Anda di halaman 1dari 18

Tekanan Formasi & Gradient Rekah

TEKANAN FORMASI
Tekanan yang diakibatkan oleh
fluida yang berada di dalam pori
batuan yang terdesak keluar
karena adanya pembebanan
diatasnya (Overburden)

GRADIENT TEKANAN HIDROSTATIK


PEMBENTUKAN TEKANAN FORMASI
TEKANAN HIDROSTATIK
Tekanan Gradient :
u/ Air Murni :0.433 psi/ft
u/ Air Laut : 0.465 psi/ft

PEMBENTUKAN TEKANAN
FORMASI
Tekanan fluida dalam Pori batuan akibat
pembebanan dari proses sedimentasi atau
overburden

Overburden
Patahan

Kesetimbangan

MEKANISME TERJADI KICK

Terjadi Patahan
Patahan

Blowout

KEJADIAN AKIBAT TEKANAN


ABNORMAL (OVERPRESSURE)

Apabila Tekanan Abnormal


(Overpressure) bila didiamkan akan
terjadi :
1. Masuknya fluida formasi kedalam
lubang bor disebut Kick
2. Apabila Fluida formasi berupa gas
maka lumpur yang kembali ke
permukaan mengandung gas
(berbuih), hal ini apabila kejadian
ini tidak ditanggulangi maka akan
terjadi Blow Out

ESTIMASI TEKANAN FORMASI


Kondisi Tekanan Formasi Pada
Suatu Reservoir :

Tekanan Formasi
Tekanan Abnormal

Depth

Zona
Transisi

Batuan Sand
Batuan Shale

Batuan Sand

Tekanan

Tekanan Formasi Normal


Gradient Tekanan 0.465 psi/ft
Tekanan Zona Transisi
+ Perubahan dari Tek. Normal ke Tek.
Abnormal (Overpressured)
+ Terdapat Lap. Shale yang tebal
sehingga P. Form secara gradual
bertambah besar.
+ Sebagai petunjuk bahwa akan menembus
Tek. abnormal
Tekanan Subnornal
+ Dibawah zona Transisi biasanya
mempunyai gradient Tek. yang kecil dan
sering terjadi Drilling Break kadangkadang terjadi Lost.

ANALOGI
TEKANAN FORMASI
S
S= T+P

S = Tekanan Overburden ( Sedimentasi )


T = Stress pada Pegas ( matrik batuan )
P = Tekanan Fluida ( Tekanan Formasi )

PERKIRAAN TEKANAN ABNORMAL

Parameter Pemboran :
A. Perubahan ROP terhadap WOB dijaga ROP dan WOB tetap konstan.
A
B
WOB
( Lb )
C

ROP
( Ft / Jam )

Keterangan :
A = Formasi Sand
B = Formasi Shale atau Clay
C = Formasi Sand
Catatan :
Apabila pada kondisi C maka sudah dipastikan adanya tekanan
Abnormal dan bisa TERJADI Drilling Break

GRADIENT REKAH FORMASI

Untuk mencari Gradient Rekah Formasi

Dapat dilakukan dengan Leak of Test


Tujuan :
Untuk mengetahui perencanaan program lumpur yaitu berat lumpur
maksimum yang di ijinkan pada setiap kedalaman
Berat maksimum lumpur yang di gunakan berada diantara :
gradient formasi dan gradient rekah

Prosedur Leak of Test :


1. Bor 5 sampai 10 ft di bawah casing shoe
2. Tutup BOP
3. Naikkan tekanan permukaan secara bertahap denga slow ready
rate. Pada titik dimanan tekanan bleed off, matikan pompa.

