Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JUWITA ARRAHMA W
NOVIAN ARRADEX C
SURI ANDAYANA
2 KI A
TAHUN AKADEMIK 2016
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Larutan dan Sifat-Sifat Koligatif Larutan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kimia Fisika.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan
meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik.
Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan osmosis memiliki banyak
kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat mempertahankan kehidupan
selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis ditemukan di alam, dalam bidang
kesehatan, dan dalam ilmu biologi adapun penerapanya pada Hewan-hewan yang
tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, mereka memanfaatkan
prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikanikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air
hingga 0,8oC.
Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya
mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah
pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya
mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh
serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa
dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose. Berikut
ini penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan seharihari.
1.2.
Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non
elektrolit ?
2. Bagaimana sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit
penting untuk kehidupan kita ?
3. Bagaimana contoh larutan yang termasuk kedalam sifat koligatif larutan elektrolit
dan sifat koligatif larutan non elektrolit?
1.3.
1. Agar mahasiswa mampu memahami arti dari sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengenalan Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan
dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan
terdiri atas zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya
ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan
non elektrolit.
Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan
yang akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut
bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut
bersifat non elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan
non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Contoh lain
adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif.
Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan
dinamakan anion. Larutan NaCl adalah contoh larutan elektrolit.
Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai
menjadi ion tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan
elektrolit maupun non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur,
larutan cuka makan, larutan asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh
larutan non elektrolit adalah larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, larutan
glukosa.
Adalah sifat larutan encer yang tidak mudah menguap dan hanya tergantung
pada jumlah partikel zat terlarut, tidak tergantung pada jenis zat terlarut.
Adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah volume pelarut dan
Maka
akan
didapat
suatu
larutan
yang
mengalami:
Penurunan tekanan uap jenuh
Kenaikan titik didih
Penurunan titik beku
Tekanan osmotik
Di dalam suatu larutan banyaknya partikel ditentukan oleh konsentrasi larutan
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat
larutan itu sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut :
Sifat koligatif larutan non elektrolit sangat berbeda dengan Sifat koligatif larutan
elektrolit, disebabkan larutan non elektolit tidak dapat mengurai menjadi ion ion
nya. Maka Sifat koligatif larutan non elektrolit dapat di hitung dengan menghitung
tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis.
Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih
suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya,
berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa
memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan
mendekati ideal hanya jika sangat encer.
Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada
interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat
terlarut yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan
uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
a.
Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi
penurunan tekanan uap.
Bila kita memanaskan air (atau zat yang dapat menguap lainnya) dalam ketel yang
tertutup, maka ketika air mendidih tutup ketel dapat terangkat, mengapa hal ini
terjadi? Apa sebenarnya yang menekan tutup ketel tersebut, air atau uap airnya?
Dalam ruang tertutup air akan menguap sampai ruangan tersebut jenuh,yang disertai
dengan pengembunan sehingga terjadi kesetimbangan air dengan uap air.
terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap. Dengan kata lain tekanan uap larutan
lebih rendah dibanding tekanan uap pelarut murninya.
Sejak tahun 1887 1888 Francois Mario Roult telah mempelajari hubungan
antara tekanan uap dan konsentrasi zat terlarut, dan mendapatkan suatu kesimpulan
bahwa besarnya tekanan uap larutan sebanding dengan fraksi mol pelarut dan tekanan
uap dari pelarut murninya.
Penurunan tekanan uap yang terjadi merupakan selisih dari tekanan uap jenuh
pelarut murni (P) dengan tekanan uap larutan (P).
P = Xt . Po
Keterangan:
P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut
Xt= fraksi mol zat terlarut
P = tekanan uap pelarut murni
P = Xt . Po
Po - P = (1 - Xp) Po
Po - P = Po - Xp . Po
- P = Po - Po - Xp . Po
P = Xp . P o
b.
Kenaikan Titik Didih Larutan (Tb) dan Penurunan Titik Beku Larutan
(Tf)
Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Titik
didih larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. hal sebaliknya
berlaku pada titik beku larutan yang lebih rendah dibandingkan pelarut.
