Integrasi Metabolisme
Disusun oleh
1.
2.
3.
4.
5.
Sohifatul Hikmah
Heny Susanti
Dynar Cahyaningtyas
Fitria Permatasari
Julita Situmorang
(14308141001)
(14308141007)
(14308141014)
(14308141015)
(14308141017)
Kelas Biologi B
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tubuh kita merupakan suatu sistem terpadu dari organ,masing-masing mempunyai
persyaratan untuk makanan dan pemanfaatan energi. Semua perubahan energi yang terjadi
didalam sel hidup atau karena kegiatannya dinamakan metabolisme. Metabolisme itu sendiri
terdiri dari metabolisme karbohidrat, metabolisme lipid dan metabolisme protein.
Jalur jalur metabolisme rangkaian reaksi-reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim-enzim.
Jalur metabolisme dibedakan atas katabolisme dan anabolisme, dan kedua macam jalur
metabolisme ini bertemu pada jalur pusat, yaitu siklus krebs. Bahan bakar yang kita peroleh
dari makanan dapat berupa karbohidrat, lipid, dan protein. Segala bentuk bahan bakar yang
masuk kedalam tubuh akan dicerna dan diserap. Sebagian besar makanan ini digunakan
dalam jalur-jalur metabolisme yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan.
Kasus yang diambil untuk pembahasan metabolisme integrasi ini adalah ketika orang
berpuasa. Secara fisiologis puasa berarti membatasi asupan makanan dan minuman dari terbit
fajar sampai terbenam matahari agar dapat bertahan hidup, kita perlu menyimpan kelebihan
makanan yang kita makan dan menggunakan simpanan ini dalam keadaan puasa. Mekanisme
pengatur memandu berbagai senyawa melintasi jalur metabolisme yang berperan dalam
penyimpanan dan pemanfaatan bahan bakar. Proporsi makanan normal biasanya mengandung
karbohidrat 55-75%, lemak 15-30%, dan protein 10-15%.
Dalam kasus berpuasa tubuh tidak melakukan metabolisme secara normal, namun
diperlukan perpaduan (integrasi) antara metabolisme karbohidrat, lemak dan protein untuk
menghasilkan energi secara optimal. Mekanisme tersebut dikontrol oleh hormon, oleh
konsentrasi bahan bakar yang ada, dan oleh kebutuhan energi tubuh. Hormon utama yang
mengatur jalur metabolisme bahan bakar adalah insulin dan glukagon. Di hati, semua efek
glukagon berlawan dengan efek insulin, dan beberapa jalur yang diaktifkan oleh insulin
dihambat oleh glukagon. Dengan demikian, jalur metabolisme karbohidrat dan lemak
umunya di atur oleh perubahan rasio insulin atau glikogen.
Ketika kita makan sahur, bahan makanan yang pertama digunakan oleh tubuh sebagai
energi adalah karbohidrat dalam bentuk glukosa. Namun tidak semua karbohidrat tersebut
akan dipecah untuk menghasilkan energi, melainkan kelebihannya akan disimpan dalam
bentuk glikogen didalam jaringan hati atau otot. Ketika memasuki 5-6 jam setelah makan
sahur, maka tubuh kita akan merasa lemas dan pusing. Hal tersebut menunjukkan bahwa
glukosa yang terdapat didalam tubuh telah habis, secara otomatis hati akan memecah
glikogen yang akan diubah kembali ke dalam glukosa guna menghasilkan energi. Dalam
keadaan puasa degradasi yang terjadi hanya sampai pada glikogen. Degradasi lipid dan
protein hanya terjadi pada saat terjadinya kelaparan yang berkepanjangan.
Pada saat glikogen dalam tubuh telah habis (kelaparan), maka tubuh akan menggunakan
lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa, dengan cara degradasi lipid. Ketika lemak
sudah habis, maka yang digunakan adalah protein yang terdapat didalam otot.
