Anda di halaman 1dari 70

362.

11
Ind
p

BUKU SERI - 1

PEDOMAN
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT


DEPARTEMEN KESEHATAN RI

2006

362.11

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI

Ind

Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal

Bina Kesehatan Masyarakat.


Pedoman perencanaan tingkat puskesmas.--- Jakarta :
Departemen Kesehatan, 2006.
I. Judul

1. COMMUNITY HEALTH SERVICES-PLANNING

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya Pedoman
Manajemen Puskesmas sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.

Pedoman Manajemen Puskesmas ini terdiri dari 3 seri buku yaitu :


1. Buku Seri 1 : Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas
2. Buku Seri 2 : Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas
3. Buku Seri 3 : Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas
Buku pedoman tersebut merupakan penyempurnaan dari buku pedoman yang telah ada
sebelumnya. Proses penyempurnaan yang dilaksanakan meliputi penyesuaian dengan
kebijakan yang baru, masukan narasumber serta uji coba pedoman yang melibatkan lintas
program di Dinas Kesehatan Propinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas.

Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang


merupakan ujung tombak penyelenggara pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
di wilayah kerjanya. Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan Puskesmas
perlu dikelola melalui pencapaian manajemen Puskesmas secara optimal.
Akan tetapi sesuai dengan semangat desentralisasi masing-masing daerah dapat
menerapkan model metode manajemen yang dianggap paling sesuai. Namun
prinsipnya manajemen tersebut merupakan suatu siklus yang tidak terputus. artinya
evaluasi hasil kinerja/kegiatan yang dilaksanakan harus dapat digunakan untuk
menyusun perencanaan yang akan datang, dan selanjutnya perencanaan yang dibuat
dapat dipantau dan dinilai hasilnya.
Buku Pedoman manajemen Puskesmas ini, diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
Puskesmas dalam penyelenggaraan pelayanan dan kegiatannya.
Akhir kata, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu saran
dan masukan untuk penyempurnaan buku ini sangat diharapkan.

Direktur Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat

Dr. Sri Astuti Soeparmanto, MSc.PH

iii

iv

DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN DAN MANFAAT

54

C. PENGERTIAN

65

D. RUANG LINGKUP

65

BAB II

MEKANISME PERENCANAAN TINGKAT PUSKEMAS

BAB III

TAHAP PENYUSUNAN PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

BAB IV

87

A. Tahap Persiapan

11

B. Analisa Situasi

12

C. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

14

D. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

33

Dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Dalam Proses

367

Perencanaan Tingkat Puskesmas


BAB V

PENUTUP

401

DAFTAR LAMPIRAN
Format 1

Data Wilayah dan Fasilitas Pelayanan

Format 2a

Data Ketenagaan

Format 2b

Data Keadaan Obat dan Bahan Habis Pakai

Format 2c

Data Keadaan Peralatan Kesehatan

Format 2d

Data Pembiayaan Puskesmas

Format 2e

Data Keadaan Sarana Prasarana Kesehatan

Format 3

Data Peranna Serta Masyarakat

Format 4

Data Penduduk dan Sasaran program

Format 5

Data Sekolah

Format 6

Data Kesehatan Lingkungan

Format 7

Data Jumlah Kematian

Format 8

Data Jumlah Kunjungan

Format 9

Sepuluh Penyakit Terbanyak

Format 10

Data Kejadian Luar Biasa (KLB)

Format 11

Cakupan Program Pelayanan Kesehatan

Format 12

Hasil survey

Lampiran 13 Contoh Fish bone (Diagram tulang ikan)


Lampiran 14 Contoh Pohon Masalah

vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan
kesehatan

di

wilayah

menyelenggarakan

upaya

kerjanya.
kesehatan

Puskesmas
untuk

berperan

meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap


penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak
pembangunan

berwawasan

kesehatan,

pusat

pemberdayaan

keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata


pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari
Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan.
Upaya Kesehatan Wajib merupakan upaya kesehatan yang
dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia. Upaya ini
memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan
pembangunan

kesehatan

melalui

peningkatan

Indeks

Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan kesepakatan


global maupun nasional.
Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi
Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan

Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan


Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Sedangkan
Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan
di masyarakat setempat serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas.
Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan
dari masyarakat melalui perwakilan masyarakat dalam bentuk
Badan Penyantun Puskesmas/Konsil Kesehatan Kecamatan (bagi
yang

sudah terbentuk). Apabila Puskesmas belum mampu

menyelenggarakannya, tetapi telah menjadi kebutuhan masyarakat,


maka Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota wajib menyelenggarakannya. Upaya Kesehatan Pengembangan, antara lain : Upaya
Kesehatan

Sekolah,

Upaya

Kesehatan

Olah

Raga,

Upaya

Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya


Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Kesehatan Usia Lanjut,
Pembinaan

Pengobatan

Tradisional,

Perawatan

Kesehatan

Masyarakat, dan sebagainya.


