Anda di halaman 1dari 7

A.

Pemeriksaan Jasmani Umum


1. Pemeriksaan Keadaan Umum :
- Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan serta
meminta ijin kepada pasien
- Menilai kesdaran : kompos mentis, apatis, somnolen, delirium, sopor/stupor, koma
- Menilai kondisi sakit secara mum : berat, sedang, ringan, tidak tampak sakit
- Menilai taksiran usia : apakah taksiran usia sesuai / tidak sesuai dengan usia
sebnenarnya
- Menilai bentuk tubuh : adakah kelainan bentuk tubuh (kifosis, lordosis, skoliosis,
akromegali ) serta habitus : astenikus, atletikus, piknikus.
- Menilai cara berjalan, berbaring, dan morbiditas : aktif, pasif
- Menilai keadaan gizi : kaheksia, BB kurang, normal, lebih, atau obes
- Menilai aspek kejiwaan . status mental serta proses pikir
2. Pemeriksaan Tanda Vital :
- Melakukan pemeriksaan tekanan darah, dilakukan setelah pasien beristiraha :
diukur saat pasien berbaring, duduk dan berdiri
- Melakukan pemeriksaan nadi, menetapkan frekuensi, irama, dan isi nadi serta
membandingkan pemeriksaan arteri radialis kanan dan kiri
- Melakukan pemeriksaan napas, menetapkan frekuensi, sifat, dan irama napas serta
adakah bantuan otot-otot pernapasan
- Melakukan pemeriksaan suhu, diukur pada mulut / oral
- Menanyakan adakah nyeri pada pasien dengan kesadaran kompos mentis
3. Melakukan pemeriksaan Jasmani umum lainnya :
- Memperhatikan bau napas dan badan yang khas terkait kondisi medis
- Melakukan pemeriksaan kulit : pucat, kekuningan atau ikterus, peningkatan atau
kehilangan pigmentasi, kemerahan atau sianosis. Menilai adalah lesi pada kulit,
kondisikelembaban dan turgor kulit, pertumbuhan rambut serta edema
- Melakukan pemeriksaan kuku : perubahan warna, bentuk dan lesi pada kuku
B. Pemeriksaan Kepala
1. Inspeksi :
- Bagaimana bentuk wajah pasien; simetris / asimetris, adakah tampilan khas pada
wajah; tampak bengkak, moon face/ facies leonine / butterfly rash, adakah ptosis /
eksoftalmus / parase N VII, bagaimana kondisi rambut; warna, ketebalan,
distribusi rambut, adakan alopesi jika ya apakah bersifat totalis atau setempat
2. Palpasi :
- Adakah nyeri tekan sinus frontalis dan maksilaris, nilai adakah pembesaran
kelenjar getah bening retroaurikuler
3. Perkusi :
- Nilai refleks Chvostek : Hipokalsemia
C. Pemeriksaan Mata
1. Inspeksi
- Inspeksi Umum :
a. Perhatikan alis mata, nilai ketebalan dan distribusinya

b. Adakah eksoftalmus, enoftalmus


c. Adakah devisiasi conjugee, nistagmus
-

Palpebra :
a. Adakah ptosis, lagoftalmus
b. Adakah edema palpebra, tanda radang, xantelasma

Konjungtiva :
a. Apakah tampak pucat, hiperemis
b. Apakah terlihat berair, tampak kering atau tedapat sekret mukopurulen
c. Apakah terdapat pterigium, pinguekula, klikten, berca bitot

Sklera
a. Apakah tampak ikterik

Kornea :
a. Apakah terdapat peradangan, ilkus, kekeruha, xeroftalmia
b. Apakah terdapat arkus senilis

Pupil :
a. Bagaimana bentuk dan ukuran pupil
b. Bagaimana refleks pupil terhadap cahaya

Lensa :
Apakah terdapat kekeruhan lensa

c. Palpasi
- Periksalah tekanan bola mata secara manual ( bila tidak terdapat tonometer )
d. Pemeriksaan menggunakan alat bantu
- Pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer schiotz
- Pemeriksaan gerakan bola mata menggunakan alat bantu seperti pulpen
- Pemeriksaan refleks langsung dan tidak langsung pupil terhadap cahaya
menggunakan senter
- Pemeriksaan dengan funduskopi :
a. Adakah papil edema, perdarahan
b. Adakah retinopati, ablasio retina
- Pemeriksaan visus mengghunakan snellius chart
- Pemeriksaan buta warna menggunakanishihara
- Pemeriksaan lapang pandang menggunakan kampimetri
D. Pemeriksaan Telinga
1. Inspeksi :
- Daun Telinga
a. Nilai bentuk dan ukuran dau telinga
b. Apakah terdapat tanda-tanda radang, tofi
- Liang telinga
a. Apakah terdapat sekret, serumen, deskuamasi
b. Nilai keutuhan selaput / gendang telinga ( dengan bantuan peniight atau
otoskop )

