Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mengkaji hubungan dan keterkaitan antara
pendidikan dengan ekonomi didasarkan teori model pertumbuhan endogenous
Solow dan adaptasinya. Pembahasan dikaitkan dengan berbagai kajian studi yang
telah dilakukan baik di Indonesia maupun negara lain dan contoh-contoh terapan.
Hasil kajian menunjukkan bahwa investasi bidang pendidikan merupakan stimulasi
lebih tinggi dibandingkan dengan investasi fisik dalam jangka panjang. Mengacu
hasil kajian dapat disimpulkan: 1) hubungan kausalitas antara peran pendidikan
dan pertumbuhan ekonomi menjadi semakin terbukti dan kuat; 2) sektor
pendidikan sebagai penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi semakin
mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang, karena pendidikan
memberikan high rate of return di masa yang akan datang. Pengeluaran pemerintah
secara proporsional dan tepat sasaran terhadap program pendidikan (rintisan wajib
belajar 12 tahun atau pendidikan menengah universal) memberikan dampak
percepatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kata kunci: pendidikan, modal manusia, tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi.
Abstract: This article aims to examine the relationship and linkages between
education and economic based theory of endogenous growth models of Solow and
adaptation. Discussion of studies associated with various studies that have been
conducted both in Indonesia and other countries and applied examples. The results
showed that the stimulation of investment for education is higher than the physical
investment in the long run. Referring to the results of the study concluded: 1) The
causal relationship between the role of education and economic growth becomes
more and more evident and stronger; 2) the education sector as a major driver of
economic development dynamics further encourage long-term process of
structural transformation, because of education have a high rate of return in the
future. Government spending proportionately and appropriately targeted for
education programs (universal education) will impact to economic growth.
Keywords: education, human capital, labor, economic growth.
Pendahuluan
Pendidikan memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi telah
menjadi kebenaran yang bersifat aksiomatik dan diakui keberadaannya. Tidak
selamanya pendidikan dianggap sebagai konsumsi atau pembiayaan karena pendidikan
merupakan investasi dalam pembangunan sumber daya manusia, yang mana dalam
jangka panjang kontribusinya dapat dirasakan.
Bagaimana hubungan dan keterkaitan antara pendidikan dengan ekonomi?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut, tidak dapat dilepaskan dari masalah
pembangunan. Konsep pembangunan dalam bidang sosial ekonomi sangat beragam
tergantung konteks penggunaanya. Para ahli ekonomi mengembangkan teori
pembangunan yang didasari pada kapasitas produksi tenaga manusia di dalam proses
pembangunan, yang kemudian dikenal dengan istilah invesment in human capital
(Schultz, 1961). Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan
suatu bentuk modal atau kapital sebagaimana bentuk-bentuk kapital lainnya, seperti
mesin, teknologi, tanah, uang, dan material. Manusia sebagai human capital tercermin
dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas
kerja. Tidak seperti bentuk kapital lain yang hanya diperlakukan sebagai alat saja,
human capital ini dapat menginvestasikan dirinya sendiri melalui berbagai bentuk
investasi, misalnya pendidikan formal/informal, pengalaman kerja, kesehatan, atau gizi,
bahkan migrasi.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa faktor utama yang mendukung proses
pembangunan adalah tingkat pendidikan masyarakat. Dalam proses tersebut didasari
pertimbangan bahwa cara yang paling efisien dalam melakukan pembangunan nasional
suatu negara terletak pada peningkatan kemampuan masyarakatnya pendidikan
termasuk di dalamnya.
331713357.doc 2
331713357.doc 3
331713357.doc 5
Studi tentang investasi sumber daya manusia telah dilakukan oleh Schultz
(1961:8), menyatakan bahwa investasi sumber daya manusia akan mampu
meningkatkan kualitas sumber daya itu menjadi lebih produktif dan merupakan salah
satu cara untuk keluar dari perbudakan. Meningkatnya sumber daya manusia ini akan
menjadikan manusia memiliki lebih banyak pilihan sehingga akan tercipta peningkatan
kesejahteraan. Beberapa kegiatan yang menurut Schultz dapat memperbaiki
kemampuan sumber daya manusia adalah pendidikan formal yang paling memiliki
hubungan erat dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia.