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang
menguap. Pada suhu tertentu jumlah uap diatas permukaan zat cair akan
menimbulkan tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat
tekanan uap zat cair diatas permukaan zat cair tersebut sama dengan tekanan udara
disekitarnya disebut mendidih dan suhu ketika tekanan uap diatas pemukaan cairan
sama dengan tekanan uap luar disebut titik didih. Pada saat zat konvalatil
ditambahkan kedalam larutan maka akan terjadi kenaikan titik didih dari larutan
tersebut.
Pernahkah Anda mengukur suhu air mendidih dan air membeku?
Bagaimana bila air yang dididihkan/dibekukan diberi zat terlarut, lebih
rendah, sama, atau lebih tinggi titik didih dan titik bekunya dibanding titik didih dari
titik beku air?
Hubungan tekanan uap jenuh larutan dengan tekanan uap jenuh komponenkomponen pada larutan ideal (larutan-larutan encer) dapat digambarkan sebagai
diagram seperti pada Gambar berikut.
Garis mendidih air digambarkan oleh garis CD, sedangkan garis mendidih
larutan digambarkan oleh garis BG. Titik didih larutan dinyatakan dengan Tb1, dan
titik didih pelarut dinyatakan dengan Tbo. Larutan mendidih pada tekanan 1 atm.
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik didih larutan (titik G) lebih
tinggi daripada titik didih air (titik D). Selisih titik didih larutan dengan titik didih
pelarut murni disebut kenaikan titik didih ( Tb ).
Tb = titik didih larutan titik didih pelarut
Menurut hukum Raoult, besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil
kali dari Molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb).
Oleh karena itu, kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut:
Tb = Kb.m dan m =
Maka:
Tb = Kb.
g
Mr
g
Mr
1000
P
1000
P
Keterangan:
Tb= kenaikan titik didih
Kb = tetapan titik didih molal
m = molalitas larutan
g = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
P = massa pelarut
Berdasarkan gambar di atas (gambar 1.4), dapat dilihat bahwa tekanan uap larutan
lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Hal ini menyebabkan titik beku
larutan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murni. Selisih temperatur
titik beku pelarut murni l dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku
(Tf).
Tf= titik beku pelarut titik beku larutan
Tf = Kf.m
m=
Maka:
Tf = Kf.
g
Mr
g
Mr
1000
p
1000
p
Keterangan:
Tf= penurunan titik beku
Kf = tetapan titik beku molal
M = molalitas larutan
g = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
P = massa pelarut
c. Tekanan Osmotik
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab peranannya
penting dalam transfor molekul melalui membran sel. Membran ini disebut
semipermiabel, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan molekul besar
seperti protein dan karbohidrat. Membran semi permiabel dapat memisahkan molekul
pelarut kecil dari molekul zat terlarut yang besar. Peristiwa bergeraknya partikel
(molekul atau ion) melalui dinding semipermeabel disebut osmotik. Tekanan yang
ditimbulkan akibat dari tekanan osmotik disebut tekanan osmotik. Besar tekanan
osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan memberikan beban pada kenaikan
permukaan larutan menjadi sejajar pada permukaan sebelumnya.
Osmosis atau tekanan osmotik adalah proses berpindahnya zat cair dari larutan
hipotonis ke larutan hipertonis melalui membran semipermiabel. Osmosis dapat
dihentikan jika diberi tekanan, tekanan yang diberikan inilah yang disebut tekanan
osmotik. Tekanan osmotik dirumuskan, berdasarkan persamaan gas ideal :
PV = nRT
Maka tekanannya :
P = nRT
V
Jika tekanan osmotik larutan dilambangkan dengan , dari persamaan diatas dapat
diperoleh :
= nRT
V
Atau
=MRT
Untuk larutan elektrolit ditemukan penyimpangan oleh Vanit Hoff.