PENENTUAN GRADIENT REKAH FORMASI


Hasil Leak of Test diperoleh tekanan bleed off sebesar 940 psi,
casing shoe di pasang pada kedalaman 5010 ft dan berat lumpur = 10.2
ppg.
Tentukan gradient rekah formasi pada kedalaman 5010 ft
Jawab :
Maksimum Tekanan Dasar Lubang Bor
= tekanan hidrostatis + Tekanan Leak of Test
= (0.052 x 10.2 x 5010) + 940
= 3597 psi
Berat lumpur maksimum
3597. psi
= 5010 x 0.052 13.8 ppg
Dengan menggunakan safety factor 0.5 ppg, maka berat lumpur
maksimum yang diijinkan adalah :
= (13.8 0.5 )ppg = 13.3 ppg
Jadi gradient rekah formasi adalah :
= 0.052 x 13.3 = 0.692 psi/ft

TEKANAN HIDROSTATIS FLUIDA

Penurunan Rumus Tekanan Hidrostatis


P=

=
P =

F
Berat.(W )
=
A
A
Berat .(W )
Volume

.x.Volume
A

Berat (W) =

x Volume

Volume = A x D

.x. A.x.D
A

.x.D

psi
ft
P = (lb/gal) x D (ft) x

lb
8.33..
gal
0.433.

Keterangan :
P = Tekanan (psi)
W = Berat (lb)
= Densitas (lb/gal)
(Air Murni = 8.33 lb/gal)

x D x 0.052 ,psi

A = Luas (in2)
D = Kedalaman (ft)
F = Force (Gaya)
P Hidrostatis air murni = 0.433 psi/ft

PERKIRAAN TEKANAN ABNORMAL


Penentuan Harga d - exponent :
Untuk mengetahui penyimpangan Tekanan Formasi baik u/
Tekanan Subnormal dan Tekanan Overpressure.
Harga

d-exponent

variasinya

berkebalikan

dengan

Pemboran (ROP)
Rumus :
e

W
R aN e , ft/jam
B

R
log

60.N
d=
12.W
log 6
10 .B

Keterangan :
R = Laju Penembusan (ft/jam)
N = Kecepatan Putar (rpm)
W = Weight on Bit (lb)
B = Diameter Bit
(in)
a = konstata kekuatan matrik
e = drilabilitas formasi
e = eksponen kecepatan putar

M Wn
de= d M W
a

d = d-exponent
de= d-exponent korc. Mw

Laju

DATA GEOLOGRAPH & BIT RECORD


De pth

ROP

WOB

ft

(ft/j a m)

lb

WOB

Rotar y

Be r at

Uk ur an

Spe e d

Lum pur

Pahat

(RP M )

l b/ga l

(i n)

