Anda di halaman 1dari 20

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

ALAT INDRA MANUSIA


MELALUI STRATEGI PICTURE AND PICTURE
PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI SIDAMULYA,
KEMRANJEN, BANYUMAS
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

LAPORAN KARYA ILMIAH

Oleh
HARYANI
NIM 823097823

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)
PURWOKERTO
2015.2
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
ALAT INDRA MANUSIA

MELALUI STRATEGI PICTURE AND PICTURE


PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI SIDAMULYA,
KEMRANJEN, BANYUMAS
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2015/2016
NAMA
NIM
Email

: HARYANI
: 823097823
: yanimeylia@yahoo.com

ABSTRAK

Haryani, 2015. Penelitian ini berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Alat Indra
Manusia Melalui Strategi Picture and Picture Pada Siswa Kelas IVA SD
Negeri Sidamulya Kemranjen, Banyumas, Semester 1 Tahun Pelajaran
2015/2016. Penerapan model pembelajaran picture and picture diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi
belajar IPA materi alat indra manusia pada siswa kelas IVA. Tujuan penelitian yang
akan dicapai adalah peningkatan prestasi belajar dan peningkatan pemahaman siswa
melalui penerapan model picture and picture. Data penelitian berupa hasil observasi
untuk melihat motivasi siswa dan data hasil belajar berupa hasil tes dilaksanakan pada
setiap akhir siklus meliputi ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa. Hasil
penelitian, 1) pada siklus I ketuntasan belajar 64 % , nilai rata-rata 72,86, 2) pada
siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 93% dengan nilai rata-rata 86,76.
Berdasarkan data hasil penelitian ketuntasan belajar, nilai rata-rata siswa dan motivasi
siswa terhadap pembelajaran , telah melebihi kriteria keberhasilan sampai siklus II.
Hal ini berarti dengan penerapan model picture and picture dapat meningkatkan
prestasi dan pemahaman belajar IPA tentang alat indra manusia.
Kata kunci: prestasi belajar, alat indra manusia, picture and picture
I.

PENDAHULUAN
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan melibatkan berbagai

faktor itu seringkali guru menghadapi kendala atau kesulitan. Kesulitan atau
kendala ini dapat dipecahkan guru melalui penelitian tindakan kelas. Salah satu
pembelajaran yang belum mencapai hasil maksimal di kelas IV A SD Negeri
Sidamulya Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas adalah pada mata
pelajaran IPA. Padahal IPA adalah pelajaran yang sudah siswa dapatkan sejak
kelas satu dan merupakan pengetahuan yang didapat dari hasil eksperimen dan
observasi.

Fakta yang terjadi pada pembelajaran IPA kelas IVA SD Negeri Sidamulya
Kecamatan Kemranjen pada materi rangka dan alat indra adalah hasil belajar
siswa kurang memuaskan, sebanyak 14 siswa di kelas IVA, 6 siswa atau 43 % dari
jumlah siswa belum tuntas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
70. Hal ini karena siswa belum dapat mencerna konsep abstrak yang terdapat
dalam metode ceramah guru dalam penyampaian materi pelajaran. Metode
ceramah yang digunakan oleh guru tidak mendapat umpan balik dari siswa. Siswa
cenderung menjadi pendengar yang pasif. Kurangnya media alat peraga juga
membuat pembelajaran yang berlangsung di kelas terasa membosankan bagi siswa
sehingga siswa kurang berkonsentrasi dalam menyimak materi pelajaran. Siswa
belum mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru, siswa kurang berminat
mengikuti pembelajaran di kelas, siswa merasa bosan dengan materi yang
diberikan oleh guru.
Dilihat dari hasil identifikasi masalah di atas, peneliti menemukan analisis
masalah berdasarkan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, bahwa
penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya Kemranjen, Banyumas pada sub
pokok bahasan rangka dan alat indra manusia adalah : a) guru kurang menguasai
materi ajar, b) guru belum mampu mengkondisikan siswa untuk siap menerima
pelajaran, c) model pembelajaran yang digunakan guru monoton. Untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya
Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas peneliti akan melakukan penelitian
menggunakan strategi pembelajaran picture and picture.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka rumusan masalah dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah Bagaimana meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya Kecamatan Kemranjen Kabupaten
Banyumas terhadap materi alat indra manusi melalui penggunaan strategi
pembelajaran picture and picture?
Tujuan penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah untuk: 1) Meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya Kecamatan Kemranjen
Kabupaten Banyumas pada materi alat indra manusia semester 1 tahun pelajaran
2015/2016 dengan model pembelajaran picture and picture, 2) Menganalisis