Penyimpangan ini terjadi karena larutan elektrolit terdisosiasi di dalam air menjadi
ion, sehingga zat terlarut jumlahnya menjadi berlipat. Dari sini dibutuhkan faktor
pengali atau lumrah disebut faktor Vanit Hoff. Dirumuskan sebagai berikut :
= tekanan osmotik
M = konsentrasi molar
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm K mol )
T = suhu mutlak (K)
Tetapan titik beku molal (Kf)
Pelarut
Air
Kf (oC)
1,86
Benzena
5,4
5,1
Fenol
39
7,3
Naftalena
80
Asam asetat
16,5
3,82
Kamfer
180
40
Nitrobenzena
5,6
6,9
Partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam
larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan
elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai
menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif
larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Dalam sistem analisis, dikenal larutan hipertonik yaitu larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut tinggi, larutan isotonic yaitu dua larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut sama, dan larutan hipotonik yaitu larutan dengan konsentrasi
terlarut rendah. Air kelapa merupakan contoh larutan isotonik alami. Secara ilmiah,
air kelapa muda mempunyai komposisi mineral dan gula yang sempurna sehinggga
memiliki kesetimbangan elektrolit yang nyaris sempurna setara dengan cairan tubuh
manusia. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam.
Contoh bintang laut dan kepiting memiliki cairan sel yang bersifat isotonik
dengan lingkungannya. Jika cairan sel bersifat hipotonik maka sel tersebut akan
mendapatkan banyak air. Tetapi jika sel berada pada larutan hipertonik maka sel akan
kehilangan banyak molekul air.
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan osmosis, maka
pelarut murni akan keluar dari larutan melewati membran semipermeabel. Peristiwa
ini disebut osmosis balik (reverse osmosis), misalnya pada proses pengolahan untuk
memperoleh air tawar dari air laut.
Keterangan:
n = jumlah seluruh ion zat elektrolit (baik yang + maupun -)
= derajat ionisasi larutan elektrolit (untuk elektrolit kuat = 1)
Sifat koligatif larutan elektrolit dirumuskan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
P = Xt . Po. i
Tf = m Kf . i
Tb = m Kb . i
=M.R.T.i
keterangan:
i = 1 + (n-1)
n = jumlah ion
= derajad ionisasi
BAB III
CONTOH SOAL
3.1. Sifat Koligatif Larutan NonElektrolit
a. Penurunan tekanan uap
Fraksi mol urea dalam air adalah 0,5. Tekanan uap air pada 20C adalah 17,5 mmHg.
Berapakah tekanan uap jenuh larutan tersebut pada suhu tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui :
Xt= 0,5
Po = 17,5 mmHg
Ditanya : P ...?
Jawab :
P
= Xt.Po
= 0,5 .17,5 mmHg
= 8,75 mmHg
= Po P
= 17,5 mmHg 8,75 mmHg
= 8,75 mmHg
Tekanan uap air pada 100oC adalah 760 mmHg. Berapakah tekanan uap larutan
glukosa 18% pada 100oC? (Ar H= 1 ; C=12 ; O=16)
Jawab :
Jadi mari kita hitung dulu Xpel (fraksi mol) nya !!!
Xp =
n pelarut
n pelarut + nterlarut
m = 1,6 gram
p = 500 gram
Kb = 0,52 C m-1
Ditanya : Tb ...?
Jawab :
Tb = m Kb
=
m
1000
x
x Kb
Mr NaOH
p
1,6 gr 1000
x
x 0,52 C m
40
500 gr
-1
=MRTI
= 0,1 mol L-1 0,082 L atm mol-1K-1 310 K (1 + (3 1)1)
= 7,626 atm
BAB IV
PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah
0oC. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es
putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.
Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam
dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada
pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara
itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat
dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan
pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.
Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan
dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk
mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2.
Pengawetan Makanan
Sebelum teknik
pendinginan untuk mengawetkan makanan
ditemukan, garam dapur digunakan untuk
mengawetkan makanan. Garam dapat
membunuh mikroba penyebab makanan
busuk yang berada di permukaan makanan.
Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam
yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam
tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman
melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih
tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh
tanaman.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Satuan konsentrasi yang digunakan dalam penentuan sifat koligatif larutan antara lain
molalitas, molaritas, dan fraksi mol. Sifat koligatif adalah sifat-sifat larutan yang
tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada jumlah zat
terlarut dalam larutan.
Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap ( P ), kenaikan titik didih
(Tb ), penurunan titik beku ( T f ), dan tekanan osmotik ( ).
Sifat koligatif larutan nonelektrolit dapat dirumuskan sebagai berikut.
- P = xA X P0
- Tb = m X Kb
- Tf = m X Kf
-=M xRxT
Besarnya sifat koligatif larutan elektrolit sama dengan larutan nonelektrolit dikalikan
DAFTAR PUSTAKA