Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR EKONOMI

MONETER
Dosen Boy Leon, SE, MBA, MM.
KOMPAS NEWS, Kamis, 4 Februari 2016
STABILITAS MAKROEKONOMI TERJAGA, BI RATE TURUN
Created by

Nama : ISWAHYUDI
Npm : 2014020103
Class : Non Regular 2

KEBIJAKAN MONETER BANK INDONESIA DALAM


MEMELIHARA
STABILITAS MAKROEKONOMI
(KOMPAS, KAMIS, 04 FEBRUARI 2016)

Disusun Untuk Salah Satu Tugas Mata Kuliah

PENGANTAR EKONOMI MONETER


Dosen :

Boy Leon, SE, MBA, MM

Disusun Oleh :
Nama

: ISWAHYUDI

Npm

: 2014020103

Class

: NON REGULAR 2

DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Kata
Pengantar
.
B. Latar
Belakang
.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Ekonomi
Global

B. Pertumbuhan
Ekonomi

C. Perkembangan
Inflansi
.

D. Stabilitas Sistem Keuangan


(SSK)
..
E. Risiko
Timbul
...
F. Neraca Pembayaran
Indonesia
.
G. Nilai Tukar
Rupiah
.
H. Prospek Ke
Depan
...
BAB III
A. Kesimpulan
.
B. Kata
Penutup
.

BAB I
A. KATA PENGANTAR

Saya Iswahyudi sebagai penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah merahmati nikmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan lancar tanpa ada halangan apapun. Tugas ini merupakan anjuran dari mata
kuliah Pengantar Ekonomi Moneter yang berhubungan dengan kebijakan stabilitas
makroekonomi dan inflansi ekonomi.

Saya sangat memahami bahwa karya tulis ini dapat selesai dengan baik berkat partisipasi
oleh pihak lain. Dengan ini saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi dari pihak lain yaitu
kepada:

1. Tuhan YME
2. Boy Leon, SE, MBA, MM Dosen Pengantar Ekonomi Moneter

Saya mengerti bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna dan saya sangat
mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat meningkatkan keefektifan karya tulis ini.
Dengan selesainya karya tulis ini harapan yang selalu saya sertakan agar pembaca mendapatkan
manfaat dan ilmu yang terkandung dalam karya tulis ini. Dan saya khususkan untuk mahasiswa
STIE Darma Bumiputera.

B. LATAR BELAKANG

Kebijakan Stabilitas Makroekonomi adalah suatu kebijakan ekonomi moneter yang


secara langsung dapat dikendalikan oleh pemerintah. Itu sangat berdanpak pada perekonomian
Indonesia dimana adanya suatu kegiatan yang megatur persediaan uang sebuah Negara yang
dimaksudkan untuk mencapai tujuan agar dapat mengantisipasi atau menahan inflansi suatu
Negara sehingga terealisasi kesejahteraan. Kebijakan ini dapat melibatkan standar bunga
pinjaman, kapitalis untuk bank atau juga bisa di bilang sebagai pinjaman usaha terakhir dengan
jalan perseujuan dan negosiasi dengan pihak pemerintah. Pada dasarnya kebijakan ini
merupakaan suatu yang mempunyai tujuan keseimbangan internal seperti pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan dan eksternal seperti makro
ekonomi pada keseimbangan neraca pembayaran yang bisa diukur dengan kesempatan kerja,
stabilnya harga dan neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Stabilitas Makroekonomi mengupayakan mepercepat pertumbuhan ekonomi dengan
tingkat yang efektif tinggi dan secara substansi memberikan ketahanan dalam inflansi yang
secara tiba yang diakibatkan kurs yang fluktuatif. Kebijakan ini dimaksudkan untuk
menyetabilkan harga sesuai komoditi yang diproduksi.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengendalikannya dengan mempercepat peluang kerja yang optimal dan produktifitas yang
mampu dalam pemasokan dan distribusi barang. Upaya yang paling efektif dengan
memperhatikan 6 faktor utama, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ekonomi Global
Pertumbuhan Ekonomi
Inflansi
SSK Stabilitas Sistem Keuangan
Neraca Pembayaran Negara
Nilai Tukar

BAB II
PEMBAHASAN:
Kebijakan Moneter adalah kebijakan dari otoritas moneter (bank sentral) dalam bentuk
pengendalian agregat moneter (seperti uang beredar, uang primer, atau kredit perbankan)
untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan yang dicerminkan oleh
stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan kesempatan kerja yang tersedia.