peningkatan pemahaman siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya Kecamatan


Kemranjen Kabupaten Banyumas setelah diterapkannya model pembelajaran
picture and picture
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah: a) sebagai langkah awal dalam
pengembangan dan peningkatan hasil belajar, b) meningkatkan hasil belajar
khususnya pelajaran IPA materi alat indra manusia pada siswa kelas IVA SD
Negeri Sidamulya Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas, c) meningkatkan
semangat belajar karena siswa belajar dengan variasi model pembelajaran yang
disampaikan oleh guru. Sedangkan bagi guru adalah: a) meningkatkan dan
memperbaiki kualitas pembelajaran sesuai dengan tujuan meningkatkan hasil
pembelajaran siswa, b) sebagai acuan bagi rekan-rekan guru untuk pembelajaran
yang lebih baik. Bagi sekolah a) sebagai referensi untuk meningkatkan prestasi
belajar IPA di SD Negeri Sidamulya Kecamatan Kemranjen Kabupaten
Banyumas, b) meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri Sidamulya
Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas.
II.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Prestasi Belajar
Femi Olivia (2011:73) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah puncak
hasil belajar yang dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar siswa terhadap
tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek
kognitif (pengetahuan), afektif(sikap), dan psikomotorik (tingkah laku).
Tentang prestasi belajar, Dra. Sri Habsari (2005:75-76), mengemukakan
pendapat dari para ahli:
- Ngalim Purwanto (1978) menyatakan: Prestasi belajar adalah hasil-hasil
belajar yang telah diberikan guru kepada murid-murid atau dosen kepada
-

mahasiswanya dalam jangka waktu tertentu.


Abu Ahmadi (1978) menyatakan:Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
dalam suatu usaha (belajar) untuk mengadakan perubahan atau mencapai
tujuan.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang prestasi belajar di atas, maka

peneliti mengambil kesimpulan bahwa definisi dari prestasi belajar adalah puncak
dari hasil belajar siswa untuk mengadakan perubahan atau tujuan yang diberikan

oleh guru kepada murid atau dosen kepada mahasiswa yang dipengaruhi oleh
faktor internal dari siswa maupun faktor eksternal.
Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Thomas Armstrong (2011:153-155) menjelaskan bahwa saat anak mencapai
usia 6 atau 7 tahun, mereka meninggalkan dunia ajaib masa kanak-kanak. Anak
tak lagi mengalami persepsi wajah, sinestesia, gambaran sosok atau animisme
sebagai cara memahami dunia. Ledakan pertumbuhan otak di usia 6 13 tahun
menghubungkan bagian-bagian otak yang mengelola bahasa dan yang memahami
relasi spasial (Thompson et al., 2000). Anak juga tak lagi mencampuradukkan
muatan pengalaman batin dengan pengalaman dari luar. Mereka membangun
sebuah diri batin yang subyektif dan sebuah dunia luar yang obyektif.
Model Pembelajaran Picture and Picture
Model Pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model pembelajaran
dengan menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar
dipasangkan satu sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis
Sedangkan menurut Agus Supriyono (2009:125) model pembelajaran
picture and picture adalah salah satu metode pembelajaran aktif yang
menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang
sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar.
Hakikatnya metode pembelajaran aktif untuk mengarahkan atensi peserta didik
terhadap materi yang dipelajarinya.
Pendapat yang serupa mengenai model pembelajaran picture and picture
juga dikemukakan oleh Ahmadi (2011:58), model picture and picture adalah suatu
model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan logis. Picture and picture berbeda dengan media gambar dimana
picture and picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang
menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar menggunakan gambar
utuh yang digunakan sebagai alat dalam proses pembelajaran.
Langkah-langkah model pembelajaran picture and picture menurut pendapat
Zainal Aqib (2013:18)
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2) Menyajikan materi sebagai pengantar

