PADA PASIEN
KEMOTERAPI CA RECTUM
Disusun Oleh :
dr. Citra Latika Agustia
PEMBIMBING:
dr. Gomeus Effendy, SpPD
PORTOFOLIO
Nama
: dr. Citra Latika Agustia
Wahana
: RSUD Genteng Banyuwangi
Topik
: Kemoterapi Ca Rektum
Tanggal Kasus
: 26 Oktober 2015
Nama Pasien
: Tn. S
No. RM : 248187
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Gomeus Effendy, SpPD
Tempat Presentasi : Ruang Diklat RSUD Genteng Banyuwangi
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
DESKRIPSI :
Tn. S Datang ke IGD Pro Kemoterapi Ca Rektum Ke-7
Tujuan :
-
Memberikan edukasi dan komunikasi tentang kondisi penyakit pasien dan rencana
Diskusi
Data Pasien
Nama Klinik : RSUD Genteng
Banyuwangi
Riset
Kasus
Audit
Presentasi &
Email
Pos
Diskusi
Nama : Tn. S
No. Reg : 248187
Telp : -
DATA PASIEN
Identitas Pasien :
Tn. S / Laki-Laki / 55 tahun / BB : 56 kg
Alamat : Genteng Kulon - Banyuwangi
Tanggal MRS : 26 Oktober 2015
ANAMNESA
Keluhan Utama :
Pasien datang ke UGD RSUD Genteng membawa rujukan dari dr. Gomeus Effendy Sp.PD
Pro Kemoterapi Ca Rektum ke-7.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pada tahun 2013, pasien mengeluh mulai mengalami kesulitan berdefekasi. Setiap kali
akan BAB harus mengedan kuat dan butuh waktu yang lama untuk mengeluarkan feses hingga
terasa nyeri. Feses yang keluar sedikit-sedikit dan bentuknya lebih kecil serta terkadang disertai
darah segar atau agak hitam diikuti diare secara bergantian. Pasien juga mengeluh adanya
benjolan yang keluar dari anus, nafsu makan menurun, merasa lemas, letih dan berat badan turun
kurang lebih 10 kg.
Pada akhir tahun 2014 sampai 2015, pasien berobat ke RS Adi Husada Surabaya dan RS
Darmo Surabaya. Berdasarkan keluhan dan hasil tumor marker yang tinggi, dokter menyarankan
pasien untuk melakukan pemeriksaan Kolonoskopi disertai Biopsi dan Rektosigmoidoskopi.
Pasien kemudian disarankan melakukan tindakan kolostomi dan dilanjutkan dengan kemoterapi.
Riwayat Atopi
:-
Riwayat Keluarga
: Tidak ada riwayat keluhan dan penyakit yang sama dalam keluarga
Riwayat Gaya Hidup: Perokok aktif sejak SMP dan baru berhenti 1 tahun lalu, jarang
menkonsumsi buah dan sayur.
PEMERIKSAAN FISIK
RR : 20x/mnt
Tax : 36,8 OC
Normocephal
Pupil iskor, Refleks Cahaya +/+, Anemia -/- , icteric -/THT dalam batas normal
KGB dan tiroid tidak membesar, Deviasi Trachea
Thorax
Paru :
Inspeksi
: simetris
Perkusi
: sonor sonor
sonor sonor
sonor sonor
Aukultasi
:V
V
whezzing V
V
V
V
Cor : Ictus cordis tidak terlihat dan teraba pada ICS 5
Rhonki -
Abdomen
Extremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap :
Hemoglobin : 12 mg/dl
Leukosit
: 4500 mm3
Hematokrit
: 32 %
Trombosit: 181.000
Gula Darah Sewaktu: 80 mg/dl
Faal Ginjal :
BUN : 8,4 mg/dl
Creatinin : 0,9 mg/dl
Fungsi Hati :
SGOT : 30 U/l
SGPT : 28 U/l
Hasil Pemeriksaan :
Anorektal : 2 cm sampai 9 cm dari anal
nampak masa tumor sirkuler berdungkul
keras tapi skop masih dapat lewat. Biopsi 4x
Kesimpulan :
Keganasan rectum sepanjang 2 cm sampai 9
cm dari anal, sirkuler ada penyempitan lumen
tetapi skop masih dapat melewatinya.