A. EKONOMI GLOBAL 2015


I.
II.
III.
IV.

Ketidakpastian Di Pasar Keuangan Global Mereda.


Kenaikan Suku Bunga Amerika Serikat (FFR) Dilakukan Secara Bertahap Dan Telah
Diantisipasi Oleh Pelaku Pasar.
Pemulihan Ekonomi Global Masih Terbatas Terutama Di Tiongkok, Eropa, Dan Jepang.
Harga Komoditas Dan Minyak Dunia Masih Menurun Rebalancing Ekonomi Tiongkok
Masih Berlanjut.

B. PERTUMBUHAN EKONOMI
Sesuai riset yang dilakukan pada tahun 2015 atau pada triwulan IV diperkirakan belum
menunjukkan perbaikan secara signifikan, meskipun telah dilakukan stimulus fiscal dan
relaksasi kebijakan makroprudensial.
4 Factor Pengaruh :
Government(G)
Perbaikan Konsumsi dan Investasi Pemerintah memberi stimulus pada ekonomi.
Consumption(C)
Konsumsi swasta relative stabil, namun terdapat indikasi adanya penurunan tabungan.
Export(X)
Pertumbuhan ekspor masih bertahan akibat permintaan global yang masih lemah dan
harga komoditas yang turun.
Investment(I)
Investasi swasta juga masih lemah sejalan dengan menurunnya kinerja perusahaan.

C. INFLANSI
Inflansi 2015 turun signifikan dibanding tahun sebelumnya, dari 8,36% menjadi 3,35%
(secara tahunan). Penurunan inflansi ini juga dibantu oleh harga minyak dunia dan harga
komoditas yang dalam tren menurun.
3 Indikator Inflansi:

(IHK) 3,35%
(ADMINISTERED PRICE) Inflansi Harga yang Diataur Pemerintah 0,39%.
(VOIATILE FOOD) Inflansi Bahan Makanan Bergejolak 4,84%.
(CORE) Inflasi Inti (Central) 3,95%.

D. STABILITAS SISTEM KEUANGAN (SSK)


Stabilitas Sistem Keuangan tetap solid ditopang oleh ketahanan permodalan yang tingkat
dan likuiditas perbankan yang cukup tinggi.
6 Indikator:
Ketahanan permodalan menguat Rasio Kecukupan Modal (CAR) 21,1%.
Intermediasi Terlambat:
1. Pertumbuhan Kredit 9,8%
2. Pertumbuhan DPK 7,7%
3. Efisiensi menurun
4. Biaya Operasional/Pendapatan Operasional 84,5%.
Likuiditas cukup tinggi. Alat likuiditas/Dana Pihak Ketiga (DPK) 19,4%.
Kinerja Korporasi non Keuangan menurun:
1. Return of Asset (RoA) 4,1%
2. Debt Service Ratio (DSR) korporasi 66,9%.
Kinerja Rumah Tangga (RT) menurun, pertumbuhan DPK RT 4,01.
Risiko Kredit Terjaya NPL gross 2,7%

E. RISIKO
Risiko Yang Telah Diwaspadai Atau Antisipasi Bank Indonesia (BI):
Munculnya kembali ketidakpastian terkait dengan rencana kenaikan FED FUND
RATE (FFR).
Perlambatan Ekonomi Tiongkok terutama melalui jalur perdagangan.
Risiko capital outflows yang bersumber dari perkembangan setiap saat (tail risk) di
pasar keuangan Tiongkok.
Risiko likuiditas terkait dengan rencana penerbitan Surat Utang Negara (SUN)
dengan jumlah lebih besar dari pada tahun sebelunya.

F. NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2015


Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan mengalami
deficit, namun lebih baik dari perkiraan semula.
4 Indikator:
Defisit transaksi berjalan
Defisit transaksi berjalan sepanjang tahun 2015 terus membaik dibanding
tahun sebelumnya, yaitu dari 3,1%, diperkirakan menjadi sekitar 2% terhadap PDB.
Transaksi Modal dan Financial (TMF)
Surplus TMF diperkirakan lebih rendah disbanding tahun sebelumnya. Hal
tersebut diakibatkan oleh ekspektasi pelaku pasar terhadap perbaikan ekonomi AS
yang menyebabkan keluarnya modal dari Negara-negara berkembang.
Neraca Perdagangan Barang
Surplus neraca perdagangan barang Indonesia selama 2015 diperkirakan
mengalami perbaikan dibanding tahun sebelumnya, dari sebesar 7 miliar dolar AS
menjadi 13 Miliar Dolar AS.
Perkiraan membaiknya neraca perdagangan barang tersebut didorong oleh
naiknya surplus neraca perdagangan nonmigas dan menurunya defisit neraca
perdagangan migas.