Upaya laboratorium (medis dan kesehatan masyarakat) dan upaya
pencatatan-pelaporan tidak termasuk pilihan karena merupakan
pelayanan penunjang dari setiap Upaya Kesehatan Wajib dan
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas. Adapun perawatan
kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari berbagai
upaya pelayanan yang ada, sehingga diharapkan pelayanan
Puskesmas bersifat menyeluruh.

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas dapat pula bersifat


upaya inovasi, yakni upaya lain di luar upaya Puskesmas tersebut
di atas yang sesuai dengan kebutuhan.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan

pengembangan

penyelenggaraan

harus

Puskesmas

pertanggungjawaban

secara

wilayah,

menerapkan
terpadu

pemberdayaan

azas

yaitu

azas

masyarakat,

keterpaduan dan rujukan.


Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka
Puskesmas

harus

Manajemen

Puskesmas

dilaksanakan

melaksanakan

secara

adalah

sistematik

manajemen
rangkaian
untuk

dengan

baik.

kegiatan

yang

menghasilkan

luaran

Puskesmas secara efektif dan efisien. Manajemen Puskesmas


tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggungjawaban. Seluruh kegiatan di
atas

merupakan

satu

kesatuan

yang

saling

terkait

dan

berkesinambungan.
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan
wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang. Perencanaan ini disusun untuk kebutuhan satu tahun
agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif
dan dapat dipertanggungjawabkan. Diharapkan buku ini dapat

digunakan sebagai salah satu pedoman dalam penyusunan


perencanaan di Puskesmas.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
1. TUJUAN
a.

Tujuan Umum
Untuk

meningkatkan

kemampuan

manajemen

di

Puskesmas dalam menyusun perencanaan kegiatan


tahunan berdasarkan fungsi dan azas
penyelenggaraannya.
b.

Tujuan Khusus
1) Tersusunnya

Rencana

Usulan

Kegiatan

(RUK)

Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam upaya


mengatasi

masalah

atau

sebagian

masalah

kesehatan masyarakat.
2) Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
setelah diterimanya alokasi sumber daya untuk
kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.
2. MANFAAT
a. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan secara efektif dan
efisien demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Perencanaan

memudahkan

pengawasan

dan

pertanggungjawaban.
c. Perencanaan

dapat

mempertimbangkan

dukungan dan potensi yang ada.

hambatan,

C. PENGERTIAN
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang
harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan
sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya
guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas pada tahun yang
akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi
masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
D. RUANG LINGKUP
Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan
yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib, Upaya
Kesehatan Pengembangan dan upaya kesehatan penunjang.
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana
Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah,
Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya.
Perencanaan Tingkat Puskesmas disusun melalui 4 tahap
yaitu:
1.

Tahap persiapan

2.

Tahap Analisa Situasi

3.

Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

4.

Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

BAB II
MEKANISME
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
Langkah

pertama

dalam

mekanisme

Perencanaan

Tingkat

Puskesmas adalah dengan menyusun Rencana Usulan Kegiatan


yang meliputi Usulan Kegiatan Wajib dan Usulan Kegiatan
Pengembangan.
Penyusunan

Rencana

Usulan

Kegiatan

Puskesmas

harus

memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik secara


global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian data
dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu
mempertimbangkkan masukan dari masyarakat melalui Konsil
Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas. Rencana
Usulan Kegiatan harus dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan
untuk

kebutuhan

rutin,

sarana,

prasarana

dan

operasional

Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK tahun mendatang


(H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan Januari
tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan
tahun sebelumnya (H-1), dan diharapkan proses penyusunan RUK
telah selesai dilaksanakan di Puskesmas pada akhir bulan Januari
tahun berjalan (H).
Rencana Usulan Kegiatan yang telah disusun dibahas di dinas
kesehatan

kabuptan/kota,aten/kota,

diajukan

ke

Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.

Selanjutnya RUK Puskesmas yang terangkum dalam usulan dinas


kesehatan

kabupaten/kota

akan

diajukan

ke

DPRD

untuk

memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.


Setelah mendapat persetujuan dari DPRD, selanjutnya diserahkan
ke

Puskesmas

Berdasarkan

melalui

alokasi

dinas

biaya

kesehatan

yang

telah

kabupaten/kota.

disetujui

tersebut,

Puskesmas menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Sumber


pembiayaan Puskesmas selain dari anggaran Daerah (DAU) adalah
dari Pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri yang dialokasikan
melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. RPK disusun dengan
melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan masukan
dari masyarakat. Penyesuaian ini dilakukan, olehkarena RPK yang
disusun adalah persetujuan atas RUK tahun yang lalu (H-1), alokasi
yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang diusulkan, adanya
perubahan sasaran kegiatan, tambahan anggaran (selain DAU) dan
lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari
tahun berjalan, dalam forum Lokakarya Mini yang pertama.
Untuk

memudahkan

pemahaman

terhadap

mekanisme

Perencanaan Tingkat Puskesmas, dapat dilihat pada alur berikut ini:

Pemda Kabupaten/ Kota


Penyandang Dana Lain
Dinas Kesehatan

Upaya
Kesehatan
Wajib
Upaya
Kesehatan
Pengembangan

Rencana
Usulan
Kegiatan
H+1
Januari H

Usulan
Kegiatan
yang telah
disetujui

Rencana
Pelaksanaan
Kegiatan
Januari H+1

Masyarakat
Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun Puskesmas

Rencana
Tahunan
Puskesmas

10

BAB III
TAHAP PENYUSUNAN
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4


(empat) tahap sebagai berikut :
A. TAHAP PERSIAPAN
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam
proses penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas agar
memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan untuk
melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan
dengan cara :
1. Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan
Tingkat

Puskesmas

yang

anggotanya

terdiri

dari

staf

Puskesmas.
2. Kepala

Puskesmas

menjelaskan

tentang

pedoman

Perencanaan Tingkat Puskesmas kepada tim agar dapat


memahami pedoman tersebut demi keberhasilan penyusunan
Perencanaaan Tingkat Puskesmas.
3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang
telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota,
Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan.

11

B. TAHAP ANALISIS SITUASI


Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui
proses analisis terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah
disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan pengumpulan data.
Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data
umum dan data khusus.
1. Data Umum :
a) Peta Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan (Format-1)
Data wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa/
dusun/ RT/ RW, jarak desa dengan Puskesmas, waktu
tempuh ke Puskesmas. Data ini dapat diperoleh di kantor
Kelurahan/ Desa atau Kantor Kecamatan.
b) Data Sumber Daya
Data sumber daya Puskesmas (termasuk Puskesmas
Pembantu dan Bidan di Desa, mencakup :
1) Ketenagaan (Format - 2a)
2) Obat dan bahan habis pakai (Format 2b)
3) Peralatan (Format 2c)
4) Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah
(Pusat dan Daerah), masyarakat, dan sumber
lainnya (Format 2d)
5) Sarana dan prasarana, antara lain gedung, rumah
dinas, komputer, mesin tik, meubelair, kendaraan
(Format 2e)

12

c) Data Peran Serta Masyarakat (Format - 3)


Data ini mencakup jumlah Posyandu, kader, dukun bayi
dan tokoh masyarakat.
d) Data Penduduk dan Sasaran Program ( Format - 4) Data
penduduk dan sasaran program mencakup : jumlah
penduduk seluruhnya berdasarkan jenis kelamin,
kelompok umur (sesuai sasaran program), sosio ekonomi
pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin (persentase di
tiap desa/ kelurahan). Data ini dapat diperoleh di kantor
Kelurahan/ Desa, Kantor Kecamatan, dan data estimasi
sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
e) Data sekolah ( Format - 5)
Data sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan
setempat, mencakup jenis sekolah yang ada, jumlah
siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah dokter kecil,
jumlah guru UKS , dll.
f) Data Kesehatan Lingkungan wilayah kerja Puskesmas
(Format- 6)
Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat,
tempat pembuatan makanan/ minuman, tempat-tempat
umum , tempat pembuangan sampah, sarana air bersih,
jamban keluarga dan sistem pembuangan air limbah.
2. Data Khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas)
a) Status Kesehatan terdiri dari :

data kematian (Format -7),

Kunjungan Kesakitan (Format - 8),

13

Pola Penyakit

yaitu 10 penyakit

terbesar yang
ditemukan (Format - 9).
b) Kejadian Luar Biasa (Format 10), dapat dilihat pada
Laporan W1 (Simpus).
c) Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 (satu) tahun
terakhir di tiap

desa/ kelurahan, dapat dilihat dari

Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas


d) Hasil survey (bila
Puskesmas atau

(Format - 11).

ada), dapat dilakukan sendiri oleh


pihak lain (Format - 12).

C. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN


(RUK)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dilaksanakan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
b.

Menyusun Rencana Usulan Kegiatan bertujuan untuk


mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada
periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih
bermasalah.

c.

Menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan


kondisi kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan
Puskesmas.

Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan ini terdiri dari 2 (dua)


langkah, yaitu Analisa Masalah dan penyusunan Rencana Usulan
Kegiatan.
1.

Analisa Masalah
Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan
kelompok Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas

14

dan Konsil Kesehatan Kecamatan/ Badan Penyantun


Puskesmas melalui tahapan :
a)

Identifikasi masalah,
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. Identifikasi masalah dilaksanakan dengan
membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut
jenis program, cakupan, mutu, ketersediaan sumber
daya.
Contoh tabel identifikasi masalah

No
1
2
3
4
5
Dst
b)

Program

Target

Pencapaian

Masalah

Menetapkan urutan prioritas masalah


Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi
masalah secara sekaligus, ketidak tersediaan teknologi
atau adanya keterkaitan satu masalah dengan masalah
lainnya, maka perlu dipilih masalah prioritas dengan
jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai kesepakatan
dapat ditempuh dengan menggunakan kriteria lain.
Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat
mempergunakan

berbagai

macam

metode

seperti

kriteria matriks, MCUA, Hanlon, CARL dsb. Penetapan


penggunaan

metode

tersebut

masing-masing Puskesmas.

