Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sejarah Kawasan
o Government Bensluit (GB) No.42 tanggal 3 Juni 1921 jo Keputusan Menteri
Pertanian No.805/Kpts/Um/11/1980 tanggal 5 November 1980, Kelompok hutan
Gunung Indrapura dan Bayang di Kab. Dati II Solok dan Pesisir Selatan Provinsi Dati
I Sumatera Barat, seluas 205.550 Ha telah ditujunjuk menjadi kawasan Cagar ALam
o GB No. 27 tanggal 9 Desember 1929 jo Keputusan Menteri Pertanian
No.460/Kpts/Um/7/1978, Kelompok hutan Vick Can Indrapura dan Bukit Tapan di
Kab. Dati II Kerinci dan Bungo Tebo Provinsi Dati I Jambi, seluas 279.550 Ha telah
ditunjuk menjadi kawasan Cagar Alam
o Keputusan Menteri Pertanian No. 424/Kpts/Um/6/1979, Kelompok hutan Rawas Ulu
Lakitan Kab dati II Musi Rawas Prov. Dati I Sumatera Selatan, seluas 281.120 Ha
telah ditunjuk menjadi kawasan suaka marga satwa
o Keputusan Menteri Pertanian No.399/Kpts/Um/6/1980 tanggal 7 Juni 1980 jo
Keputusan Menteri Pertanian No.443/Kpts/Um/5/1981 tanggal 21 Mei 1981,
Kelompok Hutan Bukit Kayu Embun dan Bukit Gedang di Kab. Dati II Bengkulu
Utara dan Rejang Lebong Prov. Dati I Bengkulu, seluas 154.750 Ha, telah ditunjuk
menjadi kawasasan Suaka Marga Satwa
o Gb No.36 tanggal 31 Januari 1921, Gb No.42 tanggal 31 Januari 1921, Gb No.37
tanggal 16 Februari 1921, kelompok hutan Batanghari I, Lubuk Nyiur dan Kambang
di Kab. Dati II Solok dan Pesisir Selatan Prov. Sumatera Barat, seluas 129.580 Ha
dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. 45/Kpts-II/1987 tanggal 12 Februari 1987,
kelompok hutan Merangin Alai di Kab Dati II Sarolangun Bangko Prov. Dati I Jambi,
seluas 24.287 Ha dan dengan Keputusan Menteri Kehutanan No.383/Kpts-II/1985
tanggal 27 Desember 1985, Kelompok hutan Bukit Reges, Hulu Sulup, Bukit Kelam
Bukit Pedinding, Air Selagan, Hulu Air Ipuh, Bukit Lekat dan Air Seblat di Kab Dati
II Rejang Lebong dan Bengkulu Utara Prov. Dati I Bengkulu seluas 159.420 Ha telah
ditunjuk menjadi kawasan Hutan Lindung.
o Gb. No 28 tanggal 26 April 1921, Gb No.42 tanggal 8 Juni 1921, GB No.37 tanggal
16 Februari 1932, Kelompok Hutan Sangir, Jujuhan dan Kambang Kab Dati II Solok,
Sawah Lunto/Sijunjung dan Pesisir Selatan Prov Dati I Sumatera Barat, seluas 40.800
Ha dan Keputusan Menteri Kehutanan No.46/Kpts-II.1987 tanggal 12 Februari 1987,
kelompok hutan Merangin Alai dan Ketalo Singkut di Kab Dati II Bungo Tebo dan
Sarolangun Bangko, seluas 36.321 Ha, telah ditunjuk menjadi kawasan Hutan
Produksi Terbats/Tetap.
o Pernyataan Menteri Pertanian No.736/Mentan/X/1981, menyatakan kawasan Suaka
Alam Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu menjadi TNKS.
Kondisi Geologi
Sebagian besar wilayah kawasan TNKS memiliki jenih tanah podsol yang relatif subur dan
rawan erosi. Kondisi Topografi dan tanah tersebut menunjukkan bahwa TNKS memiliki
peran penting untuk konservasi tanah dan air. TNKS merupakan daerah tangkapan air bagi
sungai-sungai besar di 4 (empat) provinsi. Sungai yang terpanjang adalah Batanghari Jambi,
Musi di Sumatera Selatan, Ketahun di Bengkulu dan sungai-sungai disepanjang pantai barat
di Sumatera Barat.
Hidrologi
TNKS merupakan hulu-hulu air penting bagi DAS utama di Sumatera bagian tengah yaitu
DAS Batang Hari (sub DAS Meragin, Tebo, Tabir, Sangir, DAS Musi (Sub DAS Rawas,
Rupit, dan lakitan) dan pantai barat Pulau Sumatera (Sub DAS Manjuto, Ketahun, Ipuh,
Seblat, Dikit dan Indrapura) yang memberikan kontribusi hydrologis dan ekologis bagi
masyarakat, 10.000.000 Ha (Purnajaya;1991) sangat tergantung akan kelestarian TNKS,
dalam meningkatkan dan mempertahankan Produksi Pertanian masyarakat disekitarnya yang
merupakan sumber PDRB Kabupaten sekitar TNKS, bahkan pemanfaatan sumber air akan
direncanakan dalam membangun PLTA.
