Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Identifikasi persebaran mangrove pada tahun 1990, 2001 dan 2010 Desa
Sukajaya dan Sukakerta Kecamatan Cilamaya Kabupaten Karawang.
Kecamatan Cilamaya merupakan daerah yang memiliki garis pantai yang
cukup panjang. Tingkat abrasi di daerah tersebut termasuk ke dalam golongan
tinggi. Wilayah pesisir pantai di desa Sukajaya dan Sukakerta termasuk kedalam
wilayah yang padat penduduk. Oleh karena itu penanaman hutan mangrove
diperlukan untuk menyelamatkan warga yang tinggal di dekat pesisir. Hutan
mangrove yang berada di dua desa tersebut setiap tahunnya mengalami
pertambahan. Walau kadang kerusakan sering terjadi, tapi warga secara inten
memantau dan segera mengganti ketika ada tanaman mangrove yang mengalami
kerusakan. Untuk jenis tanaman mangrove atau oleh masyarakat setempat disebut
bako adalah bako api-api dan kopi dada. Warga sekitar pesisir sudah banyak yang
sadar akan kegunaan dan pentingnya penanaman mangrove di kawasan pesisir
pantai.

2. Memetakan persebaran mangrove pada tahun 1990, 2001 dan 2010 Desa
Sukajaya dan Sukakerta Kecamatan Cilamaya Kabupaten Karawang.
Pemetaan persebaran mangrove dengan menggunakan SIG telah
menghasilkan 3 peta yang kami digitasi secara manual menggunakan software
Map Info. Dari ketiga peta tersebut kami dapat mengetahui dimana saja
persebaran mangrove dan luas areal hutan mangrove yang berada di 2 desa kajian
kami yaitu di Desa Sukajaya dan Sukakerta. Berdasarkan peta tahun 1990 di
kedua desa tersebut belum terdapat areal hutan mangrove dan sebagian besar
lahan di pesisir adalah tambak dengan luas kawasan 9.617,24 m. Namun pada
tahun 2001 dimana pada tahun 2000 sudah mulai adanya program penanaman
hutan mangrove yang dilakukan oleh pemerintah, luas hutan mangrove di kedua
46

desa tersebut sekitar 78,4m. Peta selanjutnya yang kami analisis adalah peta
tahun 2010, pada tahun tersebut areal hutan mangrove mengalami pertambahan
yang cukup signifikan yaitu dengan luas mencapai 149,83 m, areal pertambakan
sudah beralih fungsi menjadi areal mangrove yang ditanami oleh warga setempat.
B. Saran
1. Persebaran hutan mangrove yang berada di Kecamatan Cilamaya memang
sudah mengalami kemajuan dengan adanya pertambahan luas dari tahun ke
tahun, namun untuk menjaga dan mengelola areal hutan mangrove tersebut
dibutuhkan keterpaduan program antara sektor pembinaan masyarakat, sosial
serta faktor-faktor yang lain yang dapat membantu menjaga kelestarian hutan
mangrove tersebut dan seharusnya berada pada tanggung jawab aparat desa
setempat serta Dinas Kehutanan dan Kelautan sebagai suatu badan
Pemerintahan Daerah.
2. Penyuluhan dan pemberian informasi mengenai manfaat dan pentingnya
keberadaan hutan mangrove di kedua desa tersebut masih sangat minim,
sehingga warga masih banyak yang mengambil keuntungan sendiri dan tidak
mempedulikan kebersihan lokasi hutan mangrove tersebut.
3. Hendaknya instansi yang terkait dengan masalah pengelolaan hutan mangrove
tidak hanya melakukan program penanaman saja, akan tetapi sesering
mungkin mengadakan pemantauan atau pengecekan langsung terhadap areal
hutan mangrove agar dapat mengetahui kendala apa saja yang terjadi di
lapangan dan dapat segera melakukan suatu tindakan ketika terjadi masalah di
areal hutan mangrove tersebut.
4. Selain pemantauan langsung, pemantauan melalui aplikasi SIG juga dapat
diterapkan oleh instansi yang menangani penanaman dan pengelolaan hutan
mangrove di sekitar pesisir pantai untuk memetakan bagaimana kondisi areal
penanaman mangrove yang terjadi secara berkala.

48

Anda mungkin juga menyukai