Anda di halaman 1dari 5

TETANUS NEONATORUM

PENGERTIAN
Adalah penyakit yang diderita oleh bayi baru lahir (Neonatus). Tetanus neonatorum
penyebab kejang yang sering dijumpai pada BAYI BARU LAHIR yang bukan karena
trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan infeksi selama masa neonatan,
yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawatan tidak asektif.
Masa lokabasi penyakit ini adalah 5-14 hari. Pada umumnya tetanus neonatorum
lebih cepat dan penyakit langsung lebih berat dari pada tetanus pada anak.
Penyebabnya adalah hasil clostridrum bersifat anaerab, berbentuk spora selama
diluar tubuh manusia dan dapat mengeluarkan tokan yang dapat menghancurkan
sel darah merah, merusak leukasit dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin
yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot,
yang infeksinya biasanya terjadi melalui luka pada tali pusat. Ini dapat terjadi
karena pemotongan tali pusat tidak menggunakan alat-alat steril hanya memakai
pisau atau gunting yang tidak steril. Dapat juga karena perawatan talipusat yang
menggunakan obat tradisional seperti abu dan kapur sirih, daun-daunan dan
sebagainya

GEJALA KLINIS
Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan otot yang makin bertambah terutama pada rahang
dan leher. Dalam 48 jam penyakit menjadi nyata dengan adanya trismus.
Pada tetanus neonaterum perjalanan penyakit ini lebih cepat dan berat. Anamnesis sangat
spesifik yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum (karena tidak dapat menghisap)
Mulut mencucut seperti mulut ikan
Mudah terangsang dan sering kejang disertai sianosis
Kaku kuduk sampai opistotonus
Dinding Abdomen kaku, mengeras, dan kadang-kadang terjadi kejang
Dari berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah, muka thisus sardunikus.
Ekstermitas biasanya terulur atau kaku
Tiba-tiba bayi sensitive terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis
lemah.

PENCEGAHAN
Pemberian toksoid tetanus pad ibu hamil 3x berturut-turut pada trimester III dikatakan sangat
bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum. Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat
yang steril dan perawatan tali pusat selanjutnya. Komplikasi bronkopnemonia, asfiksia akibat
obstruksi secret pada saluran pernafasan, sepsis neonatorum.

PENATA LAKSANA
1. Pemberian saluran nafas agartidak tersumbat dan harus dalam keadaan bersih.
2. Pakaian bayi dikendurkan atau dibuka
3. Mengatasi kejang dengan cara memasukkan tongspatel atau sendok yang sudah
dibungkus kedalam mulut bayi agar tidak tergigit giginya dan untuk mencegah agar indah
tidak jatuh kebelakang menutupi saluran pernafasan
4. Ruangan dan lingkungan harus tenang.
5. Bila tidak dalam keadaan kejang berikan ASI sedikit demi sedikit ASI dengan
menggunakan pipet atau diberitakn Personde (kalau bayi tidak mau menyusui)
6. Perawatan tali pusat dengan teknih aseptic dan anti septic.
7. Selanjutnya rujuk kerumah sakit, beri pengertian pada keluarga bahwa anaknya harus
dirujuk kerumah sakit
Bahaya terjadinya gangguan pernafasan
Gangguan pernafasan yang sering terjadi adalah apnea yang disebabkan adanya tetanus pasmia
yang mengerang otot-otot pernafasan sehingga otot tersebut tidak berfungsi. Adanya spasme
pada otot fasing menyebabkan terkumpulnya liur didalam rongga mulut. Sehingga memudahkan
terjadinya pneumonia aspirasi. Adanya lendir ditenggorokan juga menghalangi kelancaran lalu
lintas udara atau pernafasan.
Pasien tetanus neonaterum setiap kejang selalu disertai sianosis dan frekuensi kejang biasanya
sering sehingga pasien akan terlihat sianosis terus-menerus.
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Kepada orang tua pasien yang bayinya menderita tetanus perlu diberi penjelasan bahwa bayinya
menderita sakit berat maka perlu tindakan dan pengobatan khusus.
Untuk Pencegahan tetanus neonaterum ini suntikan diberikan 3x berturut-turut kepada pasien ibu
hamil, perlu juga dijelaskan bahwa tidak akan ada manfaatnya jika suntikan tidak lengkap 3x.
Untuk perawatan tali pusat baik sebelum maupun setelah lepas perlum diberitahukan cara yang
murah dan baik, yaitu.menggunaka alkohol 70%, dan kasasteril yang telah dibasahi lagi dengan
alkohol jika sudah kering. Jika tali pusat telah lepas, kompres alkohol diteruskan lagi sampai
luka bekas tali pusat kering betul selama 3-5 hari jangan membubuhkan bubuk dermasol atau
bedak pada nekas tali pusat karena akan dapat terjadi infeksi.
KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN
Akibat keadaan bayi yang payah dan tidak dapat menyusui untuk memenuhi kebutuhan perlu
diberi infus dengan cairan glukosa 5% bila kejang sudah berkurrang pemberian makanan dapat

