5. Pra-Tersier
Terdapat jalur subduksi purba mulai dari Jawa Barat Selatan (Ciletuh), Pegunungan
Serayu (Jawa Tengah), dan Laut Jawa bagian timur ke Kalimantan Tenggara. Lalu hadir jalur
magmatik Kapur yang menempati lepas pantai utara Jawa . Jalur subduksi purba disebabkan
penunjaman lempeng India-Australia dibawah lempeng Eurasia yang berarah NE SW dan pola
tektonik ini dinamakan Pola Meratus.
Tersier
Terdapat jalur subduksi purba membentuk punggungan bawah permukaan laut yang
terletak di selatan Pulau Jawa. Jalur ini merupakan kelanjutan deretan pulau pulau di sebelah
barat Sumatera yang terdiri dari singkapan melange (Pulau Nias) berumur Miosen. Punggungan
berimpit dengan anomali gaya berat negatif. Jalur ini merupakan satuan tektonik yang penting
karena dikaitkan dengan terangkatnya masa ringan dibandingkan sekitarnya sebagai akibat
penyusupan Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Mikro Sunda. Jalur magmatik Tersier
menempati sepanjang pantai selatan Pulau Jawa.
Secara garis besar, jalur magma Tersier dibagi menjadi dua periode :
Eosen Akhir Miosen Awal
Pola subduksi mengalami perubahan jalur semakin ke arah W E. Pergerakan arah tegasan NW
SE ke arah relatif N S, sehingga terdapat pola struktur yang lebih muda, yaitu Pola Sunda.
Miosen Akhir Pliosen Resen
Pola subduksi yang sudah berarah W E menghasilkan jalur magmatisme berarah W E juga
yang menghasilkan pola pola struktur berarah W E dan berlangsung hingga saat ini. Pola
struktur ini dinamakan Pola Jawa.
6.