Investasi pada bidang pendidikan tidak hanya berfaedah bagi perorangan,
melainkan juga bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum. Pencapaian pendidikan
pada semua level niscaya akan meningkatkan pendapatan dan produktivitas
masyarakat. Pendidikan merupakan jalan menuju kemajuan dan pencapaian
kesejahteraan sosial dan ekonomi, sedangkan kegagalan membangun pendidikan akan
melahirkan berbagai problem krusial: pengangguran, kriminalitas, penyalahgunaan
narkoba, dan welfare dependency yang menjadi beban sosial politik bagi pemerintah.
Istilah welfare dependency merupakan keadaan di mana seseorang atau rumah tangga
yang sangat bergantung pada tunjangan kesejahteraan dari pemerintah untuk
pendapatan mereka dalam jangka waktu lama, dan tanpanya mereka tidak akan mampu
untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari. Istilah tersebut sangat kontroversial, sering
membawa konotasi menghina bahwa penerima tidak bersedia untuk bekerja (Bane and
Ellwood, 1996).
United Nations Development Programme (UNDP) sejak tahun 1990-an dengan
tegas menjelaskan betapa pentingnya pembangunan manusia, dimana kualitas manusia
merupakan kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Disebutkan juga, bahwa tujuan utama
pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya
331713357.doc 6
untuk menikmati usia panjang, badan sehat, dan menjalankan kehidupan yang
produktif. Laporan tersebut menjelaskan bahwa, pembangunan berpusat pada manusia
dipromosikan melalui penegasan bahwa pembangunan manusia adalah tujuan akhir
pembangunan (the ultimate end), sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah sarana (the
principal means) untuk mencapai tujuan akhir pembangunan tersebut.
Semakin jelas bahwa perluasan pilihan dimaksud berada pada tataran proses
dan tataran hasil akhir pembangunan. Perluasan pilihan dalam tataran proses disediakan
untuk manusia dalam perannya sebagai pelaku pembangunan, sedangkan perluasan
pilihan dalam tataran hasil akhir disediakan untuk manusia dalam perannya sebagai
penikmat pembangunan.
Pembangunan manusia pada dasarnya adalah suatu upaya dalam rangka
membangun kemampuan manusia, tidak perduli apakah mereka miskin atau kaya,
melalui perbaikan taraf kesehatan, pengetahuan dan keterampilan, sekaligus sebagai
pemanfaatan (utilizing) kemampuan atau keterampilan mereka tersebut.
Qureshi
ekonomi
(economic
growth),
kebutuhan
dasar
(basic
needs),
331713357.doc 7
331713357.doc 9
dalam
Djoyohadikusumo
(1994)
menyatakan
bahwa
proses
331713357.doc 10
sektor produksi primer dan sektor sekunder, sedangkan sektor tersier dianggap sebagai
fungsi dari perkembangan industri.
Sejalan dengan pendapat Kaldor, Lucas (dalam McMahon, 2002)
mengemukakan bahwa yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah kapital dan
tenaga kerja dengan unsur kualitas termasuk di dalamnya.
Solow (1956), menyatakan bahwa faktor yang dominan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi adalah modal dan tenaga kerja. Persamaan modelnya adalah,
Q= f (K,L)
...................................... (1)
pendidikan
secara
umum
terhadap
pertumbuhan
ekonomi,
dengan
Y = A [ (1 h N)1- K ] ha
di mana:
Y
A
1
h
N
1hN
K
=
=
=
=
=
=
=
.................................. (2)
ha
1-
= pendidikan masyarakat,
= koefisien modal fisik yang menunjukkan peranan atau pengaruh modal
fisik terhadap PDB,
= koefisien modal tenaga kerja yang menunjukkan peranan atau
pengaruh modal tenaga kerja terhadap PDB,
= koefisien kualitas masyarakat yang menunjukkan peranan atau
pengaruh kualitas masyarakat terhadap PDB, dan
= suku galat (error term).
......... (3)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Y pada dasarnya merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau
merupakan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB
atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedang PDB atas dasar harga
konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga berlaku pada tahun tertentu sebagai dasarnya.
Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan
jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka
waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9
lapangan usaha (sektor), yaitu: 1) pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, 2)
pertambangan dan penggalian, 3) industri pengolahan, 4) listrik, gas dan air bersih, 5)
bangunan, 6) perdagangan, hotel dan restoran, 7) pengangkutan dan komunikasi, 8)
keuangan, serta 9) jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.
Variabel teknologi (A), dalam persamaan tersebut merupakan teknologi yang
digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam
331713357.doc 12
klasifikasi yang lazim teknologi dikelompokkan menjadi dua yaitu teknologi modern
dan teknologi tradisional. Teknologi modern diidentikkan
331713357.doc 13
perubahan sosial dan ekonomi yang selalu berkembang dinamis. Dengan kata lain,
pendidikan masyarakat menjadi stimulus dalam pertumbuhan ekonomi.
Dari persamaan di atas, dibagi dengan populasi, selanjutnya dapat dihasilkan
persamaan berikut serta gambarnya di bawah ini
............................................... (4)
Sumber: Solow, Robert M., (1988), Growth Theory an Exposition, New York: Oxford University Press, Inc.
Dari Gambar 1 dapat dikatakan bahwa, saat stok kapital fisik (K), meningkat
lebih cepat dari jumlah orang (N), physical capital deepening terjadi, meningkatkan
K/N sepanjang sumbu horizontal. Namun, apabila tidak terdapat kenaikan dalam
pendidikan dan keterampilan tenaga kerja, physical capital deepening ini secara
terpisah menghadapi diminishing returns, seperti ditunjukkan dari A ke B. Ini
mengakibatkan pertumbuhan output menjadi semakin lambat sehingga akhirnya
mencapai suatu steady state.
Dengan kenaikan investasi human resources H/N, fungsi produksi yang hanya
dinyatakan sebagai fungsi kapital fisik pada sumbu horizontal bergeser ke atas. Dalam
331713357.doc 14
model pertumbuhan endogenous dengan increasing returns to scale, jalur waktu yang
dinamis dalam jangka pendek dan menengah adalah dari A ke C, karena terjadinya
capital deepening. Slope-nya bergerak ke atas, sehingga output per kapita Y/N tumbuh
dan tumbuh secara increasing returns tanpa hambatan meskipun dalam jangka panjang.
Apabila jumlah tabungan diasumsikan sama dengan jumlah investasi, baik
dalam bentuk capital maupun pengeluaran pendidikan, dalam persamaan berikut, dan
digambarkan melalui proses pembangunan dalam jangka panjang di bawah ini.
.......................................... (5)
mendekati
kapasitas,
akan
timbul
inflasi.
Inflasi
berkepanjangan
menimbulkan resesi.
Sumber: Solow, Robert M., (1988), Growth Theory an Exposition, New York: Oxford University Press, Inc.
331713357.doc 15
Investasi kapital manusia, yang merupakan bagian dari investasi total, dilakukan
oleh keluarga yang membiayainya melalui forgone earning karena menyekolahkan
anak mereka (SF), membayar biaya kamar, penginapan, dan uang sekolah (S P). Biaya
institusional pendidikan umum dibiayai melalui pajak (S T). Investasi kapital fisik dan
investasi kapital manusia sama dengan tabungan per kapita.
Physical capital deepening jangka menengah terjadi dari (K/N) d ke (K/N)t,
ketika ini ditingkatkan dengan kapital manusia sebagai input yang terpisah (I A).
Investasi total dalam kapital fisik ditingkatkan dengan investasi kapital manusia
melalui pendidikan dan teknologi baru yang lebih besar dari nol, total capital
deepening ditunjukkan dengan garis yang melalui G bukan H. Kebijakan investasi
dalam kapital manusia dan pengetahuan akan menggeser investasi total per kapita dari
F ke I dan meningkatkan tabungan total dan stok kapital manusia. Output dan
pendapatan dalam jangka menengah akan tumbuh tidak dari A ke B tetapi dari A ke D.