15

diserahkan

kepada

Contoh Kriteria matriks.


Masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1 5.
Nilai semakin besar jika tingkat urgensinya sangat
mendesak, atau tingkat perkembangan dan tingkat
keseriusan

semakin

memprihatinkan

apabila

tidak

diatasi. Kemudian kalikan tingkat urgensi (U) dengan


tingkat perkembangan (G) dan tingkat keseriusan (S).
Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil perkalian
yang paling besar dari ketiga hal tersebut dan disusun
dalam bentuk matriks.
Masalah
Kriteria

Masalah
1

Masalah
2

Masalah Masalah
3

Tingkat Urgensi (U)


Tingkat Keseriusan (S)
Tingkat Perkembangan (G)

UXSXG
Penggunaan kriteria penilaian tidak harus terpaku pada
contoh di atas, akan tetapi dapat disesuaikan dengan
tingkat pemahaman petugas, situasi dan kondisi
setempat.
c)

Merumuskan masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena
masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana

16

masalah itu terjadi dan bila mana masalah itu terjadi


(what, who, when, where and how).
d)

Mencari akar penyebab masalah


Mencari akar masalah dapat dilakukan antara lain
dengan menggunakan metode:
1)

diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga


diagram tulang ikan karena digambarkan
membentuk tulang ikan),

2) pohon masalah (problem trees)


Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari :
1) Input (sumber daya) : jenis dan jumlah alat, obat,
tenaga serta prosedur kerja manajemen alat, obat
dan dana.
2) Proses (Pelaksana kegiatan) : frekwensi, kepatuhan
pelayanan medis dan non medis.
3) Lingkungan.
Kategori yang dapat digunakan antara lain adalah :
1) man, money, material, methode
2) apa, bagaimana, mengapa, dimana
Penyebab masalah agar dikonfirmasi dengan sumber
data primer (survey) dan data sekunder yaitu SP2TP
(kartu pasien, buku register, LPLPO, dsb) ataupun data
lainnya.

17

Contoh :
1. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan
diagram sebab akibat dari Ishikawa ( fishbone).
Masalah:
Cakupan persalinan tenaga kesehatan rendah.
Langkah-langkah :
Tuliskan masalah pada bagian kepala ikan.
Buat garis horizontal dengan anak panah
menunjuk ke arah kepala ikan.
Tetapkan kategori utama dari penyebab.

Buat garis dengan anak panah menunjuk ke


garis horizontal.
Lakukan brainstorming (curah pendapat) dan
fokuskan pada masing-masing kategori.
Setelah dianggap cukup, dengan cara yang
sama lakukan untuk kategori utama yang lain.
Untuk masing-masing kemungkinan penyebab,
coba

membuat

daftar

sub

penyebab

dan

letakkan pada cabang yang lebih kecil.


Setelah semua ide/ pendapat dicatat, lakukan
klarifikasi (data) untuk menghilangkan duplikasi,
ketidaksesuaian dengan masalah, dll.
Yang perlu diperhatikan :
Fishbone diagram hanya menggambarkan tentang kemungkinan
suatu penyebab, bukan fakta/ penyebab yang sesungguhnya, untuk
itu

18

diperlukan pengumpulan data untuk


memastikannya.

Efek (masalah) perlu diidentifikasi dan dipahami dengan jelas


sehingga tidak terjadi kerancuan dalam mencari kemungkinan
penyebabnya.

Alat ini merupakan cara terbaik untuk

mengidentifikasi

kemungkinan penyebab secara terfokus sehingga dapat


dihindari kemungkinan terlewatnya penyebab yang penting yang
mungkin terjadi.

Pastikan bahwa setiap anggota tim dapat terlibat secara penuh


dalam proses penyusunan fishbone diagram tersebut.

19

Diagram sebab akibat dari Ishikawa (Fishbone) :

Manusia
Banyak dukun

Metode

Peran lintas sektor kurang


Penyuluhan kurang

R/R kurang tertib

Data bumil tidak akurat


Bidan tidak tinggal di desa

Protap kurang
Peran kader KPKIA kurang
Kerjasama dukun bidan kurang

20

Cak

Sarana penyuluhan kurang

Tingkat pendidikan rendah

Tarif pelayanan bidan mahal

Budaya percaya dukun

Obat risti kuranmg

Tingkat ekonomi rendah

Transportasi kurang

Dana transpor petugas kurang

Peralatan kebidanan kurang

Sarana

Persalinan
Nakes

Medan sulit

Dana

Lingkungan

2. Mencari penyebab masalah dengan menggunakan


pohon masalah (problem trees)
Langkah-langkah :
Tuliskan masalah pada kotak di puncak pohon
masalah.
Buat garis panah vertikal menuju kotak tersebut.
Tetapkan kategori utama dari penyebab dan
tuliskan pada kotak di bawahnya dengan arah
panah menuju ke kotak masalah.
Lakukan brainstorming (curah pendapat)
dan fokuskan pada masing-masing kategori.
Setelah dianggap cukup, dengan cara yang
sama lakukan untuk ketegori utama yang lain.
Untuk masing-masing kemungkinan penyebab,
coba membuat daftar sub penyebab dan letakkan
pada kotak yang ada di bawahnya .
Setelah

