Jurtekedisikhususmaret 2004 Nasikinsukirno
Jurtekedisikhususmaret 2004 Nasikinsukirno
Asam Lemak Bebas pada CPO (Crude Palm Oil) dan Pengaruhnya
terhadap Yield Metilester
M. Nasikin, Sukirno dan W.Nurhayanti
Program Studi Teknik Kimia, Departemen Teknik Gas dan Petrokimia
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
Email:mnasikin@che.ui.edu
Abstrak
Untuk mencegah terbentuknya sabun serta meningkatkan yield pada reaksi transesterifikasi CPO
(crude palm oil) menjadi metil ester (biodiesel) dengan katalis basa, harus dilakukan perlakuan awal
pada CPO untuk memisahkan asam lemak bebas (ALB) dan air yang terkandung didalamnya. Pada
penelitian ini digunakan CPO yang berasal dari Banten yang memiliki bilangan asam 22,72 mg
KOH/g CPO dan kandungan air 4,59%. Pemisahan ALB dari CPO dapat dilakukan dengan
netralisasi atau pre-esterifikasi. Pada metode netralisasi, ALB direaksikan dengan Na2CO3 pada suhu
90oC dan tekanan atmosferik. Sedangkan pada metode pre-esterifikasi, ALB direaksikan dengan
metanol menggunakan katalis asam sulfat pada suhu 65oC dan tekanan atmosferik. CPO yang telah
melalui proses netralisasi dan pre-esterifikasi dikonversi menjadi metil ester (biodiesel) dengan
proses transesterifikasi menggunakan katalis basa. Untuk mengetahui gugus fungsi yang terbentuk,
dilakukan analisis Infrared terhadap metil ester sedangkan untuk mengetahui pengaruh ALB terhadap
transesterifikasi, dihitung yield reaksi. Hasil dari proses netralisasi dan pre-esterifikasi adalah CPO
dengan bilangan asam berturut-turut 0,42 dan 0,88 mg KOH/g CPO. Bilangan asam ini telah
memenuhi syarat agar CPO dapat ditransesterifikasi menjadi metil ester. Terbentuknya metil ester
ditunjukkan dengan munculnya spectra IR(Infrared) pada 1743 cm-1. Yield metil ester dari CPO
dengan proses netralisasi adalah 48,53% dan dengan proses pre-esterifikasi adalah 80,09%.
Kata Kunci: asam lemak bebas(ALB), netralisasi, pre-esterifikasi, transesterifikasi, CPO
Abstract
To prevent soap formation and to increase reaction yield in transesterification with base catalyst,
crude palm oil (CPO) is treated to remove free fatty acids (FFA) and water content. CPO Banten,
used in this experiment, has an acid value 22,72 mg KOH/g CPO and 4,59% of water content.
Removal of FFA from the CPO can be accomplished by neutralization or pre-esterification. In
neutralization methods, FFA is reacted with Na2CO3 at 90oC and at atmospheric pressure. In the preesterification, FFA is reacted with methanol in the presence of a sulfuric acid as a catalyst at 65oC
and at atmospheric pressure. The product that comes out from neutralization and pre-esterification
process is then converted to methyl ester (biodiesel) by transesterification with base catalyst. To
observe the formation of methyl ester, Infrared (IR) analysis was conducted, while yield reaction was
used to observ of FFA effects to the esterification reaction. Result of neutralization was an acid value
0,42 mg KOH/g CPO, and pre-esterification was 0,88 mg KOH/g CPO. These acid values are below
the requirement of CPO to be transesterification process. The formation of methyl ester (biodiesel)
was indicated by the IR spectrum at 1743 cm-1. The yield of methyl ester from CPO with neutralization
was 48,53% and with pre-esterification was 80,09%.
Keywords: free fatty acid, neutralization, pre-esterification, transesterification, CPO
1. Pendahuluan
Fatty Acid Methyl Ester (FAME)
digunakan terutama sebagai biodiesel dan
bahan baku berbagai macam produk, mulai
dari produk oleokimia seperti sabun sampai
produk aditif cetane improver untuk solar.
Dalam skala industri, FAME biasanya
diproduksi dengan transesterifikasi trigliserida
yang terdapat dalam lemak dan minyak nabati
serta hewani.
Minyak nabati yang dapat digunakan
diantaranya adalah minyak sawit mentah
(CPO). CPO biasanya memiliki kandungan
asam lemak bebas (ALB) yang cukup tinggi.
CPO dengan bilangan asam >1 mg KOH/g
tidak bisa ditransesterifikasi langsung dengan
katalis basa [1]. Asam lemak dalam CPO akan
menetralkan katalis basa sehingga membentuk
sabun. Hal ini akan menyebabkan konsumsi
katalis untuk reaksi transesterifikasi akan
meningkat.
Untuk
menangani
umpan
dengan
kandungan ALB tinggi, ada beberapa pilihan
proses, yaitu [2] :
1. Memisahkan ALB sebelum proses dan
menggunakan transesterifikasi katalis basa
konvensional.
