Anda di halaman 1dari 50

Tugas Kelompok-Rekayasa Pondasi 2

Metode Pemasangan
Pondasi Dalam
Kelompok B-4
N
o
1

Nama

No.Mahasis
wa
1307113434

Silvie Welya
Gustin
Nur Hidayati

Tisya Adelia

1307114558

Vindi Trisatria
M. Farhan
Setiawan
Vyronika Kristin

1307114594

Ika Qoriah
Nursuci

1307123174

5
6
7

Tanda tangan

1307113494

1307122928
1307123018

Disetujui oleh dosen


Tandatangan
Tanggal
dosen

Program Studi Teknik Sipil S-1


Fakultas Teknik Universitas Riau
2016

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pondasi 2 .
Tugas pondasi 2 ini merupakan pemantapan dari dasar teori yang penulis
dapatkan pada mata kuliah Rekayasa Pondasi II, serta merupakan tugas penting
untuk lulus dalam mata kuliah Rekayasa Pondasi II pada program studi Teknik
Sipil S1 Universitas Riau.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Rekayasa Pondasi II. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas pondasi
2 ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini
dengan lebih baik lagi. Penulis mengharapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik
Universitas Riau.

Pekanbaru , April 2016

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................... 2
BAB I...................................................................................................... 5
PENDAHULUAN....................................................................................... 5
1.1

Definisi pondasi............................................................................. 5

1.2

Tujuan dan Fungsi Pondasi................................................................7

1.3.1

Pondasi Dangkal.......................................................................7

1.3.2

Pondasi Dalam..........................................................................10

BAB II................................................................................................... 14
PONDASI TIANG..................................................................................... 14
2.1

Tipe dan Jenis Pondasi Tiang...........................................................14

2.1.1 Pondasi Tiang Bore Pile.................................................................14


2.1.2 Pondasi Sumuran (Caisson)............................................................15
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi
tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang
relative dalam..................................................................................... 15
2.1.3 Pondasi Tiang Pancang..................................................................16
2.2

Kelebihan dan Kelemahan Tiap Tipe Pondasi Tiang...............................18

2.2.1 Pondasi Bored Pile.......................................................................18


2.2.2

Pondasi Sumuran....................................................................19

2.2.3

Pondasi Tiang Pancang.............................................................19

BAB III.................................................................................................. 23
PELASAKNAAN PONDASI TIANG.............................................................23
3.1

Pengertian Pondasi Bored Pile..........................................................23

3. 2

Pondasi Sumuran..........................................................................31

3. 2. 1 Definisi Pondasi Sumuran.............................................................31


3. 2. 2

Peralatan dan Spesifikasi Pondasi sumuran....................................32

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:..............34

Daya dukung pondasi harus lebih besar dari pada beban yang dipikul oleh pondasi
tersebut................................................................................................... 34

Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan (toleransi) yaitu sebesar 1
inchi (2,54 cm)......................................................................................... 34
3. 2. 3 Metode Pelaksanaan Pondasi Sumuran.............................................34
Gambar 23. Detail Pondasi Sumuran........................................................38
3.3

Pondasi Tiang Pancang...................................................................43


3

BAB IV.................................................................................................. 50
PENUTUP............................................................................................... 50
4.1 Kesimpulan...................................................................................... 50
4.2 Rekomendasi.................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 52

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi pondasi
Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan
(sub-structure) yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur
bangunan (upper-structure) ke lapisan tanah yang berada di bagian
bawahnya tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan penurunan
(settlement) tanah/ Pondasi yang berlebihan.Karena kekuatan dari substruktur ini tergantung pada karakteristik tanah pendukungdan pengaruh dari
super-struktur,

maka

struktur

pondasi

dan

lapisan

tanah

harus

diperhitungkan sebagai satu kesatuan.


Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik
yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik
tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume
tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun
jenis tanah sama.
Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri, beban - beban bangunan, gaya-gaya luar
seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak
boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan. Agar Kegagalan
fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi Bangunan harus diletakkan
pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban
bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan
apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah
pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai
dengan jadwal kerjanya.
5

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing


memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan
demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan
dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya
bangunan tersebut. Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena
jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang
mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi,
yakni:
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor
akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
Adapun beberapa pengertian pondasi dalam kontruksi, antara lain :
1. Suatu badian konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk
memindahkan beban/bobot/gaya yang ditimbulkan oleh banguna
yang ada diatasnya kedalam tanah.
2. Bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan
tanah, dimana tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut
(beban mati dan beban hidup) dan tugas pondasi untuk membagi
beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan (daya dukung)
tidak terlewati.
3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan
menghindari penurunan bangunan yang tidak merata.