Dalam jangka panjang berbagai investasi diperlukan untuk menggantikan
penyusutan, dan mengikuti pertumbuhan penduduk. Dengan investasi aktual pada G
dan dikurangi pada J untuk memelihara stok kapital per kapita konstan, total capital
deepening akan berlangsung terus hingga solusi jangka panjang dicapai pada E 1.
Investasi dan tabungan per kapita juga pada E0 sebelum memasukkan kapital manusia
dan pengetahuan dan pada E1 setelahnya.
Persamaan di atas secara tidak langsung menyiratkan keseimbangan model
ekonomi dua sektor. Artinya, apabila dalam suatu kondisi perekonomian investasi
sudah sama dengan tabungan maka seberapa naik atau turun kedua variabel akan
memberikan dampak yang sama terhadap pendapatan nasional.
K = K-1 + IK K K-1
.................................... (6)
331713357.doc 16
= modal fisik adalah nilai kapital atau peralatan yang digunakan dalam
proses produksi guna menghasilkan barang dan jasa;
K-1
= modal fisik satu tahun sebelumnya adalah nilai kapital atau peralatan
yang digunakan dalam proses produksi guna menghasilkan barang dan
jasa satu tahun sebelumnya;
IK
K K-1 = depresiasi modal fisik satu tahun sebelumnya adalah suatu nilai yang
dialokasikan untuk sebagai cadangan perbaikan dan penggantian
peralatan yang aus atau berkurang nilai ekonominya karena digunakan
dalam proses produksi. Nilai depresiasi ini bersifat persentase tetap
dikaitkan dengan nilai asset yang dikerjakan dan digunakan dalam
proses produksi untuk suatu umur ekonomis tertentu.
H = H-1 + IH H H-1
......................................... (7)
H-1
IH
H H-1 = depresiasi human capital satu tahun sebelumnya adalah suatu nilai
yang diperhitungkan sebagai faktor yang menyebabkan berkurangnya
nilai ekonomi terhadap suatu sumber daya manusia. Data tentang
depresiasi menggunakan jumlah pekerja yang masuk kategori usia
tidak produktif (masa pensiun).
IK/N = IK (Y/N, IH/N, (Y/N)d )
......................................... (8)
IK/N
Y/N
IH/N
(Y/N)d = pendapatan per kapita tahun dasar adalah pendapatan per kapita tahun
yang dijadikan sebagai pijakan untuk mengetahui perubahan tahun
berikutnya.
IH/N = IH (Y/N)
IH
......................................... (9)
331713357.doc 17
penerimaan siswa di sekolah (Mankiw, Romer dan Weil (1992); Barro, (1991); Levine
dan Renelt (1992), rata-rata tahun bersekolah (Krueger dan Lindhal (2001); Hanushek
dan Woessmann (2008), tingkat melek huruf orang dewasa (Durlauf dan Johnson
(1995); serta Romer (1990b).
Hubungan antara kualitas pendidikan dan pertumbuhan ekonomi yang teruji
merupakan hasil karya Barro (1999), Hanushek dan Kimko (2000), Hanushek dan
Woessmann (2008). Studi tersebut mengembangkan pengukuran kualitas tenaga kerja
berdasarkan keterampilan kognitif dalam matematika dan ilmu pengetahuan, hal ini
dianggap memiliki pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan ekonomi. Barro (1990)
menggunakan data nilai ujian siswa internasional untuk mengukur kualitas sekolah,
ditemukan hubungan positif antara kualitas pendidikan dan pertumbuhan ekonomi.
Barro menggunakan model pertumbuhan endogen sederhana dengan pemerintah
berangkat dari standar karakterisasi konsumsi pemerintah yang dibiayai oleh investasi
publik (seperti jalan, pelabuhan, sanitasi, atau pendidikan) dan melengkapi investasi
swasta. Dalam konteks pendidikan, investasi termasuk meningkatkan kualitas masnusia
331713357.doc 18
itu sendiri yang memberikan dampak terhadap produktivitas dan akhirnya pertumbuhan
ekonomi secara nasional.
Cooray (2009), menguraikan bahwa dalam masyarakat yang lebih terdidik akan
membawa kepada tingkatan lebih tinggi untuk pertumbuhan ekonomi, dan dengan
demikian kemampuan pemerintah menjadi lebih baik dalam mengentaskan kemiskinan.