semua

pendapat tercatat, lakukan

klarifikasi data untuk menghilangkan duplikasi,


tidak sesuai dengan masalah, dll.

21

Pohon masalah (Problem Trees)

Cakupan
persalinan
nakes

22
Data
bumil

Bidan tidak

Banyak

tinggal di

dukun

desa

tdk
akurat

Sarana

Manusia

Metode

Sarana

Obat untuk

penyuluhan

resti kurang

kurang

Dana

Lingkungan

Dana

Tarif

Budaya

Tingkat

transpor

persalinan

percaya

pendidik

Petugas

bidan

dukun

an

kurang

mahal

tinggi

rendah

e)

Menetapkan cara-cara pemecahan masalah


Untuk

menetapkan

masalah

cara

dapat

pemecahan

dilakukan dengan

kesepakatan di antara anggota tim. Bila tidak


terjadi kesepakatan dapat digunakan kriteria
matriks.

Untuk

itu

harus

dicari

alternatif

pemecahan masalahnya.
Contoh tabel Cara Pemecahan Masalah
No

Prioritas
Masalah

Penyebab
Masalah

Alternatif
Pemecahan
Masalah

Pemecahan
Masalah
terpilih

Ket

1
2
3
4
5
6
dst

Brain storming (curah pendapat)


Adalah suatu metode untuk dapat membangkitkan ide/ gagasan/
pendapat tentang suatu topik atau masalah tertentu dari setiap
anggota tim dalam periode waktu yang singkat dan bebas dari kritik.
a. Manfaat dari brain storming adalah untuk :
1) Mendapatkan ide/pendapat/gagasan sebanyak-banyaknya
2) Pengembangan kreatifitas berpikir dari anggota tim
3) Memacu keterlibatan seluruh peserta (anggota tim)

23

b. Tipe :
1)

Terstruktur, tiap anggota tim menyampaikan ide/ gagasan


bergiliran.

2)

Tidak terstruktur, tiap peserta yang mempunyai ide/


gagasan dapat langsung menyampaikannya.

c. Langkah-langkah :
1) Tetapkan suatu topik/ masalah sejelas mungkin .
2) Beri waktu beberapa saat kepada anggota untuk memahami
dan memikirkannya.
3) Tetapkan waktu yang akan digunakan untuk curah pendapat,
misalnya 30-45 menit.
4) Anggota tim menyampaikan ide/gagasan/pendapat (secara
terstruktur atau tidak terstruktur).
5) Apabila terdapat beberapa anggota yang mendominasi,
gunakan curah pendapat terstruktur sehingga seluruh
anggota mempunyai kesempatan yang sama. Bila yang
dipilih secara terstruktur, anggota yang tidak menyampaikan
pendapat pada gilirannya harus mengucapkan Pass, dan
kesempatan diberikan pada anggota berikutnya.
6) Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani
memberikan/mengajukan pendapat.
7)

Selama

brainstorming

berjalan,

tidak

dibenarkan

menanggapi pendapat anggota yang sedang berbicara. Bila


ini terjadi, pimpinan sidang harus segera menegur dengan
kata-kata : no comment please
8) Tuliskan setiap ide/gagasan tersebut pada flipchart/papan
tulis sehingga dapat dilihat oleh seluruh anggota.

24

9)

Teruskan brainstorming sampai waktu yang telah ditetapkan


habis.

10)Lakukan klarifikasi, hilangkan sesuatu yang menyimpang


dari topik atau duplikasi yang terjadi.
11) Buat list pendek yang sangat dekat /berhubungan dengan
topik yang dibahas.

25

2. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan meliputi
upaya

kesehatan

wajib,

upaya

kesehatan

pengembangan dan upaya kesehatan penunjang,


yang meliputi :
a) Kegiatan tahun yang

akan datang (meliputi

kegiatan rutin, sarana/prasarana, operasional dan


program hasil analisis masalah).
b) Kebutuhan Sumber

Daya

berdasarkan

ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun


sekarang.
c) Rekapitulasi

Rencana

Usulan

Kegiatan

dan

sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format


RUK Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan disusun dalam bentuk
matriks dengan memperhatikan berbagai kebijakan
yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional,
maupun daerah sesuai dengan masalah yang ada
sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang
tersedia di Puskesmas.
2.1. Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan
Wajib
a)

Menyusun

Rencana

Usulan

Kegiatan

Upaya Kesehatan Wajib ke dalam matriks

26

Matriks Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib


No

Upaya
Kesehatan

Prom. Kes.