2. Menggunakan
katalis
asam
untuk
mengkonversi minyak dan ALB menjadi
metil ester.
3. Mengkonversi seluruh minyak menjadi asam
lemak dan menggunakan jalur esterifikasi
katalis asam untuk mengkonversi asam
lemak menjadi metil ester.
Pemisahan ALB dari minyak mentah dapat
dilakukan dengan caustic washing, steam
stripping, liquid extraction, atau preesterification.
Caustic washing adalah penambahan alkali
(misalnya kaustik soda) untuk mengkonversi
ALB menjadi sabun dan dipisahkan dengan
pencucian [3].
Steam
stripping
dan
liquid-liquid
extraction dengan pelarut (contohnya metanol)
menjadi pilihan yang logis untuk kandungan
ALB yang lebih tinggi (sampai 15%), namun
sangat sedikit dipraktekkan karena tidak
ekonomis.
Dengan metode pre-esterifikasi, ALB
dalam minyak mula-mula diesterifikasi dengan
katalis asam menjadi metil ester. Lalu
dilakukan ekstraksi untuk memisahkan alkohol
berlebih, katalis asam dan air dengan
2. Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
karakterisasi sifat fisika dan kimia CPO,
Proses penghilangan ALB dan reaksi
transesterifikasi dari CPO yang telah
diturunkan ALB nya untuk melihat pengaruh
kadar ALB terhadap yield reaksi serta analisis
penentuan adanya gugus fungsi dengan metode
FT-IR.
Penentuan Sifat Fisik dan Sifat Kimia CPO
Banten
Sifat fisik yang ditentukan adalah
kandungan air. Penentuan kandungan air
dilakukan dengan cara memanaskan 5 gram
CPO dalam oven sampai suhu 105oC selama
0,5 jam. Lalu CPO panas dimasukkan dalam
desikator selama 15 menit sampai mencapai
suhu kamar. Lalu CPO tersebut ditimbang dan
dicatat selisih beratnya. prosedur ini diulangi
sampai perbedaan CPO kering yang ditimbang
tidak lebih dari 0,05%. Selisih berat yang
diperoleh dimasukkan ke dalam persamaan:
bobot .hilang ( g )
Kadar .air (%) =
x100 %
bobot .sampel ( g )
(1)
56,1xTxN
W
(2)
reaksi
transesterifikasi
ini
digunakan
perbandingan mol metanol:CPO sebesar 6:1
dan NaOH sebanyak 1% berat [5-8]. Sodium
metoksida dicampurkan dengan CPO pada
suhu 60oC dalam reaktor yang dilengkapi
pengaduk dan refluks. Reaksi dilakukan
selama 1 jam.
Analisis Infrared (IR)
Analisis Infrared dilakukan dengan
meneteskan produk metil ester untuk dianalisa
pada KBr padat dan mengapitnya, selanjutnya
sinar IR akan menembak KBr padat yang
berisi sampel dan menampilkan gugus terserap
pada layar komputer. Dari analisis IR
diperoleh informasi terbentuknya metil ester
yang ditunjukkan dengan munculnya spektra
IR dari gugus penyusun ester.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kadar air, %
Bilangan asam, (mg KOH/g
sampel)
4,59
22,72
Tabel 2
Nilai Asam CPO Netralisasi
Bilangan Asam,
(mg KOH/g
sampel)
Sebelum Penetralan
22,72
Sesudah Penetralan
0,42
Tabel 6
Yield Metil Ester hasil Netralisasi
%
berat
Metil ester/CPO
48,53
Metil ester/CPO
71,37
kualitas tinggi
Sementara
itu,
untuk
reaksi
transesterifikasi CPO hasil pre-esterifikasi,
digunakan perbandingan mol metanol:CPO
yang sama. Namun, karena asam lemak bebas
dan air telah dipisahkan, maka dimungkinkan
untuk mengurangi jumlah katalis NaOH yang
digunakan pada reaksi ini. Pengurangan
jumlah katalis ini dapat mengurangi reaksi
penyabunan
yang
terjadi,
sehingga
meminimalisir jumlah CPO yang hilang.
Jumlah katalis basa yang digunakan 0,05
sampai 0,2% berat CPO [1] atau 0,5% berat.
Yield metil ester yang didapat pada proses
yang menggunakan metil ester hasil preesterifikasi apabila dibandingkan terhadap
CPO dan CPO kualitas tinggi ditunjukkan pada
Tabel 7.
Tabel 7
Yield Metil Ester Pre-esterifikasi
% berat
Metil ester/CPO
80,09
Metil ester/CPO
83,26
kualitas tinggi
(a)
C=O
(b)
Gambar 1
Serapan Infrared (IR) Metil Ester dari CPO
yang diproses secara: (a) Pre-esterifikasi, (b)
Netralisasi
Daftar Acuan