Te k anan
d

dc

psi

mud

For m as i

PF

500

95

70000

120

9.2

17.5

1.43

1.32

9.441

1000

115

75000

120

9.2

17.5

1.39

1.29

9.441

1500

75

70000

120

9.2

17.5

1.50

1.39

9.441

2000

105

65000

120

9.2

17.5

1.36

1.26

9.441

2500

100

70000

120

9.2

17.5

1.41

1.30

9.441

3000

75

70000

120

9.2

17.5

1.50

1.39

9.441

3500

100

55000

120

9.3

17.5

1.30

1.19

9.547

4000

90

55000

100

9.4

12.25

1.44

1.30

9.653

4500

90

55000

100

9.4

12.25

1.44

1.30

9.653

5000

60

55000

100

9.4

12.25

1.58

1.43

9.653

5500

60

55000

100

9.4

12.25

1.58

1.43

9.653

6000

53

55000

90

9.4

12.25

1.58

1.43

9.653

6500

46

55000

90

9.4

12.25

1.63

1.48

9.653

7000

31

55000

120

9.4

12.25

1.87

1.69

9.653

7500

20.2

50000

90

9.4

12.25

1.85

1.68

9.653

8000

19.6

55000

90

9.4

12.25

1.92

1.74

9.653

8500

16.3

55000

90

9.4

12.25

1.99

1.80

9.653

9000

16.2

55000

90

9.5

12.25

1.99

1.78

9.759

9800

14.3

55000

90

9.7

12.25

2.03

1.78

9.971

10000

14.2

55000

70

9.8

12.25

1.95

1.69

10.076

10100

16.8

60000

100

10.8

12.25

2.07

1.63

11.135

10200

15

60000

100

11.2

12.25

2.11

1.60

11.559

10300

14.7

55000

90

12

12.25

2.02

1.43

12.406

10400

14.7

55000

80

12.8

12.25

1.98

1.32

13.253

10500

13

55000

70

13

12.25

1.98

1.29

13.465

10600

14.2

50000

60

13.2

8.5

2.09

1.34

13.676

10800

13.6

55000

60

13.6

8.5

2.18

1.36

14.100

11000

13

45000

60

14

8.5

2.04

1.24

14.524

11200

13

50000

60

14.4

8.5

2.12

1.25

14.947

11400

11

50000

60

14.8

8.5

2.18

1.25

15.371

11600

10.8

45000

60

15.2

8.5

2.11

1.18

15.794

11800

8.8

40000

60

15.2

8.5

2.09

1.17

15.794

12000

8.8

40000

60

15.3

8.5

2.09

1.16

15.900

12200

8.8

40000

60

15.3

8.5

2.09

1.16

15.900

12400

8.1

40000

60

15.3

8.5

2.12

1.18

15.900

12600

45000

60

15.3

8.5

2.22

1.23

15.900

12800

45000

60

15.3

8.5

2.26

1.26

15.900

13000

5.8

45000

70

15.4

8.5

2.39

1.32

16.006

13200

5.4

45000

70

15.4

8.5

2.42

1.33

16.006

13400

4.8

50000

60

15.4

8.5

2.50

1.38

16.006

13600

4.5

50000

60

15.4

8.5

2.52

1.39

16.006

13800

45000

60

15.4

8.5

2.47

1.36

16.006

14000

50000

60

15.4

8.5

2.57

1.42

16.006

INTERGRASI KEDALAMAN Vs ROP, WOB, TEKANAN FORMASI dan

D-exponent
ROP

ROP, Tekanan Formasi,


D-exponent, WOB

140
120

Tekanan Formasi

WOB

100
D-exponent

80
60
40
20
0
0

2000

4000

6000

8000
Kedalaman, ft

10000

12000

14000

16000

PERKIRAAN TEKANAN ABNORMAL (A)

Lumpur Pemboran :
Hubungannya dengan Densitas Lumpur Pemboran .
Dengan demikian densitas Lumpur Pemboran dibagi menjadi 3 antara lain :
1. EMW ( Equivalent Mud Density

fluida formasi ).

Merupakan densitas dari fluida formasi sendiri ( kondisi Statis ).


Dapat dihitung dengan 2 cara :
Berdasarkan Gradient Tekanan air laut 0.465 psi/ft.
Berdasarkan formula :
P. Hidrostatik (psi)
EMW =
(ppg) =
fluida formasi
0.052 xDepth(ft)
2. Densitas Lumpur ( Perencanaan Lumpur atau design

mud ).

Dapat dihitung dengan 2 cara :


Berdasarkan Gradient Tekanan air laut 0.465 psi/ft. Berdasarkan formula :

fluida formasi =

P. Hidrostatik (psi)
0.052 xDepth(ft)

Penambahan berat lumpur antara (0.5 1) ppg terhadap


perhitungan EMW.

PERKIRAAN TEKANAN ABNORMAL (B)


3. ECD ( Equivalent Circulating Density )
Menentukan densitas lumpur pemboran saat lumpur mengalami sirkulasi sehingga densitas
lumpur menjadi :

Bila terkontaminasi gas

Bila terkontaminasi cutting, partikel padatan

Berdasarkan Formula :

mud ( turun )

( naik )
mud

ECD (ppg) = Design

mud (ppg) +

P d (psi)
0.052 xDepth(ft)

Pd = Kehilangan tekanan dalam annulus (psi)

NORMAL

KICK

LOST

EMW

mud ECD

mud

EMW ECD

EMW ECD

mud

TEKANAN ABNORMAL MEMPENGARUHI


PERENCANAAN SUMUR

Casing Design Selection


Penentuan densitas dan jenis Lumpur
Casing setting depth selection
Perencanaan Semen

Anda mungkin juga menyukai