Kes. Lingk

KIA & KB

Gizi Masy.

P2M

Pengobatan

Tujuan

Sasaran

Target

Kebutuhan sumberdaya
Dana

Alat

Tenaga

Indikator

Sumber

keberha
silan

pembia
yaan

27

Kegiatan

Catatan :

Kegiatan diisi dengan kegiatan dari paket program yang diusulkan dalam upaya mencapai tujuan program.
Tujuan diisi dengan tujuan dari setiap kegiatan program
Sasaran adalah jumlah populasi atau area di wilayah kerja yang akan dicakup dalam kegiatan
Target adalah jumlah bagian dari sasaran/ area yang akan diberikan pelayanan oleh Puskesmas dihitung berdasarkan faktor koreksi kondisi
geografis, jumlah sumber daya dan target pasar serta pencapaian tahun lalu
Besar biaya mengacu pada peraturan daerah yang ada
Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, swasta, masyarakat atau pendapatan fungsional Puskesmas

b) Mengajukan

Rencana

Usulan

Kegiatan

Upaya Kesehatan Wajib


Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan
Wajib

diajukan

ke

Kabupaten/Kota
pembahasan
sumber

Dinas

Kesehatan

untuk

mendapat

pembiayaannya.

pembiayaan

Apabila

berasal

dari

non

pemerintah maka diusulkan kepada institusi


yang bersangkutan.
c) Waktu

penyusunan

Rencana

Usulan

penyusunan

Rencana

Usulan

Kegiatan
Jadwal
Kegiatan

dilaksanakan

memperhatikan

dengan

siklus

perencanaan

kabupaten/ kota, yaitu jadwal pembahasan


yang dilakukan kabupaten/ kota sehingga
RUK tersebut harus sudah selesai atau
sudah

diterima

Kabupaten/Kota
pembahasan,

oleh

Dinas

sebelum
demikian

pula

Kesehatan
dilakukan
dengan

Rencana Usulan Kegiatan untuk mitra kerja


Puskesmas.

28

2.2

Rencana Usulan

Kegiatan

Upaya

Kesehatan

Pengembangan
a)

Identifikasi Upaya Kesehatan Pengembangan Telah


disebutkan bahwa Upaya Kesehatan
Pengembangan dapat dipilih dari daftar upaya
kesehatan Puskesmas yang telah ada atau dapat
berupa inovasi yang dikembangkan sesuai dengan
permasalahan kesehatan yang terjadi di wilayah
kerja Puskesmas.
Apabila

Puskesmas

identifikasi

masalah

mempunyai
dapat

kemampuan,

dilakukan

bersama

masyarakat (Konsil Kesehatan Kecamatan / Badan


Penyantun Puskesmas) melalui pengumpulan data
secara langsung di lapangan (Survey Mawas Diri).
Tetapi apabila kemampuan tersebut tidak dimiliki
oleh Puskesmas, maka identifikasi dilakukan melalui
kesepakatan kelompok (Delbecq Technique) oleh
petugas Puskesmas dengan melibatkan Konsil
Kesehatan

Kecamatan/

Badan

Penyantun

Puskesmas (lihat langkah analisis masalah).

Dari hasil identifikasi ini kemungkinan akan muncul


usulan Puskesmas yang sangat beragam. Dengan
pertimbangan kondisi sumber daya yang ada, baik
tenaga, sarana maupun biaya, maka perlu dibuat
penyusunan prioritas.

29

Apabila Puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan tersebut


tetapi

telah

menjadi

kebutuhan

masyarakat

setempat maka dinas kesehatan kabupaten/ kota


yang wajib menyelenggarakannya.

Catatan :
Survey Mawas Diri adalah kegiatan pengumpulan data untuk
mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi, serta potensi yang
dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut. Tahapannya dimulai dari
pengumpulan data primer dan data sekunder, pengolahan dan
penyajian data masalah dan potensi yang ada.
Delbecq Technique adalah perumusan dan identifikasi potensi melalui
sekelompok orang yang memahami masalah tersebut. Tahapan
pelaksanaannya dimulai dengan pembentukan tim, menyusun daftar
masalah, menetapkan kriteria penilaian masalah dan menetapkan
urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria penilaian .

30

b)

Menyusun Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan ke dalam matriks.

Matriks Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan


No

1
2

31

3
4
5
6

Upaya
Kesehatan

Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Target

Kebutuhan
sumberdaya
dana
alat
Tenaga

Indikator
keberhasilan

Sumber
pembiayaan

c)

Mengajukan

Rencana

Usulan

Kegiatan

Upaya

Kesehatan Pengembangan.
Rencana

Usulan

Pengembangan
Kabupaten/

Kota

Kegiatan

diajukan

ke

Upaya

Kesehatan

Dinas

Kesehatan

bersama-sama

dengan

Upaya

Kesehatan Wajib untuk pembahasan lebih lanjut.