Berikut ini merupakan skema penyatuan (integrasi) dgradasi karbohidrat, lipid dan
protein:
B. Tujuan
1. Mengetahui macam macam metabolisme tubuh
2. Mengetahui proses metabolisme tubuh secara umum
3. Mempelajari metabolisme integrasi (metabolisme terpadu)
4. Mempelajari metabolisme pada kasus orang berpuasa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam hal ini akan dibahas mengenai kasus puasa. Pada keadaan puasa, tubuh
melakukan metabolisme yang terpadu (integrasi metabolisme) untuk memenuhi kebutuhan
energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
1. Pada saat sahur
Satu jam setelah makan sahur, kadar glukosa dalam darah meningkat, energi yang
terbentuk dapat digunakan secara maksimal sekitar 4-5 jam, maka insulin meningkat dan
terjadi pengubahan glukosa dalam bentuk glikogen sebagai simpanan bahan bakar dalam
jaringan hati atau otot. Glikogen merupakan bahan makanan darurat yang menghasilkan
glukosa untuk membentuk ATP dalam keadaan tidak ada oksigen atau apabila aliran darah
terbatas.
Perubahan glukosa menjadi glikogen disebut proses glikogenesis.
Proses glikogenesis adalah sebagai berikut :
1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi
juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan
di hati oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan
katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi
dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang
intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat
Enz- P + Glukosa 6-fosfatEnz + Glukosa 1,6-bifosfatEnz- P + Glukosa 1-fosfat
3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk
nukleotida aktif uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisis oleh enzim
UDPGlc pirofosforilase.
UDPGlc + PPiUTP + Glukosa 1-fosfat
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan
menarik reaksi kearah kanan persamaan reaksi.
5. Dengan kerja enzim glikogensintaseAtom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh
UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal
glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Molekul glikogen yang sudah ada
sebelumnya (disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen
primer selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai
glikogenin.
UDP + (C6)n+1 UDPGlc + (C6)n
Glikogen
Glikogen
di dua kompartemen
membentuk
DHAP,gliserol
masuk
ke
dalam
jalur
Degradasi Karbohidrat
Apabila glukosa dari bahan bakar (makan sahur tidak dapat mencukupi kebutuhan
maka glikogen harus dipecah menjadi glukosa untuk mendapatkan sumber energi. Proses ini
dinamakan dengan glikogenolisis.
b. Glikogenolisis
Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis akan tetapi sebenarnya tidak
demikian.Dalam glikogenolisis, duahormon yang mengendalikan glikogenolisis adalah
peptida, glukagon dari pankreas danepinefrin dari kelenjar adrenal.Glukagon dilepaskan dari
pankreas dalam menanggapi glukosa darah rendah danepinefrin dilepaskan sebagai respons
terhadap ancaman atau stres. Kedua hormon bertindak atas enzim glikogen fosforilase untuk
merangsang untuk memulaiglikogenolisis dan menghambat sintetase glikogen (glikogenesis
berhenti).
Untuk memutuskan ikatan glukosasatu demi satu dari glikogen dibutuhkan enzim
fosforilase. Enzim ini spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk
menghasilkan glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa yang
tersisa pada tiap sisi cabang 16.
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen
Glikogen
Enzim pemutus cabang yang mengkatalis pengeluaran empat residu yang terletak paling
dekat dengan titik cabang memiliki dua aktivitas katalitik : enzim ini bekerja sebagai 4:4
transferase dan 1:6-glukosidase. Sebagai 4:4 transferase, enzim pemutus cabang mula-mula
mengeluarkan sebuah unit yang mengandung 3 residu glukosa dan menambahkannya ke
ujung rantai yang lebih panjang melalui suatu ikatan -1,4. Suatu residu glukosil yang tersisa
di cabang1,6 dihidrolisisoleh amilo-1,6 glukosidase dari enzim pemutus cabang yang akan
menghasilkan glukosa bebas.
Glukosa yang terbentuk, akan digunakan sebagai bahan bakar metabolisme. Untuk
menggunakan glukosa dalam bentuk energi, glukosa harus mengalami tahap glikolisis.