1.2 Tujuan dan Fungsi Pondasi


Meneruskan beban dari bagian atas struktur bangunan (upperstructure) ke lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya tanpa
mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan penurunan (settlement) tanah/
Pondasi yang berlebihan.
1.3 Tipe-Tipe Pondasi dan Penggunaannya:
Pondasi secara umum dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. Pondasi Dangkal, dan


2. Pondasi Dalam.

Gambar 1. Pondasi dangkal (kiri), Pondasi dalam (kanan)


1.3.1

Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal digunakan jika kedalaman pondasi lebih kecil atau
sama denga lebarnya (D B). Pondasi ini digunakan jika beban yang
dipikul (beban konstruksi) relatif kecil seperti : rumah lantai 1, halte
bus, gudang dll. Pondasi dangkal ini mempunyai berbagai macam tipe
sesuai dengan kondisi kondisi tertentu, yaitu:

A. Pondasi menerus
Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban
memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau
kolom dengan jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu
mendukung beban berat. Pondasi menerus dibuat dalam bentuk
memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Penggunaan
bahan pondasi ini biasanya sesuai dengan kondisi lingkungan atau bahan
yang tersedia di daerah setempat. Bahan yang digunakan bisa dari batu
kali, batubata atau beton kosong/tanpa tulangan dengan adukan 1 pc : 3
Psr : 3 krl. Keuntungan memakai pondasi ini adalah beban bangunan dapat
disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh pondasi berdiri diatas
tanah keras. Sementara kelemahan pondasi ini, biaya untuk pondasi cukup
besar, memakan waktu agak lama dan memerlukan tenaga kerja yang
banyak.
7

Gambar 2. Pondasi menerus batu bata tampak cross section


B. Pondasi Setempat
Pondasi ini digunakan untuk mendukung beban titik seperti kolom
praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada titik kolom struktural.
Contoh pondasi setempat, yakni sebagai berikut:
Pondasi ompak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana.
Pondasi ompak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana, rumah

kayu pada rumah tradisional, dan lain-lain.


Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam
bentuk bertingkat atau

haunched jika pondasi ini dibutuhkan

untuk menyebarkan beban dari kolom berat.

Gambar 3. Pondasi setempat tampak samping dan atas


C. Pondasi sarang laba laba

Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi


antara sistem pondasi plat beton pipih menerus dengan sistem perbaikan
tanah. Pondasi ini memanfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur
pondasi itu sendiri. Pondasi Sarang Laba-Laba dapat digunakan pada
bangunan 2 hingga 8 lantai yang didirikan diatas tanah dengan daya
dukung rendah. Sedangkan pada tanah dengan daya dukung tinggi, bisa
digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai.
Plat beton tipis menerus itu di bagian bawahnya dikakukan oleh
rib-rib tegak tipis yang relatif tinggi, sehingga secara menyeluruh
berbentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku tersebut diatur
membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib
tersebut terbuat dari beton bertulang. Sementara rongga yang ada dibawah
plat diantara rib-rib diisi dengan perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan
dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm.

Gambar 4. Pondasi sarang laba laba

1.3.2

Pondasi Dalam
Pondasi dalam digunakan jika kedalaman pondasi lebih besar 4
sampai 5 kali lebarnya (D 4B 5B). Pada umumnya, pondasi ini
digunakan jika kedalaman pondasi (D) sudah melebihi 3m (tanah
keras berada dibawah 3m). Pondasi dalam mempunyai tipe tipe
sebagai berikut :

A. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi dalam. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada
tanah kurang baik dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih
dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada
kemungkinan dalam satu bangunan diameternya

berbeda-beda, ini

dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.


Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya membuat
lubang-lubang berbentuk sumur. Lobang ini digali hingga mencapai tanah
keras atau stabil. Sumur-sumur ini diberi buis beton dengan ketebalan
kurang lebih 10 cm dengan pembesian. Dasar dari sumur dicor dengan
ketebalan 40 cm sampai 1,00 m, diatas coran tersebut disusun batu kali
sampai dibawah 1,00 m buis beton teratas. Ruang kosong paling atas dicor
kembali dan diberi angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton
diatasnya. Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang
fungsinya untuk mengikat antar kolom yang disatukan oleh sloof beton.

Gambar 5. Pondasi sumuran tampak cross section


B. Pondasi Bored Pile
Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun
didalam permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di
tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat
lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah mencapai kedalaman yang

10

disyaratkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting yang


terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang
telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang
sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat
khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan
pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali.
Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile (Tiang
Pancang), yaitu meneruskan beban stuktur bangunan diatas ke tanah dasar
dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat (memiliki daya
dukung yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan sondir sebelumnya,
agar daya dukung tanah dibawah dapat diketahui pada kedalaman berapa
meter yang dianggap memadai untuk mendukung konstruksi diatas yang
akan dipikul nantinya.
Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi pekerjaan yang
disekitarnya rapat dengan bangunan orang lain, karena proses pembuatan
pondasi ini tidak menimbulkan efek getar yang besar, seperti pembuatan
Pondasi Pile (Tiang Pancang) yang pemasangannya dilakukan dengan cara
pukulan memakai beban/hammer.
C. Pondasi Tiang Pancang
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan
apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya
dukung (bearing capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan dan
beban yang bekerja padanya Atau apabila tanah yang mempunyai daya
dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban
yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah
kedalaman lebih dari 8 meter.
Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk
memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya
(super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan
tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile)
untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini
sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal
dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung
11

dari

alat

yang

dipergunakan

serta

disesuaikan

pula

dengan

perencanaannya. Tiang pancang umumnya digunakan :


Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam
atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban

vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.


Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk
telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau

untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.


Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas
melalui kombinasi perpindahan

isi tiang pancang dan getaran

dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.


Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau
telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan

yang kemampatannya tinggi.


Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk
mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem

tersebut.
Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan
dan atau pir, khususnya jika

erosi merupakan persoalan yang

potensial.
Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban
diatas permukaan air melalui air

dan kedalam tanah yang

mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang


pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh
baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral.

12

Gambar 6. Pondasi bored pile

13

BAB II
PONDASI TIANG

2.1

Tipe dan Jenis Pondasi Tiang

2.1.1 Pondasi Tiang Bore Pile


Pondasi bored pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya
dilakukan dengan mengebor tanah lebih dahulu (Hary Christady Hardiyatmo,
2010). Pemasangan pondasi bored pile ke dalam tanah dilakukan dengan cara
mengebor tanah terlebih dahulu, yang kemudian diisi tulangan yang telah
dirangkai dan dicor beton. Apabila tanah mengandung air, maka dibutuhkan
pipa besi atau yang biasa disebut dengan temporary casing untuk menahan
dinding lubang agar tidak terjadi kelongsoran, dan pipa ini akan dikeluarkan
pada waktu pengecoran beton. Pada dasarnya pelaksanaa bored pile pada tanah
yang tidak mudah longsor adalah:
1. Tanah digali dengan mesin bor sampai kedalaman yang dikehendaki.
2. Dasar lubang bor dibersihkan.
3. Tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor.
4. Lubang bor diisi atau dicor beton.

Gambar 7. Pondasi bored pile


14

2.1.2 Pondasi Sumuran (Caisson)


Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal
dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak
pada kedalaman yang relative dalam.
Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Daya dukung pondasi harus lebih besar dari pada beban yang dipikul oleh
pondasi tersebut
Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan (toleransi) yaitu
sebesar 1 inchi (2,54 cm)
Ada beberapa alasan pondasi sumuran digunakan dibanding pondasi dangkal
yaitu:

Bila tanah keras terletak lebih dari 3 meter, maka jika digunakan pondasi
plat kaki atau jenis pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat

(galian tanahnya terlalu dalam dan lebar).


Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi pelat beton akan
sulit dilaksanakan karena air harus dipompa ke luar lubang galian.
Ada beberapa metode Pelaksanaan Pondasi Sumuran di lapangan, salah

satunya adalah metode dengan menggunakan cincin. Dengan metode ini,


sumuran terdiri dari pipa/cincin-cincin besar yang terbuat dari beton biasa atau
beton bertulang dan biasa dikenal sebagai gorong-gorong. Tebal cincin
umumnya 8-12 cm. ukuran garis tengah bagian dalam cincin bervariasi antara
70-150 cm. ukuran yang digunakan tergantung kebutuhan luas dasar
pondasihasil perhitungan beban bangunan dan kekuatan tanah.
Ada pipa/cincin beton siap pakai dengan ukuran tinggi

100 cm

dengan garis tengah bermacam-macam. Jumlah cincin pada satu titik


tergantung pada kedalaman tanah kerasnya. Cincin beton dapat pula dibuat
sendiri. Bila dibuat sendiri, sebaiknya dinding bagian bawah dibuat runcing
untuk memudahkan penurunan pipa ke dalam tanah.

15

Gambar 8. Pondasi sumuran


2.1.3 Pondasi Tiang Pancang
Pondasi Tiang Pancang adalah suatu konstruksi pondasi yang
mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan jalan menyerap
lenturan. Pondasi tiang pancang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit
dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat di bawah konstruksi
dengan tumpuan pondasi.
Ukuran Tiang Pancang
1. Minipile (ukuran kecil)
Tiang pancang berukuran kecil ini digunakan untuk bangunan bangunan
bertingkat rendah dan tanah relative baik.
2. Maxipile (ukuran besar)
Tiang Pancang ini berbentuk bulat (spun pile) atau kotak (square pile).
Tiang pancang ini digunakan untuk menopang beban yang besar pada
bangunan bertingkat tinggi. Bahkan untuk ukuran 50x50 dapat menopang
beban sampai 500 ton
Pondasi Tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan system
transfer beban bertahun tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi,
pertahanan, dan hal hal yang strategic dari desa dan kota yang terletak dekat
sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan
beberapa tiang.
Tipe tipe Tiang Pancang
16

1. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile)


2. Tiang yang terbuat dari baja (steel pile)
3. Tiang yang terbuat dari beton (concrete pile)
Tujuan dari Pondasi Tiang adalah :
1. Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras.
2. Untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift.

