Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Pengelolahan Sediaan Farmasi. Makalah
ini berisikan tentang pengelolaan sediaan farmasi , dimana pengelolaan sedian farmasi itu
meliputi perencanaan ,pembeliaan ,penyimpanan,pendistribusian .
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar...................................................................................................................
Daftar isi...........................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang....................................................................................................................
Rumusan Masalah..............................................................................................................
Tujuan................................................................................................................................
BAB II
ISI
Teknik perencanaan dalam proses pengelolaan obat........................................................
10
BAB III
Penutup
Kesimpulan........................................................................................................................
15
Daftar pustaka...................................................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui perencanaan dalam proses pengelolaan obat
2. Agar mahasiswa mengetahui cara pembelian atau pengadaan obat
3. Agar mahasiswa mengetahui cara penyimpanan obat
4. Agar mahasiswa mengetahui tata cara pendistribusian obat.
BAB II
ISI
Instalasi farmasi merupakan satu-satunya unit yang bertugas merencanakan, mengadakan,
mengelola, dan mendistribusikan obat untuk Rumah Sakit secara keseluruhan. Perencanaan
pengadaan obat harus sesuai dengan formularium yang telah ditetapkan oleh Panitia Farmasi
dan Terapi (PFT) dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS).
Obat yang akan dibeli atau diadakan harus direncanakan secara rasional agar jenis dan
jumlahnya sesuai sehingga merupakan produk atau bahan yang terbaik, meningkatkan
penggunaan yang rasional dengan harga yang terjangkau atau ekonomis.
A. Teknik perencanaan dalam proses pengelolaan obat
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar
kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang
sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan. Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan sasaran dan
menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Perencanaan dilakukan secara optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secara
efektif dan efisien.
Tahap perencanaan kebutuhan obat meliputi :
1. Tahap Persiapan
Perencanaan dan pengadaan obat merupakan suatu kegiatan dalam rangka
menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit serta kebutuhan pelayanan
kesehatan, hal ini dapat dilakukan dengan membentuk tim perencanaan pengadaan obat yang
bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan dana obat melalui kerjasama
antar instansi yang terkait dengan masalah obat.
2. Tahap Perencanaan
a. Tahap pemilihan obat
Tahap ini untuk menentukan obat-obat yang sangat diperlukan sesuai dengan
kebutuhan, dengan prinsip dasar menentukan jenis obat yang akan digunakan atau
dibeli.
Metode konsumsi
Secara umum metode konsumsi menggunakan konsumsi obat individual dalam
memproyeksikan kebutuhan yang akan datang berdasarkan analisa data konsumsi
obat tahun sebelumnya.
Metode morbiditas
Memperkirakan kebutuhan obat berdasarkan jumlah kehadiran pasien, kejadian
penyakit yang umum, dan pola perawatan standar dari penyakit yang ada.
dari
manufaktur,
distributor,
atau
pedagang
besar
farmasi.
Proses pengadaan dikatakan baik apabila tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang
cukup sesuai dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan.
Terdapat banyak mekanisme metode pengadaan obat, baik dari pemerintah, organisasi
non pemerintahan dan organisasi pengadaan obat lainnya. Sesuai dengan keputusan Presiden
No. 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah,
metode pengadaan perbekalan farmasi di setiap tingkatan pada sistem kesehatan dibagi
menjadi 5 kategori metode pengadaan barang dan jasa, yaitu :
1. Pembelian
a. Pelelangan (tender)
b. Pemilihan langsung
c. Penunjukan langsung
d. Swakelola
2. Produksi
a. Kriterianya adalah obat lebih murah jika diproduksi sendiri.
b. Obat tidak terdapat dipasaran atau formula khusus Rumah Sakit
c. Obat untuk penelitian
3. Kerjasama dengan pihak ketiga
4. Sumbangan
5. Lain-lain
Kriteria pemilihan pemasok sediaan farmasi untuk Rumah Sakit, adalah :
1. Telah memenuhi persyaratan hukum yang berlaku untuk melakukan produksi dan
penjualan (telah terdaftar).