Kabupaten/Kota
Luas TNKS
%TNKS
Kerinci
191.822,24
13,81
Sungai Penuh
23.177,76
1,67
Bungo
86.363,77
6,22
Merangin
148.833,00
10,71
480.196,77
32,40
Solok Selatan
69.120,00
4,97
Solok
12.045,00
0,87
5.992,52
0,43
260.967,58
18,78
348.125,10
25,05
Muko-Muko
119.552,05
8,60
Bengkulu Utara
68.921,95
4,96
Jambi
Bengkulu
Rejang Lebong
41.066,00
2,96
Lebong
111.035,00
7,99
340.575.00
24,51
243.997,00
17,56
6.616,00
0,48
250.613,00
18,04
TOTAL
1.389509,87
100,00
Kondisi Iklim TNKS bervariasi menurut topografi, tetapi secara umum kawasan TNKS
tergolong tipe A (Basah) dalam klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson. Rata-rata curah hujan
tahunan adalah 2.991 mm, dengan bulan kering kuran dari dua bulan per tahunnya. Rata-rata
temperatur cuaca diantara 10-28 Celcius. Kelembaban relatif udara adalah antara 77% 92%.
Taman Nasional Kerinci Seblat
Tipe Ekosistem
Kawasan TNKS merupakan erwakilan ekosistem alami hutan tropis atau komunitas hutan
yang memiliki kelimpahan jenis yang cukup besar. Keragaman dan kehidupan ini dipengaruhi
faktor iklim, ketinggian, sumber daya alam hayati dan non hayati. Selain bernilai konservasi
tinggi juga bernilai ekonomis, estetika, budaya dan ilmu pengetahuan. Dari segi konservasi
kawasan ini cukup potensial sebagai daerah penyangga ekosistem TNKS atau sistem
penyangga kehidupan. Menurut Laumonier (1994) tipe hutan TNKS dapat diklasifikasikan
dalam beberapa tipe hutan berdasarkan elevasi dengan komposisi jenis vegetasi yang berubah
sesuai dengan perubahan elevasi sebagai berikut:
1. Hutan dataran rendah (150-200 Mdpl)
2. Hutan Perbukitan (300-800 Mdpl)
3. Hutan Sub-Montana (800-1400 Mdpl)
4. Hutan montana rendah (1400-1900 Mdpl)
5. Hutan Montana Tengah (1900 2400 Mdpl)
6. Hutan montana atas (2400-2900 Mdpl)
7. Hutan sub-alpine (di atas 2900 Mdpl)
Aksesibilitas
1. Dari Padang terdapat dua jalan alternative menuju kawasan TNKS.
Alternatif pertama yakni menyusuri pantai barat ke kota Painan untuk
menuju kawasan TNKS yang ada di Painan. Dari Kota Painan dapat juga
melanjutkan perjalanan melalui jalan lintas Sumatera Barat-Bengkulu
Di TNKS juga terdapat beberapa tumbuhan yang menuduki kategori langka dan unik antara
lain:
Tumbuhan khas yang ada di TNKS: Kayu Pacet (Harpulia arborea) yang
berkembang mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.200 Mdpl
Tumbuhan endemik yang ada di TNKS: Pinus merkusii strain kerinci (kayu
sigi) yang hanya terdapat di TNKS wilayah Kerinci dengan penyebaran
disekitar Bukit Tapan, Hutan Adat Hiang serta daerah Pungut.
Potensi Fauna
Terdapat sekitar 370 jenis burung dari 49 Famili. Dari 370 jenis tersebut terdapat beberapa
kategori langka, endemik dan dilindungi. Terdapat pula 8 jenis primata terutama di hutan
dataran rendah, perbukitan/pegunungan sampai Montana, selai primata juga terdapat mamalia
yang termasuk langka dan spesifik. fauna kunci di TNKS adalah Harimau Sumatera dan
Gajah Sumatera.
Potensi Alam Wisata
Secara umum di TNKS terdapat beberapa kategori objek wisata alam diantaranya:
1. Wisata Gunung
Karena kawasan TNKS berada pada punggungan bukit barisan dan merupakan jalur
guung api di sumatera maka lokasi memiliki gunung-gunung diantaranya Gunung
Kerinci, Gunung Masurai, Gunung Seblat, Gunung Sumbing, Gunung Raya, Bukit
Sulap dan beberapa pegunungan lainnya
2. Wisata Danau
Wisata Danau juga merupakan wisata yang menarik dikunjungi di kawasan ini,
beberapa danau yang terdapat dikawasan TNKS diantaranya Danau Gunung Tujuh,
Danau Kaca, Danau Bukit Bontak dan beberapa Danau menarik lainnya.