Gambar 9. Pondasi Tiang Pancang


2.2

Kelebihan dan Kelemahan Tiap Tipe Pondasi Tiang


2.2.1 Pondasi Bored Pile
A. Keuntungan Bored Pile
Ada beberapa keuntungan dalam pemakaian pondasi bored pile
jika dibandingkan dengan tiang pancang, yaitu:

17

1. Pemasangan tidak menimbulkan gangguan suara dan getaran


yang membahayakan bangunan sekitarnya.
2. Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat
penutup tiang (pile cap). Kolom dapat secara langsung
diletakkan di puncak bored pile.
3. Kedalaman tiang dapat divariasikan.
4. Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan

dengan

data

laboratorium.
5. Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang
pancang akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan
batuan.
6. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung
bawah tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi
kapasitas dukungnya.
7. Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.
B. Kelemahan Bored Pile
Kerugian menggunakan pondasi bored pile yaitu:
1. Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.
2. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena
mutu beton tidak dapat dikontrol dengan baik.
3. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak

terjamin

keseragamannya di sepanjang badan bored pile mengurangi


kapasitas dukung bored pile, terutama bila bored pile cukup
dalam.
4. . Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila
tanah berupa pasir atau tanah yang berkerikil.
5. Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan
gangguan tanah, sehingga mengurangi kapasitas dukung tiang.
6. Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak
dilakukan, maka dipasang temporary casing untuk mencegah
terjadinya kelongsoran.

2.2.2

Pondasi Sumuran

A. Kelebihan Pondasi Sumuran

18

1. Alternatif penggunaan pondasi dalam, jika material batu


banyak dan bila tidak dimungkinkan pengangkutan tiang
pancang.
2. Tidak diperlukan alat berat.
3. Biayanya lebih murah untuk tempat tertentu.
B. Kelemahan Pondasi Sumuran
1. Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di
kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari atas)
2. Pemakaian bahan boros.
3. Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada
tulangan).
4. Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan karena
susah dalam menggalinya.

2.2.3

Pondasi Tiang Pancang


A. Precast Renforced Concrete Pile

Gambar 10. Tiang pancang beton precast concrete pile ( Bowles, 1991)
Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:
Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai
tegangan tekan yang besar, hal ini tergantung dari
mutu beton yang di gunakan.

19

Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end

bearing pile maupun friction pile.


Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh
oleh tinggi muka air tanah seperti tiang pancang
kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah

yang banyak untuk poernya.


Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta
tahan terhadap pengaruh air maupun bahan-bahan
yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal

untuk melindungi tulangannya.


Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile
Karena berat sendirinya maka transportnya akan
mahal, oleh karena itu Precast reinforced concrete

pile ini di buat di lokasi pekerjaan.


Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup
keras, hal ini berarti memerlukan waktu yang lama
untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat

dipergunakan.
Bila memerlukan

pemotongan

maka

dalam

pelaksanaannya akan lebih sulit dan memerlukan

waktu yang lama.


Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang
dari tiang pancang ini tergantung dari pada alat
pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk
melakukan

panyambungan

adalah

sukar

dan

memerlukan alat penyambung khusus.


B. Precast Prestressed Concrete Pile

Gambar 11. Tiang pancang Prestressed Concrete Pile ( Bowles, 1991)

20

Keuntungan pemakaian Precast prestressed concrete


pile

Kapasitas beban pondasi yang dipikulnya tinggi.


Tiang pancang tahan terhadap karat.
Kemungkinan terjadinya pemancangan keras

dapat terjadi.
Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile
Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.
Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
Pergeseran cukup banyak sehingga prategang
sukar untuk disambung.
C. Cast in Place Pile
Keuntungan pemakaian Cast in Place
Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada

resiko rusak dalam transport.


Panjang tiang dapat disesuaikan dengan keadaan

dilapangan.
Kerugian pemakaian Cast in Place
Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan
sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang

diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.


Pelaksanaannya memerlukan peralatan yang

khusus.
Beton yang dikerjakan secara Cast in Place
tidak dapat dikontrol.

21

BAB III
PELASAKNAAN PONDASI TIANG
3.1 Pengertian Pondasi Bored Pile
Pondasi bored pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya
dilakukan dengan mengebor tanah lebih dahulu (Hary Christady
Hardiyatmo, 2010). Pemasangan pondasi bored pile ke dalam tanah
dilakukan dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, yang kemudian
diisi tulangan yang telah dirangkai dan dicor beton. Apabila tanah
mengandung air, maka dibutuhkan pipa besi atau yang biasa disebut
dengan temporary casing untuk menahan dinding lubang agar tidak terjadi
kelongsoran, dan pipa ini akan dikeluarkan pada waktu pengecoran beton.
A. Peralatan dan Spesifikasi
1. Bore Pile mini crane
Gambar 12. Bore Pile mini crane

Dengan menggunakan alat / mesin bore mini crane bisa dilakukan


pengeboran dengan diameter 30cm sampai 60cm dengan pilihan
kedalaman 6meter sampai 24meter bahkan lebih. Yaitu dengan cara
menggunakan wash borring/ bor basah. Wash borring membutuhkan
air yang cukup banyak untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan
bore pile.