2. Telah terakreditasi sesuai dengan persyaratan CPOB dan ISO 9000.
3. Suplier dengan reputasi yang baik.
4. Selalu mampu dan dapat memenuhi kewajibannya sebagai pemasok produk obat.
Prinsip Praktek Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan yang baik dan merupakan
standar universal mencakup aspek :
1. Pengadaan Obat merujuk kepada obat generic
2. Pengadaan Obat terbatas kepada DOEN atau daftar formularium Rumah Sakit
3. Pengadaan obat secara terpusat dan dengan jenis terbatas akan menurunkan harga
4. Pengadaan secara kompetitif
Pada tender terbatas, hanya suplier yang telah melewati prakualifikasi yang diizinkan
mengikuti.
1. Adanya komitmen pengadaan
Suplier harus menjamin pasokan obat yang kontraknya telah ditandatangani
2. Jumlah obat yang diadakan harus sesuai dengan perkiraan kebutuhan nyata
Gunakan penghitungan berdasarkan konsumsi kebutuhan masa kros cek
dengan pola penyakit dan jumlah kunjungan. Lakukan penyesuaian terhadap
stok over, stok out, obat expired. Lakukan penyesuaian dan perhitungan
terhadap kebutuhan program dan perubahan pola penyakit (utamanya) lansia
3.
Ada ventilasi
Lantai dari legel atau semen dan apabila tidak ada lemari atau rak untuk obat/
tempat obat tidak cukup maka obat diletakkan pada lantai yang diberi alas papan.
Golongan antibiotic harus dalam wadah terttp dan hindari dari cahaya matahari
Vaksin dan serm dalam wadah tertutup terhindar dari cahaya matahari dan
disimpan dalam lemari es
M A K A L A H P E N G E L O L A H A N S E D I A A N F A R M A S I | 10
M A K A L A H P E N G E L O L A H A N S E D I A A N F A R M A S I | 11
Dispensing dosis awal padapermintaan baru dan larutan intravena tanpa tambahan
(intravenous solution without additives).
M A K A L A H P E N G E L O L A H A N S E D I A A N F A R M A S I | 12
b.
M A K A L A H P E N G E L O L A H A N S E D I A A N F A R M A S I | 13
Monitoring ketepatan terapi obat, interaksi antar obat serta reaksi samping
obat yang tidak diinginkan (adverse drug reaction).
M A K A L A H P E N G E L O L A H A N S E D I A A N F A R M A S I | 14
Perawat memiliki peranan penting dalam sistem distribusi obat di rumah sakit.
Perawat dapat mengorder obat dari IFRS, menyiapkan dan merekonstitusi dosis untuk
konsumsi, pemberian obat, merekam tiap obat yang dikonsumsi, juga memelihara
rekaman obat yang terkendali yang diterima dan digunakan serta memelihara
persediaan obat diruang.
Pelayanan IFRS sentralisasi di rumah sakit seringkali menimbulkan banyak
pertanyaan yang berkaitan dengan obat dan dukungan informasi obat kepada perawat
jika diperlukan. Sistem distribusi obat untuk penderita rawat tinggal menggunakan
efisiensi perawat dibandingkan dengan sistem distribusi obat sentralisasi.
c. Kebutuhan dokter
Dokter mendiagnosis masalah medikbagi pasien dan menulis suatu rencana terapi.
Komplikasi obat menggambaarkan kebutuhan dokter akan informasi umum obat dan
informasi klinik obat tertentu. Apoteker yang praktek ditempat perawatan dapat
memberi pengetahuan dan pengalaman klinik obat untuk membantu dokter mengelola
terapi obat penderita mereka.
d. Kebutuhan apoteker
Tugas apoteker dalam suatu sistem distribusi obat sentralisai mungkin
disdominasi oleh tugas menyiapkan, dispensing, dan memberikan partisipasi minimal
dalam pelayanan klinikdalam lingkup minimal, tidak melayani secara memadai atau
tidak memenuhi kebutuhan pasien, dokter dan perawat yang berkaitan dengan obat.
Dalam lingkungan desentralisasi, apoteker dapat menghubungkan secara langsung,
kebutuhan terapi obat pasien sebagai hasil dari berbagai kemudahan pencapaian
pasien, perawat, dokter dan rekaman medic. Apoteker dapat mengembangkan
keahlian dalam perawatan pasien tertentu. Dengan demikian pengalaman apoteker
dalam terapi pasien dapat bertambah.
M A K A L A H P E N G E L O L A H A N S E D I A A N F A R M A S I | 15
BAB III
KESIMPULAN
M A K A L A H P E N G E L O L A H A N S E D I A A N F A R M A S I | 16
DAFTAR PUSTAKA