Hasil Patologi Anatomi :
Adenoca Recti
Inf RL 10 tpm
Premedikasi : Inj Ranitidin 1x25 mg, Inj Ondansetron 1x8 mg, Inj Dexamethason 1x4 mg
Leucovorin 200 mg dalam 200 ml PZ 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan Oxaliplatin 100 mg
dalam 200 ml D5% 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan 5FU 1000 mg dalam 500 ml PZ 10-14
tpm dalam 22 jam (Setelah 5FU terpasang beri 5FU 750 mg secara IV pelan 5-15 menit),
TINJAUAN PUSTAKA
B. Angka Kejadian
Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan terjadi kematian pada
hampir 500,000 kasus tiap tahunnya. (World Health Organization, 2003). Menurut data di RS
Kanker Dharmais pada tahun 1995-2002, kanker rektal menempati urutan keenam dari 10
jenis kanker dari pasien yang dirawat di sana. Kanker rektal tercatat sebagai penyakit yang
paling mematikan di dunia selain jenis kanker lainnya. Namun, perkembangan teknologi dan
juga adanya pendeteksian dini memungkinkan untuk disembuhkan sebesar 50 persen, bahkan
bisa dicegah.1,3,4
Dari selutruh pasien kanker rektal, 90% berumur lebih dari 50 tahun. Hanya 5%
pasien berusia kurang dari 40 tahun. Di negara barat, laki laki memiliki insidensi terbanyak
mengidap kanker rektal dibanding wanita dengan rasio bervariasi dari 8:7 - 9:5. 1,2
1. Polip : Kepentingan utama dari polip bahwa telah diketahui potensial untuk menjadi
kanker kolorektal. Evolusi dari kanker itu sendiri merupakan sebuah proses yang
bertahap, dimana proses dimulai dari hiperplasia sel mukosa, adenoma formation,
perkembangan dari displasia menuju transformasi maligna dan invasif kanker. 13
2. Idiopathic Inflammatory Bowel Disease
Ulseratif Kolitis: merupakan faktor risiko yang jelas untuk kanker kolon sekitar 1%
D. Gejala Klinis
Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada kanker rektal antara lain ialah : 1,2,5,7,8,12
Perubahan pada kebiasaan BAB atau adanya darah pada feses, baik itu darah segar
maupun yang berwarna hitam.
Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong saat BAB
Feses yang lebih kecil dari biasanya
Keluhan tidak nyama pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa penuh pada perut
atau nyeri
Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya
Mual dan muntah,
Rasa letih dan lesu
Pada tahap lanjut dapat muncul gejala pada traktus urinarius dan nyeri pada daerah
gluteus.
E. Diagnosis
Ada beberapa tes pada daerah rektum dan kolon untuk mendeteksi kanker rektal, diantaranya
ialah : 1,2,5,7,8,9,12
1) Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan CEA (Carcinoma Embrionik Antigen) dan Uji
faecal occult blood test (FOBT) untuk melihat perdarahan di jaringan
2) Digital rectal examination (DRE) dapat digunakan sebagai pemeriksaan skrining awal.
Kurang lebih 75 % karsinoma rektum dapat dipalpasi pada pemeriksaan rektal,
pemeriksaan digital akan mengenali tumor yang terletak sekitar 10 cm dari rektum, tumor
akan teraba keras dan menggaung.
3) Dapat pula dengan Barium Enema,. yaitu Cairan yang mengandung barium dimasukkan
melalui rektum kemudian dilakukan seri foto x-rays pada traktus gastrointestinal bawah.
4) Sigmoidoscopy, yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid
apakah terdapat polip kakner atau kelainan lainnya. Alat sigmoidoscope dimasukkan
melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk
biopsi.
5) Colonoscopy yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum dan sigmoid
apakah terdapat polip kanker atau kelainan lainnya. Alat colonoscope dimasukkan
melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk
biopsi.
6) Biopsi. Jika ditemuka tumor dari salah satu pemeriksaan diatas, biopsi harus dilakukan.