22

Keunggulan Bore Pile Mini Crane :


a) Praktis Saat mobilisasinya.
b) Mudah Dalam pengoperasianya.
c) Tidak Menimbulkan getaran terhadap lingkungan sekitar.
d) Memenuhi syarat teknik dan spesifikasi bangunan.
Hal ini sangat penting, terutama untuk pembuatan pondasi di
daerah

perkotaan

yang

bangunannya

cukup

rapat

dan

tidak

memungkinkan adanya pelaksanaan pemancangan.


Kemampuan mesin Bore Pile Mini Crane :
a) Dapat Melakukan pengeboran dari diameter 30 cm sampai
dengan 60 cm.
b) Kedalaman Dapat mencapai 24 meter atau sampai kedalaman
tanah keras di daerah tersebut sesuai data soundir.
c) Dapat dioperasikan dengan dua cara, sistem wash
borring maupun sistem dry drilling.
Kecepatan pelaksanaan pekerjaan tergantung pada beberapa faktor
sebagai berikut:
a) Kondisi lapisan tanah setempat.
b) Lokasi kerja ( bobokan pondasi lama,dan bekas instalasi lainya
pada bangunan lama, dll)
c) Kelancaran droping material
d) Kesiapan pembuangan limbah hasil pengeboran.

2. Mata Bor
a. Mata Bor Spiral

23

Gambar 13. Mata Bor Spiral


Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di
bor dengan menggunakan mata bor spiral.

a.

Mata bor cross bit


Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di

bor dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai


kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/200 kg.

3. Casing

24

Gambar 14. Casing


Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing
sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran dinding
lubang hasil pengeboran.
4.

Besi Tulangan dan Pipa Tremi

Gambar 15. Penulangan Yang telah di Rakit

25

Gambar 16. Pipa Tremi


5. Mixer Truck
Gambar 17. Mixer Truck

B. Metode Pelaksanaan
1. PROSES PENGEBORAN
a. Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor
dengan menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata
bor dan diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan
berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.Pengeboran ini
dilakukan apabila karakterstik tanah yang dibor cenderung tanah
pasir dan tanah yang lunak.
b. Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor
dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai
kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi
chasing sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran
dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan
26

tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa
NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur
dan terdorong keluar dari lubang. Setelah mencapai kedalaman
sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor
dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air
sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong
keluar

dari

lubang

seluruhnya.

Selama

pembersihan

ini

berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat


lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang
bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil
yang terbaik.
Gambar 18. Pengeboran Bor pile

2. PEMBERSIHAN LUBANG BOR


Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari
lumpur pekat yang terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan

alat pembersih kusus dengan ukuran yang sesuai dengan diameter


lubang bor.
3. PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMI

27

Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi


untuk pengecoran. Kerangka baja tulangan yang telah di instal
diangkat dengan bantuan diesel dan power winch dalam posisi
tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati
agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor. Baja
tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan
potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan baja
tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan
diikat dengan kawat beton dengan panjang overlap 5060cm.Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi
harus di masukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai
kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja tulangan
terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor,
maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang head
kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan memompa air
kedalam stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang
menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.
4. PENGECORAN BORE PILE
Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke
dalam lubang bor.

Gambar 19. Pengecoran


a. Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah
pengboran di awal pengecoran, maka di gunakan kantong

28

plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton
kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter
kebawah dari corong pipa tremi.
b. Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16+-2cm
ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik
yang berisi adukan beton setelah cukup penuh bola kantong
plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di
dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terusmenerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi.Dengan
sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan
mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
c. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton
sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari
bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi,
maka

harus

dilakukan

hentakan-hentakan

pada

pipa

tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di dalam adukan beton


dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar
corong tidak kosong.
d. Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di
dalam

harus

dalam

keadaan

tertanam

di

dalam

beton. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik


ke permukaan telah bersih dari lumpur.
e. Setelah pekerjaan pengecoran selesai,

semua peralatan

pengecoran dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan


disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.

3. 2

Pondasi Sumuran
3. 2. 1 Definisi Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak
pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat
dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.

29

Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang
umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder
beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang
dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunan
dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya. Berat
beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk mengatasi gesekan
(friction) antara tanah dengan beton, dan dengan demikian sumuran dapat
turun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat
yang digunakan oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan,
bersama-sama dengan kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran
diturunkan, dapat menyebabkan sumuran itu berada di luar daerah kepala
jembatan atau pilar. Hal ini merupakan tambahan pekerjaan untuk
memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan meneruskan beban vertical
dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara eksentris.

3. 2. 2 Peralatan dan Spesifikasi Pondasi sumuran


a. Peralatan Pondasi Sumuran
Alat untuk membuat sengkang spiral pada tulangan pile

Pile

30

Joint yang digunakan untuk menyambung tulangan utama pile


(D51). Disebut "coupler" dengan cara kerja yang mirip dengan mur
pada baut

Working platform untuk pelaksanaan pemasangan casing baja

Alat berat untuk pemasangan cashing pondasi

31

Trailer untuk memindahkan pile yang telah dirakit

Crawler crane untuk mengangkat tulangan

Concrete mixer, dll.

b. Spesifikasi Pondasi Sumuran


Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
Daya dukung pondasi harus lebih besar dari pada beban yang
dipikul oleh pondasi tersebut
Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan
(toleransi) yaitu sebesar 1 inchi (2,54 cm)
Ada beberapa alasan pondasi sumuran digunakan dibanding pondasi
dangkal yaitu:

32

Bila tanah keras terletak lebih dari 3 meter, maka jika digunakan
pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung lainnya akan

menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam dan lebar).


Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi pelat
beton akan sulit dilaksanakan karena air harus dipompa ke luar
lubang galian.

3. 2. 3 Metode Pelaksanaan Pondasi Sumuran


Ada beberapa metode pelaksanaan pondasi sumuran di lapangan, yaitu
sebagai berikut :
a. Metode dengan menggunakan cincin
Dengan metode ini, sumuran terdiri dari pipa/cincin-cincin besar yang
terbuat dari beton biasa atau beton bertulang dan biasa dikenal sebagai
gorong-gorong. Tebal cincin umumnya 8-12 cm. ukuran garis tengah bagian
dalam cincin bervariasi antara 70-150 cm. ukuran yang digunakan
tergantung kebutuhan luas dasar pondasihasil perhitungan beban bangunan
dan kekuatan tanah.
Ada pipa/cincin beton siap pakai dengan ukuran tinggi

100 cm

dengan garis tengah bermacam-macam. Jumlah cincin pada satu titik


tergantung pada kedalaman tanah kerasnya. Cincin beton dapat pula dibuat
sendiri. Bila dibuat sendiri, sebaiknya dinding bagian bawah dibuat runcing
untuk memudahkan penurunan pipa ke dalam tanah.
Berikut adalah langkah-langkah memasang pondasi sumuran dengan
menggunakan metode cincin :
1. Pembersihan area pengerjaan
2. Gali tanah sedalam 30-50 cm. masukkan cincin pertama, letakkan
dengan benar (jangan miring agar tidak terjadi penjepitan)
3. Bila tepi atas cincin telah rata dengan tanah, tumpangi dengan cincin
perlahan-lahan melesak masuk
4. Bila tanah berair, air dibuang keluar (dipompa).

33

5. Bila telah mencapai tanah keras, bagian bawah sumuran diisi dengan
pasir yang dipadatkan setebal 5-10 cm, lalu kemudian diisi dengan
cyclopen dan batu kali.
Dimana cyclopean adalah beton yang menggunakan batu-batu besar
atau puing bangunan (pecahan beton) untuk meminimalkan area
permukaan dan menghemat pemakaian semen.
6. Untuk bangunan-bangunan yang ringan, sumuran cukup diisi dengan
pasir padat.
7. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian
untuk mengikat sloof.

Gambar 20. Cincin pembuat sumuran (cincin beton)

Gambar 21. Penampang melintang pondasi sumuran dengan menggunakan


cincin beton

34

c. Metode lain yang digunakan dalam pembuatan pondasi sumuran.


Metode ini tetap menggunakan cincin beton sebagai sumurannya.
Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh
sehingga

tidak

memungkinkan

mengangkut

dilakukan

tiang

transportasi

untuk

pancang.

Walaupun lokasi pembangunan memungkinkan, pondasi jenis ini


jarang digunakan. Selain boros adukan beton, penyebab lainnya
adalah sulit dilakukan pengontrolan hasil cor beton di tempat yang
dalam.
Berikut adalah langkah - langkahnya :
1. Bersihkan area pengerjaan
2. Gali tanah dengan diameter 60-80 cm seperti menggali sumur
dengan kedalaman 2-3 m (sesuai dengan perencanaan. Namun
pada keadaan tertentu pondasi ini dapat mencapai 8 meter).
3. Cincin beton dimasukkan secara perlahan dan pertahankan tetap
dalam keadaan vertical
4. Isilah cincin beton dengan menggunakan campuran beton
cyclopean (siklup) dan batu kali.
5. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi
pembesian untuk mengikat sloof

35

Gambar 22. Penampang Melintang Pondasi Sumuran

Gambar 23. Detail Pondasi Sumuran


Selain dua metode di atas, berikut ini akan dipelajari metode pelaksanaan
pekerjaan pembuatan pondasi sumuran menurut cara pembuatannya, yaitu :
1. Caisson terbuka (open caisson)
2. Caisson pneumatic (pneumatic caisson)
3. Caisson apung (floating caisson)
1. Caisson terbuka (open caisson)
Caisson terbuka merupakan caisson yang pada bagian atas dan
bawahnya terbuka terbuka selama pelaksanaan. Caisson ini, bila
digunakan pada area yang tergenang air, pelaksanaannya adalah
dengan membenamkan dan menggali tanah di bagian dasarnya.
Caisson dimanfaatkan dengan memanfaatkan beratnya sendiri,

