Definisi Bahasa (BML)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

DEFINISI BAHASA

17:09

Definisi Bahasa - Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat
ucap manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing
mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang
diwakili Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan
abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu
kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitusaja, melainkan
mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih katakata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa. Seperangkataturan yang
imendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yangdisebut
tata bahasa.
Pada bab berikutnya, sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperincif onol ogi,
morfologi, sintaksis, semantikdan etimologi. Fonologi ialah bagian tata bahasa yang membahas atau
mempelajari bunyi bahasa. Morfologi mempelajari proses pembentukan kata secara gramatikal besertaunsurunsur

dan

bentuk-bentuk

kata.

Sintaksis

membicarakan

komponen-komponen

kalimat

dan

prosespembentukannya. Bidang ilmu bahasa yang secara khusus menganalisis arti atau makna kata ialah
semantik, sedang yang membahas asal-usul bentuk kata adalah etimologi,

Fungsi Bahasa

Fungsi utama bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk
menyampaikan informasi (fungsi informatif). Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat
untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena bahasa
juga berfungsi:

untuk tujuan praktis: mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.

untuk tujuan artistik: manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna
pemuasan rasa estetis manusia.

sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, di luar pengetahuan kebahasaan.

untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama
kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan filologis).

Definisi Bahasa menurut para ahhli:

Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif
Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki
bentuk dan struktur yang logis
Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial
merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain
Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama
benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus
udara lewat mulut
Bloch & Trager
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok
sosial bekerja sama.
Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya
manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh
sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwaperistiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia
Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan
bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
Saussure
Bahasa adalah objek dari semiologi
Mc. Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir
William A. Haviland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti

yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu

Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai bahasa menurut beberapa ahli diatas,
kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang bahasa dimana definisi dari setiap ahli
tergantung dengan apa yang ingin ditekankan oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat
perbedaan, nampaknya disepakati bersama bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Dan sebagai alat
komunikasi , bahasa mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu.

Bahasa ialah (dari bahasa Sanskerta

, bh) ialah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk

dapat memperoleh serta menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, serta sebuah bahasa adalah
contoh spesifik dari sistem tersebut.Dibawah ini adalah pengertian Menurut Para Pakar

Menurut Gorys Keraf (1997:1), Bahasa ialah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Menurut Fodor (1974), Bahasa ialah system simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan
system simbol ialah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional.
Sedangkan yang dimaksud dengan system tanda ialah bahwa hubungan tanda
serta makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang
dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.

Menurut Bolinger (1981), Bahasa ialah memiliki system fonem, yang terbentuk dari
distinctive features bunyi, system morfem serta sintaksis. Untuk mengungkapkan makna
bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar
ialah dunia diluar bahasa termasuk dunia dalam diri penutur bahasa. Dunia dalam
pengertian seperti ini disebut dengan realita.

Menurut Felicia (2001:1), Bahasa ialah alat yang digunakan untuk dapat
berkomunikasi sehari-hari, baik bahasa lisan atupun bahasa tulis

Menurut Sunaryo (2000:6), Bahasa didalam struktur budaya ternyata memiliki


kedudukan, fungsi serta peran ganda ialah sebagai akar serta produk budaya yang
sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan
serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Owen, Bahasa ialah bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima
secara sosial ataupun sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui
kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki serta kombinasi simbol-simbol yang diatur
oleh ketentuan. www.gurupendidikan.com

Menurut Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa
ialah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga sistem generatif. Kedua, bahasa
ialah seperangkat lambang-lambang mana suka ataupun simbol-simbol arbitrer.

Menurut Santoso (1990:1), Bahasa ialah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia secara sadar.

Menurut Mackey (1986:12), Bahasa ialah suatu bentuk serta bukan suatu keadaan
(lenguage may be form and not matter) ataupun sesuatu sistem lambang bunyi yang
arbitrer, atau suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu
tatanan ataupun suatu tatanan dalam sistem-sistem.

