Anda di halaman 1dari 4

?

z
o(o

$Lo-

tf

$r r$s
v
N

c'i

6,tr

gE
o

s
s*
E

(E

61
6d

6
vo

il
CL

vd,
6

E
5
a.g

-g

Sg
>=

o
6
F

EE
o

Eo

4E

cd
o
dl

c(t

lJ.

rE

.B

()
!,

o
o

,?

5H
E4l
(sr

ER

.P

9a
(6t

FE
o
t

Siklus Kerja PLTU #1-2:

1.
2.
3.
4.
5.

Air laut dipompa oleh sea water pump diolah menjadi air tawar dengan

proses desalination.

Pada waktu proses di desalination plant tersebut terjadi pefl$rapan. Karena adanya vakum uap tersebut tertarik

ke atas lebih cepat dan menyentuh pipalipa diatasnya yang dialiri oleh air laut yang temperaturnya lebih
dingin sehingga terjadilah kondensasi disebut air distilate (conductivity <40 trrs/cm).
Kemurnian air distilate belum 100% karena masih mengandung unsur-unsur garam (NaCl) yang terbawa uap
air dan masih terbawa garafii, sehingga air distilate akan diproses lagi di water treatment plant agar
conductivity <1 ps/cm.
Air distilate tsb. dipompa dengan distilate water pump kemudian ditampung di raw water tank. Di PLTU unit
i-Z ada 4 raw water tanh tangki I dan2 tiipakai untuk service water sedangkan tangki 3 dan 4 ini yang akan
dipakai untuk water treatment plant.
Air dari raw water tank 3 dan 4 dipompa oleh supply water pump melewati pre filter kemudian ke mix bed. Di
dalam mix bed ini ada resin anion dan kation, dirnana anion mengik-at ion-ion positif yang selanjutnya
melewati resin kation, dimana kation mengikat ion negatif. Setelah proses di mix bed selanjutnya hasilnya
(demin water) di tampung di make-up water tank.

6. Air dari make-up water tank dipompa oleh make-up water transfer pump untuk ditampung di hotwell
kondensor.

7.

Air

8.

Seteiah itu air diaiirkan ke deaerator uniuk tiipanaskan secara iangsung dengan uap pemanas dari exhaction
steam 3 turbin. Di deaerator ini gas-gas Oz dihilangkan dengan menginjeksikanhydrazine pada saat start-up

9.
10.
11.
12.
13.

14.
15.

kondensat dipompa oleh condensate pump melalui SJAE dan GSC menuju
tekanan rendah) kemudian ke LP Zheater untuk dipanaskan lagi.

LP

t heater (pemanas awal

unit kemudian ditampung di deaerator storage tank.


tevel deaerator dipertahankan oleh Level eontrol (LC). Pada kondisi air kondensat dialirkan ke deaeralor
maka LV-53 akan membuka dan FV-23 menutupo namun jika air di deaerator sudah memenuhi setting point
maka FV-23 untuk membuka sehinggaaliran air dikembalikan lagi ke hotwell.
Air dari deaerator dipompa oleh BFP (Boiler Feed Pump) untuk dialirkan ke HP heater.
HP 4 heater (pemanas tekanan tinggi) memanaskan air tsb. kemudian ke HP 5 heater sehingga temperatur air
pengisi mendekati temperatur air dalam boiler.
Air masuk ke economizer untuk pemanasan terakhir dimaksudkan untuk menaikkan efisiensi boiler. Di
economizer, air dipanaskan dengan gas panas buang ruang bakar (furnace) yang keluar dari superheater I
sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
Untuk mengontrol kebutuhan air boiler, drum dipasang Level Control (LC) sebelum air pengisi masuk ke FIP
heater yaitu FV-20. Untuk mengontrol kualitas air, drum boiler dipasang saluran iqjeksi bahan kimia dan
saluran pembuangan (blowdown). Injeksi phosphat berfungsi untuk menaikkan pH air di drum jika terjadi
penurunan pH air akibat kebocoran di sisi kondensor.
Pembakaran di boiler dilakukan secara kontinyu di dalam furnace dengan dengan alat pembakar (burner)
menggunakan bahan bakar dan udara dari luar.
FDF (Forced Draft Fan) menghisap udara dari atmosfir dan dialirkan ke steam coil air heater (SCAH). SCAH
memanasi udara dengan uap dari HP aux steam header boiler sampai temperatur mencapai 115"C. Kemudian
udara panas dialkkan ke air heater'.mtuk dipanasi dengan gas buang dari furnace. Setelah udara dipanasi di air
heater kemudian masuk kedalam windbox dan selanjutuiya didishibusikan ke tiap-tiap burner untuk proses
pembakaran.