3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan


dengan materi
4) Guru
menunjuk/memanggil

siswa

secara

bergantian

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis


5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6) Dari alasan/urutan tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai
7) Kesimpulan/rangkuman.
Kelebihan Model Pembelajaran Picture And Picture menurut Istarani
(2011:8)
a) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu
b) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambargambar mengenai materi yang dipelajari
c) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru
untuk menganalisa gambar yang ada
d) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurutkan gambar
e) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar
yang telah dipersiapkan oleh guru
Kelemahan Model Pembelajaran Picture And Picture menurut Istarani
(2011:8)
a) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai
dengan materi pelajaran
b) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki
c) baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai
bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran
d) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambargambar yang diinginkan
Pembelajaran IPA
Menurut https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam Ilmu alam atau ilmu
pengetahuan alam (bahasa Inggris: natural science) adalah istilah yang digunakan
yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam

dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun.
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah
pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan
kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa
Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak
dapat dipisahkan. "Real Science is both product and process, inseparably Joint"
(Agus. S. 2003: 11)
Eneng Khoerunisa, (2013) mengemukakan bahwa Ilmu pengetahuan Alam
(IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan
data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu
penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan
dalam IPA yaitu :
a. kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati
b. kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati
c. dikembangkannya sikap ilmiah
Kegiatan IPA mencakup pengembangan kemampuan dalam mengajukan
pertanyaan, mencari jawaban, memahami jawaban, menyempurnakan jawaban
tentang apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala alam maupun
karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan diterapkan dalam
lingkungan dan teknologi.
Kerangka Berfikir
Pada kondisi awal atau pra siklus prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri
Sidamulya Kecamatan Kemranjen, Banyumas masih sangat rendah. Hal ini
disebabkan karena model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswa
merasa bosan dan tidak bersemangat mengikuti proses belajar. Pada keadaan ini
peneliti melakukan perbaikan dengan menerapkan model pembelajaran picture
and picture pada rencana pelaksanaan pembelajaran perbaikan yang dilakukan
pada siklus I. Hasil dari perbaikan pada siklus I adalah terjadi kenaikan prestasi
belajar siswa namun belum maksimal, kemudian dilakukan upaya perbaikan pada
siklus II, dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture yang
lebih intensif. Hasil dari tindakan pada siklus II cukup memuaskan. Hal ini

membuktikan model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan


prestasi belajar siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya Kemranjen, Banyumas
pada mata pelajaran IPA pokok bahasan alat indra manusia semester I tahun
pelajaran 2015/2016.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai rumusan jawaban sementara atau dugaan
sehingga untuk membuktikan benar tiaknya dugaan tersebut perlu diuji terlebih
dahulu, (Durri Andriani, dkk. 2013:1.34)
Hipotesis tindakan yang dapat diambil dari kerangka berfikir yang telah
diuraikan diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran picture and
picture dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya
Kemranjen, Banyumas pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok
pembelajaran Mata.
Indikator dan Kriteria Keberhasilan
Indikator yang dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu tindakan
perbaikan pembelajaran adalah :
a. Perbaikan pembelajaran akan dinyatakan berhasil apabila ada peningkatan
prestasi belajar siswa secara konkret
b. Keaktifan dan minat belajar siswa lebih meningkat
Kriteria keberhasilan yang digunakan untuk mengukur peningkatan prestasi
dan keaktifan belajar siswa adalah
a. Siswa memperoleh ketuntasan belajar apabila mendapatkan nilai sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan oleh guru yaitu 70.
Pembelajaran akan dinyatakan berhasil apabila dari 14 siswa 90% diantaranya
telah mencapai atau melebihi KKM
b. Untuk mengukur minat dan motivasi belajar siswa adalah apabila sebanyak
80% siswa telah aktif mengikuti proses pembelajaran
III.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek, Tempat , Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu


Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IVA SD Negeri
Sidamulya Kemranjen, Banyumas yang terdiri dari 6 siswa putra dan 8 siswa
putri. Dengan subjek penelitian pada matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,

pokok bahasan rangka dan alat indra manusia, sub pokok bahasan alat indra
manusia.
SD Negeri Sidamulya merupakan salah satu SD di wilayah Unit Pendidikan
Kecamatan Kemranjen. Terletak di jantung kota Kecamatan Kemranjen, tepatnya
berada di sebelah timur perempatan Buntu yang merupakan jalur selatan Jawa
Tengah .Lokasinya yang sangat strategis membuat SD ini sangat mudah dijangkau
dari arah manapun.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2015/2016, dari bulan Agustus sampai bulan Oktober dengan alokasi waktu
penelitian sebagai berikut :

Tabel 1
Alokasi Waktu Penelitian
No Uraian Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7

Studi Pendahuluan
Pemantapan
Persiapan Penelitian
Tidakan Siklus I
Revisi RPP Perbaikan
Tindakan Siklus II
Penulisan Laporan PTK
a. Pengajuan Bab I
b. Pengajuan Bab II
dan Revisi Bab I
c. Pengajuan Bab III
dan Revisi Bab II
d. Pengajuan Bab IV
dan V dan revisi
Bab III
e. Revisi Bab IV dan
Bab V
f. Memperbaiki Hasil

Bulan
Agustus September Oktober
2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5

10

Reviu Laporan PTK


g. Menyerahkan
laporan PTK yang
telah disetujui
Supervisor 1
h. Memfinalkan dan
menyerahkan
laporan PTK
Selama pelaksanaan, peneliti dibantu oleh Budi Martono,S.Pd
selaku Kepala SDN Sidamulya sebagai supervisor 2 dan Utik
Sumartiningsih, S.Pd, sebagai penilai I.
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1. Kondisi Pendahuluan (Prasiklus)
Pada kondisi awal ditemukan permasalahan rendahnya hasil belajar
siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya Kemranjen, Banyumas pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada sub pokok bahasan rangka dan
alat indra manusia. Masalah yang muncul pada pembelajaran tersebut
disebabkan oleh kurang berminatnya siswa mengikuti pembelajaran, siswa
merasa bosan sehingga tidak dapat memahami materi yang diberikan oleh
guru dengan baik. Sedangkan masalah yang ditemukan pada guru sebagai
penyaji materi adalah guru kurang kreatif dalam menyajikan materi, model
pembelajaran yang digunakan tidak bervariasi, dan guru juga kurang
menguasai materi. Untuk menyelesaikan permasalahan, maka peneliti ingin
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya
Kemranjen, Banyumas pada materi rangka dan alat indra manusia melalui
model pembelajaran picture and picture.
2. Prosedur Perbaikan Pembelajaran melalui PTK
Proses perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui penelitian
tindakan kelas. Pengertian penelitian tindakan kelas menurut IGAK Wardani
dan Kuswaya Wihardit (2013:1.4) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat.
3. Deskripsi Prosedur Perbaikan Pembelajaran Persiklus
a. Siklus I

11

1) Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran, peneliti
terlebih dahulu mempersiapkan RPP Perbaikan untuk pembelajaran
pada siklus II,menyiapkan lembar evaluasi bagi siswa dan lembar
observasi bagi observer. Peneliti juga menyiapkan media yang tepat
untuk tindakan perbaikan dengan model picture and picture.
2) Tindakan
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas mulai dari ruang kelas
sampai absensi, mengajak siswa mendengarkan suara-suara yang ada
di sekitar ruangan (suara mobil, suara manusia, burung, dll),
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan mengulas materi yang
terdahulu yang masih berkaitan, menjelaskan langkah-langkah model
pembelajaran picture and picture, dan membagi 14 siswa menjadi 3
kelompok. Kemudian guru melanjutkan ke kegiatan inti yaitu
menyajikan