Hubungan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi ini secara garis besar dapat dijelaskan
melalui teori pertumbuhan ekonomi dan teori human capital. Semacam konsensus
umum bahwa modal manusia merupakan faktor utama di balik pertumbuhan ekonomi
jangka panjang. Meskipun, pada tingkat makro, hasil empiris tidak selalu sesuai dengan
pandangan ini. Untuk menjelaskan hal kesenjangan antara teori dan empiris, secara
terfokus telah diletakkan pada kesalahan pengukuran dan kualitas data.
Hasil kajian Van Leeuwen (2008), menggunakan perkiraan alternatif modal
manusia, serta menemukan bukti bahwa dua pandangan utama tentang peran modal
manusia dalam pembangunan ekonomi oleh Lucas (1988) dan Romer (1990b) dapat
diterima secara berdampingan dan bukan berarti saling menolak satu sama lain. Dengan
menggunakan uji kointegrasi, Van Leeuwen (2007) menemukan bahwa di India dan
Indonesia, tingkat modal manusia adalah cointegrated dengan tingkat pendapatan
agregat selama abad ke-20 secara keseluruhan, yang menegaskan teori Lucas (1988).
Namun di Jepang, pendekatan Lucasian dapat diverifikasi hanya untuk paruh awal abad
ini, sementara setelah 1950 ada kointegrasi antara tingkat pertumbuhan pendapatan
agregat dan tingkat modal manusia, yang sejalan dengan pandangan Romer (1990b).
Studi Sitepu dan Sinaga (2006), bertujuan menganalisis dampak investasi
sumber daya manusia terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan in Indonesia.
Analisisnya menggunakan kombinasi model Komputasi Keseimbangan Umum dan
metode Foster-Greer-Thorbecke. Investasi sumber daya manusia diwakili oleh
331713357.doc 19
331713357.doc 21
Sodik (2007), melakukan penelitian dengan metode General Least Square dan
menggunakan data panel periode 1993-2003 pada 26 provinsi di Indonesia, menguji
pengaruh variabel investasi swasta, investasi pemerintah, konsumsi pemerintah, tenaga
kerja dan tingkat keterbukaan. Hasilnya, variabel investasi swasta tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Variabel keterbukaan ekonomi memiliki
hubungan yang konsisten dengan teori tetapi tidak signifikan, dan variabel angkatan
kerja berpengaruh signifikan dengan tanda negatif untuk tahun 1993-2003 dan tahun
1998-2000. Keadaan itu dapat dijelaskan bahwa variabel angkatan kerja pada tahuntahun krisis moneter saat itu mengalami goncangan ekonomi dunia, sehingga
berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja menjadi negatif. Hal tersebut justru
mengindikasikan bahwa keterampilan berwirausaha dengan salah satu bentuknya
melalui pendidikan dan pelatihan menjadi sangat penting.
Kondisi Indonesia
Menurut data BPS (2004-2013), secara makro perkembangan PDB Indonesia tahun
2004 dari 257 (US$ Milyar) mengalami kenaikan yang sangat tinggi menjadi 1.063,1
(US$ Milyar) tahun 2013 atau sekitar empat kali lipat, dengan laju pertumbuhan antara
4,6 sampai 6,5 persen. Sisi lain, apabila ditinjau Indek Pembangunan Manusia (IPM)
juga mengalami peningkatan cukup signifikan. Dimulai dari indek sebesar 65,8 pada
tahun 2002 meningkat menjadi 73,29 pada tahun 2012. Artinya, seiring dengan
semakin meningkatnya PDB dibarengi pula adanya peningkatan IPM.
Sebagai kebijakan nasional, pembangunan bidang pendidikan telah diposisikan
secara strategis sebagai prioritas program pembangunan nasional. Hal ini ditunjukkan
dengan jumlah anggaran pendidikan yang ditetapkan sebesar 20 persen pada berbagai
331713357.doc 22
2011
2012
2013
2014*)
7,9
8,0
8,2
8,3
4,3
4,2
4,5
4,2
95,5
77,7
95,7
78,8
95,8
80,0
96,0
82,6
331713357.doc 23
76,5
27,1
78,7
27,9
82,0
28,7
85,0
30,0
*)
Seiring dengan itu, program pemberantasan buta aksara secara nasional telah
mengalami kemajuan, yaitu adanya penurunan sejak tahun 1995, hingga mencapai
sekitar 4,2 persen penduduk yang masih buta huruf pada tahun 2014.