Secara patologi anatomi, adenocarcinoma merupakan jenis yang paling sering yaitu
sekitar 90 sampai 95% dari kanker usus besar. Jenis lainnya ialah karsinoma sel
skuamosa, carcinoid tumors, adenosquamous carcinomas, dan undifferentiated tumors.1,2
F. Staging
The American Joint Committee on Cancer (AJCC) memperkenalkan TNM staging system,
yang menempatkan kanker menjadi satu dalam 4 stadium (Stadium I-IV). 1,2,5,15
1. Stadium 0: kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam rektum.yaitu pada mukosa
saja. Disebut juga carcinoma in situ.
2. Stadium I: kanker telah menyebar menembus mukosa sampai lapisan muskularis dan
melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi tidak menyebar kebagian terluar dinding
rektum ataupun keluar dari rektum. Disebut juga Dukes A rectal cancer.
3. Stadium II: kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan terdekat namun tidak
menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes B rectal cancer.
4. Stadium III: kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat, tapi tidak menyebar kebagian
tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C rectal cancer.
5. Stadium IV: kanker telah menyebar kebagian lain tubuh seperti hati, paru, atau ovarium.
Disebut juga Dukes D rectal cancer
Deskripsi
T1 N0
M0
T2 N0
M0
B1
T3 N0
M0
B2
Penyebaran transmural
T2 N1
M0
C1
T3 N1
M0
C2
T4
C2
Any T,
M1
Metastasis jauh
G. Penatalaksanaan
Berbagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal. Beberapa adalah terapi standar
dan beberapa lagi masih diuji dalam penelitian klinis. Tiga terapi standar untuk kanker rektal
yang digunakan antara lain ialah :
1. Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan terutama untuk stadium I
dan II kanker rektal, bahkan pada pasien suspek dalam stadium III juga dilakukan
pembedahan. 2,7,6 Tipe pembedahan yang dipakai antara lain : 1,2,9,10
Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor dapat
dihilangkan tanpa tanpa melakukan pembedahan lewat abdomen. Jika kanker
anastomosis.
2. Radiasi
Sebagai mana telah disebutkan, untuk banyak kasus stadium II dan III lanjut, radiasi
dapat menyusutkan ukuran tumor sebelum dilakukan pembedahan. Peran lain radioterapi
adalah sebagai sebagai terapi tambahan untuk pembedahan pada kasus tumor lokal yang
sudah diangkat melaui pembedahan, dan untuk penanganan kasus metastasis jauh
tertentu. Radioterapi umumnya digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yang
memiliki tumor lokal yang unresectable. 1,2,9
3. Kemoterapi
Adjuvant chemotherapy, (menengani pasien yang tidak terbukti memiliki penyakit
residual tapi beresiko tinggi mengalami kekambuhan), dipertimbangkan pada pasien
dimana tumornya menembus sangat dalam atau tumor lokal yang bergerombol ( Stadium
II lanjut dan Stadium III). Terapi standarnya ialah dengan fluorouracil, (5-FU)
dikombinasikan dengan leucovorin dalam jangka waktu enam sampai dua belas bulan. 5FU merupakan anti metabolit dan leucovorin memperbaiki respon. Agen lainnya,
levamisole, (meningkatkan sistem imun, dapat menjadi substitusi bagi leucovorin.
Protokol ini menurunkan angka kekambuhan kira kira 15% dan menurunkan angka
kematian kira kira sebesar 10%. 1,2,9
H. Prognosis
Secara keseluruhan 5-year survival rates untuk kanker rektal adalah sebagai berikut :
1. Stadium I - 72%
2. Stadium II - 54%
3. Stadium III - 39%
4. Stadium IV - 7%
HASIL PEMBELAJARAN
1.
2.
3.
4.
moilitas lambung.
Dexamethason: untuk mengurangi efek sitokin yang terbentuk akibat efek obat yang
Follow up
1. Tanggal 26 Oktober 2015
o S: Kemoterapi Ca Rektum
o O: TD: 130/ 90 mmHg, nadi: 85 x/menit, napas: 20x/menit, suhu: 36,80C
Abdomen: terdapat stoma post colostomy
Lab normal
o A: Ca Rektum Kemoterapi ke-7
o P:
Inf RL 10 tpm
Premedikasi : Inj Ranitidin 1x25 mg, Inj Ondansetron 1x8 mg, Inj Dexamethason
1x4 mg.