Rencana Usulan Kegiatan ini dapat juga diajukan
pembiayaannya kepada pihak non pemerintah.
Puskesmas dapat melibatkan potensi yang ada di
wilayahnya untuk ikut serta dalam pembiayaan
tersebut. Penggalangan dana dapat dilakukan kepada
masyarakat, perusahaan, swasta, atau LSM melalui
advokasi dan sosialisasi rencana kegiatan yang telah
disusun dengan didukung oleh data yang telah di
olah, sehingga dapat dipahami oleh masyarakat dan
mitra kerja Puskesmas.
Potensi lainnya dapat pula berasal dari pendapatan
fungsional Puskesmas atau sumber pembiayaan
lainnya.

32

D. TAHAP PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN


KEGIATAN (RPK)
Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
baik untuk upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun
upaya inovasi dilaksanakan secara bersama, terpadu
dan

terintegrasi.

Hal

ini

sesuai

dengan

azas

penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan.


Langkah-langkah penyusunan RPK adalah :
a.

Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang


sudah disetujui.

b.

Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui


dengan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang
diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK.

c.

Menyusun rancangan awal, rincian dan volume


kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber
daya

pendukung

menurut

bulan

dan

lokasi

Tahunan

untuk

pelaksanaan.
d.

Mengadakan

Lokakarya

Mini

membahas kesepakatan RPK


e.

Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk


matriks.

33

Contoh Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas ......... Tahun ...........


No

Upaya
Kesehatan

34

PromKes

KesLing

KIA/KB

Perb.Gizi

P3M

Pengobatan

...................

Kegiatan Sasaran Target

Volume
Kegiatan

Rincian
Pelaksanaan

Lokasi
pelaksanaan

TenagaJadwal
pelaksana

Biaya

Tahap-tahap Perencanaan Tingkat Puskesmas :


DATA UMUM

PROSES
PERSIAPAN

Pengumpulan Data

Penyusunan RUK
-Upaya Kesehatan Wajib
-Upaya Kes. Pengembangan.

Penyusunan RPK
-Upaya Kesehatan Wajib
-Upaya Kes.Pengembangan

35

DATA KHUSUS
(Penilaian Kinerja
Puskesmas)

TAHAP
PERSIAPAN

TAHAP ANALISIS DATA

L
O
K
A
K
A
R
Y
A
M

I
N
I

TAHAP PENYUSUNAN RUK

TAHAP PENYUSUNAN

RPK

36

BAB IV
DUKUNGAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA DALAM PROSES
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
Di tingkat kabupaten/kota, dinas kesehatan bertanggung jawab atas
kelancaran dan keberhasilan proses dan kegiatan perencanaan
kesehatan di kabupaten/ kota, dalam hal ini termasuk Perencanaan
Tingkat Puskesmas (PTP). Perencanaan tingkat Puskesmas juga
harus dapat mengakomodasikan hasil diskusi pembangunan tingkat
desa dan tingkat kecamatan.
Dukungan

dinas

kesehatan

kabupaten/

kota

dalam

proses

perencanaan tingkat Puskesmas adalah sebagai berikut :


1. Mengajukan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota agar
diterbitkan Surat Edaran Bupati/ Walikota tentang Pedoman
Perencanaan Tingkat Puskesmas dan diinformasikan ke seluruh
Puskesmas serta semua instansi kesehatan maupun non
kesehatan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan.
2. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Daerah agar proses
perencanaan, pembahasan dan persetujuan terhadap rencana
usulan kegiatan dapat diselenggarakan tepat waktu. Sehingga
realisasi

anggaran

dapat

tepat

waktu,

dan

selanjutnya

Puskesmas dapat melaksanakan kegiatan sesuai jadwal.


3. Pemberian tanda penghargaan kepada Puskesmas yang telah
melaksanakan Perencanaan Tingkat Puskesmas dengan baik
dan kepada instansi non kesehatan yang telah memberikan

37

peran aktif dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.


4. Meningkatkan

kerjasama

lintas

sektor

dalam

proses

Perencanaan Tingkat Puskesmas melalui forum resmi, seperti


rapat tim perencanaan kesehatan kabupaten/ kota maupun
kegiatan lainnya dalam rangkaian proses Perencanaan Tingkat
Puskesmas. Dalam hal ini dapat ditempuh dengan membentuk
Tim Perencanaan Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota yang
beranggotakan lintas program dan lintas sektor .
5. Menyusun petunjuk teknis tata cara penyusunan Perencanaan
Tingkat Puskesmas yang memuat :
a.

Kebijakan pelaksanaan pembangunan kesehatan tahunan


kabupaten/ kota, termasuk ketentuan prioritas upaya
kesehatan

untuk

wilayah

kabupaten/

kota

yang

bersangkutan.
b.