Indikator angka partisipasi, menurut data Kemendikbud 2013, APM SD atau
penduduk usia 7-12 tahun meningkat dari 95,5 persen pada 2011 menjadi 96,0 persen
pada 2014. Dalam rentang waktu yang sama APM SMP atau penduduk usia 13-15
tahun meningkat dari 77,7 persen menjadi 82,6 persen; sedangkan APK SM atau
penduduk usia 16-18 tahun meningkat dari 76,5 persen menjadi 85,0 persen; dan APK
PT atau penduduk usia 19-23 tahun meningkat dari 27,1 persen menjadi 30,0 persen.
Kondisi di atas masih akan memunculkan fenomena tersendiri bagi
pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, antara kesenjangan pendapatan,
kemiskinan, dan kemakmuran masyarakat. Sylwester (2002) telah merekomendasikan
dari hasil kajiannya yang menunjukkan bahwa negara yang mencurahkan banyak
perhatian terhadap public education (dilihat dari persentase PDB terhadap pendidikan)
mempunyai tingkat kesenjangan yang rendah.
Apalagi pada tahun 2015 mendatang diberlakukannya kawasan perdagangan
bebas yang disebut ASEAN Economic Community (AEC). Siap atau belum siap,
Indonesia harus bergerak cepat untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia dalam
menyambut AEC. Jika tidak kita akan tersingkir dan hanya sebagai penonton dalam
komunitas ekonomi terbuka tersebut (Subroto, 2009).
Pendidikan memberikan banyak manfaat balikan kepada individu. Berbagai
studi yang telah dilakukan di berbagai negara baik itu negara maju dan berkembang
331713357.doc 24
membuktikan bahwa balikan pada investasi pendidikan khususnya pada upah yang
menunjukkan hubungan positif. Pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi upah
yang akan diperoleh, jenis pekerjaan dan karir seseorang, bahkan pendidikan tinggi
memberikan balikan kepada pekerja wanita lebih daripada balikan yang diterima oleh
pekerja lelaki (Walker dan Zhu, 2003).
Untuk itu sangat diperlukan campur tangan pemerintah untuk memperbaiki
mutu dan penyediaan pendidikan bagi anak-anak bangsa mengingat besarnya balikan
pendidikan bagi setiap individu untuk mendapatkan kesejahteraan, pekerjaan, dan
kualitas diri yang lebih baik yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh positif
dan meningkatkan mutu sumber daya manusia menjadi sumber daya manusia yang
lebih produktif dan berkualitas untuk mendukung perekonomian individu serta
pembangunan perekonomian nasional tumbuh lebih tinggi.
Asia
Saran
Mengacu pada simpulan, dapat dirumuskan empat alternatif pilihan kebijakan. Pertama,
kemajuan ekonomi dalam banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi, sehingga mendorong perlunya peningkatan alokasi anggaran secara
proporsional dan efektif terhadap penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah
secara langsung. Menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dan peningkatan
pendidikan universal umum sebagai wujud perluasan pelayanan pendidikan 12 tahun,
untuk mendorong tenaga kerja muda, terampil, serta semakin kreatif.
Kedua,
memberikan
dorongan
melalui
penambahan
kegiatan-kegiatan
program
lapangan/kesempatan
peningkatan
kerja,
serta
pendapatan
pengurangan
masyarakat,
kemiskinan
secara
penciptaan
simultan.
331713357.doc 26
Pustaka Acuan
Alhumami, Amich. 2004. Tiga Isu Kritis Pendidikan, Opini Kompas, Jumat, 2 Juli
2004.
Bane, M.J., and Ellwood, D.T., 1996. Welfare Realities: From Rhetoric to Reform.
Cambridge, MA: Harvard University Press.
