Bahan DK1P2 - Sun
Bahan DK1P2 - Sun
Filariasis disebabkan karena infeksi oleh sekelompok cacing nematoda yang termasuk
superfamilial Filariodea. Jenis cacing ini adalah Wuchereria bancrofti, Brugia Malayi, dan
Brugia Timori. Masa inkubasi penyakit ini cukup lama lebih kurang 1 tahun, sedangkan
penularan penyakit terjadi melalui vektor nyamuk sebagai hospes perantara, dan manusia atau
hewan kera dan anjing sebagai hospes definitif. Periodositas beradanya mikrofilaria dalam
darah tepi tergantung pada spesies. Periodositas tersebut menunjukkan adanya filaria di
dalam darah tepi sehingga mudah dideteksi.
Pohan HT. Filariasis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S;
editors. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5th ed. Jakarta: InternaPublishing; 2009. p.2931.
Diagnosis
1. Diagnosis parasitologi
a. Deteksi parasit dengan menemukan mikrofilaria di dalam darah, cairan hidrokel
atau cairan chyluria pada pemeriksaan sediaan darah tebal dan teknik konsentrasi
Knott, membran filtrasi. Pengambilan darah harus dilakukan pada malam hari
(pukul 22.00) mengingat periodositas mikrofilaria umumnya nokturna.
b. Teknik biologi molekuler dapat digunakan untuk mendeteksi parasit melalui
DNA parasit dengan menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction).
2. Radiologis
a. USG akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dance
sign) , berguna untuk evaluasi hasil pengobatan. Pemeriksaan ini hanya dapat
digunakan untuk infeksi filaria oleh W. banccrofti.
b. Limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang ditandai
dengan zat radioaktif menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik
sekalipun pada penderita yang asimtomatik mikrofilaremia.
3. Diagnosis Imunologi
Deteksi dengan Immunochromatoghraphic test (ICT) yang menggunakan antibody
monoklonal, hasil positif menunjukkan adanya infeksi aktif walaupun mikrofilaria
tidak ditemukan dalam darah.
Supali T, Sri S, Margono, Alisah SN, Abidin. Nematoda jaringan. In: Sutanto I, Ismid IS,
Sjarifuddin PK, Sungkar S; editors. Buku ajar parasitologi kedokteran. 4th ed. Jakarta: FKUI;
2008. p.32-42.
Tuberkulosis
HIV/AIDS dan penyakit menular seksual
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Diare, Cacingan dan penyakit saluran pencernaan
Kusta & frambusia
Malaria & DBD
Filariasis