Lo Scen 5
Lo Scen 5
"kesalahan lain"
partisipan.
3. Menghormati kepribadian partisipan, keluarga dan nilai yang berati bagi partisipan.
4. Memastikan bahwa keuntungan dan akibat dari penelitian terdistribusi secara seimbang
Tujuan:
1. Menjaga privasi partisipan
2. Memastikan integritas etik selama penelitian
3. Melaporkan semua kemungkinan yang terjadi dalam penelitian
4.
keperawatan
5.
perlakuan
terhadap
hewan
harus
dihindari
dari
tindakan
penganiayaan
dan
penyalahgunaan.
(3) Ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kesejahteraan hewan diberlakukan
bagi semua jenis hewan bertulang belakang dan sebagian dari hewan yang tidak bertulang
belakang yang dapat merasa sakit.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
Penjelasan Pasal 66 ayat 4:
Ayat (4)
Termasuk dalam ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri, antara lain, adalah
pengembangan Komite Kesejahteraan Hewan Nasional untuk membina komisi kesejahteraan
hewan laboratorium di berbagai instansi dalam rangka pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
pengembangan.
3) pasal 27 ayat (1)
Bagian Keempat Budi Daya
Pasal 27 (1) Budi daya merupakan usaha untuk menghasilkan hewan peliharaan dan produk
hewan. (2) Pengembangan budi daya dapat dilakukan dalam suatu kawasan budi daya sesuai
dengan ketentuan tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. (3) Penetapan suatu
kawasan budi daya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur berdasarkan Peraturan
Menteri dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bidang penataan ruang.
(4) Pelaksanaan budi daya dengan memanfaatkan satwa liar dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
YANG DIJELASKAN SEBAGAI BERIKUT :
Pasal 27 Ayat (1) Yang dimaksud dengan "menghasilkan hewan peliharaan", antara lain,
mendomestikasikan satwa liar menjadi ternak, hewan jasa, hewan laboratorium, dan hewan
kesayangan. Yang dimaksud dengan "hewan jasa", antara lain, adalah hewan yang dipelihara
untuk memberi jasa kepada manusia untuk menjaga rumah, melacak tindakan kriminal,
membantu melacak korban kecelakaan, dan sebagai hewan tarik atau hewan beban. Yang
dimaksud dengan "hewan laboratorium" adalah hewan yang dipelihara khusus sebagai hewan
percobaan, penelitian, pengujian, pengajaran, dan penghasil bahan biomedik ataupun
dikembangkan menjadi hewan model untuk penyakit manusia. Yang dimaksud dengan
"hewan kesayangan" adalah hewan yang dipelihara khusus sebagai hewan olah raga,
kesenangan, dan keindahan. Ayat (2) "Kawasan budidaya peternakan" adalah lokasi
pengusahaan ternak dalam suatu wilayah kabupaten/kota yang ditetapkan berdasarkan
kesesuaian agroklimat, ketersediaan sarana dan prasarana, potensi wilayah, dan potensi pasar.
Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas (Anonymous 1, 2009).
4)
Deklarasi Helsinki dari World Medical Association tentang Ethical Principles for
Animal Ethics
Scope/ Function
All animal research and teaching conducted under the auspices of SU should uphold the
Three R" principles for humane animal research, namely:
Replacement of so-called sentient animals wherever possible, with non-sentient research
models or systems in order to eliminate the use of animals that can experience unpleasant
sensations.
Reduction of the numbers of animals in experiments by design strategies that facilitate use of
the smallest number that will allow valid information to be obtained from the study.
Refinement of animal sourcing, animal care practices and experimental procedures to
eliminate physical and psychological distress within limitations imposed by the objectives of
the research.
Do I need ethics clearance for my study?
Ethics clearance must be obtained for the use of all live non-human vertebrates and
higher invertebrates such as the advanced members from the Cephalopoda and
Decapoda, including eggs, fetuses and embryos ( where development of an integrated
nervous system is evident) in research and teaching activities (SANS 10386:2008).
The Commission has been established by the Minister of Health in 2002 and has the
following tasks:
1.Promote ethics in health research
2.Develop capacity in ethical review
3.Prepare national guidelines for ethics in health research
4.Develop networking of ethics committees
5.Conduct discussions and consultations on ethics of health research
6.Give an opinion on research which require special ethical consideration
7.Submit annual reports to the Minister of Health
The Commission has 25 members representing disciplines of medicine, philosophy,
ethics, law, biology, veterinary science, environmental science, nursing, public health,
social science/journalism.
Penelitian yang membutuhkan ETHICAL CLEARANCE
Semua penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, juga hewan
serta bahan biologik tersimpan(BBT)
Penelitian
Farmasetik
Prosedur diagnosa
Radiofarmasi
Sampel biologik
Tanaman obat
Epidemiologik
Alat
kesehatan
Rekamm medis
Radiasi
Perilaku sosial & psikososial
medik
Fungsi Komite Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)
1. Mengkaji, memberikan penilaian serta pertimbangan dari segi ilmiah, aspek medis
dan etik uji klinik / penelitian
2. Kajian awal dan berkelanjutan atas usulan penelitian
3. Menilai manfaat dan penerapan keilmuan
4. Menyatakan
Tidak ada subjek yg boleh dimasukkan ke dalam penelitian sebelum ada
ethical clearance
Tidak ada penyimpangan
Peneliti melaporkan secara berkala
5. Memberitahu peneliti bila:
Keputusan mengenai usulan penelitian
Alasan dari keputusan tersebut
6. Dokumentasi
Pedoman Etik Penelitian Kesehatan
Komite Nasional Etik Penelitian Kesehatan (Rasad, 2003)
1. Keselamatan subyek penelitian diutamakan. Harus ada persiapan dan cara mengatasi
resiko tindakan penelitian
2. Keikutsertaan subyek bersifat sukarela yang dinyatakan secara tertulis setelah subyek
mendapatkan penjelasan
ETIK
6. MENGHADIRI : - RAPAT RUTIN 1 X/ BULAN
BILA DIANGGAP PERLU
BAB IV
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN TERHADAP
MANUSIA
Pasal 8
(1) Penelitian dan pengembangan kesehatan terhadap manusia hanya
dapat
dilakukan atas dasar persetujuan tertulis dari manusia yang
bersangkutan.
(2) Persetujuan tertulis dapat pula dilakukan oleh orang tua atau ahli
warisnya
apabila manusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1):
a. tidak mampu melakukan tindakan hukum;
b. karena keadaan kesehatan atau jasmaninya sama sekali tidak
memungkinkan dapat menyatakan persetujuan secara tertulis;
c. telah meninggal dunia, dalam hal jasadnya akan digunakan sebagai
obyek penelitian dan pengembangan kesehatan.
(3) Persetujuan tertulis bagi penelitian dan pengembangan kesehatan
terhadap
keluarga diberikan oleh kepala keluarga yang bersangkutan dan terhadap
masyarakat dalam wilayah tertentu oleh Bupati/Walikotamadya Kepala
Daerah yang bersangkutan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara mendapatkan persetujuan
tertulis
diatur oleh Menteri.
Pasal 9
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 8 wajib dilakukan dengan memperhatikan kesehatan dan