Glikolisis adalah rangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi piruvat.
c. Glikolisis
Glikolisis merupakan suatu lingkup dari metabolisme karbohidrat dimana
terjadinya tahap-tahap penguraian glukosa menjadi piruvat.Proses glokolisis ini terjadi
dalam sitosol. Glikolisis merupakan suatu reaksi oksidasi glukosa menjadi energi (ATP)
(adenosine triphosphate) yang merupakan molekul dasar penghasil energi di dalam
tubuh.Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan berlangsung
melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan proses aerobik.Jika di
dalam darah terdapat oksigen yang cukup, maka akan terjadi respirasi aerob dari proses
glikolisis sehingga satu molekul Asetil yang masuk kedalam siklus kreb akan
menghasilkan 2 Piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP, hasil akhirnya 8 ATP. Tetapi, apabila
didalam darah tidak tersedia oksigen yang cukup, maka akan terjadi reaksi respirasi
anaerob, dimana 2 NADH akan digunakan untuk fermentasi sehingga ATP bersih yang
diperoleh adalah 2 ATP.
Reaksi umum pada glikolisis dapat ditulis sebagai berikut :
Glukosa + 2Pi+ 2ADP + 2NAD+ 2piruvat + 2ATP + 2NADH + 2H+ + 2H2O
(Stryer, 2000 : 490).
Jadi, hasil dari proses glikolisis adalah: 2 piruvat, 2 ATP, 2 NADH.
1. Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat
Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat merupakn persambungan antara glikolisis dan
siklus asam sitrat (siklus krab). Piruvat yang dihasilkan dari proses glikolisis yang terletak
di dalam sitoplasma akan diubah menjadi asetil Ko-A yang selanjutnya masuk kedalam
siklus kreb
2. Siklus Krebs
Untuk mengubah Asetil Ko-A menjadi energi, Asetil Ko-A harus melalui tahap
siklus kreb. Siklus kreb merupakan jalur metabolisme bersama untuk oksidasi
makromolekul seperti protein, lipid, dan karbohidrat. Sebagian besar molekul yang masuk
daur asam sitrat sebagai Asetil Ko-A.
Siklus Krebs disebut juga siklus asam trikarboksilat karena siklus ini
menghasilkan senyawa yang mempunyai 3 gugus karboksil.Siklus Krebs terjadi di dalam
matriks mitokondria.Siklus Krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2)
yang bereaksi dengan asam oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat
(beratom C6) yang dikatalis oleh enzim sitrat sintase.
Adapun ATP yang didapatkan setiap proses degradasi 1 molekul glukosa adalah sebagai
berikut :
Degradasi lipid
Lipid yang terdapat pada makanan sebagian besar berupa lemak. Pencernaan
lemak terutama terjadi dalam usus, karena dalam mulut dan lambung tidak terdapat
enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak. Dalam usus, lemak diubah dalam
bentuk emulsi, sehingga mudah berhubungan dengan enzim steapsin dalan cairan
pankreas. Hasil akhir proses pencernaan lemak ialah asam lemak, gliserol,
monogliserida, digliserida serta sisa trigliserida.
Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan
gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA
masuk dalam siklus Krebs. Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.
Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.
Aktivasi Asam Lemak
Asam lemak mula-mula harus diubah menjadi suatu zat antara aktif sebelum dapat
dikatabolisme. Aktivasi asam lemak di sitoplasma. Dengan adanya ATP dan koenzim
Reaksi
1. Dehidrogenasi I
FADH 2
. Dengan mekanisme
2. Hidratasi
Yaitu ikatan rangkap pada enoyl-CoA di hidratasi menjadi 3-hidroxyacyl-CoA
oleh enzim enoyl-CoA hitratase.
3. Dehidrogenasi II
Yaitu
dehidrogenase
3-hidroxyacyl-CoA
hidroxyacylC oA dehidrogenase
menjadi
oleh
enzim
ketoacylCoA
ini satu molekul ketoacyl-CoA menghasilkan satu molekul asetyl CoA dan sisa
rantai asam lemak dalam bentuk CoA-nya, yang mempunyai rantai dua atom
karbon lebih pendek dari semula.
Proses degradasi asam lemak selanjutnya adalah pengulangan mekanisme
oksidasi secara berurutan samapai panjang rantai asam lemak tersebut habis dipecah menjadi
molekul acetyl-CoA.