Menurut Wibowo (2001:3), bahasa ialah sistem simbol bunyi yang bermakna
serta berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang mempunyai sifat arbitrer
serta konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia
untuk melahirkan perasaan serta pikiran.

Menurut Walija (1996:4), Bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap serta efektif
untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan serta pendapat kepada orang lain.

Menurut Syamsuddin (1986:2), Bahasa memiliki dua pengertian. Pertama, bahasa


ialah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran serta perasaan, keinginan dan
perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi serta dipengaruhi. Kedua,
bahasa ialah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik ataupun yang buruk, tanda
yang jelas dari keluarga serta bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.

Menurut Pengabean (1981:5), Bahasa ialah suatu sistem yang mengutarakan


serta melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.

Menurut Soejono (1983:01), Bahasa ialah suatu sarana perhubungan rohani yang
teramat penting dalam hidup bersama.

Defenisi Bahasa
yang membedakan manusia dengan makhluk lain di muka bumi ini adalah manusia mempunyai
kemampuan berbahasa.bahasa merupakan sumber kehidupan dan kekuatan manusia. bahasa adalah
alat untuk berkomunikasi antar anggota masyarakat yang berupa simbol bunyi.
Ciri-ciri Bahasa

Bahasa memiliki enam ciri, keenam ciri tersebut adalah sistematik,arbitter,bermakna,komunikatif, dan
ada di masyarakat.
a. Sistematik
bahasa itu tersusun secara teratur dan mempunyai arti. kata-kata yang tersusun itu menjadi frasa.Bila
frasa itu digabung dengan kata lain,akan menjadi klausa,ketika klausa diberi intonasi atau diikuti klausa
lain, akan menjadi kalimat.
b. Arbitter
bahasa memiliki hubungan dengan kenyataan.Antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain
mempunyai hubungan dan dilambangkan dengan kata yang berbeda. misalnya, kata Matahari,
merujuk pada benda langit yang ada ditata surya dan sangat panas, memiliki sebutan lain
yaitu : sun,son,serengenge, dan panonpoe . bahasa memungkinkan semua orang dalam suatu
kebudayaan untuk berinteraksi/berkomunikasi.
c. Vokal
Bahasa didasari oleh bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. bunyi tersebut divisualisasikan
dalam bentuk tulisan yang disebut huruf. Dalam sistem tulisan, gabungan huruf membentuk suku kata
dan kata.
d. Bermakna
bahasa memiliki makna. webber (dalam New Collegiate Dictionary, 1981) mengatakan bahwa bahasa
merupakan alat yang sistematik untuk menyampaikan gagasan dengan memakai tanda-tanda, bunyibunyi, isyarat atau ciri konvensional yang memiliki arti dan dimengerti.
e. Komunikatif
bahasa merupakan sistem komunikasi, yaitu berinteraksinya pembicara dengan pendengar.
f. Ada di masyarakat
bahasa tampil dalam banyak model , idiotek, dialek dan bahasa itu sendiri. di samping itu, ada orang
yang dapat menguasai lebih dari satu bahasa.

KEMANTAPAN DINAMIS SEBAGAI SALAH SATU CIRI RAGAM BAHASA BAKU


A. Pengertian dan Teori Ragam Bahasa, Bahasa Indonesia
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara (Bachman, 1990).
Menurut Dendy sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul
dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tidak baku. Dalam situasi resmi,

seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam
situasi tidak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ragam bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau
kelompok yang sangat beragam. Dalam hal variasi ini ada dua pandangan. Pertama, variasi itu dilihat
sebagai adanya keragaman sosial penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa itu. Variasi bahasa itu
terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa.variasi bahasa itu
sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang
beraneka ragam. Selain itu, variasi bahasa terjadi biasanya akibat perbedaan letak geografis.
B. Analisis Kemantapan Dinamis Sebagai Salah Satu Ciri Ragam Bahasa Baku Bahasa
Indonesia
Ragam bahasa baku dapat dikenali dari beberapa sifatnya. Seperti halnya dengan bahasa-bahasa lain
di dunia, bahasa Indonesia menggunakan bahasa orang yang berpendidikan sebagai tolok ukurnya.
Ragam ini digunakan sebagai tolok ukur karena kaidah-kaidahnya paling lengkap diberikan.
Pengembangan ragam bahasa baku memiliki tiga ciri atau arah salah satunya adalah Memiliki
kemantapan dinamis yang berupa kaidah dan aturan yang tetap. Di sini, baku atau standar berarti
tidak dapat berubah setiap saat.
Banyak orang kurang menyetujui pemakaian bahasa baku karena mereka kurang memahami
makna istilah itu. Mereka mengira bahasa yang baku selalu bersifat kaku, tidak lazim digunakan seharihari, atau bahasa yang hanya terdapat di buku. Mereka berpendirian bahwa kita cukup menggunakan
bahasa yang komunikatif, maksudnya mudah dipahami. Mereka beranggapan bahwa penggunaan
ragam baku mengakibatkan bahasa yang kurang komunikatif dan sulit dipahami.

Pemahaman

semacam ini harus diluruskan. Keterpautan bahasa baku dengan materi di media massa ialah bahwa
ragam ini yang paling tepat digunakan supaya bahasa Indonesia berkembang dan dapat menjadi
bahasa iptek, bahasa sosial, atau pun bahasa pergaulan yang moderen. Bahasa yang baku tidak akan
menimbulkan ketaksaan pada pemahaman pembacanya. Ragam bahasa baku akan menuntun
pembacanya ke arah cara berpikir yang bernalar, jernih, dan masuk akal. Bahasa Inggris, dan bahasabahasa lain di Eropa, bisa menjadi bahasa dunia dan bahasa komunikasi dalam ilmu pengetahuan
karena tingginya sifat kebakuan bahasa-bahasa tersebut.
Ragam bahasa Indonesia yang baku ini biasanya ditandai oleh adanya sifat kemantapan dinamis dan
ciri kecendekiaan. Yang dimaksud dengan kemantapan dinamis ini ialah bahwa bahasa tersebut selalu
mengikuti kaidah atau aturan yang tetap dan mantap namun terbuka untuk menerima perubahan yang
bersistem.
Arti dari kemantapan itu sendiri adalah sesuai dengan sistem bahasa yang baku.
Contoh :
1.

Peng + kontrak = Pengontrak (bukan Pengkontrak)

2.

Meng +suplai = Menyuplai (bukan Mengsuplai)

3.

Peng + Kubur = Pengubur (bukan Pengkubur )

Sedangkan arti dari dinamis adalah tidak kaku dan dapat menerima perubahan yang berpola dan
bersistem.
Contoh :
1.

Pentatar

><

petatar

2.

Penyuluh

><

penyuluh

3.

Penyepak bola ><

pesepak bola

4.

Penuduh

><

tertuduh

5.