3. Wisata Air Terjun
Pegunungan Bukit Barisan dan kawasan dengan ketinggian yang bervariasi membuat
dikawasan ini mempunyai banyak air terjun. Beberapa air terjun yang dijumpai dan
memiliki akses yang deat antara lain Air Terjun Telun Berasap, Air terjun Pancaro
Rayo, Air Terjun Lumpo dan beberapa Air Terjun menarik lainnya
4. Wisata Goa
Dikawasan ini juga ditemukan goa yang memiliki kekhasan tersendirim beberapa goa
yang menarik diantaranya goa kasah, goa napan licin, goa bukit tapan.
5. Wisata Rawa
Salah satu khas dari Taman Nasional Kerinci Seblat karena memiliki rawa di dataran
tinggi.
6. Wisata Minat Khusus
Dikatakan khusus karena wisata ini diperuntukan bagi orang-orang yang memiliki
keahlian atau hobi khusus.
Zona Taman Nasional
Zona Taman Nasional merupakan suatu proses pengaturan ruang dalam taman nasional
menjadi zona-zona yang mencakup kegiatan tahap persiapan, pengumpulan dan analisis data,
penyusunan draft rancangan zonasi, konsultasi publik, perancangan, tata batas dan penetapan,
dengan mempertimbangkan kajian-kajian dari aspek-aspek ekologis, sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat.
Kawasan TNKS dikelola berdasarkan sistem zonasi yaitu pembagian kawasan kedalam
beberapa zona sesuai dengan karakteristik dan peruntukannya. Zonasi TNKS telah ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral PHKA No.07/IV-KK/2007 tanggal 16 Januari
2007 yang terdiri dari beberapa zona yaitu:
1. Zona Inti adalah bagian taman nasional yang kondisi alamnya masih asli
dan atau belum terganggu, mutlak dilindungi untuk keterwakilan
keragaman hayati khas.
2. Zona Rimba adalah bagian taman nasional yang karena letak kondisi, dan
potensinya mampu mendukung pelestarian zona inti dan zona
pemanfaatan
3. Zona Pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan
potensi alamnya terutama dimanfaatkan untuk pariwisata alam dan jasa
lingkungan lainnya.
4. Zona Rehabilitasi adalah bagian taman nasional yang mengalami
kerusakan yang disebabkan antara lain oleh perambahan, penebangan liar
dan pembangunan jalan sehingga perlu dilakukan kegiatan pemulihan
5. Zona Khusus adalah bagian taman nasional karena kondisi alamnya tidak
dapat dihindarkan dan/atau telah ada kelompok masyarakat dan sarana
prasarana lainnya sebelum wilayah tersebut ditetapkan sebagai taman
nasional antara lain sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi dan
listrik.
6. Zona Tradisiooonal adalah bagian taman nasional yang ditetapkan untuk
kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang mempunyai
ketergantungan terhadap sumber daya alam.
Dengan mengikuti perkembangan zaman apada akhir 2013 zonasi TNKS sedang dievaluasi
untuk direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.
Dari luasan tersebut, kawasan TNKS yang berada di lingkup wilayah Prop.Sumatera
Barat seluas 348,125.100 Ha (22,86 %), yang tersebar di 4 Kabupaten yaitu :
1. Kab.Pesisir Selatan = 260.967,58 Ha (75 %)
2. Kab. Solok dan Kab Solok Selatan = 81.265,00 Ha (23 %)
3. Kab. Dharmasraya = 5.992,52 Ha (2 %)
1. POTENSI
Potensi keanekaragaman hayati (Flora dan fauna) di kawasan TNKS wilayah Solok
Selatan secara umum tergambar dari potensi keanekaragaman di TNKS secara umum
yang meliputi :
a. Flora
Jenis pohon yang terdapat dan terletak di kawasan TNKS didominasi oleh 10
besar jenis Dipterocarpaceae, Burseraceae, Lauraceae, Meliaceae, Myrtaceae,
Leguminosae, Euphorbiaceae, Moraceae, Anacardiaceae dan Myristicaceae.
Selain dari jenis pohon, TNKS juga merupakan habitat dari beberapa jenis
tumbuhan langka diantaranya Bunga Bangkai (Amorphophalus titanum) dan
berbagai Kantong Semar, Raflesia dan jenis-jenis anggrek.
b. Fauna
a.
Jenis burung yang ada di kawasan TNKS diantaranya beberapa jenis burung
langka/endemic. Jenis burung endemik antara lain Puyuh Gonggong Sumatera,
Ayam hitam paruh Merah (Arborophila rubrirostris), Burung Daun Sayap
Hijau (Cochoa beccarii), Celepuk (Otus stresemanni), Paok Kepala besar
(Pitta schneidrei), Merak Sumatera (Polyplectron chalcurum) dan Bulbul
leher cercak coklat (Pycnonotus tympanistrigus), Alap-alap Walet (Falco
subbuteo), Elang Ular (Spilornis cheela), Kangkareng Perut Putih
(Anthracoceros convecus).