materi

sebagai

pengantar

pembelajaran,

guru

menunjukkan gambar bagian-bagian telinga, mengajak siswa untuk


ikut terlibat secara aktif dalam mengamati gambar telinga yang
ditunjuk guru atau temannya, guru menunjuk/memanggil siswa secara
bergantian dengan cara undian untuk mengurutkan gambar bagianbagian telinga menjadi urutan yang logis, guru menanyakan
alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut, mengajak seluruh
siswa untuk berdiskusi menemukan proses mendengar sesuai dengan
urutan gambar, guru menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi
yang ingin dicapai. Guru mrngkonfirmasikan kegiatan dengan
meminta siswa lain mengulangi, menuliskan dengan tujuan agar
peserta didik mengetahui bahwa hal tersebut penting untuk mencapai
indikator yang telah ditetapkan, menyimpulkan hasil diskusi siswa,
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa,
memberikan penghargaan kepada kelompok yang memaparkan hasil
jawaban dengan sempurna. Pada kegiatan akhir guru bersama peserta
didik menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, memberikan
evaluasi kepada pesrta didik, meminta siswa untuk mempelajari

12

materi selanjutnya sebagai tugas pengayaan, memberikan pesan moral


yang terkandung dalam materi pada akhir pelajaran, guru menutup
pelajaran dan memberikan salam
3) Observasi
Observer melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa selama
proses pembelajaran dengan mengunakan lembar observasi yang telah
disediakan. Hasil observasi tersebut akan dianalisis untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan.
4) Refleksi
Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pada siklus I di peroleh
hasil dari 14 siswa, sebanyak 8 siswa atau 56 % telah mengalami
ketuntasan belajar. Hal ini belum sesuai dengan kriteria keberhasilan
yang telah ditetapkan oleh peneliti. tindakan penelitian akan
dilanjutkan pada siklus II.
b. Siklus II
1) Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran,
peneliti terlebih dahulu

mempersiapkan RPP Perbaikan untuk

pembelajaran pada siklus II,menyiapkan lembar evaluasi bagi siswa


dan lembar observasi bagi observer, dan menyiapkan media yang
tepat untuk pembelajaran. Kemudian peneliti membagi siswa
menjadi 5 kelompok
2) Tindakan
Pada kegiatan awal guru mengkondisikan kelas mulai dari ruang
kelas sampai absensi, mengajak siswa mendengarkan suara-suara
yang ada di sekitar ruangan (suara mobil, suara manusia, burung,
dll), menyampaikan tujuan pembelajaran dengan mengulas materi
yang terdahulu yang masih berkaitan, menjelaskan langkahlangkah model pembelajaran picture and picture, dan membagi 14
siswa menjadi 3 kelompok. Kemudian guru melanjutkan ke
kegiatan

inti

yaitu

menyajikan

materi

sebagai

pengantar

pembelajaran, guru menunjukkan gambar bagian-bagian telinga,


mengajak siswa untuk ikut terlibat secara aktif dalam mengamati
gambar telinga yang ditunjuk guru atau temannya, guru