16.

HSD digunakan sebagai bahan bakar pembakaran awal. Sedangkan residu digunakan sebagai bahan bakar
utama yang disimpan dalam RO. storage tank.

17. Untuk

18.
19.

kesempurnaan proses pembakaran, maka HSD yang disemprotkan ke ruang bakar diatomisasi
(dikabutkan) dengan menggunakan udara dari SAC (Service Air Compressor).
Sebelum mengalirkan residu dari RO. storage tank ke burner digunai<an RO. preheater untuk pemanasan awal
kemudian dipompa dengan RO. transfer pump ke dalam R0. servicE tank.
Setelah itu residu dipompa dengan RO. pump dan dimasukkan ke RO. heater untuk menurunkan kekentalan
residu agar dapat dise.mprofl<an ke ignition bumer. Pengaturan aliran residu ke ignitioa burner dengan katup
pengatur (FV-26) dilakukan sebelum burner.

20.
2t.

Sebagaimana pada HSD untuk kesempurnaan reaksi pembakaran, maka residu diatomisasi dengan
menggunakan uap dari HP auxiliary steam header boiler atau extraction steam turbin secara mekanik pada
burner. Jika beban sudah tinggi maka atomisasi residu menggunakan extraction steam dari turbin.
Uap dari drum boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu dialirkan ke superheater I (primary SH) dan ke
superheater II (secondary SH), dan juga dialirkan ke outlet header yang selanjutnya digunakan sebagai

auxiliary steam.

)')
23.

A^pabila temperatur uap melebihi batas kerjanyq maka de superheater spray (attemperator) menyemprotkan air

kondensat untuk menurunkan temperatur uap sesuai dengan temperatur yang diijinkan (5 10" C)
Uap jenuh dari superheater dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir melalui nozzle. Uap dengan
tekanan 88 kg/cm2 dan temperatur 510'C ini yang akan mendorong sudu-sudu turbin sehingga mengakibatkan
poros turbin berputar.

24.

Uap tsb diatur oleh MSV (Main Stop Valve) yang berfungsi sebagai katup penutup cepat jika turbin trip atau
katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja dalam dua posisi, yaitu menutup penuh atau

25.

Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan pada beban yang berubah-ubah. Untuk membuat
agar putaran turbin selalu tetap digunakan control valve (load limit) yang bertugas untuk mengatur aliran uap
masuk turbin sesuai dengan bebannya. Governor valve tidak dipakai sehrngga full open (membuka penr-rh).
Uap jenuh yang masuk ke turbin akan menggerakkan sudu-sudu turbin sehingga poros turbin ikut berputar.
Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan listrik ketika turbin berputar.
Uap ekstraksi (exhaction steam) turbin dibagi menjadi 5. Extraction steam 1 dialirkan ke FIP 5 heater,
extraction steam 2 dialirkan ke FIP 4 heater, extraction steam 3 dialirkan ke deaerator, extraction steam 4
dialirkan ke LP 2 heater, dan extraction steam 5 dialirkan ke LP I heater. Hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan efisiensi unit (heat balance).
Uap yang telah menggerakkan suelu-sudu turbin, tekanan dan temperatuinya turun hingga kondisirrya menjadi
uap basah. Uap tersebut dialirkan ke dalam kondensor yang dalam keadaan vakum. Posisi kondensor
umumnya terletak di bawah turbin sehingga memudahkan aliran uap masuk.
Proses kondensasi (perubahan fase dari fase uap ke fase air) di kondensor terjadi dengan mengalirkan air
pendingin dari cooling water pump ke dalam pipa-pipa kondensor sehingga uap-uap dari turbin yang berada di
luar pipa-pipa terkondensasi menjadi air kondensat dan ditampung di hotwell.
Air di hotwell ini dipompa oleh condensate pump menuju deaerator melalui SJAE (Steam Jet Air Ejector) dan
GSC, LP t heater dan LP 2heater Starting Ejector berfrrngsi untuk menarik vakum kondensor pada saat awal
hingga vakum kondensor mencapai 650 mmHg, kemudian vakum di condenser ini dipertahankan oleh SJAE.
Uap panas di SJAE yang berasal dari HP auxiliary steam header boiler ini bertemu dengan air kondensat
sehingga mengalami kondensasi kemudian air kondensasi ini dialirkan kembali ke hotwell condensor.
GSSR (Gland Steam Seal Regulator) bekerja untuk mengatur tekanan uap yang berasal dari IIP auxiliary
steam header boiler untuk perapat turbin sesuai setting yaitu 0.08 k{crrt, sehingga tekanan selalu konstan dan
tidak terjadi kebocoran-kebocoran, yaitu pada sisi tekanan tinggi (HP) untuk mencegah uap dari turbin bocor
keluar dan dari sisi tekanan rendah (LP) untuk mencegah udara luar masuk ke exhaust turbin karena vakum.
Uap perapat yang telah dipakai turbin tadi ditarik oleh GSEB (Gland Steam Exhaust Blower) agar tidak terjadi
kondensasi di labirin-labirin turbin dan karena uap perapat tsb. menyentuh pipa-pipa yang dialiri air kondensat
maka terjadilah terkondensasi di GSC (Gland Steam Condenser) dan kondensasinya dialirkan ke hotwell.
Sedangkan uap yang tidak terkondensasi di GSC dihisap oleh GSEB di buang ke atmosfer.
Untuk sistem air pendingin, air laut disaring melalui bar screen untuk memisahkan air dari sampah/kotoran
laut, kemudian air laut diinjeksi dengan chlorine untuk melemahkan biota laut agar tidak berkembangbiak di
dalam kondensor sebelum air laut disaring lagi melalui traveling screen untuk menyaring kotoran-kotoran
yang lolos dari bar screon sebelum dipompa oleh circulating water pump.
Saringan traveling screen dibersihkan secara otomatis dengan water spray yang dihasilkan oleh screen wash
pump yang dikontrol oleh timer tiap 4 jam selama 25-40 menit beroperasi atau perbedaan tinggi permukaan air

membuka penuh.

26.
11

28.

29.

30.

31.
32.

JJ.

34.

35.

sebelum dan sesudah saringan.

36,

CWP (Circulating Water Pump) akan mengalirkan air melalui kanal atau pipa-pipa besar yang dilapisi karet
masuk ke kondensor untuk proses kondensasi, selain itu juga dilairkan ke CWHE (Cooling Water Heat
Exchanger) untuk mendinginkan air tawar sebagai cooling water. Air tawar dari CWHE ini dipompa oleh

37.

38.

39.
40.

4t.

cooling water pump untuk digunakan sebagai pendingin auxiliary machines seperti condensate pump, boiler
feed pump, circulating water pump, air heater, forced draft fan, service air compressor, instrument air
compressor, lube oil cooler, dan I{z gas generator cooler.
Proses konversi energi di dalam generator adalah dengan memutar medan magnet di dalam kumparan. Rotor
generator sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang pada stator sehingga timbul tegangan
diantara kedua ujung kumparan generator. Untuk membuat rotor agar menjadi medan maguet, maka dialirkan
arus DC ke kumparan rotor. Sistem pemberien arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut eksitasi.
Untuk menjaga agar tegangan keluaran generator stabil, maka diperlukan AVR (Automatic Voltage Range)
untuk mengontrol tegangan keluar generator selalu tetap walaupun beban berubah-ubah sekaligus menjaga
mesin berada dalam sinkron.
Untuk menyalurkan energi listrik yang dihasilkan dari generatoq maka generator harus dihubungkan ke sistem
jaringan (transmisi) yang disebut sinkronisasi.
PLTU tidak dapat dijalankan (start) atau shutdown tanpa adanya pasokan dari luar. Dalam kondisi operasi
normai, supiai listrik untuk kebutuhan alat-alat bantu (auxiliary common) diambil dari starting transformer.
Kebutuhan listrik untuk start disuplai dari luar (ke jaringan sistem) melalui main transformer, sedangkan
kebutuhan listrik untuk operasi normal (pemakaian sendiri) disuplai dari generator melalui auxiliary
transformer.

---ry

tuF

Anda mungkin juga menyukai