PENGERTIAN SKOR
SKOR adalah penghargaan kuantitatif yang diberikan kepada subjek karena
respon yang diberikan
Skor besar diberikan jika respon subjek mendukung konstrak yang
hendak diukur
Skor kecil diberikan jika respon subjek kurang mendukung konstrak yang
hendak diukur
SKOR menunjukkan besarnya kapasitas konstrak psikologis yang diukur
dalam diri subjek
Semakin besar skor, semakin besar kapasitas konstrak psikologis
tersebut dimiliki oleh subjek
Skor Skala Kecemasan menunjukkan besarnya kapasitas kecemasan
dalam diri subjek
SKOR yang didapatkan oleh subjek mengandung eror
Eror adalah kesalahan pengukuran yang menyebabkan diskrepansi
antara besarnya skor dan besarnya kapasitas konstrak ukur dalam diri
subjek
ILUSTRASI
Besarnya Abilitas Subjek
Persamaan SKOR
Berat Badan
Individu
Berat Badan
Hasil Timbangan
51
53
Ti
Xi
EROR
Ei
Xi
Ti
Ei
Xi
Ti
Ei
TANTANGAN PSIKOMETRI
5=?+?
Seorang subjek mendapatkan skor 5 pada Skala Empati.
Berapakah skor murni subjek tersebut?
Bisakah kita menyelesaikan persamaan di atas? Tantangan
psikometri adalah menyelesaikan persamaan dengan dua
bilangan anu yang tidak diketahui.
TANTANGAN PSIKOMETRI
A =B +C
5=?+?
Dengan menggunakan asumsi, kita bisa menyelesaikan
persamaan di atas. Dari persamaan di atas, misalnya
diasumsikan bahwa kriteria B adalah (1) bilangan bulat dan
(2) bilangan gasal.
Dengan menggunakan asumsi tersebut, maka kita dapat
mengetahui besarnya B dan C.
Persamaan Pythagoras
c
a
a2+b2=c2
dapat berlaku jika diasumsikan
segitiga tersebut siku-siku dan
berada pada bidang datar
EROR PENGUKURAN
Simulasi
Pengantar
Andaikan kita mengukur abilitas individu beberapa kali
Setiap kali kita melakukan pengukuran, hasil pengukuran kita
mengandung unsur eror
Semakin banyak pengukuran dilakukan, didapatkan rerata
eror pengukuran sama dengan nol
Eror yang menyebabkan skor meningkat dan eror yang
menyebabkan skor menurun membuat rerata eror sama dengan
nol.
ILUSTRASI
HASIL PENGUKURAN IQ PADA SUBJEK SELAMA 5 KALI TRIAL
Trial
1
2
3
4
5
Rerata
T
100
100
100
100
100
100
Abilitas Individu
adalah konstan
E
-2
2
1
0
-1
0
Rata-rata eror
pengukuan adalah
nol
X
98
102
101
100
99
100
Rata-rata hasil
pengukuran
menunjukkan skor
murni individu
ILUSTRASI
Jika eror bersifat acak, maka dengan
melakukan pengukuran berulang
sebanyak mungkin maka didapatkan
distribusi skor tampak mengikuti kurva
normal dengan rerata sama dengan skor
murni
50
SEMAKIN BANYAK PENGUKURAN DILAKUKAN
Nilai rerata eror semakin mendekati nol
Nilai rerata skor tampak semakin mendekati skor murni
Keterpercayaan terhadap pengukuran semakin tinggi
Asumsinya :
Tidak ada unsur pembelajaran
Tidak ada unsur kelelahan pada subjek
ILUSTRASI
HASIL PENGUKURAN KECEMASAN 8 ITEM PADA 5 ORANG SUBJEK
ITEM
Subjek
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
1
2
3
4
5
Contoh. Sebuah Tes Matematika diberikan kepada siswa di kelas. Eror pengukuran muncul
secara acak. Ada siswa diuntungkan dengan karakteristik soal yang berupa multiple
choice, ada siswa yang diuntungkan karena kebetulan materi yang ditanyakan sesuai
dengan yang dipelajari dengan tekun sehingga skor mereka meningkat. Di sisi lain, ada
siswa yang dirugikan tes dilakukan ketika siang hari ketika siswa dalam kondisi lelah,
sehingga skor mereka menurun.
Karena bersifat acak, eror tidak memiliki hubungan dengan eror lainnya
maupun dengan skor murni.
Besarnya eror pada pengukuran satu tidak terkait dengan besarnya eror pada pengukuran
yang lain. Di sisi lain, besarnya eror tidak terkait dengan tingginya kualitas atribut psikologis
subjek.
Hari 1
E1
Hari 2
X1
E2
X2
-1
-1
-1
-3
-1
-1
-3
-2
-1
-2
10
re1e2=0
EROR PENGUKURAN
EROR SISTEMATIK
Eror sistematik besarnya adalah konsisten pada tiap
pengukuran.
Eror ini tidak mempengaruhi distribusi skor, melainkan
mempengaruhi rerata skor
Eror Sistematik
T
2
1
3
4
2
E
1
1
1
1
1
X
3
2
4
5
3
E
-2
1
-1
2
0
X
0
2
2
6
2
ERROR SISTEMATIK
ILUSTRASI
Besarnya Abilitas Subjek
Eror Sistematik
RELIABILITAS
Pengukuran mengenai
sasaran tetapi seksama
(Kurang Konsisten)
TARGET UKUR
HASIL UKUR
SS
TS
STS
SS
TS
STS
RANGKUMAN ASUMSI
X=+E
Skor tampak adalah penjumlahan antara skor murni dan error
et = 0
Tidak ada hubungan antara eror pengukuran (e) dan sekor murni (T)
e1e2 = 0
Besarnya error pada satu tes tidak berhubungan dengan error pada tes lainnya
e1t2 = 0
Besarnya error pada satu tes tidak berhubungan dengan skor murni pada tes lainnya
T1=T2
Cov(E1E2)=0
Var(E1)=Var(E2)
k1= k1
T-equivalent
T1=T2+C
Cov(E1E2)=0
k1= k1
Congeneric
T1=CT2 +C
Cov(E1E2)=0