1 )
SOP
Nomor
Terbit ke
:
:
No.Revisi
Tgl.Diberlaku
Halaman
:1-
UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri
dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001
1. Pengertian
3. Kebijakan
4. Referensi
Faktor Risiko
1. Usia > 40 tahun
2. Menopause
3. Penyakit sistemik, seperti: sindrom Sjogren, sklerosis
sistemik progresif, sarkoidosis, leukemia, limfoma,
amiloidosis, dan hemokromatosis
4. Penggunaan lensa kontak
5. Penggunaan komputer dalam waktu lama
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Visus normal
2. Terdapat foamy tears pada konjungtiva forniks
3. Penilaian produksi air mata dengan tes Schirmer
menunjukkan hasil <10 mm (nilai normal 20 mm).
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Tes Schirmer bila diperlukan
Komplikasi
1. Keratitis
2. Penipisan kornea
3. Infeksi sekunder oleh bakteri
4. Neovaskularisasi kornea
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Pemberian air mata buatan, yaitu tetes mata
karboksimetilselulosa atau sodium hialuronat.
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Umumnya tidak diperlukan
Konseling & Edukasi
Keluarga dan pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah
keadaan menahun dan pemulihan total sukar terjadi, kecuali
pada kasus ringan, saat perubahan epitel pada kornea dan
konjungtiva masih reversibel.
Kriteria Rujukan
Dilakukan rujukan ke spesialis mata jika keluhan tidak
berkurang setelah terapi atau timbul komplikasi.
Peralatan
1. Lup
2. Strip Schirmer (kertas saring Whatman No. 41)
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
6. Unit terkait
Poli umum
Yang Dirubah
Isi Perubahan
Tanggal Mulai
Diberlakukan
UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri
DAFTAR
TILIK
Nomor
Terbit ke
No.Revisi
:
:
:
Tgl.Diberlaku
Halaman
:5-
dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001
YA TIDAK TIDAK BERLAKU
4. Neovaskularisasi kornea
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Pemberian air mata buatan, yaitu tetes mata karboksimetilselulosa
atau sodium hialuronat.
Pemeriksaan Penunjang Lanjutan
Umumnya tidak diperlukan
Konseling & Edukasi
Keluarga dan pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah
keadaan menahun dan pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada
kasus ringan, saat perubahan epitel pada kornea dan konjungtiva
masih reversibel.
Kriteria Rujukan
Dilakukan rujukan ke spesialis mata jika keluhan tidak berkurang
setelah terapi atau timbul komplikasi.
Peralatan
1. Lup
2. Strip Schirmer (kertas saring Whatman No. 41)
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
JUMLAH
COMPLIANCE RATE (CR)
HORDEOLUM ( H00.0 )
SOP
Nomor
Terbit ke
No.Revisi
:
:
:
Tgl.Diberlaku
Halaman
:7-
UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri
dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal
ini dapat mempercepat proses penyembuhan. Tindakan dilakukan
dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
4. Hindari pemakaian make-up pada mata, karena kemungkinan hal
itu menjadi penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi
ke kornea.
6. Pemberian terapi topikal dengan Oxytetrasiklin salep mata atau
kloramfenikol salep mata setiap 8 jam. Apabila menggunakan
kloramfenikol tetes mata sebanyak 1 tetes tiap 2 jam.
7. Pemberian terapi oral sistemik dengan Eritromisin 500 mg pada
dewasa dan anak sesuai dengan berat badan atau Dikloksasilin 4 kali
sehari selama 3 hari.
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
Kriteria rujukan
1. Bila tidak memberikan respon dengan pengobatan konservatif
2. Hordeolum berulang
6. Unit terkait
Poli umum
Yang Dirubah
Isi Perubahan
HORDEOLUM ( H00.0 )
Nomor
Tanggal Mulai
Diberlakukan
DAFTAR
TILIK
Terbit ke
No.Revisi
:
:
Tgl.Diberlaku
Halaman
: 10 -
UPTD
Puskesmas
Kampar Kiri
dr. PASNIWATI
NIP. 19750805 200904 2 001
YA TIDAK TIDAK BERLAKU
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
Kriteria rujukan
1. Bila tidak memberikan respon dengan pengobatan konservatif
2. Hordeolum berulang
JUMLAH
COMPLIANCE RATE (CR)