Apabila asam lemak tersebut berupa asam palmitat (C16) menghasilkan 8 molekul
acetyl-CoA (C2) dengan melalui 7 kali
dihasilkan oleh
Dalam satu kali proses oksidasi- asam lemak (asam palmitat) terjadi reduksi FAD
menjadi FADH, dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi yang setara dengan 2 molekul
ATP, dan juga terjadi reduksi NAD+ menjadi NADH dengan mekanisme fosforilasi bersifat
oksidasi yang setara dengan 3 molekul ATP, dalam asam lemak (asam palmitat) terjadi 7 kali
oksidasi- sehingga menhasilkan 7 FADH dan 7NADH yang setara dengan 35 molekul ATP.
Setelah mengalami satu kali oksidasi- yang menghasilkan asetil koenzim-A yang akan
masuk kedalam daur krebs yang akan menghasilkan 12 molekul ATP. Jadi untuk asam
palmitat yang dioksidasi yang menghasilkan 8 asetil koenzim-A dapat menghasilkan 96 ATP,
dengan demikian, oksidasi sempurna satu satu molekul asam palmitat menjadi CO2 + H2O
menhasilkan 131ATP yang dikurangi 2 ATP untuk aktivasi asam lemak sebelum mangalami
oksidasi jadi keseluruhan oksidasi menghasilkan 129 ATP dan persamaan reaksinya adalah :
Degradasi Protein
Degradasi protein merupakan proses pemecahan protein dari molekul kompleks
menjadi molekul yang sederhana atau disebut juga proses penguraian senyawa protein
menjadi asam amino.
Tahap awal reaksi metabolisme asam amino melibatkan pelepasan gugus amino,
kemudian perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses utama
pelepasan gugus amino, yaitu transaminase dan deaminasi.
1. Transaminasi
Transaminasi adalah proses
katabolisme
Reaksi ini bersifat reversible, yang berarti bereaksi secara bolak balik
Antara reaktan dan produk reaktan. Pada reaksi ini, tidak terdapat gugus
amino yang hilang karena gugus amino yangdilepaskan oleh asam amino
diterima oleh asan keto.
Pirodoksalfosfat merupakan bagian penting active site transaminase
dan banyak enzim lainnya dengan subsstrat asam amino. Pada semua
2. Deaminasi
Asam amino dengan reaksi transaminase dapat diubah menjadi
asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam
glutamate dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang mengunakan
glutamate dehydrogenase sebagai katalisnya.
Asam glutamate + NAD+
Asam Alpha ketoglutarat + NH4+ +
NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamate melepaskan gugus amino dalam
bentuk NH4+. Selain NAD+ glutamate dehydrogenase dapat pula
menggunakan NADP+ sebagai akseptor elektronnya. Oleh karena asam
glutamate merupakan hasil akhir dari proses transaminase, maka
glutamate dehydrogenase merupakan enzim yang penting dalam
metabolisme asam amino.
Dua jenis dehydrogenase lain yang penting adalah L-Asam amino
oksidase dan D-asam amino oksidase. Kedua enzim tersebut mempunyai
FAD sebagai gugus prostetik dan terdapat dalam sel hati. Oleh karena D-
asam amino jarang terdapat pada tubuh manusia, maka fungsi D-asam
amino oksidase belum dapat diketahui dengan jelas.
L-Asam amino oksidase adalah enzim flavoprotein yang
mempunyai gugus prostetik flavinmononukleotida (FMN). Enzim ini
terdapat dalam sel hati pada endoplasmik retikulum. Sedangkan D-Asam
amino oksidase adalah enzim flavoprotein dan merupakan katalis pada
reaksi :
D-R-CH-COOH+E-FAD R-C-COOH+NH3+E-FADH2
|
||
NH2
O
Setelah memasuki siklus kreb maka jumlah ATP yang diperoleh dapat dihitung
melalui beberapa jalur , sebagai berikut :
a. Jalur Piruvat
Asam amino yang masuk melalui jalur ini antara lain alanin, sistein ,Glisin ,
treonin, triptofan. Misalnya alanin yang diubah melalui reaksi transaminase menjadi
piruvat. Sehingga jalur ini menghasilkan energi sebagai berikut :
Dari Piruvat
asetil Ko-A tidak menghasilkan energi, Sitrat
tidak menghasilkan energi, isositrat
isositrat
Fumarat menghasilkan
menghasilkan ATP.