Cadangan Devisa Desember 2015

Us$ 105,9 Milliar :


1. 7,7 Bulan (IMPOR)
2. 7,4 Bulan (IMPOR + PEMBAYARAN UTANG
LUAR NEGERI PEMERINTAH)

DI DUKUNG OLEH:
i.
ii.
iii.

Penerbitan Global Bond


Penarikan Pinjaman LN Pemerintah
Penerimaan hasil ekspor migas

Jumlah tersebut diatas


standart kecukupan
international ( sekitar 3
bulan impor )

G. NILAI TUKAR RUPIAH


Rupiah mengalami penguatan seiring dengan menurunnya ketidakpastian di pasar
keuangan global. Dibandingkan dengan Negara-negara berkembang lain, rupiah mengalami
penguatan paling signifikan dalam triwulan IV 2015.
Hal Yang Mempengaruhi:
Sisi Eksternal
Ketidakpastian di pasar keuangan global setelah kenaikan FFR pada 17
desember 2015 dan kepastian bahwa kenaikan FFR ke depan secara bertahap
mendorong kembalinya aliran modal asing ke dalam negeri.
Sisi internal
1. Optimisme terhadap prospek ekonomi meningkat.
2. Reformasi structural pemerintah yang consistent dan kredibel
melalui rangkaian paket kebijakan.
3. Penggunaan mata uanng Rupiah di Wilayah NKRI.
4. Kebijakan moneter yang berhati-hati dan terukur.

H. PROSPEK KE DEPAN
FORCASTING 2016:
1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun 2016
5,2 sampai 5,6%.
2. Inflansi diperkirakan akan berada pada sasaran inflansi 2018 3,5 + 1%.
3. Pada Tahun 2016 Pertumbuhan Credit diperkirakan akan terus meningkat 12
sampai 14%.

BAB III
A. KESIMPULAN:
Bauran Kebijakan (Policy Mix) Fokus Kebijakan BI
Bank Indonesia memandang bahwa ruang dari pelonggaran kebijakan moneter
semakin terbuka dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, serta
mempertimbangkan pula dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global
pasca kenaikan Fed-Fund Ratem (FFR).
Penurunan BI Rate secara terukur diharapkan dapat memperkuat pelonggaran
kebijakan makroprudensial dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) yang telah
dilakukan sebelumnya.
Pelonggaran lebih lanjut akan dilakukan setelah asemen menyeluruh terhadap
perekonomian domestic dan global dengan tetap menjaga stabilitas
makroekonomidan system keuangan.
Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam
pengendalian inflansi , penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi structural,
sehingga, mammpu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Hasil Keputusan Dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Pada 13-14
januari:
BI Rate turun 0,25% menjadi 7,25%.
Suku Bunga Lending Facility turun 0,25% menjadi 7,75%.
Suku Bunga Deposit Facility turun 0,25% menjadi 5,25%.
Target Sasaran Inflansi 4 + 1% Pada 2016 Dan 2017

B. KATA PENUTUP
Demikianlah makalah tentang Kebijakan Stabilitas Makroekonomi yang telah saya buat,
diperuntukkan bagi audience khususnya mahasiswa semoga memberikan manfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Saya mohon maaf apabila ada suata kesalahan pada
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Saya hanya
manusia biasa yang tidak luput dari suatu kesalahan dan saya juga sangat mengaharapkan saran
dan kritik dari para pembaca dengan maksud memberikan nilai pengembangan agar penulisan
makalah ini bisa lebih sempurna lagi.
Sekian penutup dari saya semoga dapat diterima di hati para pembaca semoga makalah ini
bisa memberikan wawasan tentang makroekonomi di Negara kita dan saya ucapkan terima
kasih.

Jakarta, 09 Mei 2016


Hormat Saya;

(ISWAHYUDI)

Anda mungkin juga menyukai