Barro, Robert. J., 1990. Government Spending in a Simple Model of Endogeneous
Growth,The Journal of Political Economy, Vol 98, No.5 Part 2: The Problem
of Development: A Conference of the Institute for the Study of Free
Enterprise System (Oct, 1990), hal.103--125.
-----------, 1991. Economic Growth in a Cross-Section of Countries, Quaterly Journal
of Economics, Vol. 106, (May 1991), hal. 407-433.
-----------, 1999. Inequality, Growth and Investment, National Bureau of Economic
Research,Working
Paper
No.
73038,
JEL
No.
0413.
http://www.nbr.org/paper/w708 (diunduh: 6 September 2012).
Becker, Gary S., 1993. Human Capital, The University of Chicago Press, Chicago.
Benhabib., J and Spiegel, M., 1994. The Role of Human Capital in Economic
Development: Evidence from Aggregate Cross Country Data, Journal of
Monetary Economics, 34, 143-173.
Badan Pusat Statistik, 2004-2013. Produk Domestik Bruto, http://www.bps.go.id/
(diunduh:13 Juli 2013).
Chenery, H. B., and Syrquin, M. 1975. Patterns of Development, 1950-1970; London,
Oxford University Press.
Cobb, C. W. and Douglas, P. H., 1928. A Theory of Production, American Economic
Review 18 (Supplement): 139165. //.uvm.edu/~wgibson/CYU/cobbdouglas.pdf (diunduh: 09 Juli 2010)
Cooray, A. V., 2009. The Role of Education In Economic Growth, Proceedings of the
2009, Australian Conference of Economists (pp. 1-27). Adelaide, Australia:
South Australian Branch of the Economic Society of Australia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Undang-Undang Repubnlik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.
Donald, N.B., and Shuanglin, L., 1993. The Differential Effects on Economic Growth of
Government Expenditures on Education, Welfare, and Defense. Journal of
Economic Development, Vol. 18, No. 1.
Djoyohadikusumo, Soemitro., 1994. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
Pembangunan, Jakarta: LP3ES.
331713357.doc 27
Durlauf, S. N., and Johnson, P. A., 1995. Multiple Regimes and Cross-Country Growth
Behaviour, Journal of Applied Econometrics, Vol. 10, No. 4. (Oct-Dec,1995),
pp. 365-384.
Gemmel, N., 1996.
Evaluating the Impacts of Human Capital Stocks and
Accumulation on Economic Growth: Some New Evidence, Oxford Bulletin of
Economics and Statistics, 58, 9-28.
Hanushek, E., 1995. Interpreting Recent Research on Schooling in Developing
Countries, World Bank Research Observer, 10, 227-246.
Hanushek, E., and Kimko, D., 2000. Schooling Labour Force Quality, and the Growth
of Nations, American Economic Review, 90, 1184-1208.
Hanushek, E., and Woessmann, L., 2008. The Role of Cognitive Skills in Economic
Development, Journal of Economic Literature, 46, 607-668.
Henderson, James M., dan Richard E. Quant., 1980. Microeconomics Theory: A
Mathematical Approach, Third Edition, Singapore: McGraw-Hill
International Editions.
Kementerian Keuangan, 2007-2013. Data Pokok Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014. Evaluasi Kinerja Kemdikbud 20102014 dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013, Arahan Menteri dalam
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan, tanggal 5-7 Maret 2014.
Krueger, A., and Lindahl, M., 2001. Education and Growth: Why and for Whom?,
Journal of Economic Literature, 39, 1101-1136.
Lewis, W.A., 1956. Theory of Economic Growth, George Allen & Unwin Ltd. Great
Britain, edition used Unwin University Books, nineth impression, ISBN 0 04
330054 5
Lucas, R. E., Jr. 1988. On the Mechanics of Economic Development, Journal of
Monetary, Economics,Vol. 22, July 1988, hal. 3-42.
Levine, R., and Renelt, D., 1992. A Sensitivity Analysis of Cross-Country Growth
Regressions, The American Economic Review, Vol. 82, No. 4. (Sep.1992), pp.
942-963.
Mankiw, N. G., Romer, D., Weil, D. N., 1992. A Contribution to the Empirics of
Economic Growth, Quaterly Journal of Economics Vol.107, (May, 1992), hal.