13

menunjuk/memanggil siswa secara bergantian dengan cara undian


untuk mengurutkan gambar bagian-bagian telinga menjadi urutan
yang logis, guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan
gambar tersebut, mengajak seluruh siswa untuk berdiskusi
menemukan proses mendengar sesuai dengan urutan gambar, guru
menanamkan konsep sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru mrngkonfirmasikan kegiatan dengan meminta siswa lain
mengulangi, menuliskan dengan tujuan agar peserta didik
mengetahui bahwa hal tersebut penting untuk mencapai indikator
yang telah ditetapkan, menyimpulkan hasil diskusi siswa, bertanya
jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, memberikan
penghargaan kepada kelompok yang memaparkan hasil jawaban
dengan sempurna. Pada kegiatan akhir guru bersama peserta didik
menyimpulkan materi yang sudah dipelajari, memberikan evaluasi
kepada pesrta didik, meminta siswa untuk mempelajari materi
selanjutnya sebagai tugas pengayaan, memberikan pesan moral
yang terkandung dalam materi pada akhir pelajaran, guru menutup
pelajaran dan memberikan salam
3) Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh observer terhadap guru dan
siswa yang sedang melakukan proses pembelajaran dari awal
hingga akhir dengan mengunakan lembar observasi yang telah
disediakan. Hasil observasi tersebut akan dianalisis untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan perbaikan yang
telah dilaksanakan.
4) Refleksi
Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II diperoleh hasil sebanyak 13 dari 14 siswa atau sebanyak
93% telah mencapai ketuntasan. Dari hasil tersebut peneliti dan
observer telah menyatakan penelitian tindakan kelas meningkatkan
prestasi belajar IPA dengan menggunakan model picture and
picture telah berhasil, dan penelitian dihentikan pada siklus II.

14

Teknik Analisis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif.
a. Data Kuantitatif
Menurut Nar Herhyanto, dkk (2014:1.3) data kuantitatif adalah data yang
berbentuk bilangan. Data kuantitatif adalah data yang diolah secara kumulatif
dalam bentuk angka yang merupakan skor penilaian dari hasil tes formatif.
b. Data Kualitatif
Nar Herhyanto, dkk (2014:1.3) juga menerangkan tentang data kualitatif
yaitu data yang berbentuk kategori atau atribut.

Data kualitatif meliputi

ketuntasan belajar siswa yang dinyatakan dalam paparan naratif yang


menggambarkan kualitas keberhasilan proses pembelajaran
Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari
tangan pertama). Data primer pada penelitian tindakan kelas ini adalah daftar
nilai yang diperoleh pada akhir pembelajaran.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang
sudah ada. Termasuk dalam data sekunder adalah daftar absen siswa, laporan
hasil pengamatan siswa dari observer.
Cara Pengumpulan Data
a. Angket
Hasil belajar siswa dapat diukur dengan menggunakan
angket yang diberikan kepada siswa, dan siswa menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam angket tersebut.
b. Observasi
Data kualitatif berupa data hasil observasi peneliti dalam
melaksanakan pembelajaran aktivitas menggunakan lembar
observasi. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang
dipisah-pisahkan
kesimpulan.
Analisis Data

menurut

kategori

untuk memperoleh

15

Teknik analisis data penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara deskriptif
melalui statistika deskritif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Hasil analisis data pada penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran
picture and picture pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi rangka dan
alat indra manusia :
a. Minimal 80% dari seluruh siswa kelas IVA SDN Sidamulya
Kecamatan

Kemranjen

Kabupaten

Banyumas

mengalami

ketuntasan belajar individual sebesar 75%.


b. Aktivitas peneliti dalam pembelajaran menggunakan model
pembelajaran picture and picture mencapai kriteria sekurangkurangnya baik dengan persentase 76 % - 85%.
IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Sebelum melaksanakan sebuah penelitian tindakan kelas, terdapat kondisi
awal dimana prestasi belajar materi rangka dan alat indra pada siswa kelas IVA
SD Negeri Sidamulya Kemranjen, Banyumaspada semester 1 tahun pelajaran
2015/2016 belum mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan oleh guru. nilai ratarata siswa baru mencapai 69,28 dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 40. Dari hasil tersebut, terdapat 6 siswa atau 43 % dari jumlah siswa
belum tuntas mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Hal inilah
yang menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan tindakan perbaikan dengan
menggunakan model pembelajaran picture and picture yang dilaksanakan
sebanyak 2 siklus
Deskripsi Prestasi Belajar Siklus I
Pada tindakan perbaikan siklus I ini, peneliti menggunakan model
pembelajaran picture and picture, sesuai dengan pendapat dari Agus Supriyono
(2009:125) yang mnerangkan bahwa model ini adalah salah satu model
pembelajaran aktif yang menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan,

16

menunjukkan gambar. Dengan penerapan model ini terbukti dapat meningkatkan


prestasi belajar siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya Kemranjen, Banyumas
pada materi rangka dan alat indra manusia.

