Metode Pemasangan
Pondasi Dalam
Kelompok B-4
N
o
1
Nama
No.Mahasis
wa
1307113434
Silvie Welya
Gustin
Nur Hidayati
Tisya Adelia
1307114558
Vindi Trisatria
M. Farhan
Setiawan
Vyronika Kristin
1307114594
Ika Qoriah
Nursuci
1307123174
5
6
7
Tanda tangan
1307113494
1307122928
1307123018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pondasi 2 .
Tugas pondasi 2 ini merupakan pemantapan dari dasar teori yang penulis
dapatkan pada mata kuliah Rekayasa Pondasi II, serta merupakan tugas penting
untuk lulus dalam mata kuliah Rekayasa Pondasi II pada program studi Teknik
Sipil S1 Universitas Riau.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Rekayasa Pondasi II. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas pondasi
2 ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini
dengan lebih baik lagi. Penulis mengharapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik
Universitas Riau.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................... 2
BAB I...................................................................................................... 5
PENDAHULUAN....................................................................................... 5
1.1
Definisi pondasi............................................................................. 5
1.2
1.3.1
Pondasi Dangkal.......................................................................7
1.3.2
Pondasi Dalam..........................................................................10
BAB II................................................................................................... 14
PONDASI TIANG..................................................................................... 14
2.1
Pondasi Sumuran....................................................................19
2.2.3
BAB III.................................................................................................. 23
PELASAKNAAN PONDASI TIANG.............................................................23
3.1
3. 2
Pondasi Sumuran..........................................................................31
Daya dukung pondasi harus lebih besar dari pada beban yang dipikul oleh pondasi
tersebut................................................................................................... 34
Penurunan yang terjadi harus sesuai batas yang diizinkan (toleransi) yaitu sebesar 1
inchi (2,54 cm)......................................................................................... 34
3. 2. 3 Metode Pelaksanaan Pondasi Sumuran.............................................34
Gambar 23. Detail Pondasi Sumuran........................................................38
3.3
BAB IV.................................................................................................. 50
PENUTUP............................................................................................... 50
4.1 Kesimpulan...................................................................................... 50
4.2 Rekomendasi.................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi pondasi
Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan
(sub-structure) yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur
bangunan (upper-structure) ke lapisan tanah yang berada di bagian
bawahnya tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan penurunan
(settlement) tanah/ Pondasi yang berlebihan.Karena kekuatan dari substruktur ini tergantung pada karakteristik tanah pendukungdan pengaruh dari
super-struktur,
maka
struktur
pondasi
dan
lapisan
tanah
harus
Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal digunakan jika kedalaman pondasi lebih kecil atau
sama denga lebarnya (D B). Pondasi ini digunakan jika beban yang
dipikul (beban konstruksi) relatif kecil seperti : rumah lantai 1, halte
bus, gudang dll. Pondasi dangkal ini mempunyai berbagai macam tipe
sesuai dengan kondisi kondisi tertentu, yaitu:
A. Pondasi menerus
Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban
memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau
kolom dengan jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu
mendukung beban berat. Pondasi menerus dibuat dalam bentuk
memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Penggunaan
bahan pondasi ini biasanya sesuai dengan kondisi lingkungan atau bahan
yang tersedia di daerah setempat. Bahan yang digunakan bisa dari batu
kali, batubata atau beton kosong/tanpa tulangan dengan adukan 1 pc : 3
Psr : 3 krl. Keuntungan memakai pondasi ini adalah beban bangunan dapat
disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh pondasi berdiri diatas
tanah keras. Sementara kelemahan pondasi ini, biaya untuk pondasi cukup
besar, memakan waktu agak lama dan memerlukan tenaga kerja yang
banyak.
7
1.3.2
Pondasi Dalam
Pondasi dalam digunakan jika kedalaman pondasi lebih besar 4
sampai 5 kali lebarnya (D 4B 5B). Pada umumnya, pondasi ini
digunakan jika kedalaman pondasi (D) sudah melebihi 3m (tanah
keras berada dibawah 3m). Pondasi dalam mempunyai tipe tipe
sebagai berikut :
A. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi dalam. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada
tanah kurang baik dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih
dari 3m. Diameter sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada
kemungkinan dalam satu bangunan diameternya
berbeda-beda, ini
10
dari
alat
yang
dipergunakan
serta
disesuaikan
pula
dengan
tersebut.
Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan
dan atau pir, khususnya jika
potensial.
Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban
diatas permukaan air melalui air
12
13
BAB II
PONDASI TIANG
2.1
Bila tanah keras terletak lebih dari 3 meter, maka jika digunakan pondasi
plat kaki atau jenis pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat
100 cm
15
17
dengan
data
laboratorium.
5. Bored pile dapat dipasang menembus batuan, sedang tiang
pancang akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan
batuan.
6. Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung
bawah tiang dapat dibuat lebih besar guna mempertinggi
kapasitas dukungnya.
7. Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.
B. Kelemahan Bored Pile
Kerugian menggunakan pondasi bored pile yaitu:
1. Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.
2. Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena
mutu beton tidak dapat dikontrol dengan baik.
3. Mutu beton hasil pengecoran bila tidak
terjamin
2.2.2
Pondasi Sumuran
18
2.2.3
Gambar 10. Tiang pancang beton precast concrete pile ( Bowles, 1991)
Keuntungan pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile:
Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai
tegangan tekan yang besar, hal ini tergantung dari
mutu beton yang di gunakan.
19
dipergunakan.
Bila memerlukan
pemotongan
maka
dalam
panyambungan
adalah
sukar
dan
20
dapat terjadi.
Kerugian pemakaian Precast prestressed concrete pile
Pondasi tiang pancang sukar untuk ditangani.
Biaya permulaan dari pembuatannya tinggi.
Pergeseran cukup banyak sehingga prategang
sukar untuk disambung.
C. Cast in Place Pile
Keuntungan pemakaian Cast in Place
Pembuatan tiang tidak menghambat pekerjan.
Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada
dilapangan.
Kerugian pemakaian Cast in Place
Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan
sekelilingnya menjadi kotor akibat tanah yang
khusus.
Beton yang dikerjakan secara Cast in Place
tidak dapat dikontrol.
21
BAB III
PELASAKNAAN PONDASI TIANG
3.1 Pengertian Pondasi Bored Pile
Pondasi bored pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya
dilakukan dengan mengebor tanah lebih dahulu (Hary Christady
Hardiyatmo, 2010). Pemasangan pondasi bored pile ke dalam tanah
dilakukan dengan cara mengebor tanah terlebih dahulu, yang kemudian
diisi tulangan yang telah dirangkai dan dicor beton. Apabila tanah
mengandung air, maka dibutuhkan pipa besi atau yang biasa disebut
dengan temporary casing untuk menahan dinding lubang agar tidak terjadi
kelongsoran, dan pipa ini akan dikeluarkan pada waktu pengecoran beton.
A. Peralatan dan Spesifikasi
1. Bore Pile mini crane
Gambar 12. Bore Pile mini crane
22
perkotaan
yang
bangunannya
cukup
rapat
dan
tidak
2. Mata Bor
a. Mata Bor Spiral
23
a.
3. Casing
24
25
B. Metode Pelaksanaan
1. PROSES PENGEBORAN
a. Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor
dengan menggunakan mata bor spiral. Dengan cara memutar mata
bor dan diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan
berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.Pengeboran ini
dilakukan apabila karakterstik tanah yang dibor cenderung tanah
pasir dan tanah yang lunak.
b. Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor
dengan menggunakan mata bor cross bit ex design sesuai
kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi
chasing sementara terlebih dahulu untuk menghindari kelongsoran
dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu dengan
26
tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa
NS-80. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur
dan terdorong keluar dari lubang. Setelah mencapai kedalaman
sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor
dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air
sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan tanah terdorong
keluar
dari
lubang
seluruhnya.
Selama
pembersihan
ini
27
28
plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton
kemudian digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter
kebawah dari corong pipa tremi.
b. Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 16+-2cm
ditampung di dalam corong tremi dan ditahan oleh bola plastik
yang berisi adukan beton setelah cukup penuh bola kantong
plastik dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di
dalam lubang tremi. Pengecoran dilakukan secara terusmenerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi.Dengan
sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan
mendorong air / lumpur dari bawah menuju keluar lubang.
c. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton
sehingga beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari
bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi,
maka
harus
dilakukan
hentakan-hentakan
pada
pipa
harus
dalam
keadaan
tertanam
di
dalam
semua peralatan
3. 2
Pondasi Sumuran
3. 2. 1 Definisi Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan apabila tanah dasar terletak
pada kedalaman yang relatif dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat
dengan menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai pengisinya.
29
Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang
umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder
beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang
dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunan
dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya. Berat
beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk mengatasi gesekan
(friction) antara tanah dengan beton, dan dengan demikian sumuran dapat
turun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat
yang digunakan oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan,
bersama-sama dengan kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran
diturunkan, dapat menyebabkan sumuran itu berada di luar daerah kepala
jembatan atau pilar. Hal ini merupakan tambahan pekerjaan untuk
memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan meneruskan beban vertical
dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara eksentris.