407-437.
McMahon, W. W., 2002. Education and Development Measuring the Social Benefits,
New York: Oxford University.
Pascual, M., dan lvarez- Garca, S., 2006. Government Spending and Economic
Growth in the European Union Countries: An Empirical Approach, diunduh
dari http://-papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm? abstract_id=914104 (diunduh:
13 September 2013).
Qureshi, M. N., 2010. Evolution of Human Development Approach by Cutting the
Heart of Economic Growth Approach - Brief Review of Literature. European
Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences -Isue 23-2010 : 8
- 18.
331713357.doc 28
Ray, Debraj., 1998. Development Economics, New Jersey: Princeton University Press.
Romer, P. M., 1990a. Endogenous Technological Change, Journal of Political
Economy, Vol. 98, part 2, hal. 71-102.
-----------, 1990b, Human Capital and Growth: Theory and Evidence, CarnegieRochester Conference Series on Public Policy 32, 251-286.
Schultz, T. W., 1961. Investment in Human Capital, American Economic Review, 51,
1-17.
Sitepu, R. K., dan Sinaga, B. M., 2006. The Impact of Human Capital Investment on
Economic Growth and Poverty in Indonesia: CGE Model Approach, Program
Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Sekolah Pascasarjana, IPB Bogor.
Smith, Adam., 1776. An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations,
//hn.psu.edu/faculty/ jmanis/adam-smith/wealth-nations.pdf (diunduh:18
Maret 2007)
Sodik, Jamzani., 2007. Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional:
Studi Kasus Data Panel di Indonesia, Jurnal Ekonomi Pembangunan, 12 (1):
27-36.
Solow, Robert M., 1956. A Contribution to the Theory of Economic Growth, The
Quartly Journal of Economics, Vol.70, No.1 (Feb. 1956), pp.65-99.
-----------,1988, Growth Theory an Exposition, New York: Oxford University Press, Inc.
Subroto, Gatot., 1997. Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Sumber Daya
Manusia, Jurnal Ilmiah Kajian No. 009/III/ Juni/1997.
-----------, 2000. Pendidikan sebagai Investasi Pemerintah dan Masyarakat, Prespektif
Humaniora, No 017 Tahun V September Tahun 2000.
-----------, 2009. Peluang dan Tantangan Pendidikan Ketenagakerjaan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, Jurnal Penelitian dan
Kebijakan, Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, Balitbang
Kemdiknas, Jakarta, No 6 Tahun ke 2, 2009.
-----------, 2013. Peran Pendidikan Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah dalam
Pertumbuhan Ekonomi Sektoral di Indonesia, Disertasi Doktor Sekolah
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sylwester, Kevin., 2002. Can Education Expenditures Reduce Income Inequality?
Economics
of
Education
Review
21
(2002)
hal.
4352.
www.elsevier.com/locate/econedurev (diunduh: 3 Maret 2010).
Temple, J., 2001. Growth Effects of Education and Social Capital in OECD Countries,
Economic Studies, 33, 57-101.
Todaro, M. P., and Smith, S. C., 2009, Economic Development, 10/E, Prentice Hall,
ISBN-10: 0321485734.
Van Leeuwen., B., 2007. Human Capital and Economic Growth in India, Indonesia,
and Japan: A Quantitative Analysis, 1890-2000, Thesis, Utrecht University:
Utrecht
331713357.doc 29
-----------, 2008. Human Capital and Economic Growth in Asia 18902000: A timeseries Analysis, Asian Economic Journal, Volume: 22, Issues 3 September
2008, hal: 225-240.
Walker, Ian., dan Zhu, Yu., 2003. Education, earnings and productivity: recent UK
evidence,
Labour
market
Trends,
Vol.3,
No.
3,
145-152.
www.researchgate.net/...Education_earnings_and_producti... (diunduh pada 4
November, 2012)
Yoon, J. H., 2006. The Impact Effects of Investment-Specific Technology Shocks in a
Small Open Economy: Value Function Iteration Approach, Journal of
Economic Research 11 (2006) hal.129158.
-o-
331713357.doc 30