Total semua energi yang dihasilkan :
3 NADH : 9 ATP
1 ATP = 1 ATP
1 FADH2 = 2 ATP
Jumlah = 12 ATP
b. Lintas Asetoasetil KoA
Kelompok dari kerangka karbon asam amino fenilalanin, tirosin, lisin,
triptofan, dan leusin menghasilkan asetoasetil KoA, yang kemudian diubah menjadi
asetil KoA.Dua lintas di dalam rangkaian ini perlu diperhatikan secara khusus. Lintas
dari triptofan menuju asetil koA merupakan lintas yang paling kompleks diantara
lintas katabolisme asam amino di dalam jaringan hewan. Beberapa senyawa antara
pada katabolisme triptofan merupakan pemula bagi biosintesis biomolekul lain yang
penting, termasuk serotonin, suatu neurohormon, dan asam nikotinat. Lintas katabolik
triptofan
karenanya
memiliki
sejumlah
percabangan
yang
memungkinkan
pembentukan beberapa produk lain dari pemula tunggal triptofan. Lintas kedua yang
patut
diperhatikan
dalam
kelompok
ini
adalah
yang
berasal
dari
mengkatalis
hidroksilasi
fenilalanin
menjadi
tirosin.
Fenilalanin
ke dalam
dibah
menjadi
4-fumarilasetoasetat
dengan
bantuan
c. Jalur Suksinil-KoA
Metionin, isoleusin dan Valin ( akan terdegradasi menghasilkan suksinil Ko-A
senyawa antara siklus asam sitrat. Valin dan Isoleusin sama sama mengalami reaksi
transaminase. Empat dari lima karbon valin diubah menjadi asm suksinat ,demikian
juga tiga dari 6 atom karbon isoleusin. Untuk sampai pada asetil-KoA, maka jalur ini
membutuhkan energi sebesar:
Suksini Ko-A
Suksinat terdapat 1 GTP, dari Suksinat
terdapat 1 FADH, dari Fumarat
energi, dari Malat
Fumarat
d. Jalur Fumarat
Fenilalanin dan tirosin (produk oksidasi fenilalanin) dapat memasuki siklus
asam sitrat melalui jalur fumarat. Empat dari sembilan karbon fenilalanin dan tirosin
menghasilkan asetoasetat bebas (akan masuk melalui jalur asetoasetil Ko-A)
sedangakan 4 karbon lainnya menghasilkan fumarat (masuk melalui jalur fumarat).
Sedangkan satu karbon sisanya akan terlepas menjadi CO2. Untuk sampai pada asetilKoA, maka jalur ini membutuhkan energi sebesar:
dari Fumarat
Malat tidak terdapat enzim yang menghasilkan energi, dari Malat
Oxaloasetat
Ko-A tidak
ditemukan adanya energi yang dibutuhkan. Total energi yang dihasilkan dari Fumarat
menuju Asetil Ko-A, adalah :
1 NADH
= 3 ATP
e. Jalur Oksaloasetat
Kerangka karbon asparagin dan asam aspartat pada akhirnya memasuki siklus
asam sitrat melalui oksaloasetat. Enzim asparaginase mengkatalisis hidrolisis
asparagin menjadi aspartat. Enzim ini mengikat molekul H 2O dan melepaskan NH4.
Aspartat akan dikatalis oleh enzim transaminase membentuk oksaloacetat. Gugus
amino pada aspartat dapat dipindahkan menuju piruvat ataupun alanin. Reaksi antara
aspartat dan oksaloacetat ini merupakan reaksi yang dapat balik atau reversible.
malat.
Malat
diubah
menjadi
f. Jalur -ketoglutarat
Kerangka karbon dari lima asam amino (arginin, histidin, asamglutamat, glutamin, dan
prolin) memasuki siklus asam sitrat -ketoglutarat.
Asparagin dan prolin akan masuk ke dalam glutamat semialdehid dibantu dengan enzim
glutamat semialdehid sintase. Kemudian glutamat semialdehid akan membentuk glutamat.