36

bersama sama dengan penggalian tanah. Ketika pembenaman


kaisonmencapai tanah keras yang diinginkan, dasar caisson ditutup
dengan beton dengan tebal antara 1,5 sampai 5 m. Pada caisson
terbuka, penutupan dilakukan di bawah muka air. Jika tanah dasar
sangat keras maka penggalian dilakukan dengan cara peledakan
(blasting).
Pada penggalian tanah untuk kaison terbuka yang umunya
dilakukan dengan cara pengukuran, volume tanah yang tergali selalu
lebih besar diri volume kaison yang terpasang.
Keuntungan Caisson terbuka :
1. Dapat mencapai kedalaman yang besar.
2. Biaya pembuatan relatif rendah.
Kerugian caisson terbuka :
1. Dasar caisson tidak dapat diperiksa dan di bersihkan.
2. Kualitas beton penutup dasar yang dicor dalam air tidak bagus.
3. Penggalian pada tanah yang berbatu sangat sulit.
Langkah-langkah pembuatan Open Caisson (Caisson Terbuka) adalah
sebagai berikut:
1. Bagian yang tajam dibuat di permukaan tanah
2. Penggalian di dalam caisson dimulai dan caisson mulai
terbenam
3. Ketika bagian atas caisson sudah mulai terbenam dan mendekati
dasar, maka unit caisson yang lain mulai disambungkan
4. Langka ke-3 di atas dilakukan sampai pada kedalaman yang
direncanakan
5. Kemudian bahan pengisi dimasukkan (tanah, pasir, dan air)
6. Pembuatan lantai beton penutup diselesaikan.

37

Gambar 24. Caisson Terbuka (Open Caisson)

2. Caisson pneumatic (Caisson Tekanan)


Caisson pneumatic (pneumatic caisson), merupakan kaison yang
tertutup. Penggalian tanah dilakukan dengan mengalirkan udara
bertekanan kedalam ruang kerja untuk penggalian. Dengan cara ini
penggalian dan pengecoran beton ke dalam sumuran dilakukan dalam
kondisi kering. Bentuk tubuh caisson pneumatic hampir sama seperti
caisson terbuka, bedanya hanya pada bagian ruangkerja di bawah.
Penggalian dilakukan pada ruang kerja yang diberi tekanan
udara yang sama dengan tekanan air tanah untuk mencegah aliran air
masuk ke ruang kerja. Pintu udara, kecuali dipakai untuk jalan keluar
masuk pekerja juga untuk mengeluarkan tanah galian. Untuk kaison
yang besar dapat dipakai 2 pintu udara, yang pertama untuk galian
sedang yang kedua untuk keluar masuk pekrja. Ruang kerja diisi
dengan beton pada waktu dasar kaison telah mencapai kedalaman
yang dikehendaki.
Keuntungan :
1. Pelaksanaan dalam kodisi kering.
2. Kerena pengecoran beton dalam kondisi kering, kualitas beton
dapat seperti yang diharapkan.

38

3. Batu-batuan besar dapat dibongkar pada waktu penggalian untuk


membenamkan caisson.
Kerugian :
1. Penggalian dengan tekanan udara membuat biaya pelaksanaan
tinggi.
2. Kedalaman penetrasi di bawah air terbatas sampai kedalaman
sekitar 40 m atau 400 kPa. Hal ini karena tenaga manusia
mempunyai ketahanan terhadap tekanan udara yang terbatas
Langkah-langkah pembuatan Pneumatic Caisson (Caisson
Tekanan) adalah sebagai berikut:
1. Konstruksi sama dengan Caisson Terbuka, tetapi ada ruang kerja
kedap udara dengan tinggi langit-langit antara 1, 8 m s/d 2 m.
2. Ke dalam ruang kerja dimasukkan udara bertekanan sama
dengan tekanan air tanah untuk mencegah banjir.
3. Penggalian dilakukan dengan tenaga manusia atau mesin.
4. Corong dan pintu udara dipakai untuk jalan keluar dan masuk
pekerja, tempat mengeluarkan tanah galian
5. Apabila penurunan telah mencapai

kedalaman

dikehendaki, ke dalam ruang kerja dituangkan beton.

39

yang

Gambar 25. Langkah-langkah pembuatan Pneumatic Caisson (Caisson


Tekanan)
3. Caisson Apung
Caisson apung atau caisson box merupakan caisson yang
tertutup pada dasarnya. Caisson tipe ini terbuat dari tipe beton
bertulang yang dicetak di daratan dan peletakkannya dilakukan
dengan mengapungkan caisson tersebut setelah beton mengeras.
Pembenaman caisson ke dalam air atau tanah yang berair, dilakukan
dengan dengan cara mengisikan, pasir, kerikil, beton atau air ke
dalamnya. Permukaan air harus diperhitungkan selalu berada pada
beberapa meter di bawah puncak caisson untuk mencegah air masuk
ke dalamnya. Stabilitas pengapungan dirancang menurut prinsipprinsip hidrolika.

40

Keuntungan :
1. Biaya pelaksanaan rendah.
2. Dapat digunakan bila pembuatan tipe kaison yang lain tidak
memungkinkan
Kerugian :
1. Tanah dasar halus digali atau ditimbun sampai elevasi yang
diinginkan.
2. Tipe ini hanya cocok bila tanah fondasi berada di dekat
permukaan tanah. Penggalian tanahyang terlalu dalam mahal,
karena tanah jenuh cenderung longsor ke dalam lubang galian.
3. Tanah pendukung sering tidak padat, karena pemadatann di dalam
air sangat sulit.

