Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antibiotik didefinisikan sebagai suatu senyawa organik hasil
metabolisme

dari

mikroorganisme

yang

memiliki

kemampuan

untuk

menghambat pertumbuhan dan bahkan mematikan mikroorganisme lain akibat


aktivitas

sejumlah

kecil

senyawa

antibiotik

tersebut.

Sedangkan

toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.


Penemuan Alexander Fleming berupa antibiotik penisilin merupakan tonggak
awal perlawanan terhadap bakteri. Penggunaan antibiotik sampai sekarang
merupakan cara yang paling efektif untuk mengobati penyakit-penyakit yang
disebabkan bakteri. Apabila diberikan sesuai dosis yang diperlukan, daya kerjanya
tidak hanya dapat menghentikan daya tumbuh bakteri, melainkan juga membasminya
hingga tuntas.
Peranan bakteri bermacam-macam pada berbagai bidang diantaranya pada
bidang lingkungan, pangan dan kesehatan. Peranan dalam bidang lingkungan,
keanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki
peranan yang besar bagi lingkungan. Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan
tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri
tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2,
gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Contoh bakteri
saprofit antara lain Proteus dan Clostridium.
Peranan bakteri dalam bidang industri kesehatan adalah dalam pembuatan
antibiotik. Sejarah antibiotik dimulai ketika ditemukannya obat antibiotik pertama
oleh Alexander Flemming yaitu Penicillin-G. Flemming berhasil mengisolasi
senyawa tersebut dari Penicillium chrysogenum syn. P. notatum. Dengan penemuan
antibiotik ini membuka sejarah baru dalam bidang kesehatan karena dapat
meningkatkan angka kesembuhan yang sangat bermakna. Kemudian terjadilah
penggunaan besar-besaran antibiotik untuk pengobatan berbagai macam penyakit.
Selain penisilin dan turunannya, terdapat juga jenis-jenis antibiotik lain
seperti streptomisin, tetrasiklin, dan lain-lain. Jenis yang paling banyak diresepkan

dokter sekarang ini adalah jenis antibiotik beta-laktam. Antibiotik ini dipilih karena
tingkat selektivitasnya tinggi, mudah didapat, dengan analog sintetis yang tersedia
dalam jumlah yang banyak.
Pada perkembangan selanjutnya penggunaan antibiotik ternyata memiliki
dampak negatif yang mengkhawatirkan. Penggunaan secara berlebihan yang tidak
disertai dengan ketepatan dalam pemberian resep, serta kesalahan pola pemakaian
pada penderita penyakit telah menyebabkan resistensi bakteri terhadap antibiotik
yang bersangkutan. Jika hal ini tidak segera diatasi, antibiotik tidak akan
menyembuhkan penyakit, tetapi antibiotik justru membuat bakteri penyakit menjadi
lebih kuat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari antibiotika ?
2. Bagaimana penggolongan antibiotika ?
3. Apakah efek samping antibiotika ?
4. Bagaimana penggunaan antibiotika yang rasional ?
5. Apa saja sumber antibiotika ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari antibiotika.
2. Mengetahui penggolongan antibiotika.
3. Mengetahui efek samping antibiotika.
4. Mengetahui penggunaan antibiotika yang rasional.
5. Mengetahui sumber antibiotika.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Antibiotika
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad renik, dan
dalam kadar yang sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan jasad renik lain (virus, riketsia, bakteri, protozoa).
Dewasa ini pengertian antibiotika juga mencakup senyawa-senyawa kimia
yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) dan atau yang

bersifat bakterisida (membunuh kuman) dan diperoleh secara sintesa murni (seperti
kloramfenikol dan tetrasiklina) atau secara semi sintesis (misalnya ampisilina dan
kloksasilina). Contoh dari antibiotika golongan penisilina yang diperoleh dari
biakan jasad renik dan yang diperoleh dengan cara semisintesa adalah sebagai
berikut:
a) Penisilin alam seperti benetamina penisilina, benzatina penisilina, benzil
penisilina, fenoksimetil penisilina dan prokaina penisilina.
b) Penisilin semisintetis seperti ampisilina, kloksasilina, metisilina, nafsilina,
oksasilina, penamesilina dan propisilina.
Antibiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu anti yang berarti melawan dan
bio yang berarti kehidupan. Antibiotika adalah zat-zat yang dihasilkan oleh
mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan
atau membasmi mikroba jenis lain, sedangkan toksisitasnya terhadap manusia
relatif kecil. Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander
Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan
dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey. Kemudian banyak zat
dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik- penyelidik lain di seluruh
dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai
obat.