Pendakwa

><

terdakwa

C. Fakta yang Muncul di Masyarakat Mengenai Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baku
Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang baku dalam pengguanaanya, namun dalam
prakteknya sering terjadi penyimpangan dari aturan yang baku tersebut. Kata-kata yang menyimpang
disebut kata non baku. Salah satu penyebabnya adalah faktor lingkungan. Faktor ini berpengaruh
karena daerah yang satu berdialek berbeda dengan dialek didaerah yang lain, walaupun bahasa yang
digunakannya tetap bahasa Indonesia. Ketidak bakuan ini juga bisa disebabkan oleh perubahan gaya
hidup di masyarakat , banyak sekali masyarakat kita yang mulai meninggalkan bahasa baku dalam
komunikasi sehari harinya. Mereka beranggapan bahwa bahasa yang baku terkesan formal dan tidak
membuat situasi komunikasi menjadi lebih santai dan akrab.
Masyarakat di daerah juga lebih memilih memakai bahasa daerah untuk berkomunikasi sehari hari,
fakta ini cukup menimbulkan pro dan kontra dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baku. Satu
pihak berpendapat bahwa penggunaan bahasa daerah dapat memberikan ciri terhadap daerah itu,
sehingga daerah itu terlihat berbeda dengan daerah yang lain, namun ada juga yang berpendapat
bahwa penggunaan bahasa daerah dapat menimbulkan sifat kesukuan yang lebih dominan dan dapat
menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perpecahan.
Dalam era globalisasi ini tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan penggunaanshort message
service (SMS), layanan pertemanan Facebook, Twitter, dan lain sebagainya. Dalam penggunaanya,
ternyata layanan seperti ini tidak luput juga dari adanya tren penggunaan tulisan tulisan yang tidak
baku atau melenceng dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak sekali kita melihat
tulisan dari pengguna layanan ini yang menggunakan bahasa yang sebelumnya tidak pernah kita lihat
sebelumnya, contohnya adalah bahasa alay, dalam keterangan yang didapat dari berbagai sumber
disebutkan bahwa alay merupakan akronim dari "anak layangan" dan penggunanya kebanyakan adalah
anak - anak remaja . Tidak begitu jelas maksud atau arti layangan di sini. Namun, karena perilaku
layangan yang ketika dimainkan harus ditarik dan diulur, kemudian dijadikan perumpamaan
kepribadian remaja yang masih labil. Artinya, bisa berubah-ubah karena ada tarikan dari sana-sini
sesuai dengan pengaruh di sekitarnya. Kemunculan bahasa alay dalam beberapa tahun belakangan ini
bisa dirasakan kehadirannya di kalangan remaja. Berikut ini contoh perubahan penulisan huruf ataupun
kata dalam bahasa alay:
- kamu: kamuwh, kamyu, qamu
- aku: akyu, aq, aquwh
- maaf: mu'uph, maav
- sorry: cowyie, cory
- lagi: agi, agy, age, lageeh, lg

- makan: mums, mu'umhs


- lucu: lutchuw, luthu, lutu/luttu
- siapa: ciappa, siappva
Dari beberapa contoh di atas bisa dilihat bahwa tidak ada pola pembentukan kata yang jelas, yang bisa
diterapkan untuk kata-kata lainnya. Belum lagi, penulisannya dalam suatu kalimat divariasi dengan
angka untuk menggantikan huruf vokal dan penggunaan huruf besar ataupun huruf kecil di bagian
tengah suatu kata, sehingga mungkin akan membuat pembaca bertambah bingung membacanya.
Contohnya sebagai berikut:
- Hi qMu gi dm4na? w d4h gAg s4bar p3nGen keT3mU (Hai...kamu lagi di mana? Wah, sudah enggak
sabar pengin ketemu)
- gMn4 rS4Na j4D1 k4Te m1DdL3tON yUa...(Bagaimana rasanya jadi Kate Middleton ya)
- wUiih teLAt b4NguN... uNtUNg g t3L4T (Wuiih, telat bangun... untung enggak telat)
- my h4RdeSt dAy n we3K...(My hardest day and week/Hari dan minggu yang berat)
- wiSh I c4n pAss tHeM aS sOon aS pOsSibL3 (Wish I can pass them as soon as possible/Saya berharap
bisa melewatinya sesegera mungkin)
- Hbd y... w1sH U all the b3sT n God bl3ss U (Happy birthday.. wish you all the best and god bless
you/Selamat ulang tahun, berharap yang terbaik dan semoga Tuhan memberkati dirimu)
Dari beberapa contoh kalimat di atas semakin terlihat bahwa tidak ada pola baku bisa diterapkan
dalam penulisan bahasa alay. Bahkan, penulisannya pun bisa dalam bahasa asing, misalnya bahasa
Inggris atau dicampur kedua-duanya.
Semua huruf ataupun kata yang ditulis bisa berubah-ubah, baik itu huruf besar maupun huruf kecil.
Menulis kata bisa juga dengan rangkaian angka atau huruf atau mencampurnya.
Bagi sebagian orang, kemunculan bahasa alay ini bisa diterima sebagai perkembangan dunia remaja
saat ini, terutama dalam berbahasa. Bisa jadi, karena para remaja ingin mengekspresikan dirinya
dalam bentuk berbeda dari dunia orang dewasa, atau mungkin juga karena kreativitasnya, muncullah
bahasa ini. Namun, ada pula yang tidak bisa mafhum akan keberadaan bahasa ini.
Bahasa alaydianggap telah merusak kaidah bahasa yang selama ini sudah biasa digunakan. Sebab,
acap kali penggunaan bahasa itu tidak pada tempatnya.
Boleh saja bahasa alay digunakan dalam pergaulan sesama remaja, tetapi kadang mereka juga
menggunakannya dalam berkomunikasi dengan orang lain, baik itu kepada anak kecil maupun orang
dewasa, umpamanya orangtua dan guru. Mungkin, para remaja itu lupa bahwa mereka perlu belajar
untuk menempatkan diri, termasuk dalam berkomunikasi dan berbahasa, dengan siapa mereka
berhadapan. Bahkan, yang lebih parah lagi, ada juga yang menggunakannya dalam surat lamaran
kerja. Entah itu dengan maksud serius atau hanya bercanda, yang jelas penggunaan bahasa tersebut
tidak pada tempatnya.
Tentu saja, hal ini tidak bisa diperkenankan karena penggunaan bahasa tulisan yang baik adalah hal
yang mutlak dalam konteks tulisan formal, termasuk surat lamaran kerja. Maka dari itu, siapa pun yang
mau menggunakan bahasa alayseharusnya bisa memahami ruang lingkup penggunaannya.
D. Kesimpulan