Tabel 2.
Hasil Perolehan Nilai Siklus I
No
Nilai
1
40
2
50
3
60
4
75
5
80
6
90
7
100
Jumlah
Nilai Rata-rata

Frekuensi
2
1
2
2
3
2
2
14
72,86

Persentase
14,29%
7,14%
14,29%
14,29%
21,43%
14,29%
14,29%
100%

Sumber : Data Nilai Kelas IVA SDN Sidamulya Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016

Hasil pembelajaran siklus I adalah dari 14 siswa di kelas IVA yang mengkuti
pembelajaran, diketahui nilai rata-rata siswa sudah ada peningkatan, yaitu
mencapai 72,86 dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 40. Dari
hasil tersebut, terdapat 9 siswa atau 64 % dari jumlah siswa yang telah mencapai
ketuntasan dalam belajar. Apabila dibandingkan dengan kondisi prestasi belajar
siswa pada prasiklus terdapat kenaikan pada ketuntasan belajar siswa sebesar 7%,
dan kenaikan nilai rata-rata sebesar 3,58. Tindakan perbaikan pembelajaran pada
siklus I belum menghasilkan ketuntasan siswa secara maksimal karena kurangnya
keaktifan siswa dan kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi.
Penelitian dilanjutkan ke siklus II untuk mendapatkan ketuntasan prestasi belajar
yang telah ditargetkan.
Deskripsi Prestasi Belajar Siklus II
Setelah selesai melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I,
peneliti melanjutkan tindakan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II ini peneliti
membagi siswa menjadi kelompok yang lebih kecil untuk mengintensifkan
pembimbingan dan perhatian kepada siswa agar siswa mencapai kriteria

17

ketuntasan minimal. Peneliti juga lebih memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
proses pembelajaran.

Tabel 3.
Hasil Perolehan Nilai Siklus II
No
Nilai
1
75
2
80
3
95
4
100
Jumlah
Nilai rata-rata

Frekuensi
4
2
3
5
14
86,76

Persentase
29%
14%
21%
36%
100%

Sumber : Data Nilai Kelas IVA SDN Sidamulya Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016

Pada tindakan perbaikan siklus II diperoleh hasil dari 14 siswa di kelas IVA
yang mengkuti pembelajaran, diketahui nilai rata-rata siswa sudah ada
peningkatan, yaitu mencapai 86,76, dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 60. Dari hasil tersebut, 13 siswa atau 93 % dari jumlah siswa telah
mencapai ketuntasan dalam belajar. Kenaikan nilai rata-rata prestasi belajar siswa
dari siklus I ke siklus II mencapai 13,9. Tindakan perbaikan pembelajaran pada
siklus II belum mencapai ketuntasan 100%, namun karena keterbatasan waktu
peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas ini pada siklus II.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Setelah

peneliti

melaksanakan

tiga

tahap

tindakan

perbaikan

pembelajaran (prasiklus, siklus I, siklus II), peneliti mendapatkan hasil


sebagai berikut :
Tabel 3.
Nilai Siswa materi Alat Indra Manusia
Kelas IVA SD Negeri Sidamulya, Kemranjen, Banyumas
Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016
No Uraian
1
2
3
4

Nilai 40
Nilai 50
Nilai 55
Nilai 60

Frekuensi
Prasiklus
2
1
1
2

Siklus I
2
1
2

Siklus II
1

18

5
Nilai 75
6
Nilai 80
7
Nilai 90
8
Nilai 100
Nilai rata-rata
Siswa tuntas
Persentase siswa tuntas
Siswa belum tuntas
Persentase siswa belum
tuntas

3
2
2
1
69,28
8
57%
6

2
3
2
2
72,86
9
64%
5

3
2
3
5
86,76
13
93%
1

43%

36%

7%

Sumber : Data Kelas IVA SDN Sidamulya Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016