Perkiraan target cakupan tahunan masing-masing program


dan Puskesmas, termasuk ketentuan-ketentuan pokok
untuk pelayanan kesehatan swadaya masyarakat.

c.

Ketentuan-ketentuan

tentang

sumber

daya

(tenaga,

peralatan dan pembiayaan).


6. Supervisi dan bimbingan teknis.
a. Melakukan pelatihan bagi staf Puskesmas dalam
pengenalan

dan

penguasaan

Pedoman

Perencanaan

Tingkat Puskesmas serta berbagai kebijakan pelaksanaan


pembangunan kesehatan di kabupaten/ kota.

38

b. Melakukan bimbingan teknis dalam proses penyusunan


Perencanaan Tingkat Puskesmas, untuk :
1) Memberi penjelasan atas petunjuk teknis penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas sebagai masukan
terhadap rencana usulan kegiatan puskesmas yang
sedang disusun dan saran-saran perbaikan/umpan balik
yang diperlukan.
2) Membantu kemajuan kegiatan penyusunan Perencanaan
Tingkat Puskesmas, agar setiap Puskesmas dapat
menyelesaikan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
secara tepat waktu.
c. Supervisi dan bimbingan teknis dilakukan terpadu dengan
melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.
7. Menyusun rencana tahunan kesehatan kabupaten/ kota, dengan
proses sebagai berikut :
a. Menyusun

Pra-Rencana

Tahunan

Kesehatan

Kabupaten/Kota berdasarkan hasil supervisi dan bimbingan


teknis penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas.
b. Melaksanakan

pertemuan

/pembahasan

perencanaan

kesehatan Kabupaten/Kota dengan membahas Rencana


Usulan Kegiatan Puskesmas.
c. Menyusun rancangan Rencana Tahunan Kesehatan
Kabupaten/Kota

berdasarkan

Pra

Rencana

Tahunan

Kesehatan Kabupaten/Kota dan hasil konsultasi Rencana


Usulan Kegiatan Puskesmas. Rancangan Rencana Tahunan
ini dibahas dalam Pra-Rakorbang Kabupaten/Kota yang
melibatkan sektor non kesehatan yang terkait.

39

d. Menyusun dan menyampaikan Rencana Tahunan Kesehatan


Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
untuk dibahas dalam Rakorbang Tingkat Kabupaten/Kota.
8. Menyusun Rencana Operasional :
a. Rencana Operasional disusun secara terpadu dengan
memperhatikan secara seksama semua kegiatan yang
dibiayai dari berbagai sumber (DAU, DAK, APBD).
b.

Rencana

operasional

Rencana

Usulan

diakomodasikan

disusun

Kegiatan
dalam

dengan

memperhatikan

Puskesmas

Rencana

yang

Tahunan

sudah

Kesehatan

Kabupaten/Kota dengan mengikut sertakan Puskesmas


dalam proses penyusunannya. Dengan demikian, alokasi
kegiatan dan sumber pembiayaan untuk setiap Puskesmas
telah termuat dalam Rencana Operasional ini.

40

BAB V
PENUTUP
Buku Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas ini diharapkan
dapat digunakan sebagai salah satu pegangan dalam penyusunan
dan pembinaan Perencanaan Tingkat Puskesmas di daerah.
Dengan demikian Puskesmas diharapkan mampu menyusun
rencana

kegiatan

tahunannya

secara

optimal

berdasarkan

besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan sumber daya


yang ada, dengan tetap mengembangkan dan membina peran
serta masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.

41

Lampiran
Lampiran

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

Manusia
Banyak dukun

Metode

Peran lintas sektor kurang


R/R kurang tertib
Penyuluhan kurang
Data bumil tidak akurat

Bidan tidak tinggal di desa

Protap kurang
Peran kader KPKIA kurang

61

Kerjasama dukun bidan kurang


Sarana penyuluhan kurang

Cak

Tingkat pendidikan rendah

Tarif pelayanan bidan mahal

Budaya percaya dukun

Obat risti kuranmg

Tingkat ekonomi rendah

Transportasi kurang

Dana transpor petugas kurang

Peralatan kebidanan kurang

Sarana

Persalinan
Nakes

Medan sulit

Dana

Lingkungan

Lampiran 13 Contoh Fish bone (Diagram tulang ikan)

Diagram sebab akibat dari Ishikawa (Fishbone) :

akura

62

Cakupan
persalinan
nakes

Manusia

Metode

Sarana

Dana

Lingkungan

Lampiran 14 Contoh Pohon Masalah (Problem

Pohon masalah (Problem Trees)

trees)

Data
bumil

Bidan tidak

Banyak

tinggal di

dukun

desa

tdk

Sarana

Obat untuk

penyuluhan

resti kurang

kurang

Dana

Tarif

Budaya

Tingkat

transpor

persalinan

percaya

pendidik

Petugas

bidan

dukun

an

kurang

mahal

tinggi

rendah

Anda mungkin juga menyukai