diberikan melalaui sondei dan sejalan dengan perbaikan pemberian makanan bayi dapat dirubah
memakai sendok secara bertahap.
MEDIK DAN PERAWATAN
Menurut buku acuhan nasional pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal 2002 :
1. Diberikan cairan intrafena dengan larutan glukosa 5% dan Nad fisiologis 4-1 selama 4872 jam
2. Diazepam dosis awal 2,5 mg IV perlahan-lahan selama 2-3 menit
3. ATS 10.000/ hari, diberikan selama 2 hari berturut-turut dengan IM.
4. Amfisilin 100 mg/kg berat badan/ hari /dalam 4 dosis selama 10 hari
5. Tali pusat dibersihkan atau dikompres dengan alkohol 70% betadine 10%
6. Rawat diruang yang tenang tapi harus terang juga hangat
7. Baringkan pasiendengan sikap kepala ekstensi dengan memberikan ganjalan dibawah
bahunya
8. Beri o2 1-2 liter /menit
9. Pada saat kejang pasang sudut lidah
10. Observasi tanda vital cara kontinu setiap setengah jam
Keperawatan pasien tetanus neonaterum
Adalah pasien yang gawat, mudah terangsang atau kejang dan kalau kejang selalu disertai
sianosis spasme pada otot pernafasan sering menyebabkan liur sering trkumpul didalam mulut
dan dapat menyebabkan aspirasi. Oleh karena itu pasien perlu dirawat dikamar yang tenang
tetapi harus terang.
Masalah pasien yang perlu diperhatikan adalah bahaya terjadi gangguan pernafasan, kebutuhan
nutrisi dan kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
KESIMPULAN
Bahwa untuk mengingat adanya infeksi pada bayi yang mudah terjadi pada penataksanaan yang
dilakukan pada perawatan medis yang tidak steril dan ketidak adanya pengetahuan orang tua
mengenai penyakit ini maka sebaiknya dijelaskan pada orang tua tentang bahaya-bahaya serta
gejala-gejala