2. Palpasi :
- Apakah terdapat nyeri tekan pada prosesus mastoideus
- Adakah pembesaran kelenjar getah bening retroaurikuler
3. Tes Pendengara :
- Dengan menggunakan suara keras atau berbisik
- Dengan menggunakan detak arloji, audiometer
- Dengan menggunakan garpu tala ( ter rinnie, weber )
E. Pemeriksaan Hidung
1. Inspeksi :
- Apakah bentuk hidung normal , simetris / asimetris, bentuk saddle nose
2. Palpasi :
- Nilai adakah nyeri tekan, krepitasi pada tulang hidung
3. Pemeriksaan Menggunakan alat bantu ( Spekulum ) :
- Nilai adakah sekret, perdaraha, penyumbatan
- Adakah deviasi septum
- Adakah benda asing
F. Pemeriksaan Mulut
1. Pemeriksaan bau napas :
- Adakah bau aseton
- Adakah bau amoniak
- Adakah bau nafas gangrene
- Adakah foetor hepatic
2. Inspeksi ( dapat dengan bantuan spatula )
- Nilai bagaimana higienitas oral
- Bibir :
a. Nilai kesimetrisan bentuk bibir, adakah labioskisis, fisura
b. Adakah tanda-tanda bibir pucat
c. Adakah lesi sekitar bibir ( Vesikel, krusta )
-

Mukosa pipi :
a. Adakah lesi pada mukosa pipi
b. Identifikasi duktud parotid dan nilai aliran aliva

Selaput lendir
a. Adakah stomatitis, leukoplakia

Gigi-geligi
a. Adakah karies, abses alveoli, minning teeth, karang gigi
b. Adakah gigi palsu

Lidah ( periksa dalam keadaan diam dan terjulur )


a. Apakah berselaput, terlihat kering / basah
b. Adakah tremor
c. Adakah atrofi papil, fissura, leukoplakia, glostisis, kanula

Palatum
a. Apakah terdapat palatokisis, fonus palatine

Dasar mulut
a. Periksa frenulum di garis tengah
b. Periksa duktus submandibula pada kedua sisi

3. Palpasi :
- Palpasi perlahan daerah bibir dan sekitarnya untuk merasakan adakah massa
submukosa yang tidak terlihat
- Minta pasien membuka mulut dan mengangkat lidahg, tekan daerah submandibula
adakan terlihat alirandari kedua duktus submandibular
4. Perkusi :
- Ketuk gigi geligi secara perlahan untuk mencari adakah neri atau infeksi
G. Pemeriksaan Tenggorokan
1. Cara pemeriksaan :
- Mita pasien membuka mulut
- Tekan bagian tengah lidah denganspatula ( janganmeletakkan spatula terlalu
posterior )
2. Inspeksi :
- Lihat letak dan ukuran tonsil
- Apakah terdapat detrius pada tonsil
- Bagaimana posisi uvula
- Adakah post nasal drip pada dinding faring posterior
H. Pemeriksaan Leher
1. Pemeriksaan Umum
- Inspeksi :
a. Lihat bentuk dan warna leher ( simetris / asimetris, tampak kemerahan
b. Apakah terlihat penonjolan vena-vena juglaris
c. Apakah terlihat adanya tumor (soliter multipel, uni lateral / bilateral,
konfluens / diseminata )
d. Adakah tortikolis
-

Palpasi :
a. Bagaimana pulasi arteri karotis, normal / abnormal
b. Adakah kaku kududk
c. Adakah pembesaran tiroid
d. Bagamana posisi trake ( di tengah, terdorong kesatu sisi )

Auskultasi :
a. Adakah bruit pada arteri karotis atau tirod

2. Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening


- Inspeksi :

a. Adakah pembesarab kelenjar getah bening leher ? ( jika ya : unilateral /


bilateral, jumlah KGB yang membesar, tentukanlokasi
-

Palpasi ( Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah )


a. Tentukan ukuran KGB yang membesar
b. Nilai konsistensi, mobilitas, permukaan
c. Adakah nyeri tekan
d. Lakukan palpasi padah daerah :
Preaurikula, aurikula posterior, oksipital, tonsilar, submandibular, submental, servikal
superfisial, servikal posterior, deep cervical chain, supraklavikula.
3. Pemeriksaan Kelenjar Tiroid :
- Pasien berada di posisi depan dari pemeriksa
- Kedua tangan pemeriksa meraba kelenjar tirod dari arah belakang
Hal yang perlu dinilai :
a. Ukuran
b. Bentuk ( normal, nodular, difusa )
c. Soliter / multiple
- Solitermultipel
a. Minta pasien menelan ludah, apakah kelenjar tersebut ikut bergerak sesuai
dengan gerakan menelan
b. Konsistensi ( kenyal , keras, kirtik )
c. Permukaan ( rata, berbenjol-benjol
- Adakahbruit pada auskultasi
4. Tekanan Vena Jugularis
- Dilakukan pada vena juglaris eksterna kanan
- Pemeriksaan secara langsung menggunakan manometer
- Pemeriksaan tidak langsung menggunakan metode lewis Borst :
a. Pasien berbaring dengan sudut 45 dengan leher
b. Tentukan vena jugularis eksterna kanan
c. Vena ditekan mengguankan 1 jari di sebelah proksimal ( dekat klacikula ),
kemudian di sebelah distal ( dengan jari lain )
d. Tekanan oleh jari pertama dilepaskan
e. Nilai sampai dimana vena terisi waktu inspirasi biasa dan mengukurnya dari
tinggi titik acuan
5. Kelenjar Liur
- Kelenjar Submandibula
a. Palpasi bimanual menggunakan 1 jari pada mulut dan jari laindi leher
- Kelenja parotis
a. Palpasi daerah periakuler
b. Periksa duktus parotid pada mukosa pipi di sekitar gigi molar atas 2

I. Pemeriksaan Nervus Kranalis


1. Nervus 1 ( Olfaktori ) :

Letakkan sesuatu yang memiliki ba tajam dan khas di depan hidung pasien, misal :
kopi
2. Nervus II ( Optikus ) :
Ketajaman penglihatan menggunakan jari snellen chart lapang pandang
menggunakan jari pemeriksa yang digerkakkan keempat quadran, refleks pupil:
dengan bantuan senter, pemeriksaan fundus : menggunakan funduskopi
3. Nervus III ( Okulomotor ) :
Pemeriksa duduk berhadapan dengan pasien, pemeriksa menggerakan jarinya dan
membentuk huruf H, minta agar mata pasie mengikuti gerakan jari pemeriksa, lihat
gerakan bola mata ke arah medial, medial atas, lateral bawah, lateral atas.
4. Nervus IV ( Troklearis ) :
Sama seperti pemeriksaan Nervus III, Lihat gerakan bola mata kearah meial bawah.
5. Nervus V ( Trigeminus )
a. Pemeriksaan sensori :
- Menyentuh kornea dengan lemut menggunakan ujung kapas
- Lihat refleks korne pasien : pasien akan berespon dengan menutup mata
b. Pemeriksaan Motorik
- Minta pasien untuk mengatupkan gigi
- Letakkan pemeriksa di kedua pipi dan rasakan kontraksi pada otot masseter
6. Nervus VI ( Abdusen ) :
Sama seperti pemeriksaan nervus III, lihat gerakan bola mata pasien ke arah lateral
7. Nervus VII ( Fasialis ) :
Minta pasien mengangkat alis; nilai kesimetrisan lipatan dahi, minta pasien menutup
mata; nilai kekuatan melawan resistensi yang diberikan pemeriksa, minta pasien
menggembungkan pipi; nilai kesimetrisan pipi kanan dan kiri, minta pasien
menyeringai; nilai kesimetrisan sisi kanan dan kiri
8. Nervus VIII ( Vestibulokoklearis ) :
Menggunakan tes rinne dan tes weber
9. Nervus IX ( Glossofaringeal ) :
Rangsang refleks muntah psien dengan menggunakan spatula ;idah yang disentuhkan
secara lembut pada daerah 1/3 posterior lidah
10. Nervus X ( Vagus ) :
Minta pasien untuk membuka mulut, dan perhatikan apakah uvula terletak di tengah.
11. Nervus XI ( Asesorius )
- Letakkan kedua tangan pemeriksa di atas kedua bahu pasien dan berikan tekanan,
mint ap[sien untuk menggangkat bahu dan melawan tekanan itu
- Letakkan tangan pemeriksa di samping wajah pasien dan berikan tekanan, minta
pasien untuk menoleh ke sisi tangan pemeriksa dan melawan tekanan itu.

12. Nervus XII ( Hypoglosus )


Lihat lidah pasien dalam keadaan diam dan terjulur ; nilai pososo lidah pasien ( di
tengah atau miring kesalah satu sisi )

Anda mungkin juga menyukai