Pile
30
31
32
Bila tanah keras terletak lebih dari 3 meter, maka jika digunakan
pondasi plat kaki atau jenis pondasi langsung lainnya akan
100 cm
33
5. Bila telah mencapai tanah keras, bagian bawah sumuran diisi dengan
pasir yang dipadatkan setebal 5-10 cm, lalu kemudian diisi dengan
cyclopen dan batu kali.
Dimana cyclopean adalah beton yang menggunakan batu-batu besar
atau puing bangunan (pecahan beton) untuk meminimalkan area
permukaan dan menghemat pemakaian semen.
6. Untuk bangunan-bangunan yang ringan, sumuran cukup diisi dengan
pasir padat.
7. Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian
untuk mengikat sloof.
34
tidak
memungkinkan
mengangkut
dilakukan
tiang
transportasi
untuk
pancang.
35
36
37
38
kedalaman
39
yang
40
Keuntungan :
1. Biaya pelaksanaan rendah.
2. Dapat digunakan bila pembuatan tipe kaison yang lain tidak
memungkinkan
Kerugian :
1. Tanah dasar halus digali atau ditimbun sampai elevasi yang
diinginkan.
2. Tipe ini hanya cocok bila tanah fondasi berada di dekat
permukaan tanah. Penggalian tanahyang terlalu dalam mahal,
karena tanah jenuh cenderung longsor ke dalam lubang galian.
3. Tanah pendukung sering tidak padat, karena pemadatann di dalam
air sangat sulit.
41
3.3
kekuatan
yang
diperlukan
sehingga
tahan
terhadap
Pemancangan tiang
Penyambungan tiang
Kepala tiang
Gambar 27. Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang
42
43
44
dengan Pengelasan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam dunia konstruksi pondasi merupakan bagian yang sangat penting
dalam pembangunan suatu bangunan konstruksi. Pondasi terbagi atas 2 yaitu :
47
1. Pondasi dangkal
2. Poindasi dalam
Pondasi dangkal Antara lain yaitu : pondasi tapak, pondasi tapak menerus,
1.Bore Pile
2.Tiang Sumuran (Caisson)
3.Tiang Pancang
Pemilihan tipe pondasi yang digunakan berdasarkan atas beberapa hal, yaitu:
4.2 Rekomendasi
Sebaiknya dalam pemilihan tiang pancang kita memperhatikan Kriteriakriteria pemilihan alat pancang berikut : jenis material, ukuran berat, pancang
tiang yang akan dipancangkan, bagaimana kondisi lapangan yang mempengaruhi
pengoperasian, hammer yang akan dipilih harus seuai dengan daya dukung tiang
dan kedalaman pemancangan dan pilihlah alat yang ekonomis dengan kemampuan
alat yang sesuai dengan yang dibutuhkan.
48
DAFTAR PUSTAKA
1. http://arisnafauzia.blogspot.co.id/2012/12/pondasi-tiangpancang-pile-foundation.html
2. http://rizaldyberbagidata.blogspot.co.id/2012/06/pondasitiang-pancang-pile-foundation.html
3. http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/08/jenis-jenispondasi-bangunan.html
4. http://www.slideshare.net/ayufatimahzahra/pondasi-tiangpancang-univgunadarma-ayu-aci-yoan
49
5. http://belajarsipil.blogspot.co.id/2012/06/pondasi-tiangpancang.html
6. http://www.perencanaanstruktur.com/2011/05/seluk-belukpondasi-tiang-pancang.html
7. https://huangcorp.wordpress.com/2008/04/30/pengenalanpondasi-tiang-pancang
8. http://www.ilmusipil.com/cara-pemancangan-pondasi-tiangpancang
9. https://oyarchie.wordpress.com/2013/02/21/12/
10.
http://scigeoteknik.blogspot.co.id/2012/02/pengenalan-pondasitiang-pancang.html
11.
https://masopik.wordpress.com/2009/01/20/alatpemancang-tiang/
12.
http://proyeksipil.blogspot.co.id/2013/05/jenis-piledriver-alat-untuk-memasang.html
13.
http://tekniksipilblog.blogspot.co.id/2014_10_01_archive.html
14.
https://www.facebook.com/InfoTeknikSipil/posts/4625
73943838631
15.
https://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/04/27/te
knis-pelaksanaan-tiang-pancang/
16. http://dokumen.tips/documents/makalah-pondasi-tiangpancang.html
50