2.2

Penggolongan Antibiotika
Penggolongan antibiotik secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan struktur kimia antibiotik (Tjay & Rahardja, 2007)
a. Antibiotik golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin
(sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, dan seftazidim), golongan
monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin dan amoksisilin). Penisilin
adalah suatu agen antibakterial alami yang dihasilkan dari jamur jenis
Penicillium chrysognum.
b. Antibiotik golongan aminoglikosida, aminoglikosida dihasilkan oleh
jenis-jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua senyawa dan
turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-amino di dalam
molekulnya, yang saling terikat secara glukosidis. Spektrum kerjanya

luas dan meliputi terutama banyak bacilli gram-negatif. Obat ini juga
aktif terhadap gonococci dan sejumlah kuman gram-positif. Aktifitasnya
adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri
dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Contohnya streptomisin,
gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin.
c. Antibiotik golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis, hanya
melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid
lemah. Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya sintesa protein
kuman. Spektrum antibakterinya luas dan meliputi banyak cocci gram
positif dan gram negatif serta kebanyakan bacilli. Tidak efektif
Pseudomonasdan proteus, tetapi aktif terhadap mikroba khusus
Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata trachoma dan penyakit
kelamin), dan beberapa protozoa (amuba) lainnya. Contohnya tetrasiklin,
doksisiklin, dan monosiklin.
d. Antibiotik golongan makrolida, bekerja bakteriostatis terhadap terutama
bakteri

gram-positif

dan

spectrum

kerjanya

mirip

Penisilin-G.

Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman,


sehingga sintesa proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau
sering dapat menyebabkan resistensi. Absorbinya tidak teratur, agak
sering menimbulkan efek samping lambung-usus, dan waktu paruhnya
singkat, maka perlu ditakarkan sampai 4x sehari.
e. Antibiotik golongan linkomisin, dihasilkan

oleh

Streptomyces

lincolnensis. Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja lebih


sempit daripada makrolida, terutama terhadap kuman gram positif dan
anaerob. Berhubung efek sampingnya hebat kini hanya digunakan bila
terdapat resistensi terhadap antibiotika lain. Contohnya linkomisin.
f. Antibiotik golongan kuinolon, senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat
bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, berdasarkan inhibisi terhadap
enzim DNA-gyrase kuman, sehingga sintesis DNAnya dihindarkan.
Golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi saluran kemih (ISK)
tanpa komplikasi.
g. Antibiotik golongan kloramfenikol, kloramfenikol mempunyai spektrum
luas. Berkhasiat bakteriostatisterhadap hampir semua kuman gram positif

dan sejumlah kuman gram negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan


perintangan sintesa polipeptida kuman. Contohnya kloramfenikol.
2. Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada antibiotik yang bersifat bakteriostatik
dan ada yang bersifat bakterisid.
Agen bakteriostatik menghambat pertumbuhan bakteri. Sedangkan agen
bakterisida membunuh bakteri. Perbedaan ini biasanya tidak penting secara
klinis selama mekanisme pertahanan pejamu terlibat dalam eliminasi akhir
patogen bakteri. Pengecualiannya adalah terapi infeksi pada pasien
immunocompromised dimana menggunakan agen-agen bakterisida. Kadar
minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan mikroba atau
membunuhnya, masing-masing dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM)
dan kadar bunuh minimal (KBM). Antibiotik tertentu aktivitasnya dapat
meningkat dari bakteriostatik menjadi bakterisid bila kadar antimikrobanya
ditingkatkan melebihi KHM.
3. Berdasarkan mekanisme kerjanya terhadap bakteri, antibiotik dikelompokkan
sebagai berikut (Stringer, 2006):
a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, memiliki efek bakterisidal dengan
cara memecah enzim dinding sel dan menghambat enzim dalam sintesis
dinding sel. Contohnya antara lain golongan -Laktam seperti penisilin,
sefalosporin, karbapenem, monobaktam, dan inhibitor sintesis dinding sel
lainnya seperti vancomysin, basitrasin, fosfomysin, dan daptomysin.
b. Inhibitor sintesis protein bakteri, memiliki efek bakterisidal atau
bakteriostatik dengan cara menganggu sintesis protein tanpa mengganggu
sel-sel normal dan menghambat tahap-tahap sintesis protein. Obat-obat
yang

aktivitasnya

aminoglikosida,

menginhibitor

makrolida,

sintesis

tetrasiklin,

protein

bakteri

streptogamin,

seperti

klindamisin,

oksazolidinon, dan kloramfenikol.