TETANUS NEONATORUM
Penyakit Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang
menghasilkan racun neurotoxin yang menyerang saraf sehingga dapat membuat kontraksi otot
yang menyakitkan terutama otot rahang dan leher serta dapat mempengaruhi otot-otot pernafasan
sehingga dapat mengancam jiwa. Penyebab Penyakit Tetanus Seperti telah disinggung
sebelumnya bahwa penyebab penyakit tetanus adalah bakteri. Bakteri penyebab tetanus adalah
Clostridium tetani, yang secara alami ditemukan di tanah, debu dan kotoran hewan. Merupakan
sejenis bakteri yang hanya dapat tumbuh dan berkembang pada situasi lingkungan yang kurang
oksigen (anaerob). Ketika bakteri ini memasuki luka yang dalam (miskin oksigen), spora bakteri
dapat menghasilkan toksin yang kuat, yang disebut tetanospasmin. Secara aktif toksin ini akan
mengganggu neuron motorik, yaitu saraf yang mengendalikan pergerakan otot manusia. Efek
racun pada neuron motorik yaitu menyebabkan kekakuan otot dan kejang yang menjadi tandatanda utama dan gejala tetanus. Gejala Penyakit Tetanus Tanda dan gejala tetanus dapat muncul
kapan saja mulai dari beberapa hari sampai beberapa minggu setelah bakteri penyebab tetanus
masuk ke dalam tubuh melalui luka. Dengan rata-rata masa inkubasi tujuh sampai delapan hari
gejala tetanus baru muncul. Tanda-tanda dan gejala tetanus secara berurutan adalah sebagai
berikut: Spasme dan kaku pada otot rahang Dikuti kekakuan pada otot leher Kesulitan menelan
Otot perut menjadi kaku Kejang tubuh yang menyakitkan sampai tulang punggung melengkung
(epistotonus), berlangsung selama beberapa menit. Kejang ini biasanya dipicu oleh kejadian
kecil, seperti suara keras, sentuhan fisik atau cahaya Kematian dapat terjadi karena kesulitan
bernafas, lantaran otot-otot pernafasan tidak berfungsi normal. Tanda dan gejala tetanus lainnya
yang mungkin menyertai antara lain: Demam Berkeringat Tekanan darah tinggi Denyut nadi atau
jantung cepat Tetanus Neonatorum Tetanus juga dapat terjadi pada bayi baru lahir sebelum
berusia 1 bulan yang disebut tetanus neonatorum. Hal ini terjadi karena alat-alat yang digunakan
untuk persalinan (memotong tali pusar) tidak steril atau luka tali pusar yang terkontaminasi,
sedangkan bayi belum memiliki kekebalan terhadap tetanus, karena sang ibu tidak melakukan
imunisasi TT (tetanus toxoid), lebih lanjut silahkan baca : Imunisasi TT pada Ibu hamil
Diagnosis Penyakit Tetanus Dokter mendiagnosis penyakit tetanus berdasarkan pemeriksaan
fisik, riwayat kesehatan (luka pada tubuh) dan riwayat imunisasi, serta tanda-tanda dan gejala
tetanus yang khas yaitu kejang otot, kekakuan dan nyeri seperti telah disebutkan di atas.
Pemeriksaan laboratorium umumnya tidak membantu diagnosis tetanus. Disamping itu ada
pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis tetanus, yaitu tes
spatula. Tes ini dilakukan dengan cara menyentuh dinding tenggorokan dengan spatula
(semacam sendok), pada orang normal akan memberikan reaksi mual dan menghindar,
sedangkan pada penderita tetanus akan memberi respon menggigit spatula dan menutup mulut.
Pengobatan Penyakit Tetanus Karena belum adanya obat tetanus yang cespleng, maka
pengobatan terdiri dari perawatan luka, obat untuk mengurangi gejala tetanus serta perawatan
suportif. Perawatan luka untuk mencegah tetanus Perawatan luka yang dimaskud yaitu
membersihkan luka dengan baik, yaitu dilakukan dengan cara menghilangkan kotoran, benda
asing dan jaringan mati jika ada, terlebih pada luka yang dalam dan kotor. Hal ini penting
sebagai langkah awal untuk mencegah pertumbuhan spora tetanus. Dalam sesi ini juga
diperlukan pemberian suntikan vaksin TT (Tetanus Toxoid) untuk yang mengalami luka dalam

dan/atau kotor, jika suntik imunisasi TT terakhir lebih dari lima tahun yang lalu atau tidak tahu
kapan. Atau untuk jenis luka apapun yang terkontaminasi dengan kotoran, kotoran hewan atau
pupuk kandang, jika suntik imunisasi TT terakhir lebih dari lima tahun yang lalu atau tidak tahu
kapan. Obat Tetanus Antitoksin (Anti Tetanus Serum atau ATS). Saat ini tersedi antitoksin
tetanus, seperti tetanus immune globulin. Namun, antitoksin ini hanya dapat menetralkan racun
yang belum terikat jaringan saraf. Antibiotik. Antibiotik diperlukan untuk membunuh bakteri
penyabab tetanus, baik diberikan secara oral (diminum) atau dengan suntikan (umumnya).
Vaksin. Sekali mengalami tetanus tidak membuat seseorang kebal terhadap serangan beriikutnya.
Jadi, ia harus menerima vaksin tetanus untuk mencegah infeksi tetanus di kemudian hari. Obat
penenang. Dokter umumnya menggunakan obat penenang kuat untuk mnegndalikan kejang otot,
contohnya diazepam. Obat lain. Obat lain, seperti magnesium sulfat (MgSO4) dan beta blockers
tertentu, dapat digunakan untuk membantu mengatur aktivitas otot tak sadar, seperti detak
jantung dan pernafasan. Terapi Suportif untuk Tetanus Pengobatan tetanus sering membutuhkan
waktu yang lama sehingga terkadang membutuhkan perawatan intensif. Karena obat penenang
dapat menyebabkan pernapasan dangkal, maka sangat mungkin perlu didukung sementara oleh
alat bantu nafas (ventilator). Itulah penjelasan ringkas mengenai penyakit tetanus. Ingat!!
mencegah lebih baik daripada mengobati
Bersumber dari: Penyakit Tetanus Penyebab, Gejala, dan Pengobatan | Mediskus.com

Anda mungkin juga menyukai