Dari siklus kegiatan tindakan perbaikan pada materi rangka dan alat indra
manusia pada siswa kelas IVA SD Negeri Sidamulya Kemranjen, Banyumas dapat
dilihat bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Dari 14 siswa yang mengikuti proses
pembelajaran, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan tahap pra siklus sebesar
57% atau 8 siswa, siklus I sebesar 64% atau 9 siswa, dan siklus II ketuntasan
siswa mencapai 93% atau 13 siswa. Dari data tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model picture and picture dapat
meningkatkan prestasi belajar rangka dan alat indra manusia pada siswa kelas IVA
SD Negeri Sidamulya Kemranjen, Banyumas semester I tahun pelajaran
2015/2016.
V.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pada bab-bab sebelumnya, juga dari
hasil analisis yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan sebagi berikut: 1)
Penggunaan model pembelajaran picture and picture efektif digunakan untuk
meningkatkan minat belajar

IPA kelas IVA SD Negeri Sidamulya UPK

Kemranjen pada materi pokok rangka dan alat indra manusia. Hal ini ditunjukkan
oleh peningkatan nilai rata-rata siswa dari tiap siklusnya, nilai rata-rata siswa pada
kondisi awal sebesar 69,28, siklus I sebesar 72,86, siklus II sebesar 86,76; 2)
Dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa, maka persentase ketuntasan siswa
yang mencapai nilai lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan oleh guru juga meningkat. Dari hasil penelitian diperoleh hasil

19

persentase ketuntasan siswa pada prasiklus 57%, meningkat pada siklus I menjadi
64%, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 93%
Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melaksanakan penelitian tindakan
kelas pada kelas IVA SD Negeri Sidamulya Kemranjen, Banyumas, saran dan
tindak lanjut peneliti adalah sebagai berikut:
1. Saran-saran
a. Penggunaan model pembelajaran picture and picture pada mata pelajaran
IPA sebaiknya dilaksanakan di SD Negeri Sidamulya Kemranjen,
Banyumas pada khususnya dan di sekolah-sekolah lain pada umumnya.
b. Siswa dibiasakan untuk menemukan dan memecahkan permasalahan
sendiri dengan menggunakan media yang konkret dengan bimbingan
guru.
c. Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian yang dapat
mengukur seluruh aspek penilaian pembelajaran.
2. TindakLanjut
Penelitian ini masih banyak kekurangannya, seperti validitas dan
realibilitas tes yang masih sangat kurang, serta pengulangan pembelajaran
merupakan satu hal yang memungkinkan ikut berpengaruh terhadap
peningkatan yang terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian lebih lanjut
demi meningkatkan validitas, reabilitas serta hasil yang lebih baik. Penelitian
yang selanjutnya sebaiknya mengupayakan perbaikan dari kelemahankelemahan yang ada dalam
sempurna.

penelitian ini sehingga hasilnya akan lebih

20

DAFTAR PUSTAKA
A. SUMBER DARI BUKU TEKS
Ahmadi, dkk. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Surabaya:
Prestasi
Andriani, Durri.dkk. (2013).Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Aqib, Zainal. (2013). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Konstektual(Inovatif). Bandung: Penerbit Yrama Widya
Armstrong, Thomas. (2011). The Best Schools : Mendidik Siswa Menjadi Insan
Cendikia Seutuhnya. Bandung : Kaifa
Eneng Khoerunisa , 2013.Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Ipa
Materi Siklus Air Dengan Menerapkan Metode Pembelajaran Eksperimen
Habsari, Sri.(2005). Bimbingan dan Konseling SMA untuk kelas XI.
Jakarta:Grasindo
Istarani, (2011).Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru
Menentukan Model Pembelajaran). Medan : Media Persada

Dalam

Olivia, Femi.(2011). Tekhnik Ujian Efektif. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo


Supriyono, Agus. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
B. SUMBER DARI INTERNET
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam diunduh tanggal 11 September 2015
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/sistem-indera-pada-manusia.html
diunduh tanggal 11 September 2015
http://sakinahninaarz009.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-jenis-dan-langkahlangkah.html diunduh tanggal 11 September 2015

Anda mungkin juga menyukai