c. Mengubah permeabilitas membran sel, memiliki efek bakteriostatik dan
bakteriostatik dengan menghilangkan permeabilitas membran dan oleh
karena hilangnya substansi seluler menyebabkan sel menjadi lisis. Obatobat yang memiliki aktivitas ini antara lain polimiksin, amfoterisin B,
gramisidin, nistatin, dan kolistin.
d. Menghambat sintesa folat, mekanisme kerja ini terdapat pada obat-obat
seperti sulfonamida dan trimetoprim. Bakteri tidak dapat mengabsorbsi
asam folat, tetapi harus membuat asam folat dari PABA (asam para amino
5

benzoat), dan glutamat. Sedangkan pada manusia, asam folat merupakan


vitamin dan kita tidak dapat menyintesis asam folat. Hal ini menjadi suatu
target yang baik dan selektif untuk senyawa-senyawa antimikroba.
e. Mengganggu sintesis DNA, mekanisme kerja ini terdapat pada obat-obat
seperti metronidasol, kinolon, dan novobiosin. Obat-obat ini menghambat
asam deoksiribonukleat (DNA) girase sehingga menghambat sintesis
DNA. DNA girase adalah enzim yang terdapat pada bakteri yang
menyebabkan terbukanya dan terbentuknya superheliks pada DNA
sehingga menghambat replikasi DNA.
4. Berdasarkan aktivitasnya, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut (Kee,
1996) :
a. Antibiotika spektrum luas (broad spectrum)
Contohnya seperti tetrasiklin dan sefalosporin efektif terhadap organisme
baik gram positif maupun gram negatif. Antibiotik berspektrum luas sering
kali dipakai untuk mengobati penyakit infeksi yang menyerang belum
diidentifikasi dengan pembiakan dan sensitifitas.
b. Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum)
Golongan ini terutama efektif untuk melawan satu jenis organisme.
Contohnya penisilin dan eritromisin dipakai untuk mengobati infeksi yang
disebabkan oleh bakteri gram positif. Karena antibiotik berspektrum
sempit bersifat selektif, maka obat-obat ini lebih aktif dalam melawan
organisme tunggal tersebut daripada antibiotik berspektrum luas.
5. Berdasarkan daya hambat antibiotik, terdapat 2 pola hambat antibiotik
terhadap kuman yaitu :
a. Time dependent killing
Pada pola ini antibiotik akan menghasilkan daya bunuh maksimal jika
kadarnya dipertahankan cukup lama di atas Kadar Hambat Minimal
kuman. Contohnya pada antibiotik penisilin, sefalosporin, linezoid, dan
eritromisin.
b. Concentration dependent killing
Pada pola ini antibiotik akan menghasilkan daya bunuh maksimal jika
kadarnya relatif tinggi ataudalam dosis besar, tapi tidak perlu
mempertahankan kadar tinggi ini dalam waktu lama. Contohnya pada
antibiotik aminoglikosida, fluorokuinolon, dan ketolid.

2.3 Efek Samping Antibiotika


Penggunaan antibiotik yang sembarangan dan tidak tepat dosis, dapat
menggagalkan terapi pengobatan yang sedang dilakukan. Selain itu dapat
menimbulkan bahaya seperti :
1. Resistensi, ialah tidak terganggunya