Leucovorin 200 mg dalam 200 ml PZ 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan
Oxaliplatin 100 mg dalam 200 ml D5% 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan 5FU
1000 mg dalam 500 ml PZ 10-14 tpm dalam 22 jam (Setelah 5FU terpasang beri
5FU 750 mg secara IV pelan 5-15 menit), bila 5FU dalam 500 PZ sudah habis
beri RL 14 tpm
Inj Ondancetron 3x4 mg (Siang-Malam)
Inj Ranitidin 3x25 mg (Siang-Malam)
Obat Oral : Sanmaag sirup 3xIC, Ulsidex sirup 3x1C, Domperidon tablet 3x10
Dexamethason 1x4 mg
Leucovorin 200 mg dalam 200 ml PZ 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan
Oxaliplatin 100 mg dalam 200 ml D5% 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan 5FU
1000 mg dalam 500 ml PZ 10-14 tpm dalam 22 jam (Setelah 5FU terpasang
beri 5FU 750 mg secara IV pelan 5 menit), bila 5FU dalam 500 PZ sudah
Lansoprazol 2x30 mg
Diet nasi TKTP
1x4 mg.
Leucovorin 200 mg dalam 200 ml PZ 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan
Oxaliplatin 100 mg dalam 200 ml D5% 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan 5FU
1000 mg dalam 500 ml PZ 10-14 tpm dalam 22 jam (Setelah 5FU terpasang beri
5FU 750 mg secara IV pelan 5-15 menit), bila 5FU dalam 500 PZ sudah habis
beri RL 14 tpm
Inj Ondancetron 3x4 mg (Siang-Malam)
Inj Ranitidin 3x25 mg (Siang-Malam)
Obat Oral : Sanmaag sirup 3xIC, Ulsidex sirup 3x1C, Domperidon tablet 3x10
1x4 mg.
Leucovorin 200 mg dalam 200 ml PZ 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan
Oxaliplatin 100 mg dalam 200 ml D5% 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan 5FU
1000 mg dalam 500 ml PZ 10-14 tpm dalam 22 jam (Setelah 5FU terpasang beri
5FU 750 mg secara IV pelan 5-15 menit), bila 5FU dalam 500 PZ sudah habis
beri RL 14 tpm
Inj Ondancetron 3x4 mg (Siang-Malam)
Inj Ranitidin 3x25 mg (Siang-Malam)
Obat Oral : Sanmaag sirup 3xIC, Ulsidex sirup 3x1C, Domperidon tablet 3x10
1x4 mg.
Leucovorin 200 mg dalam 200 ml PZ 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan
Oxaliplatin 100 mg dalam 200 ml D5% 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan 5FU
1000 mg dalam 500 ml PZ 10-14 tpm dalam 22 jam (Setelah 5FU terpasang beri
5FU 750 mg secara IV pelan 5-15 menit), bila 5FU dalam 500 PZ sudah habis
beri RL 14 tpm
Inj Ondancetron 3x4 mg (Siang-Malam)
Inj Ranitidin 3x25 mg (Siang-Malam)
Obat Oral : Sanmaag sirup 3xIC, Ulsidex sirup 3x1C, Domperidon tablet 3x10
1x4 mg.
Leucovorin 200 mg dalam 200 ml PZ 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan
Oxaliplatin 100 mg dalam 200 ml D5% 50 tpm dalam 2 jam, dilanjutkan 5FU
1000 mg dalam 500 ml PZ 10-14 tpm dalam 22 jam (Setelah 5FU terpasang beri
5FU 750 mg secara IV pelan 5-15 menit), bila 5FU dalam 500 PZ sudah habis
beri RL 14 tpm
Inj Ondancetron 3x4 mg (Siang-Malam)
Inj Ranitidin 3x25 mg (Siang-Malam)
Obat Oral : Sanmaag sirup 3xIC, Ulsidex sirup 3x1C, Domperidon tablet 3x10
DAFTAR PUSTAKA
and
Survival.
Ann
Surg
2007;245:
17.
Available
from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1867940/pdf/20070100s00001p1.pdf
(Download 30 Desember 2015)