Gambar 26. Langkah-langkah pembuatan Caisson Apung (floating


caisson)

41

3.3

Pondasi Tiang Pancang


Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk
memperoleh

kekuatan

yang

diperlukan

sehingga

tahan

terhadap

pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa


kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang
ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan
bilamana panjang tiang yang diperlukan melebihi dari biasanya.
Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang
terjadi akibat pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan tiang pancang
maupun tegangan yang terjadi akibat pemncangan dan beban-beban yang
didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm dan bilamana
tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut
beton tidak boleh kurang dari 75 mm.
Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar
3.1.

Mengatur lalu lintas dan jalan akses


untuk mobilisasi alat pemancang

Mengatur posisi tiang

Produksi tiang pancang

Membawa tiang pancang


ke lokasi

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang
Gambar 27. Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

42

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :


1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah
dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang
berada di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan
terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar
dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang
ditunjukan oleh gambar kerja.
2. Persiapan Alat Pemancang
Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai
dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut
dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai
daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan,
pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau
hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari
jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer
berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta
topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

43

Gambar 28. Alat Pemancang


3. Penyimpanan Tiang Pancang
Tiang pancang
disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan
pemancangan. Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan
kayu 5/10. Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter,
dimensi yang sama.

Gambar 29. Penyimpanan Tiang Pancang


4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik
sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 30. Tiang Pancang Ditarik dengan Sling

44

Gambar 31. Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

Gambar 32. Tiang Pancang Diluruskan


45

Gambar 33. Kemiringan Dicek Dengan Waterpass


Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan
dengan menjatuhkan palu pada mesin pancang.

Gambar 34. Pemancangan Tiang Pertama


Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang
pancang satu batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang
kedua, yaitu dengan pengelasan.
46

Gambar 35. Penyambungan Tiang Pancang

dengan Pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi


tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan
pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam dunia konstruksi pondasi merupakan bagian yang sangat penting
dalam pembangunan suatu bangunan konstruksi. Pondasi terbagi atas 2 yaitu :
47

1. Pondasi dangkal
2. Poindasi dalam

Pondasi dangkal Antara lain yaitu : pondasi tapak, pondasi tapak menerus,

pondasi batu kali,Pondasi batu bata dan lain sebagaiannya


Pondasi dalam salah satunya dapat menggunakan pondasi tiang pancang

Pondasi tiang panjang terdapat 4 jenis tipe yaitu :

1.Bore Pile
2.Tiang Sumuran (Caisson)
3.Tiang Pancang

Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:

Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut;

Besarnya beban dan beratnya bangunan atas;

Kondisi tanah tempat bangunan didirikan;

Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.


Metode pelaksanaan tiang pancang secara garis besar terbagi atas :
1.Pekerjaan Persiapan
2.Proses pengangkatan
3.Proses pemancangan

4.2 Rekomendasi
Sebaiknya dalam pemilihan tiang pancang kita memperhatikan Kriteriakriteria pemilihan alat pancang berikut : jenis material, ukuran berat, pancang
tiang yang akan dipancangkan, bagaimana kondisi lapangan yang mempengaruhi
pengoperasian, hammer yang akan dipilih harus seuai dengan daya dukung tiang
dan kedalaman pemancangan dan pilihlah alat yang ekonomis dengan kemampuan
alat yang sesuai dengan yang dibutuhkan.

48

DAFTAR PUSTAKA

1. http://arisnafauzia.blogspot.co.id/2012/12/pondasi-tiangpancang-pile-foundation.html
2. http://rizaldyberbagidata.blogspot.co.id/2012/06/pondasitiang-pancang-pile-foundation.html
3. http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/08/jenis-jenispondasi-bangunan.html
4. http://www.slideshare.net/ayufatimahzahra/pondasi-tiangpancang-univgunadarma-ayu-aci-yoan

49

5. http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/pondasi-tiangpancang.html
6. http://www.perencanaanstruktur.com/2011/05/seluk-belukpondasi-tiang-pancang.html
7. https://huangcorp.wordpress.com/2008/04/30/pengenalanpondasi-tiang-pancang
8. http://www.ilmusipil.com/cara-pemancangan-pondasi-tiangpancang
9. https://oyarchie.wordpress.com/2013/02/21/12/
10.
http://scigeoteknik.blogspot.co.id/2012/02/pengenalan-pondasitiang-pancang.html
11.
https://masopik.wordpress.com/2009/01/20/alatpemancang-tiang/
12.
http://proyeksipil.blogspot.co.id/2013/05/jenis-piledriver-alat-untuk-memasang.html
13.
http://tekniksipilblog.blogspot.co.id/2014_10_01_archive.html
14.
https://www.facebook.com/InfoTeknikSipil/posts/4625
73943838631
15.
https://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/04/27/te
knis-pelaksanaan-tiang-pancang/
16. http://dokumen.tips/documents/makalah-pondasi-tiangpancang.html

50

Anda mungkin juga menyukai