sel mikroba oleh antibiotik yang

merupakan suatu mekanisme alami untuk bertahan hidup. Ini dapat terjadi
apabila antibiotik diberikan atau digunakan dengan dosis yang terlalu rendah
atau masa terapi yang tidak tepat.
2. Suprainfeksi, yaitu infeksi sekunder yang timbul ketika pengobatan terhadap
infeksi primer sedang berlangsung dimana jenis dan infeksi yang timbul
berbeda dengan infeksi primer (Tjay & Rahardja, 2007).
2 . 4 Penggunaan Antibiotika yang Rasional
Kunci untuk mengontrol penyebaran bakteri yang resisten adalah dengan
menggunakan antibiotika secara tepat dan rasional. Pengobatan rasional
dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan pengobatan sesuai dengan kebutuhan
klinisnya, dalam dosis yang tepat bagi kebutuhan individunya, untuk waktu yang
cukup dan dengan biaya yang paling terjangkau bagi diri dan komunitasnya.
WHO menyatakan bahwa lebih dari setengah penggunaan obat diberikan secara
tidak rasional (WHO, 2001). Menurut WHO, kriteria pemakaian obat yang
rasional, antara lain :
a. Sesuai dengan indikasi penyakit. Pengobatan didasarkan atas keluhan
individual dan hasil pemeriksaan fisik.
b. Diberikan dengan dosis yang tepat. Pemberian obat memperhitungkan umur,
berat badan dan kronologis penyakit.
c. Cara pemberian dengan interval waktu pemberian yang tepat. Jarak obat
sesuai dengan aturan pemakaian yang telah ditentukan.
d. Lama pemberian yang tepat. Pada kasus tertentu memerlukan pemberian obat
dalam jangka waktu tertentu.
e. Obat yang diberikan harus efektif dengan mutu terjamin. Hindari pemberian
obat yang kedaluarsa dan tidak sesuai dengan jenis keluhan penyakit.
f. Tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau. Jenis obat mudah
didapatkan dengan harganya relatif murah.

g. Meminimalkan efek samping dan alergi obat


2.5 Antibiotika dan Sumbernya
1) Bacitracinum
Sumber

: Basitrasina adalah suatu polipeptida yang dihasilkan dari


pertumbuhan organisme kelompok licheniformis dari Bacillus
subtilis (Familia Bacillaceae).

Pemerian

: Serbuk warna putih sampai kekuningan, tidak berbau atau


berbau lemah dan higroskopis.

Sediaan

: Bacitracinum p.i, Bacitracini oculentum dan Bacitracini


unguentum.

2) Cephalexinum
Sumber

:Sefalaksina berasal dari fungus Cephalosporium aeromonium.

Pemerian

: Serbuk hablur, putih sampai hampir putih.

Sediaan

: Cephalexini capsulae, Cephalexini compressi.

3) Chloramphenicolum
Sumber

: Dihasilkan dari biakan pilihan Streptomyces venezuelae.

Pemerian

: Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang warna


putih sampai putih kelabu atau putih kekuningan, tidak berbau,
rasa sangat pahit.

Sediaan

Chloramphenicol

capsulae,

Chloramphenicol

cremor,

Chloramphenicol oculentum, Chloramphenicol auriculares.


4) Colistini Sulfas
Sumber

: Kolistin sulfat adalah antibakteri yang diperoleh dari hasil


pembiakan Bacillus polymixia varietas colistinus.

Pemerian

: Serbuk halus, putih sampai agak kuning, tidak berbau.

5) Demeclocyclini Hydrochloridum
Sumber

: merupakan garam hidroklorida, zat antimikroba yang


dihasilkan oleh biakan Streptomyces aureofaciens (Familia
Streptomycetaceae).

Pemerian

: Serbuk hablur warna kuning, tidak berbau, rasa pahit.

Sediaan

: Demeclocyclini Hydrocloridi Capsulae.

6) Erythromicini
Sumber

: Zat anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan


Streptomyces erythreus Waksman (Familia Streptomycetaceae)

Pemerian

: Serbuk hablur, warna putih atau agak kuning, tidak berbau,


atau hampir tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik.

Sediaan

: Erithromycini Compressi, Erithromycini Stearas.

7) Framycetini Sulfas
Sumber

: Zat anti mikroba yang yang dihasilkan oleh biakan


pilihan Streptomyces

fradial

atau

Streptomcyces

decaris (Familia streptomyceataceae).


Pemerian

: Serbuk putih, putih kekuningan, tidak berbau, hampir tidak


berbau, tidak berasa, higroskopik.