Histidin dan glutamin masuk ke dalam glutamat. Selanjtnya glutamat akan diubah menjadi ketoglutarat detelah mengalami deaminasi.
Lintas ini masuk melalui pintu -ketoglutarat. -ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA.
Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil KoA diubah menjadi suksinat dan
menghasilkan 1 ATP. Suksinat diubah menjadi fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP.
Fumarat diubah menjdai malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 2 NADH =
3 ATP. Jadi, total ATP yang dihasilkan yaitu 9 ATP.
Contoh kasus :
Jika tubuh sudah kekurangan energy maka akan menggunakan glikogen dalam
hati. Apabila glikogen sudah habis, maka akan menggunakan triasilgliserol yang
terdapat dalam jaringan adiposa sebagai energi. Dan apabila keduanya sudah habis,
maka akan digunakannya protein dalam bentuk asam amino yang terdapat dalam otot
(glisin).
Glisin tersebut di ubah menjadi serin oleh enzim serin hidroksimetil
transferase yang di pengaruhi oleh hormone tetrahidrofolat(FH4) Kemudian serin di
ubah menjadi piruvat oleh enzim serin dehidratase di bantu oleh gugus prosthesis
pirodoksal-p. asam piruvat di ubah menjasi asetil-KoA, yang kemudian di proses
dalam siklus kreb.
3. Buka Puasa
Saat kita berbuka puasa, tubuh kita akan kembali tersuplai nutrisi. Kebutuhan
tubuh akan kembali tercukupi. Namun kebiasaan kita makan dalam porsi yang banyak
ketika berbuka puasa, sehingga mengakibatkan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh
bersisa.
Ketika kita makan karbohidrat, tubuh akan mensintesis karbohidrat menjadi
glukosa. Kemudian ketika terdapat glukosa yang berlebih di dalam tubuh, glukosa
akan disimpan dalam bentuk glikogen. dalam jaringan hati atau otot, glukosa diubah
menjadi glukosa-6-fosfat, kemudian diubah menjadi glikogen melalui beberapa tahap.
Jika kita memakan makanan yang mengandung lemak, lemak tersebut akan
diubah menjadi asam lemak. Asam lemak tersebut akan di simpan dalam jaringan
adiposa dalam bentuk triasilgliserol.
Jika kita memakan makanan yang mengandung protein, protein terlebih dahulu akan
diubah menjadi asam amino dan akan disimpan didalam otot. Dalam pembentukan
asam amino, protein disintesis dengan tahap transkripsi dan translasi. Setelah itu, jika
protein berlebih maka tidak akan tersimpan melainkan protein tersebut akan dibuang
bersama urin (NH3) melalui siklus urea.
Siklus Urea
Asam amino jika termakan dalam jumlah yang melebihi kebutuhan tubuh
terhadap sintesis protein, maka akan disimpan dalam jaringan atau jika tubuh tidak
dapat menyimpan lagi, maka protein akan didegradasi.
Dalam keadaan kenyang dan tubuh masih dapat menyimpan, protein hasil
pencernaan masuk ke dalam hati melelui vena porta hepatica. Dalam hati, protein
mengalami pengubahan, misalnya mnjadi protein darah (serum albumin). Kelebihan
asam amino diubah menjadi glukosa atau triasilgliserol yang dikemas dan disekresikan
dalam bentuk VLDL (Very Low Dencity Lipoprotein). Glukosa yang dibentuk dari
asam amino pada keadaan kenyang disimpan dalam bentuk glikogen atau dibebaskan
dalam darah apabila kadar glukosa darah rendah. Asam amino yang melewati hati
diubah menjadi protein di jaringan lain.
Dalam keadaan sangat kenyang, dimana protein tidak dapat disimpan dalam
tubuh lagi, maka protein yang masuk dalam tubuh akan didegradasi, atau dikeluarkan
dalam bentuk nitrogen asam amino sebagai amonia. Amonia dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk NH3, karena dalam bentuk inilah amonia dapat menenbus membran.
Amonia ini masuk ke dalam urin dari sel tubulus ginjal dan menurunkan keasaman urin
dengan mengikat proton dan membentuk NH4.
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA