masuknya
belitan lain, maka setiap belitan yang telah berhasil masuk ke dalam alur
stator ditata/dirapikan terlebih dahulu.
YKT Pontianak
84
Margiono Abd.
j.
YKT Pontianak
85
Margiono Abd.
Gambar 4.30d Bentuk belitan yang telah diikat dengan tali rami
YKT Pontianak
86
Margiono Abd.
BAB V
MENGETES/MENGUJI COBA KUMPARAN MOTOR LISTRIK ARUS BOLAK
BALIK HASIL GULUNGAN ULANG
A. MENGUKUR NILAI TAHANAN KUMPARAN MOTOR INDUKSI
Tujuan pengukuran nilai resitansi kumparan adalah untuk mengetahui nilai
resitansi kumparan pada setiap kelompok, apakah nilainya seimbang atau
mendekati sama dari kedua kelompok (motor 1 fasa) atau ketiga kelompok (motor 3
fasa), serta untuk mengetahui apakah ada bagian yang terputus pada sambungan
atau sambungan kurang sempurna. Untuk memeriksa apakah ada sambungan
terputus atau kurang sempurna dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan
alat Multimeter dengan posisi selektor pada Ohmmeter.
Pada motor induksi 1 fasa, nilai tahanan kumparan utama (running winding)
ditentukan dengan rumus : R = ( . L) / A
dimana :
Dari rumus tersebut dapat diketahui nilai tahanan kumparan utama lebih kecil
daripada kumparan bantu, karena penampangnya lebih besar. Hal ini untuk pedoman
pengetesan maupun untuk menentukan sambungan. Perlu diingat bahwa nilai
tahanan kumparan motor kecil sehingga dipergunakan ohmmeter skala kecil.
Pada motor induksi 3 fasa, nilai tahanan ketiga kumparan harus sama, karena
kumparannya digulung dengan perhitungan yang sama dan simetris. Hal ini
digunakan sebagai pedoman pengetesan setelah kumparan selesai digulung ulang.
Hal-hal pokok yang perlu dimonitor atau dicatat pada saat start selama
pengetesan/pengujian motor induksi hasil gulungan ulang brlangsung setiap
setengan jam atau periode waktu tertentu antara lain adalah :
YKT Pontianak
Suhu ruangan
Suhu bearing
Suhu kumparan
Vibrasi (getaran)
Arus start
87
Tegangan fasa
Margiono Abd.
b.
c.
Ukurlah ujung kabel motor 1-2, 2-3, dan 1-3, catatlah hasilnya!
d.
b.
YKT Pontianak
88
c.
Margiono Abd.
Ukurlah ujung kabel U-X, V-Y dan W-Z kemudian catatlah hasilnya.
Apabila ketiga kumparan motor nilai tahanannya seimbang maka hasil
menggulung terbalik. Nilai tahanan U-X = V-Y = W-Z.
Gambar : 5.2 (a) Mengukur Nilai Tahanan Pada Terminal Motor 3 Fasa
YKT Pontianak
89
Margiono Abd.
Semakin tinggi nilai tahanan isolasi, maka semakin baik kualitas dari
kumparan ditinjau dari nilai tahanan isolasi dan jika tahanan isolasi terlalu kecil
maka perlu dilakukan pengecekan ulang atau diperbaiki. Demikian pula jika
terjadi hubung singkat baik antar kelompok (phasa) maupun antara kelompok
(phasa) dengan body. Pengukuran tahanan isolasi kumparan meliputi :
a.
b.
Pengukuran tahan isolasi kumparan antar phasa pada motor 3 fasa (U-V,VW, dan WU).
c.
Pengukuran tahanan isolasi kumparan antara phasa dengan ground (U-G,VG,dan W-G).
b.
c.
d.
Gambar: 5.3 (a) Mengukur Nilai Tahanan Isolasi Pada Terminal Motor
YKT Pontianak
90
Margiono Abd.
Gambar: 5.3 (b) Mengukur Nilai Tahanan Isolasi Pada kumparan Motor
b.
Terminal motor (U, V dan W) di hubungkan pada 3 buah kabel keluar dari
osiloskop (merah) dan kabel hitam dari osiloskop (hitam) dihubungkan
dengan body stator.
91
a.
Margiono Abd.
b.
c.
dari
lak
atau
vernis
yang
dipergunakan.
Kegunaan
dari
proses
Kode
Kegunaan
pernis
1
VS-1
Isolasi umum
VS-2
YKT Pontianak
VS-3
92
Margiono Abd.
suhu tinggi
VS-4
Kode
Warna
Lama pengeringan
Kegunaan
Pengeringan
W10
Hitam
alami
lapisan
listrik
akhir
Pengeringan
W23
Kuning
Kurang dari 24
Pelapisan kumparan
sawo
normal
alami
lapisan
kumparan
oli
Pengeringan
W25
Hitam
kumpatan
Pelapisan kumparan
dengan
pemanasan
diisi oli
W28
Kuning
Pelapisan kumparan
sawo
W125
Hitam
Pelapisan kumparan
untuk peralatan listrik
tipe E tanpa diisi oli
W128
Kuning
Pelapisan kumparan
sawo
Suhu maksimum
Komposisi
yang diijinkan
YKT Pontianak
93
90C
Margiono Abd.
105C
120C
130C
155C
180C
Mica,
asbestors,
fiberglas
yang
dipergunakan
Diatas 180C
YKT Pontianak
94
Margiono Abd.
YKT Pontianak
95
Margiono Abd.
Tahanan dalam (Rd) kecil dan dalam alat ukur amperemeter mengalir arus I,
maka tegangan jatuh pada alat ukur tersebut adalah :
Ed = I . Rd
jadi untuk
Eb = E Ed
2. PENGUKURAN TEGANGAN
Sebagai alat pengukur tegangan dipergunakan voltmeter. Pada dasarnya
voltmeter dan amperemeter itu sama, sebab untuk simpangan penunjuknya
berdasarkan arus yang mengalir pada pesawatnya. Perbedaanya terletak pada
cara penyambungannya dimana voltmeter dihubungkan pararel (lihat gambar:
5.5), sedangkan amperemeter dihubungkan seri (lihat gambar: 5.4) dengan beban
yang akan diukur.
YKT Pontianak
96
Margiono Abd.
sehingga
menyebabkan
harga
tahanan
bertambah.
Hal
ini
Mengingat tahanan seri tidak hanya untuk keperluan perluasan batas ukur
saja, maka perlu dipilih bahan yang tepat dan yang mudah untuk dilaksanakan.
Dengan demikian tahanan tidak mudah berubah nilainya. Besarnya nilai tahanan
suatu voltmeter biasanya dituliskan pada plat skalanya, harga ini diberikan
sebagai jumlah tahanan per Volt (/V), sehingga jumlah tahanan keseluruhan
dapat dihitung dengan memperhatikan angka tersebut dengan batas ukur
voltmeternya.
YKT Pontianak
97
Margiono Abd.
YKT Pontianak
98
Margiono Abd.
YKT Pontianak
99
Margiono Abd.
DAFTAR PUSTAKA
Hefri Yuliadi, 2010, Modul Diklat Kompetensi Perbaikan Motor Listrik dan Air
Condition , Medan, Departemen Listrik P4TK Medan.
Margiono Abdillah, 2010, Laporan Diklat Kompetensi Perbaikan Motor Listrik dan
Air Condition, Medan, Departemen Listrik P4TK Medan.
YKT Pontianak
100