8) Gentamycini Sulfas
Sumber

: Gentamisin sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang


dihasilkan oleh pembiakan Micromonospora purpurea.

Pemerian

: Serbuk, warna putih sampai coklat.

Sediaan

: Gentamycini Sulfatis injectio, Gentamycini Sulfatis oculentum,


Gentamycini Sulfatis unguentum.

9) Griseofuivinum
Sumber

: Griseofulfina adalah anti fungi yang dihasilkan oleh biakan


pilihan Penisillinum griseofulvumatum.

Pemerian

: Serbuk warna putih sampai kuning gading pucat, tidak berbau


tidak berasa, umumnya ukuran zarah maksimum sampai 5 m,

Sediaan

: Griseofulvini Compressi.

10) Neomycini Sulfas


Sumber

: Neomisina sulfat adalah campuran garam sulfat zat anti


mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces
Fradiae (Familia Streptomycetaceae).

Sediaan

: Serbuk warna putih atau putih kekuningan, hampir tidak


berbau, higroskopik.

11) Nystatinum
Sumber

: Nistatina adalah zat anti fungi yang umumnya dihasilkan oleh


biakan Streptomyces noursei (Familia Streptomycetaceae).

Pemerian

: Serbuk warna kunng sampai coklat muda, bau khas dan


higroskopis.

Sediaan

: Nystatini compressi, Nystatini compressi vaginales.

12) Oxytetracyclini Hydrochloridum


Sumber

: Oksitetrasiklina hidroklorida adalah garam hidroklorida zat


anti mikroba yang dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces
remosus (Familia Streptomycetaceae) atau yang dibuat dengan
cara lain.

Pemerian

: Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau, rasa pahit,


hidrogrospik.

Sediaan

Oxytetracyclini

Hydrochloridi

Capsule,

Oxytetracyclini

Hydrochloridi pro Injection.


13) Rifampicinum
Sumber

: merupakan kelompok bagi sejumlah zat antimikroba yang


dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces mediterranei.

Pemerian

: Serbuk hablur, warna coklat merah.

Sediaan

: Rifampicini capsulae.

14) Streptomycini Sulfas


Sumber

: Streptomysina Sulfat adalah garam sulfat zat antimikroba yang


dihasilkan oleh biakan pilihan Streptomyces griseus (Kransky)
Waksman et Nenrici (Familia Streptomycetaceae).

Pemerian

: Zat padat warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau
berbau lemah, rasa agak pahit.

Sediaan

: Streptomycini Sulfatis Injectione, Streptomycini Sulfatis Pro


Injectione.

15) Tetracyclini Hydrochloridum


Sumber

: merupakan garam hidroklorida zat antimikroba yang diperoleh


dengan cara mereduksi katalitik klortetrasiklina atau dihasilkan

10

oleh biakan pilihan

Streptomyces

aureofaciens

(Familia

Streptomycetaceae).
Sediaan

: Tetracyclini Hydrochloridum capsulae.

16) Vancomycini Hydrochloridum


Sumber

: antimikroba yang umumnya dihasilkan oleh biakan pilihan


Streptomyces orientalis (Familia Streptomycetaceae).

Pemerian

: Serbuk warna kehitaman atau coklat, tidak berbau dan rasa


pahit.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh jasad renik, dan
dalam kadar yang sangat kecil mempunyai kemampuan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan jasad renik lain (virus, riketsia, bakteri, protozoa).
Berdasarkan struktur kimia antibiotik dibagi menjadi :
a. Antibiotik golongan Beta-Laktam
b. Antibiotik golongan aminoglikosida
c. Antibiotik golongan tetrasiklin
d. Antibiotik golongan makrolida
e. Antibiotik golongan linkomisin
f. Antibiotik golongan kuinolon
g. Antibiotik golongan kloramfenikol

11

DAFTAR PUSTAKA

Clarissa, A. 2013. Antibiotika, (online), (http://www.scribd.com/doc/81933981/


ANTIBIOTIK-Makalah#scribd.html) Diakses pada tanggal 10 Juni 2015.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Jakarta: Dirjen BPOM RI.
Susilowati, Widyastuti K. 2010. Farmakognosi untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Farmasi (SMKF) edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Tjay, Tan Hoan dan K. Rahardja. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

12

Anda mungkin juga menyukai