Kemantapan dinamis adalah salah satu sifat atau ciri dari ragam bahasa baku dan definisinya
adalah bahwa bahasa tersebut selalu mengikuti kaidah atau aturan yang tetap dan mantap namun
terbuka untuk menerima perubahan yang bersistem. Namun dalam kenyataanya di masyarakat,
bahasa baku yang menjadi kaidah yang seharusnya dituruti, terasa tidak begitu berarti dalam
penggunaan bahasa sehari hari. Bahkan karena munculnya tren tren tertentu, bahasa yang
seharusnya baku, diplencengkan, sehingga kemantapan dinamisnya terkesan hilang atau sanagt
melenceng jauh dari tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Memang benar bahwa kemantapan dinamis juga bersifat terbuka dalam menerima perubahan yang
bersistem, tetapi munculnya tren penggunaan bahasa tidak baku (contoh : bahasa alay) terkesan
menjatuhkan unsur unsur yang ada dalam kaidah bahasa Indonesia yang digunakan sebagai bahasa
nasional kita.
Untuk itu marilah kita tetap menggunakan bahasa yang berkaidah, karena penggunaan bahasa yang
baik dan benar secara tidak langsung dapat menimbulkan kesan yang lebih sopan dan teratur di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompas.com/read/2011/05/18/18003517/Bahasa.Alay..Masihkah.pada.Tempatnya (diakse
s pada Senin, 30 Juni 2010)
http://www.scribd.com/doc/36382568/Ragam-Bahasa-Indonesia (diakses pada Senin, 30 Juni 2010)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum
Balai Pustaka
Moeliono, Anton M. 2002. Bahasa yang Efisien dan Efektif dalam Bidang Iptek, makalah lepas.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1979. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka
Sabarianto, Dirgo. 2001. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Mitra
Gama Widya
Sakri, Adjat. 2002. Diktat Perlatihan. Jakarta: Dikti Diknas, Proyek Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia.

Dinamis
Kata dinamis berasal dari bahasa Belanda dynamisch yang berarti giat bekerja, tidak mau tinggal
diam, selalu bergerak, dan terus tumbuh. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh untuk
meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju, misalnya :
Seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat
Seorang pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangnya berkembang.

Anda mungkin juga menyukai